Makanan enteral Infeksi & defisiensi 4
PEMILIHAN JENIS TERAPI ALOGARITMA PEMILIHAN JENIS TERAPI ASUPAN ZAT GIZI TIDAK MEMADAI FUNGSI SALURAN CERNA BAIK TIDAK BAIK NUTRISI ORAL NUTRISI ENTERAL JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG NUTRISI PARENTERAL PARSIAL NUTRISI PARENTERAL TOTAL NASOGASTRIK NASODUODENAL JEJEUNOSTOMI GASTROSTOMI FUNGSI SALURAN CERNA MEMBAIK PILIH CARA PEMBERIAN : KONTINYU 24 JAM BOLUS INTERMINTEN NUKTUMAL, SIKLIK
MAKANAN ENTERAL Adalah: pemberian zat gizi / makanan melalui media tertentu ( pipa ) yang dimasukkan kedalam saluran cerna Makanan formula sebagian besar sudah tersedia dalam bentuk powder / bubuk yang siap pakai
Type formula Formula Standar/intact/polimerik: diberikan kepada : pasien yang dapat mencerna dan menyerap zat gizi secara baik, Sebagian besar formula terdiri dari satu atau kombinasi protein isolat.
......lanjutan Formula hidrolisa: *memudahkan untuk dicerna *sebagian protein diberikan protein yang sudah asam amino (bahan yang dibuat dari asam amino bebas) *biasanya lemak rendah dan dari MCT Diberikan kepada pasien dengan gangguan saluran cerna
.......lanjutan Formula modular: *tidak komplet hanya terdiri dari satu zat gizi (protein, CHO atau lemak) *Formula perlu ditambah dengan vitamin/mineral
Contoh Polimerik/intact/standard : blender food; Nutren, diabetasol, ensure, entrasol Formula hidrolisa :peptamen, criticare HN; vivonex T.E.N. Protein modul : casec; pro-mod CHO modul : moducalolycose liquid Lemak modul : MCT oil; microlipid
KARAKTERISTIK YANG MEMBEDAKAN Densitas zat gizi : standart formula ; 1.0 kcal per ml; 1.2 – 2.0 kcal/ml Residu dan serat : formula tinggi serat biasanya diberikan pada pasien konstipasi, Osmolalitas:ukuran konsentrasi molekul dan partikel ion dlm cairan. Formula biasanya mempunyai osmolalitas 300 mlos per kg isotonik formula Hipertonik jika osmolalitas > serum. Jika hipertonik diberikan tidak bertahap biasanya menyebabkan diare, dumping sindrom karena hyperosmolar. Pemberian harus bertahap dari rendah-cukup- tinggi
Siapa yang memerlukan ? Gangguan fungsi lambung dan usus halus Asupan zat gizi oral < 40 % Makanan enteral > parenteral Dapat membantu memelihara fungsi saluran cerna; sedikit terjadi komplikasi; lebih murah Makanan oral > enteral
ORAL FEEDING dari makanan Enteral Dapat memberikan energi sesuai dengan kebutuhan Diberikan pada pasien yang hanya toleran terhadap makanan cair dan formula hidrolisa Formula dapat memberikan suplemen oral diet konventional Secara psikologis makanan enteral kurang diterima pertimbangan rasa penting
Makanan lewat pipa Formula lengkap yang diberikan melalui pipa kedalam lambung / usus halus. Indikasi pemberian: saluran cerna berfungsi tapi tak mampu makan cukup memlalui mulut
.......lanjutan Pemberian makanan enteral lewat pipa biasanya Pasien dengan gangguan menelan/mengunyah Pasien dengan tidak ada nafsu makan dalam waktu relatif lama Pasien dengan ganguan saluran cerna atas, fistula, dan ada sedikit luka Pasien koma Kebutuhan gizi tinggi, Pasien yang tidak bisa mengkonsumsi formula hidrolisa secara oral
Bagaimana perletakan pipa Transnasal : melalui hidung - nasogastrik, - nasoenterik, - nasodeudenal, - nasojejunal Orogastrik : dari mulut--lambung Enterestomi : dilakukan operasi dilambung/usus halus, pipa langsung
Karakteristik pipa Pipa harus lunak dan fleksible, Diameter dan panjang pipa tergantung pada umur, kondisi kesehatan, Perletakan pipa (transnasal/enterostomi)
Dasar pemilihan formula Kebutuhan gizi dan penyakit pasien Resiko komplikasi kecil Harga sesuai / terjangkau Kebutuhan gizi didasarkan pada assesement: umur, status gizi, kemampuan mencerna, menyerap zat gizi dan faktor lain
Cara memberikan formula Penanganan harus aman Ada 2 sistem : terbuka dan tertutup Formula harus diberi label untuk siapa? nama pasien, ruang, tanggal, waktu persiapan/pemberian
Makanan enteral di ruang rawat Menggantung makanan enteral tidak lebih dari 8 jam sistem terbuka, sedangkan yang tertutup tidak lebih dari 24 jam Jangan menambahkan formula baru pada makanan formula yang digantung Cek tempat/botol/gelas makanan enteral dan pipanya setiap 24 jam
Komplikasi Makanan Enteral Aspirasi dan infeksi saluran nafas Cara mengurangi kemungkinan ini adalah dianjurkan untuk posisi 45 derajat selsius pada saat diberikan sonde dan 30 menit setelah makan tidak tiduran jika mungkin Sebaiknya penempatan pipa difoto apakah posisi tepat / tidak
CARA PEMBERIAN MAKANAN ENTERAL INTERMITTEN FEEDING CONTINOUS FEEDING
INTERMITTEN FEEDING Baik jika diberikan langsung ke lambung Volume cairan antara 250 – 400 ml Waktu pemberian 30 menit Pemberian yang berlebihan menimbulkan keluhan* Resiko aspirasi bila pemberian dengan volume besar dan waktu yang singkat
CONTINOUS FEEDING Didistribusikan secara perlahan dan konstan Waktu pemberian 8 – 24 jam Baik untuk pasien hipermetabolik Diperlukan pump untuk menjamin akurasi dan konsistensi Harga lebih mahal
Contoh Pasien menerima 2000 kcal / hari Diberikan intermitten 6 x 2000 / 6 = 330 ml setiap pemberian Lebih toleran jika diberikan 8 x = 250 ml/pemberian lebih dari ½ jam Diberikan contionous –> 2000 / 24 jam = 83 ml/jam
Volume formula Sebaiknya bertahap Intermitten sebaiknya dimulai dari 100-150 ml/pemberian, kemudian naik 50-100 ml per hari sampai tujuan regimen tercapai. Continous dimulai 25-50 ml/jam. *Jika toleran– dinaikkan 25 ml setiap 4 - 12 jam, tergantung dari lokasi pipa, kondisi medis, densitas formula, *Jika tidak toleran kembali ke tahap awal dulu, dan jika tidak toleran perlu diubah ; intermitten –> contimouus Continous dengan volume kecil tidak toleran –> parental feeding
Kebutuhan cairan Hati2 terjadi dehidrasi khususnya pada bayi dan lansia Dewasa memerlukan 2000 ml air Air dapat digunakan membersihkan pipa pada awal/akhir pemberian makan , dapat diberikan setiap 4 jam –> continous Perlu diperhatikan : pasien panas, muntah, diare, kehilangan darah,
Tanda dehidrasi Mata cekung Elasitas kulit menurun Lemah, denyut nadi cepat Jumlah urin menurun Haus, pipi kempot BB turun, haus, pernafasan dalam dan megap2
Tanda retensi cairan Edema Ascites Peningkatan tekanan darah Peningkatan urin keluar Peningkatan BB
Komplikasi Aspirasi Pipa stuk: cek besar pipa, guyur air; tambahkan bahan lain misal cola, enzym dll Konstipasi: tambahkan cairan, ganti formula tinggi serat, dan olahraga ringan Dehidrasi gangguan elektrolit: cek elektrolit level, turunkan protein intake Diare/cramps : cek formula (hiper/kecepatan/malnutrition/laktos intoleran/bakteri Hiperglikemia; cek DM, hipermetabolisme, obat Mual dan muntah: cek kecepatan, Iritasi di tempat pipa lewat (enterostomi); gunakan protective skin cream, jamin bersih, cek lokasi
Anjuran monitoring makanan enteral Sebelum mulai pemberian makanan baru Sebelum pemberian makan Intermitten : - ½ jam; 1 jam; 4jam, 6 jam Continous : 4-6 jam, dan setiap 8 jam Setiap hari : BB; pipa dan tempat formula 7-10 hari : cek status gizi Jika diperlukan : cek keseimbangan nitrogen; data lab; dan keluhan lain mual, muntah, konstipasi, diare dll
Dokumentasi makanan formula Tujuan diet Kondisi makanan pipa : letak, type dan besar pipa; jenis formula yang dipilih, anjuran pemberian(konsentrasi dan rate) Konseling yang diberikan Toleransi pasien Alasan pemutusan enteral