بسم الله الرحمن الرحيم وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan dan hendaklah kamu berlaku adil, sesungguhnya Allah swt mencintai orang-orang yang berlaku adil. (Qs.al-Hujurat, 9) Tafsir وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya

Allah swt memerintahkan kepada kita untuk mendamaikan Kaum Muslimin. Untuk menamakan dosa besar tidak mengeluarkan seseorang dari ke’iman’an وبهذا استدل البخاري وغيره على أنه لا يخرج من الإيمان بالمعصية وإن عظمت، لا كما يقوله الخوارج ومن تابعهم من المعتزلة ونحوهم. Dengan ayat ini, Imam Bukhari dan para ulama lainnya mengatakan; Tidak keluar dari iman dengan melakukan kemaksiatan walau kemaksiatan itu besar dosanya, tidak seperti yang dilakukan oleh al-Khawarij dan yang mengikuti mereka dari al-Mu’tazilah dan yang sepemikiran dengan mereka. Abu Bakrah ra; رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى المِنْبَرِ وَالحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ إِلَى جَنْبِهِ، وَهُوَ يُقْبِلُ عَلَى النَّاسِ مَرَّةً، وَعَلَيْهِ أُخْرَى وَيَقُولُ: إِنَّ ابْنِي هَذَا سَيِّدٌ وَلَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يُصْلِحَ بِهِ بَيْنَ فِئَتَيْنِ عَظِيمَتَيْنِ مِنَ المُسْلِمِينَ Aku telah melihat Rasul saw di atas minbar dan Hasan bin Ali duduk di sebelahnya, sesekali beliau saw melihat pada para sahabat dan sesekali

melihat kepadanya, seraya bersabda: Sungguh anakku ini Sayyid (penghulu) dan semoga Allah swt mendamaikan dengannya antara dua golongan besar dari Kaum Muslimin. (HR.Bukhari) Perang Shiffin Sebabnya Ali ra diangkat menjadi Khalifah, dan menggantikan posisi Muawiyah sebagai Gubernur Syam. Muawiyah bin Abi Sufyan ra menolak untuk ber-baiat kepada Ali bin Abi Thalib ra, sebelum ditangkap pembunuh Utsman ra. Peperangan Hari 1: Rabu 1 Shafar 37 H Pasukan Ali ra: dipimpin oleh Astar an-Nakhai rhm Muawiyah ra: dipimpin oleh Habib bin Masalamh rhm Peperangan berlangsung dari pagi hingga Maghrib banyak berguguran dari kedua belah pihak. (berimbang) Hari 2: Kamis 2 Shafar 37 H

Ali ra: Dipimpin oleh Hasyim bin Utbah bin Abi Waqqas ra Muawiyah ra: Dipimpin oleh Abu A’war al-Aslami Peperangan berlangsung dari pagi hingga Maghrib banyak berguguran dari kedua belah pihak. (berimbang) Hari 3: Jum’at 3 Shafar 37 H Ali ra: dipimpin oleh Ammar bin Yasir ra (saat itu berusia lebih dari 90 tahun) Muawiyah ra: Amr bin Ash ra Hari 4: Sabtu, 4 Shafar 37 H Pasukan Ali ra: dipimpin oleh Muhammad al-Hanafiah rhm Muawiyah ra: dipimpin oleh Ubaidillah bin Umar bin Khattab rhm

Hari 5: Minggu 5 Shafar 37 H Pasukan Ali ra: dipimpin oleh Abdullah bin Abbas ra Muawiyah ra: dipimpin oleh al-Walid bin Uqbah rhm Peperangan berlangsung dari pagi hingga Maghrib banyak berguguran dari kedua belah pihak. (berimbang) Hari 6: Senin 6 Shafar 37 H Pasukan Ali ra: dipimpin oleh Qais bin Sa’ad ra Muawiyah ra: dipimpin oleh Ibnu Dzil Qala’ al-Humairiy rhm Hari 7: Selasa 7 Shafar 37 H Pasukan Ali ra: dipimpin oleh Astar an-Nakhai rhm Muawiyah ra: dipimpin oleh Habib bin Masalamah rhm

Pasukan Ali ra: dipimpin langsung oleh Ali bin Abi Thalib ra Hari 8: Rabu 8 Shafar 37 H Pasukan Ali ra: dipimpin langsung oleh Ali bin Abi Thalib ra Muawiyah ra: dipimpin oleh Muawiyah bin Abi Sufyan ra Dikeluarkan semua pasukan Hari 9: Kamis 9 Shafar 37 H Pasukan Ali ra: dipimpin oleh Astar an-Nakhai rhm Muawiyah ra: dipimpin oleh Habib bin Masalamh rhm Dikeluarkan semua pasukan. Dihari ke 8 dan 9, pasukan Ali bin Abi Thalib lebih unggul dan hampir memperoleh kemenangan jika Amr bin Ash ra tidak menghentikannya. Selama peperangan ini telah gugur; Dari pasukan Ali ra: 25.000 orang Dari pasukan Muawiyah: 45.000 orang Tahkim di Daumatul Jandal Mewakili pasukan Ali ra: Abu Musa al-As’ari ra Mewakili pasukan Muawiyah ra: Amr bin Ash ra