Penilaian Status Gizi Secara Fisik dan Klinik

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Bambang Wirjatmadi Merryanna B. Wirjatmadi
Advertisements

WASPADA TERHADAP MASALAH GANGGUAN HATI
1. DATA DASAR 2. PENGKAJIAN DAN RENCANA
Paskalis Lukimon (Ners)
TBC.
Ilustrasi Kasus Identitas Pasien Nama : Ny S Usia : 58 tahun
KESEHATAN TENTANG DIARE.
Kasus 1 Infeksi. Seorang anak perempuan umur 12 bulan. Dirawat di RSUP Dr Kariadi 22 Agustus – 8 September 2010 ( 18 hari ) Keluhan : demam RPS : Anamnesa.
Kasus SBI.
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
SEMESTER IV - 13.
PERTEMUAN KEDUA PENILAIAN STATUS GIZI.
STUDI KASUS PENGKAJIAN FISIK
Pertemuan 3 PENILAIAN STATUS GIZI
Titus Priyo Harjatmo, M.Kes
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA KLINIS
RESIKO HIGIENE TERKAIT KERACUNAN MAKANAN. Bahan makanan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin.
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU, BAYI DAN ANAK BALITA
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
SIFAT SIFAT DAGING.
Campak / measles / morbillie
MALNUTRISI Abdullah Luthfi (D ) Agistha Ghina R (D ) Dini Rizki (D )
Sistem Indera Fungsi Indera : menanggapi rangsang dari luar tubuh (cahaya, suhu, tekanan, suara, sentuhan)
METODE PENILAIAN STATUS GIZI
VILDA ANA VERIA SETYAWATI
Kekurangan Vitamin A Indri Nur Arfiyanti
KEKURANGAN ENERGI PROTEIN
Pemeriksaan Fisik Sesuai Sistematika Tubuh
Radiologi Abdomen.
ANAMNESA,PEMERIKSAN FISIK,ANAMNESA DAN ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
Asuhan Neonatus,Bayi,Balita dan Pra Sekolah
Pengkajian bbl,bayi, balita, anak pra sekolah
Gizi Pada Ibu Hamil dan Komplikasinya
GIZI PADA IBU HAMIL DAN KOMPLIKASINYA
PATOFISIOLOGI SEMESTER IV -14.
METODE PENILAIAN STATUS GIZI
PERSIAPAN PENANGGULANGAN MASALAH GIZI, MAKANAN DAN DIETETIK
Penilaian Status Gizi dengan Metode Biofisik
Anamnesa, pemeriksaanfisik, diagnoa dan masalah potensial, merencanakan asuhan, mengimplementasikan rencana asuhan tentang neonatus, bayi, balita dan anak.
MARASMUS MATERI KULIAH.
Pertemuan 3 PENILAIAN STATUS GIZI
GIZI PADA LANSIA Oleh : SILVIA MELINI
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN Riana Aini, Amd.Keb.
Nama kelompok: Misra Nurhaironi Rani rahayu Siti hamda
NAMA:RENI SURYA NINGSIH NIM :
SEMESTER IV - 13.
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR
Diagnosis fisik anak.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TUBERCULOSIS MILLER
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN.
Hepatitis Virus Akut disertai Hernia Nukleus Pulposus
PENILAIAN PENDERITA.
LANSIA DENGAN GANGGUAN BIOLOGIS
Laporan kasus CARCINOMA MAMMAE
Nama Anggota Kelompok : M. Nailul Abrory Ifnu Saputra Ayu Puspita W
KELOMPOK 4 : NADILA RIANA PUTRI .S K PUTRI YANTI K TRIA HARYUNI .D K
Case Report Christopher Rinaldi
Pembahasan Dalam hati, berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan, dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Saat ini di Indonesia masih terjadi.
GIZI BURUK.
PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan yang meliputi seluruh tubuh penderita, untuk menemukan berbagai tanda. Dilakukan secara sistematis dan berurutan. HERRI PROPHERTY.
Noviani. Identitas Pasien  Nama: An RAZ  Umur: 5 tahun  Jenis Kelamin: Perempuan  Alamat: Gampong Asan  Agama: Islam  Nomor RM: 248xxx  Tanggal.
FARMAKOTERAPI III “ Studi Kasus Tentang Asma Bronkial “ pada Anak dengan Penyelesaian Metode SOAP dan PAM Disusun Oleh : Nama : Nurul Rahmania Semester:
MALNUTRISI.
ASUHAN PADA KEHAMILAN TRIMESTAR 3. TUJUAN PEMERIKSAAN JADWAL PEMERIKSAAN KEHAMILAN USIA KEHAMILAN PENGERTIAN DAMPAK TIDAK MEMERIKSAKAN KEHAMILAN Daftar.
DEFISIENSI VITAMIN A Bambang Wirjatmadi Merryanna B. Wirjatmadi.
Metode Penilaian Keadaan Gizi
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
GIZI BURUK PADA BALITA Ruang Flamboyan 3 Rumah Sakit Umum Daerah Dr Drajat Prawiranegara Kabupaten Serang 2017.
Transcript presentasi:

Penilaian Status Gizi Secara Fisik dan Klinik Emy Huriyati

Penilaian Status Gizi secara Fisik Antropometri artinya ukuran tubuh manusia, antropometri berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh dan pengukuran tubuh Biofisik: melihat kemampuan fungsi dan melihat perubahan struktur jaringan misal kejadian buta senja, tes adaptasi gelap

Penilaian Status Gizi secara Klinik Pemeriksaan Klinis adalah metode untuk mengukur status gizi masyarakat yang didasarkan pada perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Dilihat dari jaringan ephitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral, atau organ misal kelenjar tiroid. Mengukur tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik tanda (sign) dan gejala (symptom)

Keunggulan pemeriksaan klinis Relatif murah, tidak perlu biaya besar Dalam pelaksanaan , pemeriksaan tidak perlu tenaga khusus tetapi tenaga para medis bisa dilatih Sederhana, cepat, mudah diinterpretasikan Tidak memerlukan peralatan rumit

keterbatasan pemeriksaan klinis 1. Beberapa gejala klinis tidak mudah dideteksi 2. Gejala klinis tidak bersifat spesifik, gejala klinis yang sama ada kalanya bukan hanya disebabkan kekurangan satu macam zat gizi saja, misal : Glossitis karena kekurangan riboflavin, niasin, asam folat,atau vitamin B-12 Nasolabial seboroik disebabkan defisiensi vitamin b6, b2 atau niasin Bercak bitot tidak hanya disebabkan faktor gizi tetapi karena udara atau herediter

keterbatasan pemeriksaan klinis (lanjutan) 3. Gejala klinis bersifat multipel, penyakit kulit karena defisiensi satu macam vitamin tidak berdiri sendiri tetapi bagian dari defisiensi vitamin , mineral maupun zat gizi lain 4. Gejala klinis bisa timbul permulaan kekurangan zat gizi maupun masa penyembuhan misalnya hepatomegali 5. Adanya variasi gejala klinis yang dipengaruhi genetik, lingkungan, kebiasaan, dan lain-lain

Pemeriksaan Klinis Terdiri dari dua bagian, yaitu : Medical history (riwayat medis) ; catatan mengenai perkembangan penyakit Pemeriksaan fisik : melihat dan mengamati gejala gangguan gizi baik sign maupun symptom

Riwayat Medis (Medical History) Kejadian-kejadian yang berhubungan dengan gejala yang timbul pada penderita dan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit tersebut, meliputi 1. Identitas penderita : umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, suku, dsb 2. Lingkungan fisik dan sosial budaya 3. Sejarah timbulnya penyakit :RPS 4. Data-data tambahan:RPD, RPK

Anamnese Auto anamneses atau Alloanamnese Keluhan utama : lama, terjadinya gejala (mendadak, perlahan, terus-menerus), sifat : menetap, menjalar, menyebar, berpindah-pindah, berat ringannya keluhan dan perkembangannya, yg mendahului keluhan, keluhan pertama kali atau sebelumnya Demam, Batuk, Mencret, Kejang, Muntah, Edema, Sesak nafas, Sianosis, Ikterus, Perdarahan RPS, RPD, RPK, Anak (R.Kehamilan, Kelahiran, Pertumbuhan/peerkembangan, Imunisasi, Penyakit yang pernah diderita) Data sosial ekonomi dan Perumahan

Pemeriksaan Fisik Dari ujung rambut sampai ujung kaki Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi Keadaan Umum Kesan umum ; tampak sakit/ tidak Kesadaran : Compos mentis, apatis, somnolen, sopor, koma, delirium Status Gizi : Baik/ckp, kurang, buruk Tanda Vital/Vital sign : Tensi (T), Nadi (N), Respirasi (R), Suhu (t)

Pemeriksaan Fisik Kelompok I : tanda-tanda yang berhubungan dengan kurang gizi atau gizi lebih Kelompok II tanda yang perlu penyelidikan lebih lanjut, karena faktor lain Kelompok III: tanda yang tidak berkaitan dengan malnutrisi walaupun mirip

Kepala Ukuran, lingkar kepala Mikrocephal, makrocephal craniotabes, Ubun-ubun :menonjol, cekung

Rambut ( warna, kelebatan, distribusi pertumbuhan) Kelompok I : kurang bercahaya (lack of clustee) rambut kusam, kering Rambut tipis dan jarang (thinness and aparsenes) Rambut kurang kuat/mudah putus, kurang pigmen rambut (depigmentasi) Tanda bendera (flag sign) : episode selang seling KEP dan pengobatan

Wajah Asimetri Bengkak lokal, Sindrome tertentu Kelompok 1 : moon face penurunan pigmentasi (defuse depigmentasi) moon face

Mata ( Visus, palpebrae , glandula lacrimalis/ductus nasolacrimalis, konjungtiva, sklera, kornea, pupil, lensa, eksoftalmus, strabismus) Kelompok I : Selaput mata pucat Keratomalasia Angular palpebritis pengeringan selaput mata (conjunctival xerosis) bintik bitot (bitot’s spot) pengeringan kornea (cornea xerosis Kelompok II : Corneal vascularization Conjunctival infection Corneal arcus Xanthomata Corneal scar Kelompok III : Pterygium

Bibir Kelompok I : Angular stomatitis Jaringan parut angular Kelompok II : Depigmentasi kronis pada bibir bawah

Lidah Kelompok I : Edema lidah Lidah mentah (scarlet) Lidah magenta Atropi papila glositis Kelompok II : Papila hiperamic dan hipertropik fissures Kelompok III : Geographic tongue Pigmented tongue

Gigi Kelompok I : Mottled enamel- fluorosis Karies gigi Kelompok II : Pengikisan Enamel hipoplasia Erosi enamel

Gusi Kelompok I : Spongy, bleeding gums Kelompok II : Ressesion of gums Kelompok III : pyorrhoea

leher Pengukuran JVP Pembesaran Limfonodi leher

Dada dan Perut Dada : Cor, Pulmo Perut : Hepar, Lien Ekstremitas

Kelenjar Kelompok I : Pembesaran tiroid Pembesaran parotid Kelompok II : gynecomastia

Kulit Kelompok I : Xerosis Follicular hiperkeratosis Petechiae Pellagrous rash Flaky-paint rash Scrotal and vulval dermatosis Kelompok II : Mosaic dermatosis Thickening and pigmentation of pressure point

Kuku Kelompok I : koilonychia Kelompok II : Tranverse ridging or grooving of nails

Jaringan Bawah Kulit Kelompok I : Bilateral edema Lemak bawah kulit

Px : Sistemik tulang dan otot Kelompok I : Muscullar wasting Frontal and parietal bossing Persitently open anterior fontanelle Epiphyseal enlargement Beading of the ribs Knock-knees Bow-legs Widespead or local pelviskeletal deformities Musculoskeletal haemorrhages

Pemeriksaan Sistemik Kardiovaskuler, gastrointestinal, pernafasan, vegetasi Kelompok I : Sistem gastrointestinal, hepatomegali Sistem saraf : perubahan mental Tes klinis sistem saraf pusat : kehilangan sensor, daya gerak lemah, hilangnya kepekaan indera posisi/indera vibrasi, hilangnya sentakan lutut dan tumit, kepayahan betis. Sistem kardiovaskuler : pembesaran jantung dan takikardi penyebabnya anemia dan beri-beri, Kelompok II : Sistem kardiovaskuler : Tekanan darah

Simpulan Pemeriksaan klinis meliputi 2 hal Riwayat medis dan pemeriksaan fisik Riwayat medis bertujuan untuk mengetahui apakah malnutrisi disebabkan faktor primer (konsumsi makanan ) atau bukan Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua perubahan yang ada kaitannya dengan kekurangan gizi tanda klinis malnutrisi tidak spesifik, oleh karenanya harus dipadukan dengan pemeriksaan lain, seperti antropometri, laboratorium, dan survei konsumsi makanan shg penilaian status gizi lebih tepat