Al-Fath (Lari Dari Perang) سَيَقُولُ الْمُخَلَّفُونَ إِذَا انْطَلَقْتُمْ إِلَى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوهَا ذَرُونَا نَتَّبِعْكُمْ يُرِيدُونَ أَنْ يُبَدِّلُوا كَلَامَ اللَّهِ قُلْ لَنْ تَتَّبِعُونَا كَذَلِكُمْ قَالَ اللَّهُ مِنْ قَبْلُ فَسَيَقُولُونَ بَلْ تَحْسُدُونَنَا بَلْ كَانُوا لَا يَفْقَهُونَ إِلَّا قَلِيلًا Orang-orang Badwi yang tertinggal itu akan berkata apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan: "Biarkanlah kami, niscaya kami mengikuti kamu"; mereka hendak merobah janji Allah. Katakanlah: "Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami; demikian Allah telah menetapkan sebelumnya"; mereka akan mengatakan: "Sebenarnya kamu dengki kepada kami“, bahkan mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali. أنهم يسألون أن يخرجوا معهم إلى المغنم، وقد تخلفوا عن وقت محاربة الأعداء، فأمر الله رسوله صلى الله عليه وسلم ألا يأذن لهم في ذلك، معاقبة لهم من جنس ذنبهم Mereka meminta untuk mendapat bagian dari harta rampasan padahal mereka telah berpaling di waktu berperang dengan musuh, maka Allah swt memerintahkan Rasul saw untuk tidak memberikan (harta rampasan itu) kepada mereka sebagai balasan atas dosa mereka.
قُلْ لِلْمُخَلَّفِينَ مِنَ الْأَعْرَابِ سَتُدْعَوْنَ إِلَى قَوْمٍ أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ تُقَاتِلُونَهُمْ أَوْ يُسْلِمُونَ فَإِنْ تُطِيعُوا يُؤْتِكُمُ اللَّهُ أَجْرًا حَسَنًا وَإِنْ تَتَوَلَّوْا كَمَا تَوَلَّيْتُمْ مِنْ قَبْلُ يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا Katakanlah kepada orang-orang Badwi yang tertinggal: "Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu) niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih". لَيْسَ عَلَى الْأَعْمَى حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْأَعْرَجِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْمَرِيضِ حَرَجٌ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَنْ يَتَوَلَّ يُعَذِّبْهُ عَذَابًا أَلِيمًا Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang), dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab- Nya dengan azab yang pedih.
Hukum Lari Dari Perang الفرار من الزحف كبيرة من الكبائر العظام، لما فيه من الخذلان البين والخطر العظيم على الإسلام والمسلمين، وقد أجمعت الأمة على تحريمه. Lari dari perang termasuk dosa besar, karena dalam perbuatan itu terkandung tipuan dan bahaya yang nyata dalam Islam dan kaum Muslimin, para ulama telah sepakat akan keharamannya Dalil Larangan Lari dari Perang Al-Qur’an Allah swt berfirman: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا زَحْفًا فَلَا تُوَلُّوهُمُ الْأَدْبَارَ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, Maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). (QS.Al-Anfal, 15.)
Hadits Umat Terdahulu Shafwan bin A’ssal ra: أَنَّ يَهُودِيَّيْنِ قَالَ أَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ: اذْهَبْ بِنَا إِلَى هَذَا النَّبِيِّ نَسْأَلُهُ، فَقَالَ: لَا تَقُلْ لَهُ نَبِيٌّ فَإِنَّهُ إِنْ سَمِعَهَا تَقُولُ نَبِيٌّ كَانَتْ لَهُ أَرْبَعَةُ أَعْيُنٍ، فَأَتَيَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَاهُ عَنْ قَوْلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ {وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى تِسْعَ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ} Ada dua orang Yahudi, salah seorang diantara mereka berkata kepada temannya: Mari kita pergi ke Nabi ini dan bertanya kepadanya !, maka berkata: janganlah kamu mengatakan untuknya dia seorang Nabi, sungguh jika dia mendengarnya kamu mengatakan Nabi maka baginya ada empat mata. Maka mereka berdua mendatangi Nabi saw dan bertanya kepadanya tentang firman Allah swt “Dan Sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mukjizat yang nyata..” (Qs.al-Isra’ 101) فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تُشْرِكُوا بِاللَّهِ شَيْئًا، وَلَا تَزْنُوا، وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالحَقِّ، وَلَا تَسْرِقُوا، وَلَا تَسْحَرُوا، وَلَا تَمْشُوا بِبَرِيءٍ إِلَى سُلْطَانٍ فَيَقْتُلَهُ، وَلَا تَأْكُلُوا الرِّبَا، وَلَا تَقْذِفُوا مُحْصَنَةً، وَلَا تَفِرُّوا مِنَ الزَّحْفِ,
- شَكَّ شُعْبَةُ -، وَعَلَيْكُمْ اليَهُودَ خَاصَّةً أَلَّا تَعْتَدُوا فِي السَّبْتِ» فَقَبَّلَا يَدَيْهِ وَرِجْلَيْهِ ..: «هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ» Rasul saw bersabda: Janganlah kalian mensekutukan Allah swt dengan sesuatu apapun, janganlah kalian berzina, janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah swt kecuali dengan hak, janganlah kalian mencuri, janganlah kalian melakukan sihir, janganlah kalian berlepas diri dari sulthan lalu dia membunuhnya, janganlah kalian makan riba, janganlah kalian meng-qadzaf dan janganlah kalian lari dari perang (syu’bah ragu) dan kalian khusus para Yahudi janganlah kalian saling bermusuhan di hari Sabtu”. Maka mereka berdua mencium tangan dan kedua kakinya, seraya berkata “Sungguh kami bersaksi kamu adalah seorang Nabi (HR.Thurmudzi, Hasan Shahih) Sebab Kehancuran Abu Hurairah ra, Rasul saw: اجْتَنِبُوا السَّبْعَ المُوبِقَاتِ ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ اليَتِيمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ المُحْصَنَاتِ المُؤْمِنَاتِ الغَافِلاَتِ
Hindarilah tujuh perkara menghancurkan Hindarilah tujuh perkara menghancurkan !, para sahabat bertanya: Apakah itu ya Rasul saw ?, beliau bersabda: Syirik kepada Allah swt, sihir, membunuh diri yang telah diharamkan oleh Allah swt kecuali dengan cara yang hak, makan riba, makan harta anak yatim, lari dari perang dan menuduh zina wanita mukminah yang menjaga dirinya yang sedang lalai. (HR.Bukhari) Dosa Besar Bilal bin Yasar bin Zaid ra, Rasul saw: مَنْ قَالَ: أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ، وَأَتُوبُ إِلَيْهِ، غُفِرَ لَهُ، وَإِنْ كَانَ قَدْ فَرَّ مِنَ الزَّحْفِ Siapa yang berkata (Asta…) diberi ampunan baginya walaupun dia telah lari dari peperangan. (HR.Abu Daud) Larangan Berlaku Umum atau Khusus ? Ayat-ayat dan hadits yang berbicara pelarangan lari dari perang, apakah berlaku untuk semua peperangan atau hanya berlaku di perang tertentu saja ? Malik, Syafii dan Jumhur ulama: Pelarangan ini berlaku untuk semua peperangan, karena Qs.al-Anfal 45 turunnya setelah perang Badr, yaitu;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Abu Said al-Khudri, Nafi’, al-Hasan, Qatadah dan Mazhab Hanafi: pelarangan ini tidak berlaku umum tapi hanya di perang Badr. Tidak Boleh Lari Dari Perang Larangan lari dari perang ini berlaku umum, baik peperangan fardhu ain atau fardhu kifayah, bila telah berdiri di barisan maka dilarang untuk berlari darinya. Berkata An-Nuhhas rhm: اعلم أن الجهاد إذا كان فرض كفاية على الإنسان ثم حضر الصف صار عليه فرض عين، وحرم عليه الفرار Ketahuilah bahwa jihad itu jika fardhu kifayah bagi seorang Muslim kemudian dia menghadiri hingga masuk dalam barisan maka baginya jihad itu menjadi fardhu ain dan haram baginya lari darinya
Berkata Al-Qurthubi rhm, Ibnu Qasim rhm mengatakan: Boleh Berlari Bolehkah melarikan diri, jika melihat jumlah musuh dua kali lipat dari jumlah kaum Muslimin ? Diperbolehkan (jumhur) Tidak diperbolehkan (Imam Malik rhm) Tidak diperbolehkan bila jumlah pasukan 12.000 atau lebih Berkata Al-Qurthubi rhm, Ibnu Qasim rhm mengatakan: ويجوز الفرار من أكثر من ضعفهم، وهذا ما لم يبلغ عدد المسلمين اثني عشر ألفاً، فإن بلغ اثني عشر ألفاً لم يحل لهم الفرار، وإن زاد عدد المشركين على الضعف لقول رسول الله صلى الله عليه وسلم: (ولن يغلب اثنا عشر ألفاً من قلة) فإن أكثر أهل العلم خصصوا هذا العدد بهذا الحديث من عموم الآية. Diperbolehkan lari jika jumlah mereka dua kali lipat selama jumlah pasukan Muslimin tidak lebih dari 12.000 tapi bila jumlahnya mencapai 12.000 maka tidak diperbolehkan lari dari perang walaupun jumlah mereka dua kali lipat, berperang dengan riwayat “tidak akan terkalahkan jumlah 12.000”.
Lari Dari Perang Seorang diri ومن عجز بمرض أو نحوه، أو لم يبق معه سلاح؛ فله الانهزام إن لم يمكنه الرمي بالحجارة، فإن أمكنه الرمي بالحجارة حرم عليه الانهزام على الأصح، ويسن لمن وقع له شيء من الأعذار وأراد أن يولي، أن يولي متحرفاً أو متحيزاً، ولو مات فرسه وهو لا يقدر على القتال راجلاً فله الانهزام، ولو غلب على ظنه أنه إن ثبت قتل لم يجز له الانهزام على الصحيح، وإن زاد عدد الكفار على المثلين جاز الانهزام، وإن كانوا رجالة والمسلمون فرساناً، فلو كان المسلمون رجالة والكفار فرساناً حرمت الهزيمة) Siapa yang lemah karena sakit atau tidak ada senjata maka baginya tidak mengapa untuk melarikan diri jika tidak memungkinkan juga untuk melempar dengan batu, tapi bila masih dapat melempar dengan batu batu maka haram untuk melarikan diri, dan bagi mereka yang mendapat udzur untuk lari maka hendaknya dia bergabung atau menyamping. Seandainya kuda mati sedang dia tidak dapat berperang tanda kendaraannya maka baginya tidak mengapa untuk melarikan diri Jika jumlah pasukan dua kali lipat maka tidak mengapa untuk berpaling, walaupun mereka berjalan kaki sedang kaum Muslimin berkuda, seandainya kaum Muslimin berjalan kaki dan kaum Kafir berkuda maka haram berpaling.