مقاصد الشريعة.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
HADITS KEDUAPULUH DUA.
Advertisements

PENGANTAR HUKUM ISLAM M. Sularno Prodi Hukum Islam
IBADAH Materi III Orientasi Nilai Dasar Islam (ONDI)
HADITS KEDUAPULUH LIMA
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MENUNTUT ILMU Pengertian Menuntut Ilmu
Materi kls 5.
M. Nawawi Argumen Pengingkar Sunnah ونزلنا عليك الكتاب تبيانا لكل شيء وهدى ورحمة وبشرى للمسلمين (89 النحل ) وما من دابة في الأرض ولا طائر يطير بجناحيه.
Fungsi Wahyu dan Akal dalam Memahami Akidah
BAHAN AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SUMBER HUKUM ISLAM & METODE BERIJTIHAD
Pendidikan Agama Hadits sebagai ajaran islam February 28,
BAB 5 SUMBER HUKUM ISLAM Standar Kompetensi
I J T I H A D.
PENGERTIAN ISLAM DAN AJARANNYA
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Bab V HUKUM ISLAM Universitas Narotama.
BERWUDHU BAGIAN 3.
HUKUM SYARA’ (1).
HUKUM ISLAM A. Sunnatullah. B. Fiqh. C. Ushul Fiqh.
Pertemuan ke-2.
Hafidz Abdurrahman Syariah Islam.
SUMBER HUKUM ISLAM.
SYARA’ MAN QABLANA & MAZHAB SHAHABAT
PERTEMUAN KE-3 Rohmansyah, S.Th.I., M.Hum.
Islam Sebagai Way of Life Disusun oleh :  M. Asnun Munir  Ellyn  Zulfa Wafiroh  Disusun oleh :  M. Asnun Munir
SUMBER HUKUM ISLAM DAN HUKUM ISLAM DISUSUN OLEH CHAIRUNNISA
6 RUKUN IMAN Allah Malaikat Allah Kitab Allah Rasul Allah Hari Kiamat
SUMBER HUKUM ISLAM Oleh: Deden Mulyadi, S.Pd.I.
BUSANA MUSLIM BAB 2 KELAS X.
Sumber Hukum Islam Al-Qur’an Al hadist Ijtihad. ALQURAN SEBAGAI SUMBER HUKUM PERTAMA ISLAM DAN SEJARAH PEMBUKUAN ALQURAN.
BERIMAN KEPADA RASUL ALLAH
Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam
Penguatan Materi Fiqih
PENGANTAR STUDI HADIS.
ADAB BERPAKAIAN, BERHIAS, DAN BERTAMU DAN MENERIMA TAMU
Tafsir Ayat dan Hadis tentang Mudharabah
6. Hukum, HAM, dan Demokrasi Dalam Islam
PANDANGAN AGAMA ISLAM TENTANG BAYI TABUNG
ZAKAT.
EKSISTENSI ALLAH REDAKSI AYAT
HARI INI KITA BAHAS APA ITU ISLAM??? APA MISI AGAMA ISLAM???
Azaria Cahyarani Muhammad Dicky Niea Ardella Wahyu Sada
Ciri Aliran Sesat Oleh Nanang Kohar, SH.
Sumber Hukum Islam.
AKHLAQ, etika, dan moral serta contoh-contoh akhlaq mulia rasulullah saw Oleh: BAIDLOWI, M.H.I.
MEDIA PENDIDIKAN Disusun oleh : NUR AMIN : KLS : D/4
IBADAH PUASA Masuk.
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PRESENTED BY: YENI NURHASANAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KLASIFIKASI AYAT AL-QUR’AN (MAKKIYAH MADANIYAH)
By : 1. Rizal hartono 2.Muhammad fajar
Pengertian Hukum Islam
Disusun Oleh: Muhammad Ridwan, S.Pd.I
Masilul khamsah.
 Ketika Anda sedang berpuasa, merasa sangat lapar, dan tidak ada orang lain melihat Anda... KENAPA ANDA TIDAK MAKAN?  Puasa melatih muraqabah (rasa.
Pengertian Adil Adil adalah memutuskan suatu perkara sesuai dengan perbuatan seseorang tanpa memandang rakyat atau pejabat kaya atau miskin, siapa.
Fiqih Ibadah Pengampu : M. Nawawi Alamat : Bungah Gresik,Rt.09/Rw.03
SISTEM POLITIK ISLAM.
Sesi 1 Qawaid Fiqhiyyah.
Sessi 1 Qawaid Fiqhiyyah
Hafidz Abdurrahman Syariah Islam.
Hafidz Abdurrahman Syariah Islam.
Hafidz Abdurrahman Syariah Islam.
KONVENSYEN MEDIC INSANIAH
Oleh : Yulina Muhammad Miftahudin Kholid Mawardi
KELOMPOK. Pengertian Hukum Islam. Pengertian Hukum Islam Menurut Ahmad Rofiq, Pengertian Hukum Islam adalah seperangkat kaidah-kaidah hukum yang didasarkan.
HUBUNGAN HUKUM ISLAM DG AGAMA ISLAM. Pendahuluan Sebelum masuknya hukum Islam, rakyat Indonesia menganut hukum adat yang bermacam-macam sistemnya dan.
presentasi hadits Tentang Iman
Transcript presentasi:

مقاصد الشريعة

Menta’lil dapat dipergunakan untuk memahami kandungan dalil-dalil al-Qur’an dan al- Sunnah sepanjang sesuai dengan kandungan syari’ah. Adapun kaidah al-hukmu yaduru ma’a ‘illatihi wujudan wa ‘adaman dalam hal-hal tertentu dapat berlaku

PENGERTIAN MAQA<<<S{ID AL-SYARI<‘AH Maqa>s}id : jamak dari maqs}id, berarti tujuan atau sasaran Maqa>s}id al-syari>‘ah : makna-makna dan hikmah-hikmah yang menjadi perhatian dan tujuan Syari’ dalam menetapkan syariat, baik bersifat umum maupun khusus, yakni untuk mewujudkan kemaslahatan manusia

DALIL MAQA<<<S{ID AL-SYARI<‘AH Dalil Naqli/tekstual Penjelasan Allah dalam banyak ayat bahwa Dia maha bijaksana (al-Hakim). Penjelasan Allah bahwa Dia penuh rahmat kepada hamba-Nya وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْء (الأعراف :156) قُلْ لِمَنْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلْ لِلَّهِ كَتَبَ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ َ …. (الأنعام: 12)

Penegasan Allah bahwa diutusnya Nabi Muhammad adalah sebagai rahmat وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (الأنبياء 107) Penjelasan Allah dalam banyak hal bahwa Dia menetapkannya karena suatu tujuan مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (المائدة: 6) كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنْكُم (الحشر:7)

Penjelasan Allah tentang urgensi dan manfaat al-Qur’an serta tujuan diturunkannya يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ * قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ (يونس :58-57)

Disebutkan dalam al-Qur’an dan Sunnah sebagian maqashid al-syari’ah, baik yang umum maupun yang khusus وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ (الحج 78) يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْر (البقرة 185) خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا (التوبة 103) وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (البقرة 179)

Ada sejumlah nash umum yang memuat realisasi kemaslahatan إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (النحل 90) Menurut ‘Izzuddin bin ‘Abdussalam, ayat itu memerintahkan kemaslahatan dan sebab- sebabnya, dan melarang kemadlaratan dan sebab-sebabnya لا ضرر ولا ضرار

B. Dalil ‘Aqli/Rasional Tidak adanya hikmah dan tujuan suatu hukum tidak lain karena: Kebodohan pembuat hukum tsb. Ketidakmampuannya untuk mewujudkan hikmah dan tujuan tsb. Tidak adanya kehendak untuk menciptakan dan memberikan kebaikan bagi subyek hukum. Adanya sesuatu yang menghalangi kehendak si pembuat hukum. Pilihan pembuat hukum sendiri untuk menjadikan hukumnya tidak sempurna. Allah mustahil memiliki sifat-sifat itu

Setiap muslim berakal tahu bahwa Allah menghendaki kebaikan hambanya dalam penciptaannya dan kehidupannya لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4) وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مِنْهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (الجاثية 13) Karena itu, mustahil Allah tidak menghendaki kebaikan bagi hambanya dalam hukum-hukum yang disyariatkannya

Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang mulia وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آَدَمَ …. (الإسراء 70) Konsekuensi dari menjadikannya sebagai makhluk yang mulia adalah terwujudnya kemaslahatan dengan sebaik-baiknya bagi mereka

Sebagaimana diketahui (berdasarkan akal sehat dan kebiasaan yang berlaku), setiap peraturan yang tidak dimaksudkan untuk mewujudkan kemaslahatan atau mencegah kemadlaratan adalah peraturan yang sia-sia dan buruk, dan menunjukkan bahwa pembuat peraturan itu bodoh, lalai dan patut diduga bermaksud jahat. Dan tidak ada seorang pun ingin dianggap seperti itu. Jika peraturan buatan manusia saja tidak ingin dianggap seperti itu, apakah syari’at Allah yang Maha Baik akan seperti itu?

SIKAP UMAT ISLAM BERKAITAN DENGAN MAQASHID AL-SYARI’AH Kelompok yang mengabaikan maqashid al- Syari’ah dan tidak menjadikannya sebagai pertimbangan hukum Kelompok yang berlebihan dalam berpegang pada maqashid al-Syari’ah hingga mengabaikan ketentuan-ketentuan Syari’ah Kelompok yang memperhatikan maqashid al- Syari’ah tanpa mengabaikan ketentuan- ketentuan Syari’ah

Kelompok Pertama: Mengabaikan maqashid al-Syari’ah Pemahamannya literalis dan tekstual, dogmatis dan formalistik, tanpa memikirkan “pesan”, illah dan tujuan suatu hukum Menolak mempertimbangan ‘illah dalam menetapkan hukum Memandang negatif penggunaan nalar dalam memahami al-Qur’an dan Hadis

Cenderung mempersulit diri Menganggap pendapatnya sebagai benar Mengingkari kelompok lain yang berbeda sehingga enggan untuk berdiskusi dengan mereka Mudah menyalahkan bahkan mengkafirkan kelompok lain yang punya pendapat berbeda Seakan-akan menganggap kelompok lain tidak ada

Sebagian dari pendapat mereka Menolak nilai uang kertas, uang kertas tidak syar’i Menganggap harta perdagangan tidak wajib zakat Mengharuskan zakat fitrah dengan bahan makanan Mengharamkan gambar dan fotografi Mengharamkan isbal secara mutlak Menghalalkan perbudakan

Kelompok Kedua: Berlebihan dalam Berpegang pada Maqashid Syari’ah Mengagungkan akal di atas wahyu Cenderung mengabaikan ketentuan- ketentuan hukum, khususnya ketika dipandang tidak sejalan dengan akal mereka Berani meninggalkan ketentuan yang qath’i bahkan menomorduakan rukun Islam atas pertimbangan kemaslahatan

Sebagian dari pendapat mereka Jilbab (khimar) tidak wajib. Hukuman qishash, jilid bagi pezina, potong tangan bagi pencuri Homoseksual, lesbian, minuman keras yang tidak berlebihan, hukumnya boleh

Kelompok Ketiga: Mengaitkan Nash dengan Maqashid Meyakini adanya hikmah dari syariat Islam, dan bahwa syari’at Islam mengandung kemaslahatan Mengaitkan nash-nash dan hukum-hukum syari’at, sebagian dengan yang lain Mengkaji maqashid nash sebelum menetapkan hukum

Memahami nash dengan memperhatikan sebab dan kondisi yang melatarbelakangi Membedakan antara tujuan yang bersifat tetap dengan sarana (wasilah) yang bisa berubah Membedakan antara ibadah dan muamalah dalam kaitannya dengan maqashid

Sebagian dari pendapat mereka Gambar dan fotografi tidak haram mutlak, tergantung sifat, tujuan dan penggunaannya Isbal tidak haram mutlak, tergantung motifnya Wanita pergi tidak harus dengan muhrim dalam kondisi aman Hukum memanjangkan jenggot tidak sampai pada tingkat wajib

Siwak tidak mesti dengan kayu arok Jilbab wanita tidak harus dengan model arab Menentukan masuknya awal bulan tidak harus dengan rukyat Ibadah seperti shalat dan puasa tetap wajib dilakukan walaupun seseorang sudah berperilaku baik dan berhati bersih

URGENSI MAQA<<<S{ID AL-SYARI<‘AH DALAM BERIJTIHAD Maqa>s}id al-syari>‘ah penting dalam semua bentuk aktifitas ijtihad yang meliputi: Ijtihad isislahi

Ijtihad qiyasi Ijtihad bayani

Ijtihad tawfiqi

Bahkan maqa>s}id al-syari>‘ah tetap penting dalam hal-hal yang tidak dapat diketahui hikmahnya

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN TENTANG MAQA<<<S{ID AL-SYARI<‘AH Rasul saw. mengisyaratkan pentingnya perhatian thd maqa<<<s{id al-syari<‘ah

Para sahabat dlm berijtihad memperhatikan maqa>s}id al-syari>‘ah

Para ulama memperhatikan maqa>s}id al-syari>‘ah

IMAM AL-MAQASIDI PERTAMA : Imam al-haramain Abu Hamid al-Ghazali penerus al-Juwayni

IMAM AL-MAQASIDI KEDUA: ‘Izzuddin bin ‘Abdussalam Al-Qaffal penerus ‘Izzuddin

IMAM AL-MAQASIDI KETIGA: al-Syatibi

IMAM AL-MAQASIDI KETIGA: Muhammad Tahir bin ‘Asyur ‘Allal al-Fasyi