Modernisme dan Postmodernisme
Modern and Postmodern [Chales Jencks, The New Moderns] A Comparision in Ideology Double-coding style Popular and pluralist Semiotic form Traditions and choice Artist/client Elitist and participative Piecemeal Architect as representative and activist Modern (1920-60) One international style, or no style Utopian and idealist Deterministic form, functional Zeitgeist Artist as prophet/healer elitist/for everyman Holistic, comprehensive redevelopment Architect as saviour/doctor
Modern and Postmodern A Comparision in Stylistic Straightforwardness Simplicity Isotropic Space Abstract form Purist Inarticulate ‘dumb box’ Machine aesthetic, straightforward logic, circulation, mechanical, technology and structure Anti-ornament Anti-representational Anti-metaphor Anti-historical memory Anti-humour Anti-symbolic Postmodern Hybrid expression Complexity Variable space with surprises Conventional and abstract form Eclectic Semiotic articulation Variable mixed aesthetic depending on context, expression of content and semantic appropriateness towards function Pro-organic and applied ornament Pro-representation Pro-metaphor Pro-historical reference Pro-humour Pro-symbolic
Modernitas Istilah “moderna” berarti “baru” Istilah itu memuat dua hal: [1] konsep waktu; dan [2] bentuk kesadaran yang terkait dengan kebaruan Konsep waktu: [1] linear; [2] teleologis; dan [3] progresif Bentuk kesadaran: [1] subjek sebagai pusat realitas; [2] kritik
Garis Besar Pemikiran Modern (1) Rasionalisme: [1] Descartes dan penemuan subjektivitas; [2] Spinoza dan substansi; [3] Leibniz dan determinisme/mekanisme Empirisme: [1] Hobbes dan mekanisme kekuasaan dan gerak materi;[2] Locke dan titik tolak indrawi;[3] Hume dan kritik atas kausalitas dan substansi Kritisme: Kant dan “das Ding an sich”
Garis Besar Pemikiran Modern (2) Idealisme: [1] Fichte dan Subjek-Absolut; [2] Schelling dan identitas absolut; [3] Hegel dan dialektika roh Materialisme: [1] Feuerbach dan Allah sebagai proyeksi; [2] Marx dan perjuangan kelas Eksistensialisme: Kierkegaard
Ciri-ciri Pemikiran Modern Berpusat pada subjek (rasio, observasi, aktor sejarah, eksistensi, kedaulatan rakyat dst) Mengandaikan teleologi dalam konsep sejarah (proyek-proyek Grandnarrative) Universalisme (pengetahuan dan aplikasi universal itu mungkin, seperti HAM, Sains dan Teknologi) Prioritas rasionalitas atas bentuk-bentuk pengenalan yang lain (logosentrisme, kritisisme dan emansipasi)
Distansi terhadap Modernisme itu bernama Post-modernisme Awalan “post” bisa berarti “setelah”, maka itu juga konsep waktu yang mengacu pada zaman baru. Artinya postmodenisme juga ‘modern’. Tapi mungkin ‘postmodernisme’ lebih baik diartikan “melampaui modernisme”? Yang diacu di sini adalah ‘bentuk pemikiran baru’
Para Pemikir Postmodernisme Nietzsche (perintis) dan der Wille zur Macht Martin Heidegger dan Seinsgeschichte Walter Benjamin dan Waktu yang Tertindas Michel Foucault dan Genealogi Jacques Derrida dan Dekonstruksi
Tanggapan Balik Juergen Habermas dan Teori Diskursus Richard Rorty dan Akhir Epistemologi
Habermas: Pencerahan – Proyek yang Belum Selesai Menurut Habermas para filsuf postmodern berhasil menemukan pertalian antara rasionalitas dan teror. Namun mereka berupaya meninggalkan rasio. Padahal kritik atas rasio hanya mungkin lewat rasio. Mereka melakukan kritik atas rasio dengan menikam rasio sendiri. Solusi atas dilema itu ditemukan Habermas dalam rasio komunikatif. Pencerahan adalah proyek yang belum selesai.
Rorty – Privat dan Publik Rorty menemukan solusi pragmatis atas kebingungan yang dimunculkan oleh postmodernisme dalam filksafat. Menurutnya para pemikir postmodern, seperti Derrida,Heidegger dan Nietzsche itu berfokus pada ide “penyempurnaan diri” yang berlaku dalam ruang privat masyarakat liberal Sementara itu para pemikir seperti Habermas dan Rawls berfokus pada ide “keadilan” yang berlaku dalam ruang publik. Memberlakukan yang privat dalam yang publik adalah apa yang terjadi dalam fasisme.