Psikologi Behavioristik: Teori Belajar Pavlov, Thorndike, dan Skinner serta Penerapannya dalam Pembelajaran Matematika
Beberapa tokoh dalam teori belajar behavioristik: Ivan Pavlov dengan Teori Classical Conditioning Edward Lee Thorndike dengan Teori Koneksionisme B. F. Skinner dengan Teori Operant Conditioning
1. Teori Belajar I. Pavlov Pavlov mengembangkan studi perilaku (behavior study) yang dikondisikan, yang kemudian dikenal dengan Classical Conditioning.
Eksperimen Pavlov Pavlov mengembangkan studi perilaku (behavior study) yang dikondisikan, yang kemudian dikenal dengan Classical Conditioning. Studi tentang pencernaan anjing : Anjing akan mengeluarkan air liur ketika melihat makanan Teori itu kemudian menjadi landasan perkembangan aliran psikologi Behaviorisme, sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pengembangan teori-teori tentang belajar. Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang diinginkan. Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing)
Prosedur : Anjing dibiarkan lapar terlebih dahulu; setelah itu, lonceng dibunyikan, anjing benar-benar mendengarkan bunyi lonceng tersebut. Setelah lonceng berbunyi selama 30 detik, makanan diberikan, maka terjadilah refleks pengeluaran air liur. Percobaan tersebut diulangi berkali-kali dengan jarak waktu 15 menit. Setelah diulang sebanyak 32 kali, ternyata bunyi lonceng saja, telah dapat menyebabkan keluarnya air liur dan pengeluaran air liur bertambah deras jika makanan diberikan. Makanan tersebut berfungsi sebagai penguatan yang disebut sebagai reinforcement (Ri)
Masih Percobaan Pavlov.......
Proses yang terjadi dalam belajar Generalisasi Diskriminasi Pelenyapan (extinction)
Penerapan Teori Belajar Pavlov terhadap Pembelajaran Matematika Soal Latihan Hadiah Siswa termotivasi Soal latihan Tidak ada hadiah Siswa tetap termotivasi Cara ini di ulang berkali-kali
Masih Penerapan Teori Belajar Pavlov terhadap Pembelajaran Matematika Proses Belajar Bangun Ruang Alat Peraga Siswa termotivasi Ulangan Harian Tanpa alat peraga Siswa tetap termotivasi Cara ini di ulang berkali-kali
2. Teori Belajar Thorndike Teori belajar Thorndike sering juga disebut sebagai teori belajar Koneksionisme. Sesuai pandangan Thorndike bahwa belajar terjadi karena adanya koneksi yang kuat antara stimulus dan respon
Belajar dapat terjadi dengan dibentuknya hubungan yang kuat antara stimulus (S) dan respons (R) Pemikiran ini didasari oleh hasil ekperimen Thorndike terhadap tingkah laku beberapa binatang serta tingkah laku anak-anak dan orang dewasa.
Percobaan Thorndike diilustrasikan kucing yang telah dilaparkan dan diletakkan di dalam sangkar yang tertutup dimana pintunya dapat dibuka secara otomatis apabila tombol yang terletak di dalam sangkar tersebut disentuh. Percobaan tersebut menghasilkan teori “trial and error”, yaitu bahwa belajar itu terjadi dengan cara mencoba-coba dan membuat salah
Metode trial and error ini juga sering digunakan dalam pembelajaran matematika. Contoh: Susunlah angka 1 hingga 9 pada bujursangkar berikut sedemikian hingga jumlah angka untuk tiap baris, kolom dan diagonalnya sama.
Hukum Kesiapan (law of readiness) Hukum-hukum belajar Thorndike Hukum Latihan (law of exercise) Hukum akibat (law of effect)
Revisi Hukum Belajar dari Thorndike 1. pengulangan saja tidak cukup untuk memperkuat hubungan stimulus respon 2. hukuman tidak berakibat positif pada perubahan tingkah laku 3. syarat utama terjadinya hubungan stimulus respon ialah adanya saling sesuai antara stimulus dan respon 4. akibat suatu perbuatan dapat menular baik pada bidang lain maupun pada individu lain
PenerapanTeori Belajar Thorndike Pada Pembelajaran Matematika 1. Guru perlu memfasilitasi siswa agar siap untuk belajar. 2. Proses belajar harus disusun bertahap dari yang sederhana sampai yang kompleks. 3. Metode pemberian tugas, metode latihan (drill dan practice) akan lebih cocok terutama untuk pembelajaran yang menekankan ketrampilan.
Masih PenerapanTeori Belajar Thorndike Pada Pembelajaran Matematika ....... 4. Situasi belajar harus dibuat menyenangkan, mirip kehidupan dimasyarakat, dan materi pembelajaran matematika disampaikan secara kontekstual . 5. Pemberian penguatan bagi siswa yang berhasil. 6. Guru juga harus tanggap terhadap respon anak yang salah.
3. Teori Belajar B.F. Skinner Inti pemikiran Skinner adalah setiap manusia bergerak karena mendapat rangsangan dari lingkungannya. Sistem tersebut dinamakan "cara kerja yang menentukan" (pengkondisian operan atau operant conditioning).
Perilaku Responden dan Operan Skinner membedakan dua jenis perilaku yaitu: perilaku responden (respondent behavior) : perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang jelas (spesifik). perilaku operan (operant behavior): perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang belum diketahui, semata-mata ditimbulkan oleh organism itu sendiri, belum tentu dikehendaki oleh stimulus dari luar.
Penguatan (Reinforcement) dan Hukuman Penguatan dan Hukuman Penguatan Penguatan Positif Penguatan Negatif Hukuman
Percobaan Skinner pada tikus
Prosedur : Tikus dalam keadaan lapar. Waktu tikus jauh dari makanan, ada bunyi (oleh eksperimenter), muncul makanan. Kemudian ada bunyi (oleh eksperimenter), tikus mendekati makanan dan sudah ada makanan di tempat. Selanjutnya, ada bunyi (oleh eksperimenter), tidak diberi makanan. Pada saat inilah terjadi operan, tikus membuat gerakan-gerakan kesana kemari lebih meningkat. Setelah ada bunyi dari tombol yang disentuh tikus sendiri, muncul makanan. Setiap tikus menyentuh tombol maka akan muncul makanan, semakin lama, jarak waktu antar menyentuh tombol relatif semakin singkat.
Fase Latihan Fase Shaping (Pembentukan) 1. Melaparkan tikus; Dari prosedur tersebut, tampak adanya 2 fase, yaitu : Fase Latihan 1. Melaparkan tikus; 2.Melatih tikus (oleh eksperimenter); 3. Dibuat situasi agar tikus bekerja sendiri Fase Shaping (Pembentukan) Membentuk tingkah laku supaya tikus menekan tombol untuk memperoleh makanan
Extinction (Kembali asal semula) Terjadi bila tingkah laku yang sudah terbentuk, misalnya berupa “mengajukan pertanyaan yang bagus” itu kemudian dirubah menjadi “beberapa kali mengajukan pertanyaan yang bagus tetapi tidak mendapat pujian”. Tetapi setelah beberapa saat kemudian dibentuk kembali “mengajukan pertanyaan bagus kemudian diberi pujian” maka proses terjadinya akan lebih cepat. spontanaeous recovery
Penerapan Teori Belajar Skinner Terhadap Pembelajaran Matematika Hasil belajar harus segera diberitahukan sebagai feedback bagi siswa, jangan ditunda. Dalam matematika setiap selesai pembelajaran, guru perlu memberikan tes atau pertanyaan lisan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari. Tidak menggunakan hukuman dalam pendidikan. Hadiah diberikan kadang-kadang bila perlu. Dalam pembelajaran matematika, guru harus pintar-pintar mendesain pembelajaran.
Penerapan Teori Belajar Skinner terhadap Pembelajaran Matematika Mengumpulkan tugas tepat waktu pujian Siswa termotivasi Mengumpulkan tugas tepat waktu Tidak ada pujian Guru meberikan tugas lagi Siswa termotivasi ingin hadiah Mengumpulkan tugas lebih awal pujian
Penerapan Teori Belajar Skinner terhadap Pembelajaran Matematika Menjawab soal dengan alat peraga dengan benar hadiah Siswa termotivasi Menjawab soal dengan alat peraga dengan benar Tidak ada hadiah Guru meberikan soal lagi Siswa termotivasi ingin hadiah Menjawab dengan benar tanpa alat peraga hadiah
Penutup Teori belajar behaviorisme berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak Dalam teori belajar ini, guru memberikan instruksi singkat yang diikuti contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi.