EFEK KARBOHIDRAT TERHADAP DIGESTI DAN ABSORPSI MIKRONUTRIEN NON-STARCH POLYSACHARIDE- NSP (polisakarida bukan pati)
Pengaruh dari pati maupun RS terhadap digesti dan absorpsi mikronutrien belum banyak diketahui. Bahan pangan yang kaya NSP seperti cereal grains pada umumnya memiliki kandungan mineral lebih banyak dalam germ dan lapisan luarnya. Jadi peningkatan intake NSP dapat meningkatkan intake mineral seperti besi dan seng.
Adanya NSP berikatan substansi lain seperti fitat, tanin dan oksalat Adanya NSP berikatan substansi lain seperti fitat, tanin dan oksalat penurunan absorpsi mineral bioavailabilitas mineral menurun. Mineral2 yang terperangkap dalam lumen di small intestine dapat terlepas dan diabsorpsi dalam colon jika fibernya terfermentasi (James, 1980). Wong and Cheung (2005): fermentasi oleh mikroflora anaerobik (large intestine), melepaskan ikatan dg mineral2, meningkatkan mineral bioavailability.
Intake dan ekskresi dihitung untuk mengetahui daya retensinya. TEKNIK PENELITIAN Tradisional (metabolic balance): Intake dan ekskresi dihitung untuk mengetahui daya retensinya. Sulit untuk mengontrol kondisi eksperimen karena mengubah intake fiber akan mengubah intake mikronutrien. Dibutuhkan waktu yang cukup untuk adaptasi. Lama waktu yang dibutuhkan belum diketahui.
Menggunakan radio/stable isotope untuk menamai mineral in food. Isotopic methods: Menggunakan radio/stable isotope untuk menamai mineral in food. Tidak dapat membedakan isotop yang tidak diabsorpsi dengan yang diabsorpsi dan diekskresikan kembali.
Nutritional status: Menunjukkan intake mikronutrien, kemampuan absorpsi dan efisiensi metabolismenya. Efisiensi metabolisme dan absorpsi dipengaruhi oleh faktor2 fisiologi dan lama konsumsi.
Effects of NSP on Minerals Mineral-binding substances associated with foods rich in NSP Fitat Banyak terdapat dalam bahan pangan kaya NSP. McCance and Widdowson (1942) dll: tingginya kandungan fitat dalam unrefined foods berdampak negatif terhadap keseimbangan Ca dan Fe; menurunkan bioavailabilitas mineral. Selama pengolahan dan digesti di dalam usus fitat dipecah menjadi inositol fosfat.
Tanin Terdapat dalam sayur2an dan buah2an. Menyebabkan Fe bersifat insoluble, sehingga menurunkan availabilitas Fe. Dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi asam2 organik (askorbat, sitrat dan malat) dalam waktu yang bersamaan (Gillooly et al., 1983).
Oksalat Asam organik yang ditemukan dalam cauliflower, bayam, dan coklat. Mengikat Ca, Mg dan Zn Dengan adanya CHO complex dapat membentuk kompleks karbohidrat-mineral-oksalat yang bersifat lebih sulit untuk dipecah dalam digestive track dibandingkan dengan kompleks oksalat- mineral.
Direct interactions of NSP and minerals NSP (terutama yang mengandung asam uronat dan fenolat seperti pektin dan alginat) dapat mengikat Ca, Fe, Zn dan Mg. Ca Terdapat banyak perbedaan hasil2 penelitian yang dipengaruhi oleh: perbedaan komposisi kimia bahan pangan, kondisi eksperimen dan lama waktu adaptasi. Diet rich in NSP meningkatkan ekskresi : adanya fitat dan juga karena Ca terikat komponen yang sulit untuk dipecah (British Nutrition Foundation, 1989).
Fe Defisiensi Fe merupakan masalah yang sering ditemukan di berbagai daerah. Simpson et al., 1981: skt 12g/meal wheat bran signifikan menurunkan absorpsi Fe (=the most potent inhibitor?). Kelsay et al., 1979: diet tinggi buah2an dan sayur2an tidak mempengaruhi keseimbangan Fe. Fitat=the most powerful inhibitor.
Zn Defisiensi Zn pertama kali ditemukan pd masyarakat Timur Tengah yang mengkonsumsi tinggi NSP. High intake of unleavened bread (mengandung fitat tinggi) penyebab utama rendahnya bioavailabilitas Zn. NSP dan purified fraction seperti selulosa dan pektin bersifat relatif inert terhadap absorpsi Zn.
Effects of NSP on Vitamins Fat soluble vitamins Absorpsi menurun oleh NSP. Terperangkap dalam plant matrix. Terikat oleh komponen spesifik “fiber”. Absorpsi lipid rendah. Rickets di Asia, konsumsi unleavened bread, high fitate intake, bind Ca dan vit D, sehingga transported unabsorbed through the gut (Kasper, 1986).
Water soluble vitamins Kasper, 1986: wheat bran dan selulosa adversely influence B12, variable effect on folate dan meningkatkan absorbsi riboflavin, asam nikotinat dan asam askorbat. Goldsmith et al., 1956: studi pada pellagra (more easily induced diets whole corn than milled corn), niacin terperangkap dalam plant matrix.
In Vitro vs In Vivo Prosedur in vitro tidak benar2 cocok. Tubuh dapat beradaptasi terhadap perubahan mineral bioavailability.
Three gastrointestinal sections (stomach, small intestine, colon) posses unique physiological conditions. Regional pH Ionic strength Average transit time Source, type, physicochemical properties of DF The presence of potent mineral chelators
Mechanisms of action of dietary fibre on colonic transit time Source: Adapted from Salvador, V., Cherbut, C. (91)
Points??? Diets in high NSP decreased bioavailability of micronutrients (mineral&vitamin), low absorption. Kompleks NSP-mineral/vitamin-komponen (fitat, tanin, oksalat) lebih susah dicerna. In vitro tidak bisa menggambarkan dengan pasti seperti pada in vivo.
Fiber affects some mineral absorption, especially cellulose fiber Whole grains contain phytic acid, may chelate some minerals (calcium, iron, magnesium and zinc) Some fiber may inhibit carotene conversion to Vitamin A.
Teori dietary fiber (DF) limit mineral bioavailability when DF moves along the small intestine: Shortening the transit time of nutrients, thus reducing the time required for mineral absorption. Directly/indirectly impairing the transportation of minerals. Electrostatic binding and or trapping of minerals within DF particles, leading to the formation of stable, unabsorbable mineral- fiber complexes, thus reducing the pool of ionized minerals for absorption.
TUGAS Rangkum kuliah tersebut dalam satu paragraf, efek polisakarida bukan pati (NSP) terhadap absorbsi mineral dan vitamin. Kumpulkan tugas ini pada kuliah berikutnya