Politik, Administrasi, dan Birokrasi

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENDEKATAN KOGNITIF UNTUK MEMPERSUASI
Advertisements

Prinsip Hukum Administrasi Lingkungan Dalam Pengelolaan LH
KELUARGA DAN SOSIALISASI POLITIK
Materi kuliah Pemilu dan Perilaku Politik
Teori Komunikasi Organisasi
KEKUASAAN, KEWENANGAN, TANGGUNG JAWAB, DAN DELEGASI
FAKTOR-FAKTOR STRATEGIK DALAM PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN
BAB V PUSAT LABA.
Manajemen Sumberdaya Manusia Sektor Publik: Sebuah Tinjauan
Birokrasi dan Pelayanan Publik
Birokrasi Weberian Fernanda putra adela.
Governance dalam Administrasi Publik dan Kebijakan Publik
Pendelegasian Wewenang
Pengaruh Lingkungan luar terhadap Perubahan (2)
Kebijakan Kesehatan.
KOMPLEKSITAS ADMINISTRASI NEGARA
Teori dalam Komunikasi Organisasi dan Implikasinya
ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
Kebijakan Kesehatan.
ANALISIS KEBIJAKAN DALAM PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN
Good Governance Etika Bisnis.
Pendekatan Pilihan Rasional dan Strukturalisme
ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK
PENGERTIAN, CIRI DAN TEORI ORGANISASI
Komunikasi Massa.
PERAN POLITIK MUHAMMADIYAH
PERILAKU KELOMPOK DAN MANAJEMEN KONFLIK
Ferrel Heady Public Administration: a Comparative Perspective
OPINI PUBLIK.
Teknik evaluasi.
Pertemuan 4 : “ PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN “
Pendelegasian Wewenang
KEKUASAAN, KEWENANGAN, TANGGUNG JAWAB & DELEGASI
Universitas Negeri Semarang
Kebudayaan, Kapital Sosial, dan Korupsi
Perubahan dan Terminasi Kebijakan
Manajemen Perubahan Dr. Rahmawati Husein.
TOKOH DAN PEMIKIRANNYA TENTANG BIROKRASI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN, KEKUASAAN DAN POLITIK DALAM ORGANISASI
Prinsip-prinsip Etis Bisnis Dalam Berbisnis
Prinsip-prinsip Etis Bisnis Dalam Berbisnis
PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK (POLICY FORMULATION)
BIROKRASI DEMOKRASI Pertemuan 1 3 September 2009.
Teori Organisasi.
Perubahan dan Terminasi Kebijakan
Pendelegasian Wewenang
BAB 8 PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENDAHULUAN: PENDEKATAN DALAM MEMAHAMI KEKUATAN POLITIK DI INDONESIA
BIROKRASI PEMERINTAHAN INDONESIA oleh : Nia Karniawati, S.IP.,M.Si.
Teori-teori klasik: Marx, Michels, Mosca, Weber
Kuliah 6 Editorial dan Penyuntingan Berita
OPINI PUBLIK.
KEKUASAAN, KEWENANGAN,TANGGUNG JAWAB, DAN DELEGASI
OPINI PUBLIK.
Pengertian dan Proses Kebijakan Publik
BAB V PUSAT LABA.
Pengertian Kebijakan Publik
Model-Model Pengambilan Keputusan
KOMPLEKSITAS ADMINISTRASI NEGARA
Dimensi dan pendekatan dalam pelayanan publik
WORK – EDUCATION – TRAINING:AN INTERDISCIPLINARY RESEARCH APPROACH Oleh: Atikah Mauluddiyah Dila Fipta W.S Oktarica Pratiwi S
Pusat laba.
Prinsip-prinsip Etis Bisnis Dalam Berbisnis
BIROKRASI Jika dilihat dari segi bahasa, birokrasi terdiri dari dua kata yaitu biro yang artinya meja dan krasi yang artinya kekuasaan. birokrasi adalah.
FORMULASI Kebijakan PUBLIK
KEKUASAAN, KEWENANGAN,TANGGUNG JAWAB, DAN DELEGASI
PENGERTIAN, CIRI DAN TEORI ORGANISASI
KOMPLEKSITAS ADMINISTRASI NEGARA Herwan Parwiyanto, S.Sos, M.Si
Teori dalam Komunikasi Organisasi dan Implikasinya
OPINI PUBLIK.
Transcript presentasi:

Politik, Administrasi, dan Birokrasi KHAERUL UMAM NOER SAP 2. SPS MIA UMJ umamnoer.com

4 paradigma administrasi Administrasi terpisah dari politik, di mana titik beratnya adalah legal-prosedural. Dinamika politik tidak berpengaruh pada administrasi, dan sebaliknya. Administrasi sepenuhnya bertujuan untuk melayani dan implementasi kebijakan. Administrasi adalah sub-ordinat dari politik, di mana administrasi menjadi “pendukung” fungsi politik dari sebuah sistem politik. Pengambil kebijakan akan memberikan wewenang kepada administrator untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut umamnoer.com

4 paradigma administrasi Administasi bertujuan untuk meningkatkan “scientific content” dalam proses politik dan perumusan kebijakan. Asumsinya: hanya dengan menggunakan “policy science” dan “policy analysis” dalam pembuatan kebijakan, sehingga “irrationality of politics” dapat dikurangi secara perlahan. Administrasi berkontribusi ke politik dengan efisiensi dalam implementasi kebijakan. Fokus utamanya lebih pada alasan kalkulasi ekonomis, yakni efisiensi akan menekan biaya, baik dalam proses perumusan maupun implementasi. umamnoer.com

Memisahkan administrasi dan politik? Kemunculan dikotomi ini pada era sebelum PD II  Woodrow Wilson dan Max Weber Ada dua alasan: (1) baik Wilson, Goodnow, dan Weber merujuk pada “British Parliamentary System”, di mana nilai-nilai dari netralitas politik dari administrator (civil servant) dikombinasikan dengan doktrin mengenai tanggungjawab pemerintah. (2) dikotomi ini muncul dalam era kebangkitan partai politik modern. Asumsinya, kebangkitan partai politik modern akan membawa “efek negatif” pada pelaksanaan tugas administrator. umamnoer.com

Memisahkan administrasi dan politik? Dikotomi antara administrasi dan politik tidak lepas dari model fungsional, yang melihat bahwa masing-masing pihak memiliki fungsinya sendiri-sendiri  4 fungsi dasar: penyusunan agenda, formulasi kebijakan, implementasi, dan evaluasi. Perspektif tradisional melihat dikotomi, bahwa administrasi berfokus pada pelaksanaan kebijakan, yang wewenang untuk itu diberikan oleh pembuatan kebijakan. Di luar wewenang tersebut, administrator memiliki kewenangan yang amat terbatas, utamanya dalam implementasi dan evaluasi. umamnoer.com

Memisahkan administrasi dan politik? Aktivitas administrasi bisa bersifat aktif, langsung, dan jelas dalam hal implementasi kebijakan. Mungkin saja administrator memiliki kewenangan lebih, namun itu karena pembuat kebijakan memilih untuk meminta pertimbangan administrator. Ada kemungkinan lain, bahwa pembuat kebijakan (politik) berbagi dengan administrasi, yakni dalam hal menentukan tujuan (umumnya politik), membuat kebijakan (campuran), mengatur kebijakan (campuran), dan pelaksanaan kebijakan (umumnya administrasi). umamnoer.com

Memisahkan administrasi dan politik? Karena administrasi tidak memiliki akses selain pada implementasi, maka administrator dibebankan tugas-tugas untuk mendetailkan legislasi, mendefinisikan program, menentukan level performa, dan mengujicobakan berbagai komponen penilaian. Gambaran umumnya: administrasi memiliki kebebasan dalam implementasi, yang didasarkan pada delegasi wewenang, namun tidak memiliki kebebasan dan dalam fungsi lainnya. umamnoer.com

Pertanyaan dan konsekuensi Jika administrator dan politisi (pembuat kebijakan) tidak terpisah secara fungsi, bagaimana membedakan dua ranah, bagi politik dan administrasi? Jika administrator secara sadar masuk dalam ranah penyusunan agenda kebijakan dan formulasi kebijakan, apakah mereka “masuk” ke dalam ranah politik? Karena wewenang yang dimiliki oleh administrator sangat terbatas, maka administrator kehilangan kemampuannya untuk “berimprovisasi”. Sering terjadi saling lempar tanggungjawab ketika sebuah kebijakan bermasalah. Pembuat kebijakan berdalih kalau mereka hanya membuat, sedangkan administrator berdalih kalau mereka hanya mengimplementasikan. umamnoer.com

Membaurkan politik dan administrasi, bagaimana dengan birokrasi? Dalam dikotomi antara politik dan administrasi, birokrasi ditujukan untuk melayani sepenuhnya kepentingan masyarakat. Tujuan dari administrator (birokrat) adalah untuk menyediakan “kompetensi netral” dalam implementasi kebijakan, bahwa administrasi berada di luar ranah politik. Dikotomi ini nyata gagal dalam banyak negara, dan berdampak pula pada birokrasi. umamnoer.com

“Kompetensi Netral” Kompetensi netral atau neutral competence adalah prasyarat mutlak dalam birokrasi (setidaknya menurut versi dikotomi).  Kompetensi netral meliputi tiga aspek: keahlian, netralitas, dan hirarki. Bahwa administrator membuat kontribusi yang didasarkan pada keahlian mereka dalam pembuatan kebijakan, sambil menjaga jarak dari ranah politik, dan sedapat mungkin menjaga hirarki struktural dari pengaruh politik. umamnoer.com

Netralitas birokrasi Netralitas politis birokrasi  birokrasi tidak berpolitik? Birokrasi tidak boleh berpihak? Netralitas politis adalah doktrin yang menuntut para pelayan publik untuk tidak ikutserta dalam aktivitas yang mempengaruhi kemampuan dan kapasitas mereka dalam melaksanakan tugas-tugas melayani masyarakat. Mereka dituntut untuk netral, tidak berpolitik praktis, dan tidak memihak pada pihak-pihak manapun. Tujuan mereka hanyalah untuk melayani masyarakat. umamnoer.com

Netralitas Birokrasi Politik dan kebijakan terpisah dengan administrasi. Tugas utama birokrat adalah eksekusi kebijakan. Birokrasi didasarkan pada jasa dan layanan, bukan pada afiliasi partai. Birokrat tidak terlibat dalam aktivitas partai politik. Birokrat tidak memperlihatkan pandangan pribadi mereka terhadap kebijakan. Birokrat memberikan saran yang objektif kepada pengambil kebijakan. Birokrat mengeksekusi kebijakan secara loyal, terlepas dari opini dan kepentingan pribadi mereka. umamnoer.com

Membaurkan politik dan administrasi, bagaimana dengan birokrasi? Netralitas birokrasi menghasilkan mentalitas birokrat. Berbagai proses dalam perumusan kebijakan tidak lagi mutlak sepenuhnya politik.  administrator pun ikut bergabung, termasuk juga akademisi dan praktisi. Aktivitas dalam arena pengambilan kebijakan (Kingsdon): (1) problem articulation, (2) discovery of policy alternatives, (3) political processes. Ketiga arena tersebut tidak lagi dilihat sebagai domain utama politik. umamnoer.com

Membaurkan politik dan administrasi, bagaimana dengan birokrasi? Menghilangnya batasan antara politik dan administrasi berdampak langsung pada birokrasi. Asumsi bahwa administrasi tidak terpengaruh politik jelas hanyalah pepesan kosong. Loyalitas birokrasi bisa bergeser sejalan dengan perubahan politik  peta politik mempengaruhi kinerja birokrasi. Pertanyaannya adalah, apakah birokrasi bisa mempengaruhi politik? umamnoer.com

Pengaruh birokrasi pada politik Pembuat kebijakan adalah “sekelompok orang tolol yang hanya tahu mengenai membuat kebijakan”  wewenang birokrat untuk mengimplementasikan kebijakan. Birokrat bebas dari “agenda pribadi”?  birokrat sebagai “para pembisik” Birokrat tidak hanya memberikan saran pada pembuat kebijakan, namun juga memberikan “tekanan” kepada pembuat kebijakan, utamanya melalui “interest group”. umamnoer.com

Politik dan administrasi sebagai “bounded rationality” Prinsip atas rasionalitas yang dituju  pada dasarnya organisasi berorientasi tujuan, segala hal dilakukan untuk mencapai tujuan. Prinsip adaptasi  beri “waktu” bagi pembuat kebijakan untuk memahami kompleksitas masalah agar bisa mencapai tujuan. Prinsip ketidakpastian  pada dasarnya setiap keputusan menghadapi ketidakpastian, maka dibutuhkan kalkulasi atas seluruh keputusan. Prinsip maksimasi hasil (trade-off)  kebijakan diambil di antara seluruh alternatif yang paling maksimal memberikan hasil. umamnoer.com

Benang kusut administrasi dan politik Tiga sisi: pengambil kebijakan (kebanyakan politisi yang miskin pengetahuan dan minim pengalaman), aparatus administrasi (kebanyakan karir, kaya pengalaman, dan mudah beralih loyalitas), dan kelompok kepentingan. Kelompok kepentingan adalah sisi ketiga yang paling rawan. Berisikan akademisi, NGO, CSO, pengusaha, dll. Kelompok kepentingan bisa memberikan legitimasi atau deligitimasi pada pembuat kebijakan atau aparatus administrasi. Ketiga sisi ini berperan penting dalam pengambilan kebijakan dalam konteks “bounded rationality”  harus diingat bahwa kebijakan tidak bisa mencla-mencle. Rasionalitas menjadi penting. umamnoer.com