FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJADJARAN SAP TOPIK KHUSUS EKONOMI MONETER Dosen Prof. Dr. Hj. Tati Suhartati Joesron, SE., MS. Dr. Siti H. Rudi Kurniawan, SE.,MA.
Deskripsi Perkuliahan Memahami aplikasi praktis dari teori moneter berdasarkan fenomena terkini yang dihadapi oleh perekonomian Indonesia dan dunia, serta peran kebijakan moneter dan otoritasnya dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang muncul sebagai akibat fenomena terkini tersebut. Dengan demikian setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu menghubungkan konsep teori moneter secara teoritis dengan fenomena yang terjadi saat ini. Pada akhir perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu mensarikan sebuah topik artikel ekonomi moneter, dan menjelaskan konteks artikel tersebut dalam kasus Indonesia. Sistem Perkuliahan Perkuliahan dilakukan melalui pertemuan tatap muka dimana di pertengahan perkuliahan akan dilaksanakan Ujian Tengah Semester dan akhir perkuliahan akan dilaksanakan Ujian Akhir Semester. Didalam perkuliahan mahasiswa diharapkan sudah membaca bahan perkuliahan terlebih dahulu sehingga keaktifan di dalam kelas dapat tercapai. Selain perkuliahan tatap muka, mahasiswa juga akan diberikan tugas pembuatan makalah baik secara individu maupun secara kelompok yang akan dipresentasikan pada pertemuan perkuliahan.
Buku : Mishkin, Frederic. 2003. The Economics of Money, Banking and Financial Markets. Sixth Edition. New York : Harper Collin College Publisher. Mishkin. Frederic. 2003. Financial Market and Institutions. Fourth Edition. The Addison Wesley. New York McCallum, Bennet. 1989. Monetary Economics : Theory and Policy. New York : MacMillan Publishing Company De Kock, M. H.,Ph.D. 1976. Central Banking. Fourth Edition. Crosby Lockwood Staples London. Smith, Roy C. and Walter, Ingo. 1887. Global Banking. Oxford University Press. Oxford. New York. Baye, Michael R and Jansen, Dennis W. 1999. Money, Banking, and Financial Markets : An Economics Approach. A.I.T.B.S. Publishers & Distributors. Delhi. Ferry Warjiyo dan Juda Agung, 2002, Transmission Mechanisms of Monetary Policy In Indonesia. Directorate of Economic Research and Monetary Policy Bank Indonesia. Bank Indonesia, laporan tahunan berbagai edisi Sistem Penilaian UTS (25%), UAS (25%), Tugas Individu (30%), Tugas Kelompok (20%)
Aggregate Demand UANG DAN OUTPUT (AD-AS FRAMEWORK) 1. Monetarist View Velocity of money : the average number of times per year that a dollar is spent on final goods and services Friedman : velocity varies over time in predictable manner unrelated to changes in the money supply. Equation of exchange : which relates the money supply to aggregate spending. The equation of exchange is transformed into a theory of how aggregate spending is determined → modern quantity theory of money
Gambar 1. Pergeseran Kurva Permintaan Agregat Changes in aggregate spending are determined primarily by changes in the money supply Y P AD1 AD2 Gambar 1. Pergeseran Kurva Permintaan Agregat Kurva permintaan agregat AD digambarkan untuk suatu penawaran uang yang tetap. Kenaikan penawaran uang akan menggeser kurva permintaan agregat dari AD1 ke AD2.
2. Keynesian View Permintaan agregat AD terdiri dari empat komponen : Consumer expenditure : the total demand for consumer goods and services Planned investment spending : the total planned spending by business firms on new machines, factories, and other inputs to production, plus planned spending on new homes. Government spending : spending by all levels of government on goods and services. Net exports : the net foreign spending on domestic goods and services, equal to exports minus imports
Gambar 2. Kurva Permintaan Agregat dan Komponen Penyusunnya AD Y C I G X-M Gambar 2. Kurva Permintaan Agregat dan Komponen Penyusunnya
Pergeseran Kurva Permintaan Agregat Pergeseran Kurva Permintaan Agregat ke kanan (outward) : M, C, I, G, atau X-M Pergeseran Kurva Permintaan Agregat ke Kiri (inward) : M, C, I, G, atau X-M Y AD2 P AD1 Gambar 3. Pergeseran Kurva AD
Gambar 4. Pergeseran Kurva Permintaan Agregat Aggregate Supply Y P AS1 AS2 Gambar 4. Pergeseran Kurva Permintaan Agregat The aggregate supply shifts to the left when costs of production increase and to the right when costs decrease
Equilibrium in the Short Run Y P AD AS Gambar 5. Keseimbangan Jangka Pendek P* Y* Keseimbangan jangka pendek terjadi ketika kurva permintaan agregat AD memotong kurva penawaran agregat AS.
Equilibrium in the Long Run Y P AD AS2 Gambar 6. Keseimbangan Jangka Panjang Jika Y > Yn P3 Yn AS1 AS3 P2 P1 Y2 Y3 Jika output berada diatas output natural Y1 > Yn maka, dalam jangka panjang, kurva AS akan bergeser ke kiri sampai output berada pada tingkat natural Yn.
Gambar 7. Keseimbangan Jangka Panjang Y < Yn AD AS2 Gambar 7. Keseimbangan Jangka Panjang Y < Yn P1 Y1 AS3 AS1 P2 P3 Y2 Yn Jika output berada dibawah output natural Y1 < Yn maka, dalam jangka panjang, kurva AS akan bergeser ke kanan sampai output berada pada tingkat natural Yn In the long run, the economy displays a self-correcting mechanism that returns it to the natural level of output
Gambar 8. Respon Output dan Harga terhadap Pergeseran Kurva AD Y P AD1 AS2 Gambar 8. Respon Output dan Harga terhadap Pergeseran Kurva AD P1 Yn AS1 P2 P1’ AD2 Y1 Jika terjadi pergeseran kurva permintaan agregat Adke kanan, dalam jangka pendek output akan naik menjadi Y1 namun dalam jangka panjang kenaikan AD akan diikuti oleh pergeseran AS ke kiri menjadi AS2 karena ada adjusment dalam biaya produksi dalam jangka panjang output akan kembali ke semula pada Yn dan pergeseran AD hanya akan menyebabkan peningkatan harga dari P1 ke P2
Gambar 9. Respon Output dan Harga terhadap Pergeseran Kurva AS Y P AS2 Gambar 9. Respon Output dan Harga terhadap Pergeseran Kurva AS P1 Yn AS1 P2 AD Y2 Pergeseran kurva AS ke kiri dari AS1 ke AS2 menyebabkan output turun dari Yn ke Y2. Karena Y2 < Yn maka kurva AS akan bergeser kembali ke kanan dan output kembali ke Yn.
(System of National Income) Aggregate Demand / Aggregate Supply (AD/AS) GNP National Income from Abroad GDP Depreciations NI AD/AS National Income Measuring SNA (System of National Income) Flow of Funds Account Input & Output Table National Wealth IS-LM
i LM (Liquidity Money) → Monetary Policy → Bank Sentral E ieq IS (Investment Saving) → Fiscal Policy → Depart. Keuangan y o yeq Fungsi Jumlah Uang Beredar MV = PT MV = k y Menurut Irving Fisher Bila jumlah uang beredar tidak dikendalikan, akan menyebabkan disequilibrium dalam perekonomian yang menyebabkan Inflasi atau deflasi. (Kecuali adanya Crowding out & Liquidity trap). Sehingga untuk menjaga kestabilan (keseimbangan) jumlah uang beredar, diperlukan Bank Sentral dengan tugas utama menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan jumlah transaksi melalui operasi proses terbuka (Open Market Operation)
EFEKTIFITAS KEBIJAKAN MONETER DAN FISKAL Efektifitas kebijakan moneter dan fiskal diukur dengan besarnya kenaikan pendapatan sebagai akibat kebijakan tersebut Semakin besar kenaikan pendapatan yang dicapai, semakin efektif kebijaksanaan tersebut KEBIJAKSANAAN MONETER Ditentukan oleh : 1.1. Lereng Kurva IS Semakin elastis kurva IS, kebijakan moneter semakin efektif Tingkat bunga (%) LMo LM1 Kebijakan moneter ekspansif = LM bergeser dari Lmo ke LM1 Untuk Isdatar : Y naik dari YO ke Y2 Untuk Istegak : Y naik dari YO ke Y1 ISdatar IStegak Y O Yo Y1 Y2
Semakin elastis kurva LM, kebijaksanaan moneter semakin tidak efektif 1.2. Lereng Kurva LM Semakin elastis kurva LM, kebijaksanaan moneter semakin tidak efektif Tingkat bunga (%) LMTO LMT1 Yo Y1 Y2 Y O LMDO LMD1 Kebijaksanaan moneter ekspansif - Kurva LM tegak bergeser dari LMTO ke LMT1, Y berubah dari YO ke Y2. - Kurva LM datar bergeser dari LMDO ke LMD1, Y berubah dari YO ke Y1. IS
Semakin inelastis kurva IS, kebijakan moneter semakin efektif 2. KEBIJAKAN FISKAL Ditentukan oleh : 2.1. Lereng Kurva IS Semakin inelastis kurva IS, kebijakan moneter semakin efektif Tingkat bunga (%) LM Yo Y1 Y2 ISTO Y O IST1 ISDO Kebijakan fiskal ekspansif - Kurva IS tegak bergeser dari ISTO ke IST1, Y berubah dari YO ke Y2. - Kurva IS datar bergeser dari ISDO ke ISD1, Y berubah dari YO ke Y1. ISD1
Semakin elastis kurva LM, kebijaksanaan fiskal makin efektif 2.2. Lereng Kurva LM Semakin elastis kurva LM, kebijaksanaan fiskal makin efektif Tingkat bunga (%) ISO Yo Y1 Y2 Y O LMtegak IS1 LMdatar Kebijakan fiskal ekspansif IS bergeser dari ISO ke IS1 - Kurva LM tegak Y naik dari YO ke Y1. - Kurva LM datar Y naik dari YO ke Y2.
LABOR MARKET ( )1 ( )0 NS ND N N0 ND = NS AGREGATE ND & NS ND - NS W P ( )1 ( )0 NS ND N N0 ND = NS AGREGATE ND & NS ND - NS JIKA → EXCESS OF LABOR KALAU TURUN KE TERJADI EQUILIBRIUM ND TERGANTUNG : - REAL WAGES - MARGINAL PRODUCT OF LABOR WAGES TURUN s/d BATAS TERTENTU → MINIMUM WAGES ND’ N0 NS’
KESEIMBANGAN PASAR UANG : KURVA LM M1= K1-Y M1’ M1’ M = M1 + M2 M1 M1 M2 r r M-M0 m k LM= - i k M2= MO-mi M2 Y M2 Y0 Y1 M2’ M2 ASUMSI : JUMLAH UANG BEREDAR (PENAWARAN UANG SELALU SAMA) DENGAN JUMLAH UANG YANG DIMINTA (PERMINTAAN UANG) = KESEIMBANGAN MONETER
EFEKTIVITAS KEBIJAKAN EKONOMI I. KEBIJAKAN MONETER Ditentukan oleh : 1. slope LM 2. Slope IS LM0 LM0’ r r LM1 LM1’ LM IS IS Y Y Y0 Y1 Y1 SECARA EKSTREM LM0 LM1 ISO LM r IS1 IS1 IS2 Y Y0 Y1 Y2 SECARA EKSTREM
Neraca System Moneter - Net Foreign Asset - Net Domestic Asset - KLD (Kredit Likuiditas - Others - Currency - DD (Giro) - TD - SD - Others M1 M2 Quasi Money
PERMINTAAN UANG PRIMER Asumsi 1. PDB 2. Inflasi 3. Suku Bunga 4. Quasi money M1 Standard M1 M1 ARIMA Uang Primer M2 OMO OPT NFA C0Ps Claim of Gov. (COG) Uang Primer Penawaran
Asumsi OPT Kontaksi 2,5 % GDP Inflasi Tk. Bunga Target M1 Option Up Target M2 OPT Ekspansi Intermedium Intermarginal 2,5 % Tujuan Monetary Programming : Adanya keseimbangan Agregat Md dan Ms Sifat OPT: Kalau Bank Indonesia membeli surat berharga = Injection Kalau Bank Indonesia menjual surat berharga = withdrawl Neraca konsolidasi bank → neraca sistem perbankan (MR.p.12)+N BI = NOM
OPERASIONAL TARGETING UANG PRIMER dalam BANK Up Penawaran OPT Up Penawaran Option 2,5 % OPT Kontaksi Intermarginal ASUMSI TARGET M1 mm 1 Tdk OPT GDP Inflasi Suku Bunga Up Permintaan TARGET M2 mm 2 OPT Ekspansi - 2,5 % Ultimate Target Intermediate Target Up Penawaran Up Penerimaan OMO To withdraw Jual SBI To Inject beli SBPU Target Uang Beredar : M1 Likuiditas Perekonomian : M2