PADI ORGANIK SISTEM SRI
SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION SRI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION ■ Pertama kali ditemukan di Madagaskar 1983 -84 ■ oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ ■ SRI menjadi terkenal di dunia melalui upaya Norman Uphoff (Director CIIFAD, Cornell International Institution for Food, Agriculture and Development) ■ Pada tahun1987, Uphoff mengadakan presentasi SRI di Indonesia
Fr. Henri de Laulanie, SJ Norman Uphoff
Keunggulan metode SRI ■ Tanaman hemat air Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen pemberian air max hanya 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak (irigasi terputus) ■ Hemat biaya Hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang dll. ■ Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 - 12 hss, dan waktu panen akan lebih awal
■ Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton/ha ■ Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan pupuk organik (kompos,kandang dan mikrooragisme Lokal)
TEKNIK BUDIDAYA ■ Penyiapan benih ► Pilih benih yang tenggelam dalam air garam (konsentrasi air garam yang cukup, apabila telur ayam/bebek mengapung bila direndam di dalamnya) ► Bersihkan benih dengan air hingga sisa air garam hilang ► Rendam benih dalam air selama 12 jam
►Kemudian buang airnya dan masukkan benih basah tersebut ke dalam karung goni/kain kaos. Biarkan selama 24 s/d 48 jam ►Pada waktu tersebut akar mulai muncul keluar dari kulit gabah ►Benih kecambah ini siap disemaikan
■ Penebaran benih ► Benih ditebar merata di pesemaian. Akan lebih baik penebaran dilakukan pada sore hari ► Tebarkan jerami di atas benih yang sudah ditebar sehingga membentuk lapisan tipis untuk menghindari benih dimakan burung atau semut. Jerami diambil setelah kecambah mulai tumbuh
►Tergantung kepada kebutuhan, penyiraman harus dilakukan setiap hari sebanyak dua kali (pagi dan sore) ► Penyiraman dilakukan dengan perlahan dengan mengendalikan aliran air menggunakan tangan atau dengan alat siram sehingga benih tidak terbawa air ► Benih siap tanam pada umur 8-10 hari setelah semai
■ Pengolahan tanah ► Pengolahan tanah Untuk Tanam padi metode SRI tidak berbeda dengan cara pengolahan tanah untuk tanam padi cara konvesional ► Pengolahan dilakukan dua minggu sebelum tanam dengan menggunakan traktor tangan, sampai terbentuk struktur lumpur. ►Permukaan tanah diratakan untuk mempermudah mengontrol dan mengendalikan air.
►Proses mendatarkan dan menandai sebaiknya selesai sehari sebelum penanaman
■ Pemupukan ► diarahkan kepada perbaikan tanah ► penambahan/pengembalian unsur hara yang hilang akibat pemanenan atau faktor lain ► pupuk kompos 10 ton/ha
■ Penanaman bibit ► Bibit yang berumur sekitar 8 – 12 hari (baru muncul 2 daun) sudah siap untuk dipindahkan ke sawah utama. ► Pengambilan dilakukan dengan hati-hati dengan cara dikeduk dengan tanahnya dengan kedalaman sekitar 10 cm (tidak ditarik, untuk mengurangi kerusakan akar)
► Bibit dibawa ke tempat penanaman menggunakan wadah seperti pelepah pisang atau bambu ► Pemindahan harus dilakukan secepat mungkin dalam waktu sekitar setengah jam untuk mengurangi trauma dan shok
► Bibit ditanamkan dengan dangkal sehingga dapat dilakukan dengan cepat. Satu bibit dengan tanahnya ditanamkan dengan jari telunjuk dan jempol di perpotongan garis tanda (cukup 1 bibit per lubang tanam) ► Pada awalnya diperlukan 10 – 15 orang untuk menanam seluas 0,5 ha, bila sudah terlatih jumlah penanam akan berkurang ► Pengairan ringan harus berikan pada hari berikutnya setelah penanaman
■ Pemeliharaan ► Sistem tanam padi metode SRI tidak membutuhkan genangan air yang terus menerus, cukup dengan kondisi tanah yang basah (macak‐macak). ► Penggenangan hanya untuk mempermudah pemeliharaan saja. ► Umur 1 – 10 Hari Setelah Tanam (HST) tanaman padi digenangi air dengan ketinggian rata‐rata 1 cm, ► Umur 10 hari dilakukan penyiangan. Setelah dilakukan penyiangan tanaman tidak digenangi.
► Bila dibutuhkan penyiangan berikutnya, maka dua hari menjelang penyiangan tanaman digenangi. ► Pada saat tanaman berbunga, tanaman digenangi dan setelah padi matang susu tanaman tidak digenangi kembali sampai panen.
■ Panen ► Tiga-empat minggu sebelum panen atau selambat-lambatnya 15 hari sebelum panen, pengairan tidak dilakukan dan sawah dibiarkan kering. ► Petani harus siap melakukan panen pada saat padi matang ketika masih berwarna hijau. Kebanyakan panen dilakukan terlambat, petani lebih memandang kepada mulai berubahnya warna padi daripada kekerasan biji padi. Panen dilakukan sekitar 100 hari setelah penanaman tergantung dari jenis varietas padi yang ditanam
• Meningkatkan hasil sampai 50% atau lebih • Pengurangan yang signifikan dalam : Kebutuhan benih – sampai 80-90% Kebutuhan air – sampai 25-50% Pupuk Kimia – tidak perlu • Setiap/semua varietas benih dapat digunakan • Biaya produksi – turun sampai 10-25% • Pendapatan Petani – naik sampai 50-100% • Efek lingkungan yang baik • Kualitas beras untuk kesehatan yang meningkat (bebas bahan kimia)
• Daya tahan terhadap serangan biotik – lebih sedikit masalah hama dan penyakit, tidak ada pupuk kimia • Daya tahan terhadap serangan abiotik – toleransi lebih baik terhadap kemarau, cuaca dingin, badai dan kadar garam