Fransiska Ayuningtyas.W Akfar Theresiana Semarang

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Dr. Rr. Retnaningtyas Sugma Y.
Advertisements

Pendahuluan Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa.
Antidiabetika Obat antidiabetik digunakan untuk mengontrol diabetes melitus. DM : suatu penyakit dimana terjadi kegagalan total atau parsial dari sel beta.
OBAT ANASTESIA Anastetik umum (1) Anastetik lokal I anastetik umum
Oleh : Hendri Wasito, S. Farm., Apt.
POKOK BAHASAN III FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.
ASSALAMU ALAIKUM WW. 1.
Senyawa Aromatis : Subtitusi elektrofilik
HIPERSENSITIVITAS Oleh : Netti Suharti.
II. MEKANISME KERJA OBAT A. FASE/NASIB OBAT DALAM TUBUH 1
OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH
Intervensi farmakologis pada sistem saraf
STRUKTUR SENYAWA KARBON
AUTAKOID DAN ANTAGONISNYA
 TEMPAT KERJA  TERUTAMA PADA MEMBRAN SEL  MENCEGAH PEMBENTUKAN DAN KONDUKSI SARAF (BILA DIKENAKAN SECARA LOKAL PADA JARINGAN SARAF PADA DOSIS YANG.
Farmakologi Molekuler Farmasi-Uhamka
REAKSI SENYAWA KARBON 1. REAKSI SUBSTITUSI 2. REAKSI ADISI
Parasimpatomimetik / Kolinergik Simpatomimetik / Adrenegik
ANAFILAKSIS Haryson Tondy Winoto, dr. Msi.Med. Sp.A Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Kimia Medisinal Antihistamin Kelompok 3B
PERANAN DAN PENGEMBANGAN OBAT
ION LOGAM DALAM SISTEM BIOLOGIS
HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA KOLINERGIK SENYAWA ANTIKOLINERGIK
DHA Dalam Makanan Formula Khusus Bayi
HUBUNGAN STRUKTUR – AKTIVITAS OBAT PENEKAN SISTEM SARAF PUSAT
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS OBAT KARDIOVASKULAR
Antimetic Nausea Vomiting Pregnancy
HUBUNGAN STRUKTUR – AKTIVITAS SENYAWA STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT
OBAT HISTAMIN & ANTIHISTAMIN
“(SISTEM PERTAHANAN TUBUH)”
Kelainan pada Sistem Pertahanan Tubuh
Antimetic Nausea Vomiting Pregnancy
HUBUNGAN STRUKTUR - AKTIVITAS SENYAWA ADRENERGIK PEMBLOK ADRENERGIK
NAMA : ISTIQAMAH NIM : T.I DIII KEBIDANAN
Antimetic Nausea Vomiting Pregnancy
Parasimpatomimetik / Kolinergik Simpatomimetik / Adrenegik
Kimia Medisinal Obat Analgetik dan Antipiretik
MEKANISME REAKSI SUBSTITUSI ELEKTROFILIK
1. REAKSI ADISI ASAM HALIDA PADA ALKENA
Antiemetik.
Lisa Andina, S.Farm, Apt. RESPON IMUN SPESIFIK.
Syok anafilaktik Nasman Puar Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
PERINTANG GANGLION DISUSUN OLEH : KELOMPOK V FANI NOVITA FIRDA ARISNA
HIPERSENSITIFITAS Lisa Andina, S.farm, Apt..
Pengantar Farmakologi: Farmakodinamik
REAKSI SUBSTITUSI BROMOBENZENA
Dr. Henny Saraswati, M.Biomed
Immunosupresan Stephanie D.A.
Senjata Cerdas Manusia : “ANTIBODY”
OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
Tugas Kelompok 1. Anaestetika sistemik dan relaksan Pusat
REAKTIVITAS SENYAWA AROMATIK
POKOK BAHASAN III FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.
BAB 11 SISTEM IMUN.
INTERAKSI FARMAKODINAMIKA
STRUKTUR VS. MOMENT DIPOLE
IKATAN OBAT-RESEPTOR SUPRIANTO, S.Si., M.Si., Apt.
BENZENA & AROMATISASI.
Hormon Hormon adalah senyawa kimia yang membantu mengatur proses-proses metabolisme tubuh. Hormon beredar di dalam darah sepanjang pembuluh darah untuk.
ANALGETIK ANTIPIRETIK INFLAMASI
Respon Imun Non Spesifik (Respon Imun Innate)
OBAT-OBAT SISTIM PENCERNAAN asam lambung
OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
NASIB OBAT/ RACUN DALAM TUBUH
BENZENA DAN TURUNANNYA
II. MEKANISME KERJA OBAT A. FASE/NASIB OBAT DALAM TUBUH 1
Mesi Leorita, S.Si, M.Sc., Apt.. Interaksi Obat dan reseptor Secara tradisional dimodelkan sebagai “ Kunci dan Anak Kunci ” - Kunci : Permukaan Reseptor.
SIFAT FISIKA MOLEKUL OBAT
Syara Marsa Pembimbing dr. Cut Putri Yohana, M.sc, Sp.KK.
Prostaglandin. Pendahuluan Prostaglandin adalah setiap anggota kelompok lipid yang berasal dari enzimatis asam lemak dan memiliki fungsi penting dalam.
Transcript presentasi:

Fransiska Ayuningtyas.W Akfar Theresiana Semarang ANTIHISTAMIN Fransiska Ayuningtyas.W Akfar Theresiana Semarang

HISTAMIN senyawa normal yang ada dalam jaringan tubuh (jaringan sel mast dan peredaran basofil) Asal histamin?

Fungsi Fisiologis histamin Sebagai neurotransmitter Kontrol neuroendokrin Regulasi kardiovaskuler (terkait kemampuan vasodilatator) Pengaturan suhu Berperan pada sekresi asam lambung Berperan dalam reaksi alergi / anafilaksis

ANTIHISTAMIN obat yang dapat mengurangi / menghilangkan kerja histamin dalam tubuh mekanisme: penghambatan bersaing pada reseptor H-1, H-2, H-3 dan H-4 Efek antihistamin bukan suatu reaksi antigen antibodi karena tidak dapat menetralkan atau mengubah efek histamin yang sudah terjadi. tidak dapat mencegah produksi histamin.

1. Antagonis H1 Paling banyak berperan dalam alergi namun bisa juga vasodilatasi dan bronkokonstriksi (asma) Lokasi: Terdapat di otak, bronkus, gastrointestinal tract, genitourinary system, sistem kardiovaskuler, adrenal medula, sel endotelial berkompetisi (bersifat kompetitif) dengan histamin untuk mengikat reseptor, untuk meringankan reaksi alergi seperti rhinitis dan urtikaria.

Antagonis H1... Struktur Reseptor H-1 Ar : gugus aril, fenil, fenil tersubstitusi, heteroaril Ar1: gugus aril kedua R dan R1 : gugus alkil Amin tersier, pH fisiologis = mengikat reseptor H1 Perpanjangan atom C: aktv<< Konformasi X-N  trans aktv >> Ar= lipofil Membentuk ikatan hidrofob dengan H1 Monosubstitusi (Cl, Br) posisi para :efek meningkat Disubstitusi posisi para : efek menurun Substitusi orto, meta : efek menurun Cincin  koplanar; aktv max O : turunan monoalkil eter efek sedasi yang besar N : turunan etildiamin, toksisitas dan efektivitas meningkat CH : turunan alkilamin, kurang aktif, toksisitas rendah

1. Turunan Eter Amino Alkil A. Generasi 1 (klasik) : cukup baik terabsorbsi setelah pemakaian oral. Efek sedatif masih tinggi. Penggolongan: 1. Turunan Eter Amino Alkil Contoh : difenhidramin (1), Klorodifenhidramin (2), Bromodifenhidramin (3), medrilamin (4) R: H R: Cl R: Br R: OCH3 R: CH3 posisi orto= efek antikolinergik meningkat ; antagonis H-1 <<

Contoh : Fenbezamin (1), tripenelamin (2), Pirilamin (3) 2. Turunan Etilendiamin Efektivitas tinggi, penekanan sistem saraf pusatdan iritasi lambung juga besar Contoh : Fenbezamin (1), tripenelamin (2), Pirilamin (3) X: H R: H X: N R: H X: N R: OCH3 N: efek meningkat, toksisitas turun OCH3: perpanjang masa obat

Indeks terapitik luas, efek samping dan toksisitas rendah 3. Turunan Alkilamin Indeks terapitik luas, efek samping dan toksisitas rendah Contoh : feniramin (1), CTM (2) X: H X: Cl (posisi para!)

Awal kerja lambat, masa kerja panjang 4. Turunan piperazin Awal kerja lambat, masa kerja panjang Contoh : siklizin (1), homoklorsiklizin (2) R1: H R2: H R1: Cl (posisi para!) R2: H

Contoh : Prometazin (1), mekuitazin (2) 5. Turunan Fenotiazin Berefek tranzquilizer, antiemetik dan potensiasi dengan obat anlagetik-sedatif Contoh : Prometazin (1), mekuitazin (2) X: H X: N

1. siproheptadin HCl, sebagai antihistamin = CTM Turunan lain-lain Contoh : 1. siproheptadin HCl, sebagai antihistamin = CTM Mekanisme kerja belum diketahui 2. Azatadin maleat, sebagai antihistamin = 3x CTM masakerja panjang, efek sedasi rendah X: H X: N

B. Generasi 2: cukup baik terabsorbsi setelah pemakaian oral B. Generasi 2: cukup baik terabsorbsi setelah pemakaian oral. Afinitas tinggi terhadap reseptor H-1. Efek sedatif minimal.

C. Generasi 3: merupakan pengembangan dari generasi.  Pencarian generasi ketiga ini dimaksudkan untuk memperoleh profil antihistamin yang lebih baik dengan efikasi tinggi serta efek samping lebih minimal. contoh: desloratadin dan levocetirizin Semakin tinggi generasinya durasi aksinya makin panjang dengan efek sedatif (ngantuk) semakin minimal Efek samping obat antagonis H1 selain sedatif (menimbulkan ngantuk) juga atropine-like reactions contohnya mulut kering dan konstipasi.

Pemanjangan rantai samping meningkatkan kekuatan anatagonis H2. 2. Antagonis H-2 Berlokasi di sel parietal lambung yang berperan dalam sekresi asam lambung Cara kerjanya adalah dengan mengikat reseptor H2 pada membran sel parietal dan mencegah histamin menstimulasi sekresi asam lambung. Obat antagonis H2: cimetidine, ranitidine, famotidine Reseptor Histamin R: H C2 : selektif merangsang H1 C4: selektif agonis H2, efek agonis H1 lemah Pemanjangan rantai samping meningkatkan kekuatan anatagonis H2.

Antagonis H2...

Antagonis H2...

3. Antagonis H-3 Terdapat di sistem syaraf, mengatur produksi dan pelepasan histamin pada susunan saraf pusat. Tidak seperti antagonis H1 yang menimbulkan efek sedatif, antagonis H3 menyebabkan efek stimulant dan nootropic dan sedang diteliti sebagai obat Alzheimer Obat: Imetit, Immepip, clobenpropit, lodoproxyfan

4. Antagonis H-4 Dijumpai pada sel-sel inflammatory (eusinofil, neutrofil, mononukleosit). diduga terlibat dalam alergi bersinergi dengan reseptor H1 Masih merupakan target baru obat anti inflamasi alergi karena dengan penghambatan reseptor H4 maka dapat mengobati alergi dan asma (sama dengan reseptor H1) Obat: Thioperamide,  JNJ 7777120