MEMAHAMI CARA-CARA SISWA BELAJAR PERILAKU OLEH NURUL SAILA Disampaikan sebagai Kegiatan Pengabdian Masyarakat di SDN Tisno Negaran 3 Probolinggo Sabtu, 24 Agustus 2013
FENOMENA DI SEKITAR KITA Aku tidak mau sekolah!!! Matematika itu sulit!!! Aku anak pintar!!! Aku belum mengerti!!!
Tujuan Dengan memahami cara-cara siswa belajar perilaku, diharapkan guru dapat memahami perasaan mereka dan: dapat membantu siswa memahami perasaannya untuk mencapai hasil-hasil belajar yang lebih memuaskan. dapat mencegah siswa dari belajar hal-hal yang tidak diinginkan (merugikan dirinya). dapat memotivasi siswa untuk bersemangat belajar.
BELAJAR [GAGE (1984)] Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisma (siswa) berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Aksi-aksi otot atau kelenjar Gabungan Pengalaman Belajar Perubahan Perilaku waktu berbeda Perilaku Terbuka Aksi/tindakan Aksi-aksi otot atau kelenjar Gabungan Pengalaman Lingkungan (hub. stimulus/respon) Kematangan
BENTUK-BENTUK BELAJAR PERILAKU [GAGE, 1984] Belajar responden Belajar kontiguitas Belajar operant Belajar observasional Dra. Hj. Nurul Saila, MM, MPd.
BELAJAR RESPONDEN
Belajar responden Dalam bentuk belajar responden, suatu respon dikeluarkan oleh suatu stimulus yang telah dikenal
Model belajar responden [penelitian ivan pavlov] Sebelum terkondisi NS: Netral Stimulus US: Unconditioned Stimulus UR: Unconditioned Respon Air liur keluar secara instingtif NS (lampu) Tak ada respon (daging) US (air liur) UR
Model belajar responden [penelitian ivan pavlov] Selama terkondisi CS: Conditioned Stimulus US: Unconditioned Stimulus UR: Unconditioned Respon CS (lampu) Diikuti oleh US (daging) (air liur) UR
Model belajar responden [penelitian ivan pavlov] Sesudah terkondisi CS: Conditioned Stimulus US: Conditioned Stimulus Air liur keluar sebagai hasil pengalaman. CS (lampu) CR (air liur)
Inti belajar responden Memasangkan stimulus terkondisi (NS) dengan stimulus tak terkondisi(US) menghasilkan timbulnya respon terkondisi (UR)
Model belajar responden Ketika Maya pertama kali masuk sekolah, guru menerimanya dengan senyuman dan pujian. Belum lagi dua minggu, Maya minta diantarkan ke sekolah lebih pagi, sambil berkata pada ibunya, ia akan menjadi guru bila sudah besar. Andi merasa takut ke sekolah, disebabkan oleh sikap guru yang tidak ramah, disiplin sekolah, atau ejekan teman-temannya. Aminah merasa “takut akan simbol” bila menghadapi untuk pertama kalinya simbol-simbol matematika, seperti , atau y = ax + bx + c, takut soal-soal matematika, dll.
Belajar responden Apa saja dalam lingkungan dapat menimbulkan respon-respon emosional. Stimulus-stimulus yang terasosiasi, seperti matematika, sekolah, dll menjadi dapat menimbulkan respon-respon yang tak terkondisi, sebab stimulus-stimulus ini dekat dengan stimulus-stimulus tak terkondisi. Memasangkan stimulus-stimulus terkondisi dengan stimulus-stimulus tak terkondisi (positif) akan menimbulkan respon-respon takterkondisi (positif).
BELAJAR KONTIGUITAS
Belajar kontiguitas Asosiasi dekat (contiguous) sederhana antara suatu stimulus dan suatu respon dapat menghasilkan suatu perubahan dalam perilaku. Atau dengan kata lain, manusia dapat berubah sebagai hasil mengalami peristiwa-peristiwa yang berpasangan
Model belajar kontiguitas Belajar “drill” Belajar “stereotyping” Sandiwara tv berulangkali memperlihatkan seorang ilmuwan dg orang yang berkacamata Seorang ibu tiri dg wanita yg kejam Seorang sastrawan berjenggot panjang dll
BELAJAR OPERANT
Belajar operant Perilaku yang mengalami reinforsemen mempunyai kecenderungan untuk meningkat dalam hal frekwensi, magnituda, atau probabilitas terjadinya.
Belajar operant Suatu reinfosor ialah setiap stimulus yang meningkatkan kekuatan suatu perilaku (Gage, 1984) Reinforser didefinisikan sebagai suatu konsekuensi yang memperkuat (meningkatkan frekuensi) perilaku-perilaku (Slavin, 1988) Reinfoser dapat berupa: suatu pernyataan, suatu gerakan, suatu tindakan.
Model belajar operant Feri seorang mahasiswa sastra. Ia diberitahu oleh dosennya bahwa ia mempunyai bakat mengarang. Dia mengisi majalah kampus dan 2 tahun kmdn dia telah menyelesaikan naskah pertamanya. Dengan sukarela Andi menjawab pertanyaan guru. Kemudian guru memberi giliran untuk menjawab pertanyaan Teri menjawab pertanyaan guru yang ditujukan kepadanya. Dan guru mengucapkan: “betul” atau “bagus sekali”.
BELAJAR OBSERVASIONAL
Belajar observasional Organisma (siswa) belajar dengan mengamati orang lain melakukan apa yang akan dipelajari. Seseorang belajar dari model-model dan masing- masing kita mungkin menjadi model bagi orang lain.
Model belajar observasional Nita pertama kali belajar mengendarai mobil. Ia memperhatikan bagaimana seorang intruktur menghidupkan, menjalankan dan menghentikan mobil. Deni pertama kali bermain voli. Dia mengamati temannya yang terkenal sebagai pemain ulung dalam melempar bola. Saat diundang makan di hotel besar. Tina memperhatikan cara makan yang mengundangnya, kmdn menirukannya. dll
referensi Gage, NL dan Berliner, DC. 1984. Educational psychology, third edition. Boston: Houghton Mifflin Slavin, RE. 1988. Educational Psychology, Theory into Practice. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall Dahar, RW. 1988. Teori-Teori Belajar. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang
Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih Asam di gunung, garam di laut, bertemu di belanga. Bila kita sedang bingung, hati sedang kalut, bermunajadlah kpd Yang Esa Jika ada kata yang tidak berkenan, ataupun yang salah-salah, janganlah disimpan dihati, tapi maafkanlah…. Semoga apa yang disampaikan ada guna dan manfaatnya, untuk jadi bekalan di hari nanti. Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.