Nur Hidayati 292013239 PGSD-FKIP-UKSW PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TS-TS BERBANTUAN PERMAINAN ULAR TANGGA SISWA KELAS IV SD Nur Hidayati 292013239 PGSD-FKIP-UKSW Dosen Pembimbing : Stefanus C. Relmasira, S.Pd., MSEd.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TS-TS BERBANTUAN PERMAINAN ULAR TANGGA SISWA KELAS IV SD 1. Latar Belakang 4. Pelaksanaan 2. Tujuan 5. Metode 3. Tinjauan Pustaka 6. Hasil Dan Pembahasan 7. Simpulan
LATAR BELAKANG Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan saintifik yang mengutamakan 5M meliputi Mengamati, Menanya, Mencoba, Mengolah, Menyimpulkan dan Mengkomunikasikan untuk semua pelajaran. Kurikulum 2013 memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif, inovatif dan afektif. Peserta didik merasa bosan dan menganggap pelajaran IPS tidak menarik dan tidak penting dikarenakan pada saat pembelajaran beberapa peserta didik masih ada yang berbicara sendiri atau mengganggu teman sebangkunya. Pada pembelajaran IPS di SD Negeri KLero 01 masih menggunakan metode ceramah yang berfokus pada guru (teacher center) dikarenakan kurangnya media yang memenuhi. Sehingga mempengarahi hasil belajar peserta didik. Peneliti berupaya untuk tercapainya peningkatan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TS-TS (Two Stay - Two Stray) dengan berbantuan media permainan ular tangga pada muatan IPS.
TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada muatan IPS dengan menerapakan model pembelajaran Kooperatif tipe TS-TS berbantuan dengan media permainan ular tangga pada siswa kelas IV SD Negeri Klero 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajar 2016/2017.
Tinjauan Pustaka Menurut Majid (2014:28) hasil belajar merupakan suatu puncak proses hasil belajar. Hasil belajar dapat dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut dapat bermanfaat bagi guru dan siswa. Makna hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri peserta didik, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Peserta didik yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yeng dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Hasil belajar dalam penelitian ini menekankan pada ranah kognitif.
Menurut Kagan (1994) dalam Hosnan (2014), pembelajaran Kooperatif adalah strategi pengajaran yang sukses dimana tim kecil, masing-masing dengan siswa dari tingkat kemampuan yang berbeda, menggunakan berbagai aktifitas belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang suatu subjek. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay-Two Stray (TS-TS) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1990) dalam Huda (2013. Model TS-TS merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berpartisipasi. Pembelajaran kooperatif tipe TS-TS terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut: Tahap persiapan Presentasi guru Kegiatan kelompok Presentasi kelompok Evaluasi kelompok dan penghargaan
Langkah-langkah penerapan model Kooperatif Tipe TS-TS dalam perbaikan pembelajaran : Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok yang setiap kelompok terdiri dari empat siswa. Kelompok yang dibentu pun merupakan kelompok heterogen, misalnya satu kelompok terdiri dari dari 1 peserta didik berkemampuan tinggi, 2 peserta didik berkemampuan sedan dan 1 peserta didik berkemampuan rendah. Guru memberikan sub pokok bahasan pada tiap-tiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompok masing-masing. Siswa bekerja sama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Hal ini bertujuan untuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertemu ke kelompok lain. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka kepada tamu dari kelompok lain. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri untuk melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. Masing-masing kelompok berpresentasi hasil kerja mereka.
Menurut Sadiman (1986) dalam Gunawan (2014:74) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga proses proses belajar terjadi. Media pembelajaran adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar sehingga dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Pada penelitian ini menggunakan media permainan ular tangga. Tujuan dari media ini adalah supaya peserta didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan senantiasa peserta didik mempelajari atau mengulang kembali materi-materi yang telah dipelajari sebelumnya yang nantinya akan diuji dengan permaian ini, sehingga akan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi peserta didik.
Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Klero 1 kecamatan Tengaran kabupaten Semarang. SD Negeri Klero 1 terletak dilingkungan industri dan tidak jauh dari jalan raya sekitar ± 100 meter dari jalan raya. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Klero 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sejumlah 35 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2016/2017.
Metode Pengertian penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Kunandar (2011) sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang : a. Praktik-praktik kependidikan mereka, b. Pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan c. Situasi dimana praktik-praktik dilaksanakan. Ada dua tujuan yang ingin dicapai dalam PTK menurut Kunandar (2011:63-64), yaitu : Untuk memecahkan permasalahan yang terjadi didalam kelas tersebut yang dialami secara nyata dan langsung dalam interaksi pengajar dengan peserta didik yang sedang melaksanakan kegiatan belajar. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat inovasi dan perubahan.
Pelaksanaan penelitian ini di bagi kedalam dua siklus, setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Penelitian ini dibagi dalam 4 tahapan, sebagai berikut : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi. Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data-data yang diperlukan adalah menggunakanya alat pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif. Teknik pengukuran digunakan terutama untuk mengumpulkan tentang hasil belajar maupun proses pembelajaran. Menurut Slameto (2015:233) terdapat dua macam alat pengukuran yaitu tes dan non tes. Alat pengukuran tes adalah prosedur pengukuran yang sengaja dirancang secarasistematis, untuk mengukur indikator/kompetensi tertentu, dilakukan dengan pemberian angka yang jelas dan spesifik, sehingga hasilnya relatif ajeg bila dilakukan dalam kondisi relatif sama. Alat pengukuran non tes berisi pernyataan atau pertanyaan yang tidak memiliki jawaban benar atau salah. Alat nontes terdiri dari : observasi, angket, dan wawancara.
Jenis data yang didapat ada 2 macam yaitu : Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil belajar, dalam penelitian ini hasil belajar siswa berupa tes yang dilakukan setelah akhir siklus, data tersebut berbentuk angka yang diperoleh dari hasil proses belajar mengajar. Data kualitatif yaitu hasil observasi melalui lembar observasi setiap siklus yang ber sumber keadaan siswa dan cara guru mengajar menggunakan model kooperatif tipe TS-TS berbantuan media ular tangga Indikator kegiatan guru yang diobservasikan adalah : Membuka pembelajaran/apersepsi Memberi motivasi Menyampaikan tujuan Menyajikan atau menyampaikan materi, Menggorganisasikan siswa kedalam kelompok Membimbing kelompok dengan model koopertaif tipe TS-TS Membimbing kelompok dengan permainan ular tangga Evaluasi Memberikan penghargaan Melakukan umpan balik Menyimpulkan materi Memberikan kegiatan tindak lanjut
Adapun indikator untuk aktivitas siswa adalah : Mendengarkan penjelasan guru Membentuk kelompok belajar Interaksi siswa dalam kelompok Melaksanakan kegiatan kelompok sesuai dengan aturan Keseriusan mengerjakan soal tes
Hasil dan Pembahasan Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdari 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan mencakup 4 tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Hasil belajar peserta didik kelas IV sebelum melakukan tindakan masih rendah, dapat diketahui dengan hasil tes akhir semester 1 dari tema 1 sampai 5. Pada hasil tes akhir semester 1 pada muatan IPS masih ada peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM >75).
REKAPITULASI KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan pada kelas IV di SD Negeri Klero 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2016/2017 dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TS-TS berbantuan permainan ular tangga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS. Hal ini ditunujukan dari hasil belajar peserta didik yang dapat dilihat bahwa ada peningkatan hasil belajar peserta didik dari siklus I dan siklus II yaitu hasil belajar siklus I presentase untuk siswa yang mencapai KKM yaitu 60% sedangkan siklus II presentasenya untuk peserta didik yang mencapai ketuntasan KKM yaitu 91%. Dengan demikian ketuntasan siswa telah mencapai denan nilai KKM yaitu 75.
DAFTAR PUSTAKA Afandi, R. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Permainan Ular Tangga Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dan Hasil Belajar Ips Di Sekolah Dasar . Jurnal Inovasi Pembelajaran , 77-89. Gunawan, R. (2014). Pengembangan Kompetensi Guru Ips . Bandung: Alfabeta. Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia. Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran Dan Pemebalajaran : Isu-Isu Metodis Dan Paradigmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas : Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta Utara: Rajawali Pers. Kurinasih, I., & Sani, B. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 : Konsep Dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena. Majid, A. (2014). Penelitian Autentik Proses Dan Hasil Belajar. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya. Slameto. (2015). Metodologi Penelitian & Inovasi Pendidikan . Salatiga: Satya Wacana Press. Susanto, A. (2012). Teori Belajar Dan Pembalajaran Disekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media.
TERIMA KASIH