PENDIDIKAN BERORIENTASI PEKERJAAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
Advertisements

Penempatan Perencanaan Karir.
Fungsi Vocational Education and Training
LESSON STUDY SEBAGAI PILIHAN SARANA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN
TEORI PENDIDIKAN KEJURUAN
PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI
Berbagi Pengalaman Upaya Meningkatkan Akreditasi Program Studi
MANAJEMEN PELAKSANAAN KBK
PENILAIAN KETERAMPILAN
Kontrak Tenaga Kerja and Insentif Kerja
© 2002 Southwestern College Publishing. All rights reserved. 2–12–1 FORECASTING PROCESS I. DEMAND ANALYSISII. SUPPLY ANALYSIS Perubahan Kuantitas karyawan.
TEACHING FACTORY DI SMK BI
MODEL-MODEL PENYELENGGARAAN PTK. Ada sekurang-kurangnya empat model pendidikan kejuruan yang diterapkan di negara- negara maju.
Aspek Pasar Evaluasi Proyek.
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Anggaran (Budget) Anggaran: rencana operasi pengelola-an sumber (SDM, aset, dan dana), estimasi pendapatan dan belanja (pengeluaran) dalam periode waktu.
PROGRAM DAN SASARAN KERJA
BAB IX DASAR-DASAR PEMBENTUKAN INKUBATOR BISNIS
Aspek Pasar Evaluasi Proyek.
ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT (Training Need Analysis)
Standar Biaya Operasional Satuan Pendidikan
Penyusunam Program BIDANG GARAP PROGRAM di SEKOLAH
PENDIDIKAN DAN KEADILAN SOSIAL
REVITALISASI LPTK Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
MANAJEMEN PENDIDIKAN KEJURUAN
MANAJEMEN KURIKULUM SMK
Peran Guru TIK pada Kurikulum 2013
Program Keahlian Ganda (PKG)
PERENCANAAN PENGAJARAN BAHASA INDONESIA
PAPARAN CALON KEPALA SEKOLAH
JERMAN.
MERUMUSKAN TUJUAN PENDIDIKAN
PERENCANAAN (PERENC) DAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
BIAYA PENDIDIKAN.
Konsep Dasar Micro Teaching
Model-model Pelatihan dan Metode-metode Pelatihan
PARADIGMA BARU KEAKSARAAN
PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI PADA SMK
MODEL-MODEL PENYELENGGARAAN PTK
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
Perencanaan Sumber Daya Manusia
PENGEMBANGAN KURIKULUM SD Dr. RATNAWATI SUSANTO., M.M., M.Pd
BIAYA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEJURUAN (SMK)
CA113 Pengantar Manajemen Bisnis
PEMINATAN PADA SMK/MAK
TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS
Bab 1: Pengenalan Manajemen Keuangan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN LPTK IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA 2013
FORECASTING PROCESS I. DEMAND ANALYSIS II. SUPPLY ANALYSIS EKSTERNAL
OLEH : M. Ubaidillah Jumiati M. Makruf Imro’atul Azizah
LATIHAN DAN PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN KEJURUAN PENDIDIKAN KEJURUAN Abd. Malik Rauf
CA113 Pengantar Manajemen Bisnis
PERANGKAT PEMBELAJARAN LPTK IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA 2013
 PERANGKAT AKREDITASI HASIL UJICOBA
REKRUTMEN, SELEKSI dan PENEMPATAN.
MODEL UJI KOMPETENSI TOYOTA
METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
WORK – EDUCATION – TRAINING:AN INTERDISCIPLINARY RESEARCH APPROACH Oleh: Atikah Mauluddiyah Dila Fipta W.S Oktarica Pratiwi S
ASPEK TEKNIS ASPEK MANAJEMEN.
PRAKTIK KERJA LAPANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Konsep Demand Dalam Sektor Kesehatan
POLICIES ON TEACHER EDUCATION
Grand Desain Pemenuhan dan Peningkatan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan KEMENTERIAN PENDIDIKAN.
KONSEP PENILAIAN DALAM KERANGKA KURIKULUM SMK EDISI 2013
CA113 Pengantar Manajemen Bisnis
PEDOMAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) OLEH : HARIYANI,S.PD SMK NEGERI 1 BENGKAYANG.
MEWUJUDKAN PENDIDIKAN VOKASI SISTEM GANDA
STRATEGI PENGEMBANGAN TVET PERSONALE Peni Handayani 2018 Disampaikan pada kegiatan BimTek Pendidik Vokasional.
Megawati Santoso Chemistry Study Program – FMIPA – ITB (Lecturer) Higher Education Council – Directorate General of Higher Education – MoRTHE (Member)
Transcript presentasi:

PENDIDIKAN BERORIENTASI PEKERJAAN Lembaga pendidikan menengah yang berorientasi menyiapkan lulusan memperoleh pekerjaan, kita kenal sbg SMK, harus membekali lulusan KOMPETENSI sesuai dg kebutuhan industri. Misal, sebagai Juru Gambar (Drafter) atau Juru Las (Welder), dsb.

Penetapan KOMPETENSI Lulusan Penetapan bidang dan tingkat kompetensi lulusan tidak cukup berdasarkan asumsi bahwa Kompetensi yg dihasilkan masih dibutuhkan dan murah biayanya, tetapi harus melalui survey ke Dunia Usaha/ Industri (DUDI) dengan metode yg benar. Kesalahan penetapan bidang kompetensi berakibat lulusan tidak terserap oleh DUDI sehingga Pendidikan dan Latihan (Diklat) akan sia-sia.

Dasar Penetapan Kompetensi Secara garis besar, Penetapan Kompetensi mencakup tiga aspek: Identifikasi Kebutuhan DUDI Identifikasi Minat Peserta Identifikasi Ketersediaan Sumber

Identifikasi Kebutuhan 1. Kebutuhan DUDI berdasarkan: Hasil Survey ke DUDI Data Permintaan Hasil Analisis (prediksi) pakar tenaga kerja 2. Minat (kebutuhan) siswa Potensi siswa Hasil Pembimbingan

3. Identifikasi Ketersediaan Sumber: lanjutan 3. Identifikasi Ketersediaan Sumber: Prasarana Sarana/Alat SDM Dana Dari Pemerintah Peserta/Ortu Sponsor Mitra

TAHAP PENYUSUNAN PROGRAM 1. Survey Lapangan: Jenis & Volume Pekerjaan 2. Mempelajari/Menyusun Deskripsi Pekerjaan 3. Merinci Deskripsi Kegiatan Menjadi Butir-butir Latihan 4. Menetapkan Jangka Waktu Per Butir Latihan 5. Tahap Uji Coba (Try Out) Tes Unjuk Kerja Dan Uji Kompetensi. 6. Penerapan

Rumusan Kompetensi Lulusan Rumusan Kompetensi yang harus dikuasai Lulusan SMK idealnya disusun oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) berupa Standar Kompetensi Lulusan berlaku nasional, bahkan mungkin internasional. Di negara Industri, Standar Kompetensi disusun oleh Asosiasi Profesi, maka sekolah tinggal memilih/mengacunya, tidak perlu menyusun sendiri.

Contoh, Proses Pemilihan Kompetensi di Australia (www. education. vic Contoh, Proses Pemilihan Kompetensi di Australia (www.education.vic.au/…/school-workforce-plan) current workforce (numbers FTE and headcount) by role/subject areas, classi-fication levels and employment mode. number of funded positions (you might breakdown by classification). number of funded vacancies (you might breakdown by classification).

workforce characteristics (gender, age, length of time in school and in education sector, classification levels; proportion of workforce in beginning, mid and established career stages; breakdown by staff type e.g. teaching, specialist support, allied health, other non-teaching, volunteers). workforce employment arrangements (full time, part time, job sharing, phased retirements).

mobility trends (number of staff exits in last 12 months and reasons for the exits e.g. promotion, resignation, parental absence; numbers of new entries, including return from parental absence, leave without pay and new staff); previous years trends if available. turnover (breakdown by all staff, mission critical and hard to fill job groups)

projected long term leave – more than 28 days (long service, parental absence, personal leave, leave without pay). Personal leave, work cover and attrition rates and patterns. numbers of pre-service teachers and other students undertaking training or work-placements in your school. Qualitative

level of staff interest in promotions and upgrading skills (from interviews, conversations). Professional development needs analysis, including professional development undertaken by staff in recent years as an indicator of new capability. staff working life intentions (e.g. via a survey).

Konsekuensi Sekolah Berorientasi Pekerjaan Memiliki data Kebutuhan Jenis & Jumlah (Supply And Demand) Kaji Ulang/Pembaharuan/Pergantian Program Secara Periodik (On-Off) Perlu Menjalin Kemitraan dengan Industri Proporsi Kegiatan Pelatihan Lebih Besar dibanding Pendidikan

lanjutan Rentan Terhadap Perubahan Teknologi Biaya Operasional Besar Cenderung Kurang Menarik Bagi Keluarga Ekonomi Kuat Perlu Kemauan Politik/Dukungan Pemerintah & Industri untuk menyediakan Dana Operasional

MEMBUTUHKAN GURU/ INSTRUKTUR SPESIFIK Memiliki Kompetensi Sejenis Memerlukan Pelatihan Khusus Dan Pelatihan Ulang Periodik Lebih Baik Bila Memiliki Pengalaman Kerja Di Industri (Bukan Sekedar Pernah Melihat Orang Bekerja) Membutuhkan guru lebih banyak karena Rasio Guru : Siswa Kecil

FASILITAS LEBIH MAHAL Alat Utama: Sejenis dg yg digunakan di tempat kerja Untuk Hands On Activities Satu Siswa Satu Tempat Latihan (Work Station) Memerlukan Bahan Praktek dan Alat Bantu Habis Pakai Gedung Lebih Luas

Dilema yg Dihadapi Memerlukan biaya investasi dan operasi yg lebih besar Karena akan menghasilkan “kelas pekerja” maka peminat cenderung dari golongan ekonom lemah Dana dari pemerintah relatif sama dengan sekolah umum Di Indonesia, Dana kemitraan dari DUDI hampir tidak/belum ada

TERIMAKASIH