PENANGANAN PASCA PANEN postharvest handling
Penanganan Pasca Panen Tahap penanganan hasil pertanian segera setelah pemanenan
SEMUA TANAMAN PENGHASIL BENIH TEK PASCA PANEN OLAH PRIMER OLAH SEKUNDER PPP OLAH PERKEBUNAN TEK BEN OLAH PANGAN OLAH INDRUSTI SEGAR KERING BUAH SAYUR TAN HIAS UBI TAN OBAT REMPAH BIJI KOPI COKLAT LADA KARET SEMUA TANAMAN PENGHASIL BENIH
PANEN Kualitas produk hortikultura setelah dipanen: tidak bisa dinaikkan, hanya bisa dipertahankan Pada saat dipanen: kualitasnya harus maksimal, dengan penanganan yang baik, dapat dipertahankan untuk waktu yang lama Indikator/penanda yang dapat digunakan untuk penentuan waktu panen yang tepat: kenampakan visual, indikator fisik, analisis kimiawi, indikator fisiologis, komputasi
Indikator Visual Paling banyak dipergunakan, baik pada komoditas buah maupun sayuran Dasarnya: perubahan warna, ukuran, dan lain-lain Sifatnya sangat subyektif, keterbatasan dari indra penglihatan manusia Sering salah: pemanenan dilakukan terlalu muda/awal atau terlalu tua/sudah lewat panen
Ketepatan saat panen: sangat menentukan kualitas produk Produk yang dipanen tidak tepat waktu: kuantitas dan kualitasnya menurun Pemanenan terlalu muda/awal: menurunkan kuantitas hasil, pada banyak komoditas buah menyebabkan proses pematangan tidak sempurna sehingga kadar asam justru meningkat (buah terasa masam) Pemanenan terlalu tua/lewat panen: kualitas menurun dengan cepat saat disimpan, rentan terhadap pembusukkan, pada beberapa komoditas sayuran menyebabkan kandungan serat kasarnya meningkat, tidak renyah lagi
PASCA PANEN Setelah komoditas dipanen, perlu penanganan pasca panen yang tepat supaya penurunan kualitas dapat dihambat Komoditas hortikultura kebanyakan dikonsumsi dalam keadaan segar sehingga perlu penanganan pasca panen yang ekstra supaya tetap segar Yang dapat dilakukan setelah pemanenan hanyalah mempertahankan kualitas dalam waktu selama mungkin bukan meningkatkan kualitas Perlakuan utama dalam pasca panen: tujuannya menghambat laju transpirasi dan respirasi dari komoditas
Komoditas hortikultura, setelah dipanen masih tetap merupakan jaringan hidup Jaringan hidup: menjalankan aktifitas fisiologis yaitu transpirasi dan respirasi Transpirasi: menyebabkan hilangnya air dari komoditas, berpengaruh terhadap kesegaran/kerenyahan komoditas Respirasi: menyebabkan berkurangnya cadangan makanan (dalam bentuk pati, gula, dll) dalam komoditas, mengurangi rasa dari komoditas (terasa hambar), memacu senescence komoditas, memacu pembusukkan Transpirasi dan respirasi merupakan penyebab utama kerusakan pada komoditas hortikultura setelah dipanen
PENANGANAN PASCA PANEN TAHAP PENANGANAN HASIL PERTANIAN SEGERA SETELAH PEMANENAN MENCAKUP : - Pengeringan - Pendinginan - Pembersihan - Penyortiran - Pengemasan - Penyimpanan
Pendinginan pendahuluan: menurunkan suhu komoditas menjadi lebih rendah dari suhu di lapangan, sehingga suhu komoditas mendekati suhu ruang simpan Pencucian: membersihkan komoditas dari kotoran yang melekat, menghilankan bibit-bibit penyakit yang masih melekat Pengeringan: menghilangkan air yang berlebihan pada permukaan komoditas Pelapisan dengan lilin: khususnya untuk komoditas buah, tujuannya: mengurangi suasana aerobik dalam buah, memberikan perlindungan yang diperlukan terhadap organisme pembusuk Sortasi mutu/grading menurut ukuran Pengepakan/pengemasan
PENANGANAN PASCA PANEN (PPP) HASIL TERPISAH DENGAN TUMBUHAN : Maka hasil akan mengalami perubahan secara fisik dan kimiawi serta cenderung menuju pembusukan. PENANGANAN PASCA PANEN : Menentukan kualitas juga menentukan akan dijadikan apa, untuk dimakan segar atau untuk dijadikan bahan makanan lain. PENANGANAN PASCA PANEN : Tidak merubah struktur fisik dan kimiawi primer secara signifikan
Penanganan Pasca Panen Hand picking Grading Packing
Marketing Storage
Pasca Panen Padi
Presentation 3.2
Presentation 3.2
Unit Pengemasan Skala kecil: kemasan plastik polietilen, selofan, pliofilm,poli vinil klorida, Skala besar: peti, anyaman bambu (keranjang), kotak, krat, dll Yang perlu diperhatikan dari alat pengemas: keberadaan ventilasi untuk sirkulasi udara
PPP BERBEDA SESUAI BIDANG KOMODITAS KOMODITAS PERKEBUNAN : Kopi, Coklat, Teh, Tembakau dsb. PRODUKSI BENIH : Semua tanaman yang dikelola untuk penghasil benih TANAMAN PANGAN : Biji-bijian, Ubi-ubian dan kacang – kacangan HORTIKULTURA : Umumnya dikonsumsi segar dan sifatnya mudah rusak
PPP TANAMAN PANGAN TUJUAN PPP UNTUK MEMPERTAHANKAN KOMODITAS YANG TELAH DIPANEN DALAM KONDISI BAIK DAN TETAP ENAK DIKONSUMSI PERLAKUAN MELIPUTI PERONTOKAN/PIPIL, PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, PENGEMASAN, PENYIMPANAN DSB
PPP HORTIKULTURA UMUMNYA DIKONSUMSI SEGAR DAN SIFATNYA MUDAH RUSAK. TUJUAN PPP UNTUK MEMPERTAHANKAN KONDISI SEGARNYA DAN MENCEGAH PERUBAHAN - PERUBAHAN DALAM PENYIMPANANNYA
KOMODITAS PERKEBUNAN PENGOLAHAN PRIMER BERTUJUAN MENYIAPKAN HASIL PERTANIAN UNTUK INDUSTRI PENGOLAHAN PERLAKUANNYA MELIPUTI PELAYUAN, PENJEMURAN, PENGUPASAN, PENCUCIAN, FERMENTASI DSB
PPP PRODUKSI BENIH TUJUAN PPP UNTUK MENDAPATKAN BENIH YANG BERMUTU, DAYA KECAMBAH DAN VIGOR YANG TINGGI SAMPAI WAKTU PENANAMAN PERLAKUANNYA MELIPUTI: PEMILIHAN BUAH, PENGAMBILAN BIJI, PEMBERSIHAN, PENJEMURAN, SANITASI, PENGEMASAN , PENYIMPANAN DSB.
Syarat Ruang Simpan (baik di gudang maupun selama proses pengangkutan ke pasar) Sanitasi ruang simpan: bebas hama dan penyakit gudang Suhu ruang simpan (untuk menghambat laju transpirasi dan respirasi) Kelembaban udara ruang simpan (untuk menghambat laju transpirasi) Komposisi udara ruang simpan (untuk menghambat laju respirasi)
PENGANGKUTAN