PERTEMUAN KELIMA PERSEDIAAN (2).

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ACCOUNTING BY PRODUCT COST ACCOUNTING.
Advertisements

Analisis Persediaan – (Inventory Analysis / Valuation)
PERTEMUAN KEEMPAT PERSEDIAAN BARANG (1).
PERSEDIAAN BARANG DAGANG (PENETAPAN HARGA POKOK)
INVESTASI JANGKA PANJANG (1)
HPP = PERS AWAL + PEMBELIAN – PERS AKHIR
BAB II Piutang dagang & piutang wesel
Laporan Keuangan Konsolidasi
PIUTANG DAGANG Pengertian Piutang
PENANAMAN MODAL DALAM SAHAM DAN DANA
PENGAKUAN PENDAPATAN Caecilia Widi Pratiwi.
INVESTASI JANGKA PENDEK
MODAL KERJA Senin, 11 Mei 2015.
Siklus Akuntansi Tahap Penyusunan Laporan Keuangan pada Perusahaan Dagang Lilik Sri Hariani
HARGA POKOK PRODUK BERSAMA & SAMPINGAN
Persediaan Chapter 9.
Persediaan Barang Dagangan Materi 6
PERSEDIAAN Persediaan berpengaruh terhadap neraca maupun laba rugi.
METODE PENCATATAN PERSEDIAAN
PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL
AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG
Laporan Keuangan Konsolidasi
Akuntansi Persediaan BAB 6 Rita Tri Yusnita, SE., MM.
PERSEDIAAN OLEH : MINADI WIJAYA.
Emilia Gustini, SE. M.Si. Ak. CA
AKUNTANSI PERSEDIAANAK AKUNTANSI AKUNTANSI PERSEDIAAN
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 AKUNTANSI AGEN & CABANG
Siklus Akuntansi Tahap Penyusunan Laporan Keuangan pada Perusahaan Dagang Lilik Sri Hariani
Laporan Keuangan Konsolidasi (Cost Method)
Perusahaan Indah Kejora dalam tahun 2006 melakukan
Pre-Test Kelas A Jelaskan, apakah yang dimaksud dengan metode FIFO, LIFO dan Moving Average dalam pencatatan persediaan.
Penentuan Nilai Persediaan dan Harga Pokok Persediaan
PERTEMUAN 7 BIAYA BAHAN BAKU.
ASSET LANCAR PERSEDIAAN.
Definisi Persediaan: Adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus.
PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL
Piutang Dagang dan Piutang Wesel
Pengakuan Pendapatan.
Perubahan Metode Akuntansi dan Koreksi Kesalahan
PIUTANG USAHA.
AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING)
RANGKUMAN DAN UJIAN AKHIR.
BAB 8 BIAYA BAHAN BAKU.
PERSEDIAAN BARANG DAGANG
Budi Prijanto, SE., MMSI Fakultas Ekonomi Univ. Gunadarma, Jakarta
PERSEDIAAN BARANG DAGANG
Persediaan Barang Dagang
AKUNTANSI PAJAK ATAS ASET LANCAR (Current Asset)
Penentuan Biaya Produk Bersama dan Produk Sampingan
Sistem penentuan kos pesanan
Perusahaan Indah Kejora dalam tahun 2006 melakukan
Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang
Akuntansi Terhadap Pernyataan Modal dalam Persekutuan
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI JUAL BELI BARANG DAGANGAN (Masalah Khusus 1) Mila Fatmawati.
PERSEDIAAN. Dasar-Dasar Persediaan Persediaan Barang Dagang Perusahaan Dagang Barang Jadi Barang Dalam Proses Bahan Baku Perusahaan Manufaktur Klasifikasi.
Laporan Keuangan Konsolidasi (Cost Method)
PERTEMUAN 7 BIAYA BAHAN BAKU.
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN PUSAT INVESTASI
BIAYA BAHAN BAKU Akuntansi Biaya Surisman,SE, M.Ak.
AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 1
AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 1
PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL
Laporan Keuangan Konsolidasi (Cost Method)
Persediaan Chapter 9.
Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 Laporan Keuangan Konsolidasi
ACCOUNTING PRINCIPLES.
PROCESS COST METHOD ( METODE HARGA POKOK PROSES )
AKUNTANSI 2 Persediaan Oleh : Herlambang Pudjo Santosa.
Transcript presentasi:

PERTEMUAN KELIMA PERSEDIAAN (2)

Pengertian Penilaian Persediaan Adalah menentukan nilai persediaan yang dicantumkan dalam neraca Ada 3 metode penilaian persediaan Metode harga pokok Metode harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah Metode harga jual

3 Metode Penilaian Persediaan Metode Harga pokok Dalam metode ini harga pokok persediaan akhir akan dicantumkan dalam neraca, dengan cara FIFO, LIFO, rata-rata dsb Metode harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah Sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim, maka persediaan barang akan dicantumkan dalam neraca sebesar harga pokoknya Apabila pada akhir periode terjadi perubahan harga persediaan barang dimana nilai pengganti atau biaya mereproduksi persediaan bisa lebih rendah dari harga pokok barang tsb maka dpt digunakan metode harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah Rumus : Nilai bersih yg dpt direalisasi (batas Maks) = Taksiran hrg jual – By. Penjualan Batas Minimum = Nilai bersih yg dapat direalisasi – Laba normal

Bila penggunaan harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah, yang dimaksud harga pasar adalah nilai ganti rugi pada saat itu (current replacement cost) yang didapat dengan cara membeli atau mereproduksi menurut keadaan, kecuali : Harga pasar tidak boleh melebihi nilai bersih yang dapat direalisasikan (yaitu ; taksiran harga jual dalam kegiatan usaha sehari-hari dikuarngi biaya-biaya yang dapat diperkirakan terlebih dahulu untuk penyelesaiannya atau penjualannya) Harga pasar tidak boleh lebih rendah daripada nilai bersih yang dapat direalisasikan sesudah dikurangi dengan laba yang normal

Cara mengerjakan : Tentukan mana yang lebih rendah antara harga pokok atau harga pasar Jumlah yang lebih rendah dibandingkan dengan batas atas atau batas bawah Jika batas bawah < jumlah yang lebih rendah < batas atas maka nilai persediaan adalah jumlah yang lebih rendah tsb Jika batas bawah > jumlah yang lebih rendah, maka nilai persediaan di neraca adalah batas bawah Jika batas atas < jumlah yang lebih rendah maka nilai persediaan di neraca adalah batas atas

Harga pokok atau harga yg lebih rendah Contoh : biaya penjualan barang A per unit Rp 400 . Laba normal per unit Rp 300 Harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah ditentukan dengan cara Keadaan No. Taksiran harga jual Harga pokok Harga pasar Harga pokok atau harga yg lebih rendah Batas bawah Batas atas Harga pokok pengganti 1 2 3 4 5 6 1.500 1.350 1.050 800 650 1.100 950 1.200 750 1.000 850 600

Keterangan Harga pasar yang dipilih adalah batas atas (Rp 1.100) karena harga pokok pengganti (Rp 1.200) lebih tinggi dari batas atas. Harga pasar yang dipilih ini (Rp 1.100) dibandingkan dengan harga pokoknya (Rp 1.050) dan dipilih yang lebih rendah yaitu Rp 1.050 Harga pokok penggganti (Rp 950) masih didalam batas atas dan batas bawah, sehingga harga pokok pengganti ini (Rp 950) dipilih sebagai harga pasar. Harga pasar yang dipilih ini (Rp 950) dibandingkan dengan harga pokok (Rp 1.050) dan dipilih yang lebih rendah yaitu Rp 950

Harga pokok pengganti (Rp 750) lebih rendah dari batas bawah (Rp 800) sehingga batas bawah (Rp 800) dipilih sebagai harga pasar. Harga pasar yang dipilih ini (Rp 800) kemudian dibandingkan dengan harga pokoknya (Rp 1.050) dan dipilih yang lebih rendah yaitu Rp 800 Harga pokok pengganti (Rp 1.000) lebih tinggi dari batas atas (Rp 950) sehingga yang dipilih adalah batas atas(Rp 950). Harga pasar yang dipilih ini kemudian dibandingkan dengan harga pokoknya (Rp 1.050) dan dipilih yang lebih rendah yaitu Rp 950 Harga pokok pengganti (Rp 850) masih berada diantara batas bawah dan batas atas, sehingga harga pokok pengganti ini yang dipilih (Rp 850). Harga pasar yang dipilih ini (Rp 850) dibandingkan dengan harga pokoknya (Rp 1.050) dan dipilih yang lebih rendah, yaitu Rp 850

Harga pokok pengganti (Rp 600) lebih rendah dari batas bawah (Rp 650) sehingga yang dipilih adalah batas bawah. Harga pasar yang dipilih ini kemudian dibandingkan dengan harga pokoknya (Rp 1.050) dan dipilih yang lebih rendah yaitu Rp 650

Cara penerapan metoe harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah Misalnya persediaan barang dengan harga pokok dan harga pasar sbb : Jenis barang Harga pokok Harga pasar Harga pokok dan harga pasar yang lebih rendah Masing-masing jenis persediaan Kelompok-kelompok persediaan Keseluruhan persediaan Kelompok 1 Barang A Barang B Kelompok 2 Barang C Barang D jumlah Nilai persediaan 50.000 45.000 95.000 105.000 70.000 175.000 270.000 52.000 97.000 110.000 60.000 170.000 267.000 255.000 265.000

Pencatatan metode harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah, ada 3 metode : Metode pengurangan persediaan langsung, dimana kerugian penurunan harga tidak dilaporkan sendiri Metode pengurangan persediaan langsung, dimana hanya kerugian penurunan harga persediaan akhir yang dilaporkan tersendiri Metode cadangan persediaan, dimana kerugian penurunan harga persediaan awal & akhir dilaporkan sendiri

Harga pokok Harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah Selisih/kerugian 1 januari 91 31 desem 91 31 desem 92 300.000 320.000 240.000 280.000 224.000 - 40.000 16.000

Metode pengurangan persediaan langsung - kerugian tidak disendirikan Dalam cara ini harga pokok penjualan dan persediaan barang awal dan akhir dicatat dengan jumlah harga pokok atau harga pasar, yang lebih rendah. Apabila harga pasar lebih rendah dari harga pokok, maka rekening harga pokok penjualan mengandung 2 elemen, yaitu Harga pokok penjualan barang-barang yang dijual berdasarkan harga pokok Kerugian penurunan harga persediaan barang dagang

Metode fisik Tahun 1991 HPP 300.000 persediaan barang 300.000 (menutup persediaan awal) Persediaan barang 280.000 HPP 280.000 (mencatat persediaan akhir dengan jumlah harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah)

Tahun 1992 HPP 280.000 persediaan barang 280.000 (menutup persediaan awal) Persediaan barang 224.000 HPP 224.000 (mencatat persediaan akhir dengan jumlah harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah)

Metode buku Tahun 1991 HPP 40.000 persediaan barang 40.000 (mengurangi nilai persediaan akhir menjadi jumlah harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah) Tahun 1992 : HPP 16.000 persediaan barang 16.000

Metode pengurangan persediaan langsung - kerugian penurunan harga persediaan akhir disendirikan Dalam cara ini persediaan awal dan akhir dicatat dengan harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah. Tetapi rugi laba dikredit dengan persediaan barang akhir sebesar harga pokoknya, selisihnya merupakan kerugian penurunan harga persediaan yang dicatat tersendiri. Rekening harga pokok penjualan mengandung 2 elemen : Harga pokok barang yang dijual berdasar harga pokok Penurunan harga persediaan barang awal periode Apabila dipakai metode buku, buku pembantu persediaan harus disesuaikan

Metode fisik Tahun 1991 HPP 300.000 persediaan barang 300.000 (menutup persediaan awal) Persediaan barang 280.000 Rugi penurunan harga persediaan 40.000 HPP 320.000 (mencatat persediaan akhir dan mengakui kerugian)

Tahun 1992 HPP 280.000 persediaan barang 280.000 (menutup persediaan awal) Persediaan barang 224.000 Rugi penurunan harga persediaan 16.000 HPP 240.000 (mencatat persediaan akhir dan mengakui kerugian)

Metode buku Tahun 1991 Rugi penurunan harga persediaan 40.000 persediaan barang 40.000 (mengurangi nilai persediaan akhir menjadi jumlah harga pokok atu harga pasar, yang lebih rendah) Tahun 1992 Rugi penurunan harga persediaan 16.000 persediaan barang 16.000

Metode cadangan persediaan - kerugian penurunan harga persediaan awal dan akhir disendirikan Metode fisik Tahun 1991 HPP 300.000 persediaan barang 300.000 (menutup persediaan awal) Persediaan barang 320.000 Rugi penurunan harga persediaan 40.000 HPP 320.000 cadangan penurunan harga persediaan 40.000 (mencatat persediaan akhir dengan jumlah harga pokok dan mengakui kerugian)

Tahun 1992 HPP 320.000 persediaan barang 320.000 (menutup persediaan awal) Persediaan barang 240.000 Cad penurunan harga persediaan 24.000 HPP 240.000 laba dari pengurangan cad penrun hrg psd 24.000 (mencatat persediaan akhir dengan jumlah harga pokok dan mengakui kerugian)

Metode buku Tahun 1991 Rugi penurunan harga persediaan 40.000 cad penurunan harga persediaan 40.000 (mengurangi nilai persediaan akhir menjadi jumlah harga pokok atau harga pasar, yang lebih rendah) Tahun 1992 Cad penurunan harga persediaan 16.000 laba dari pengurangan cad penuru hrg psd 16.000 (menyesuaikan perkiraan cadangan agar sesuai dengan rugi turunnya harga persediaan akhir)

C. Metode Harga jual Penyimpangan dari prinsip harga pokok untuk penilaian persediaan yaitu dengan mencantumkan persediaan dengan harga jual bersihnya dapat diterima asalkan dipenuhi syarat : Ada kepastian bahwa barang-barang itu akan dapat segera dijual dengan harga yang telah ditetapkan Merupakan produk standar, yang pasarnya mampu menampung serta sulit untuk menentukan harga pokoknya

Metode Taksiran Persediaan dalam Metode Fisik ada 2 macam : A. Metode laba bruto Menentukan jumlah persediaan dengan metode laba bruto biasanya dilakukan dalam keadaan sbb : Utk menaksir jumlah persediaan barang yang diperlukan utk menyusun laporan jangka pendek, dimana perhitungan fisik tidak mungkin dilakukan Utk menaksir persediaan barang yang rusak karena terbakar dan menentukan jumlah barang sebelum terjadinya kebakaran Utk mengecek jumlah persediaan yang dihitung dengan cara-cara lain Utk menyusun taksiran harga pokok penjualan, persediaan akhir dan laba bruto

B.Metode harga Eceran Metode ini biasanya digunakan dalam toko-toko yang menjual bermacam-macam barang secara eceran, termasuk toko serba ada Metode harga eceran bisa digunakan untuk : Menaksir jumlah persediaan barang utk penyusunan laporan keuangan jangka pendek Mempercepat perhitungan fisik, karena jumlah yang dihitung dicantumkan dengan harga jualnya, maka utk mengubahnya ke harga pokok ialah dengan mengalikannya dengan prosentase harga pokok tanpa perlu memperhatikan masing-masing fakturnya Mutasi barang dapat diawasi yaitu dengan membandingkan hasil perhitungan fisik yang dinilai dengan harga jual dengan hasil perhitungan dari metode eceran

Contoh penggunaan metode laba bruto : Persediaan barang awal Rp 100.000 Pembelian (netto) Rp 400.000 Penjualan (netto) Rp 300.000 Misalnya laba bruto sebesar 25 % dri penjualan : Panjualan 100 % Laba bruto 25 % ------- HPP 75 %

Persediaan barang akhir periode dihitung : Persediaan awal Rp 100.000 Pembelian (netto) Rp 400.000 --------------- Tersedia untuk dijual Rp 500.000 Penjualan Rp 300.000 Laba bruto (25% x 300.000) Rp 75.000 Taksiran HPP Rp 225.000 Taksiran nilai persediaan akhir Rp 275.000

Contoh perhitungan persediaan akhir dengan metode harga eceran harga eceran harga pokok Persediaan barang awal Rp 100.000 Rp 60.000 Pembelian (neto) 1.100.000 780.000 ---------------- -------------- Tersedia untuk dijual 1.200.000 840.000 Penjualan 1.040.000 ---------------- Persediaan barang akhir 160.000

840.000 Persentase harga pokok ------------- x 100 % = 70 % 1.200.000 Persediaan barang akhir dengan harga pokok 70 % x 160.000 = Rp 112.000

Diketahui : persediaan barang awal periode Rp 200 Diketahui : persediaan barang awal periode Rp 200.000,--, pembelian bersih Rp800.000,-- dan penjualan bersih Rp 500.000,--.Jika laba bruto sebesar 20% dari penjualan, hitung taksiran nilai persediaan akhir dengan metode laba bruto Hitung persediaan akhir dengan metode harga eceran dari data sebagai berikut : Harga eceran Harga pokok Persediaan barang awal Rp 200.000,-- Rp 120.000,- Pembelian bersih Rp 2.200.000,-- Rp 1.560.000,--Penjualan Rp 2.080.000,-

3. Dari data No. 2 berapakah persentase dari harga pokok dan persediaan akhir dari harga pokok tersebut :

LATIHAN SOAL TUTUP BUKU

Latihan Soal Pertemuan V 1. Metode laba bruto biasanya digunakan untuk menentukan persediaan dalam keadaan kecuali ; a. Menaksir persediaan untuk penyusunan laporan keuangan jangka pendek b. Mengawasi mutasi barang c. Menaksir persediaan barang yang rusak d. Mempercepat perhitungan fisik 2. Berikut adalah data yang terjadi Pada PT Ambarsari sebagai berikut: Persediaan awal 200 unit @ Rp 10 Pembelian 300 unit @ Rp 15 Pembelian 300 unit @ Rp 20 Penjualan 600 unit apabila penetapan harga pokok menggunakan metode LIFO, maka persediaan akhir, adalah: a. Rp 2.000,- c. Rp 3.500,- b. Rp 3.000,- d. Rp 4.000

2. Berikut adalah data yang terjadi Pada PT Ambarsari sebagai berikut: Persediaan awal 200 unit @ Rp 10 Pembelian 300 unit @ Rp 15 Pembelian 300 unit @ Rp 20 Penjualan 600 unit apabila penetapan harga pokok menggunakan metode LIFO, maka persediaan akhir, adalah: a. Rp 2.000,- c. Rp 3.500,- b. Rp 3.000,- d. Rp 4.000 3. Berikut adalah metode penentuan harga pokok persediaan yang akan dilaporkan ke dalam neraca kecuali : a. FIFO c. Rata-rata b. LIFO d. Metode Harga Eceran

3. Berikut adalah metode penentuan harga pokok persediaan yang akan dilaporkan ke dalam neraca kecuali : a. FIFO b. LIFO c. Rata-rata d. Metode Harga Eceran 4. Sesuai dengan SAK maka persediaan barang akan dicantumkan dalam neraca sebesar : a. Harga Pokok b. Harga Jual c. Harga Pasar d. Harga Buku

Sesuai dengan SAK maka persediaan barang akan dicantumkan dalam neraca sebesar : a. Harga Pokok c. Harga Pasar b. Harga Jual d. Harga Buku Rumus menghitung nilai bersih yang dapat direalisasi ( Batas Max ) persediaan adalah : a. Taksiran Harga jual – Biaya Penjualan b. Taksiran Harga jual + Biaya Penjualan c. Nilai bersih – laba normal d. Nilai bersih + laba normal

Rumus menghitung nilai bersih yang dapat direalisasi ( Batas Max ) persediaan adalah : a. Taksiran Harga jual – Biaya Penjualan b. Taksiran Harga jual + Biaya Penjualan c. Nilai bersih – laba normal d. Nilai bersih + laba normal 1. Metode laba bruto biasanya digunakan untuk menentukan persediaan dalam keadaan; a. Menaksir persediaan untuk penyusunan laporan keuangan jangka pendek b. Mengawasi mutasi barang c. Menaksir persediaan barang yang rusak d. Mempercepat perhitungan fisik