Tukarpendapat.wordpress.com 08179317525 M. Nawawi 9 August 2018.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS IT DOSEN: Muh. Samsudin, S. Ag, M.Pd
Advertisements

BAB I Tinjauan Umum Etika
Pengantar Kuliah Akhlaq
Pengantar Kuliah Akhlaq
PANCASILA 10 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PENGANTAR
ETIKA PROFESI.
Penjelasan GBPP & Kontrak Perkuliahan
Materi IV Akhlak Orientasi Nilai-Nilai Dasar Islam
ETIKA KERJA.
Akhlak Materi -11.
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH
ETIKA & ETIKET.
BAB II Etika Dalam Tinjauan Umum
ETIKA, MORAL, DAN AKHLAQ Pengertian Etika, Moral, dan Akhlaq
Etika dalam kepribadian Islam
AKHLAK Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa arab ( أخلاق ) dalam bentuk jama’, sedang mufradnya adalah khuluq ( خلق ), yang dalam Kamus Munjid.
Di susun oleh : MEILILIYANIE, S.SiT.
Pertemuan Ke-9.
NAMA : - Maya Indah. S ( ) -Sri Hardiyanti ( )
Assalamu'alaikum ETIKA, MORAL DAN AKHLAQ Oleh: Nurhasan, M. Ag Hmmm…..
Etika Dan Regulasi Maria Christina.
BAB VII ETIKA, MORAL DAN AKHLAK.
PENGERTIAN FILSAFAT CABANG –CABANG FILSAFAT ALIRAN DI DALAM FILSAFAT
Etika dan profesi M1. Introduction.
“ Penerapan Etika, Moral dan Akhlak Dalam Kehidupan “
ETIKA, MORAL DAN AKHLAK DALAM ISLAM
BAB I Tinjauan Umum Etika
Oleh: Devie Rosa Anamisa, S.Kom
IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH
PENGERTIAN ETIKA, MORAL, DAN AHLAK
Akhlak Materi -7.
MK. 702 Peristilahan, Pengertian, dan Konsep Etika (Materi 3)
Bab III MORALITAS.
ETIKA, MORAL DAN AKHLAK DALAM ISLAM
Etika Islam Dalam Penerapan Ilmu
OLEH RIDA ARIFI HIDAYATIFAMA MATEMATIKA(NK) A
ETIKA PROFESI.
TUTORIAL TATAP MUKA ASIP4406 ETIKA PROFESI KEARSIPAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SUDAHKAH ANDA SIAP??? BERKONSENTRASILAH!!!!!.
Etika, Moral, dan Akhlak Oleh : Kelompok 5
AKHLAQ, etika, dan moral serta contoh-contoh akhlaq mulia rasulullah saw Oleh: BAIDLOWI, M.H.I.
SUDAHKAH ANDA SIAP??? BERKONSENTRASILAH!!!!!.
ETIKA BERBANGSA Menjelaskan Pemahaman landasan pendidikan Pancasila, demokrasi, hak Asasi manusia, geopolitik dan geostrategi, wawasan nusantara, ketahanan.
Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan
ETIKA FILSAFAT DZIKRINA HIRONI, S.Psi HP /
KONSEP ETIKA DAN ETIKET
MATA KULIAH TAUHID AKIDAH AKHLAK
AKHLAK, ETIKA-MORAL, DAN TASAWUF
KONSEP DASAR AJARAN ISLAM
ETIKA, NORMA, KAIDAH, DAN ETIKET
AKHLAK PENGERTIAN AKHLAK PERBEDAAN AKHLAK, ETIKA DAN MORAL
AKHLAK MULIA DALAM KEHIDUPAN
Emylia Fiskasari, S.Si., Apt. M.M.
PANCASILA 10 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PENGANTAR
Tukarpendapat.wordpress.com Hp M. Nawawi 15 September 2018.
Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh: Muhammad Ridwan, S.Pd.I
IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH
MEMPERSEMBAHKAN KELOMPOK 1 M. Reza Ansyari LubisMuammad Abduh Arya Syaputra Novika LubisWiwik HerawatiSiti Nuranis.
1 IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH. 2 1.Pengertian 2.Ruang Lingkup 3.Faktor Pembinaan Iman 4.Kompetensi Iman yang Sempurna 5.Iman dalam Kehidupan IMAN SEBAGAI.
Apakah Etika Itu?.
ETIKA PROFESI.
ETIKA & NORMA Baham 02 a.
Wiwin Agusmawati, S.Ag MAN 1 LAHAT AKHLAKUL KARIMAH
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
KONSEP DASAR ETIKA
Modul ke: Fakultas Program Studi Pendidikan Agama Islam Etos Kerja Islam Dian Febrianingsih, M.S.I 08 PSIKOLOGI Psikologi.
Menjadi Hamba Allah yang Berakhlak MA Al-Inayah Dengan pembimbing, Drs. Fakhri Fakhrudin.
Transcript presentasi:

Tukarpendapat.wordpress.com 08179317525 M. Nawawi 9 August 2018

Pengampu M. Nawawi Bungah Gresik Indonesia Kuliah Hadits Akhlak Pengampu M. Nawawi Bungah Gresik Indonesia M. Nawawi 9 August 2018

MK HADITS AKHLAK Orientasi dan Pemaknaan Mata kuliah Bagaimana memahami Hadits Missi Risalah Nabi Muhammad Akhlak kepada Allah a. Beriman dan bertakwa b. Ikhlas dan husnudzan kepada Allah c. Bersyukur d. Bertawakkal, raja’ dan khauf e. Bertaqarrub, Bertaubat dan beristighfar 5. Akhlak kepada Rasulullah a. Mentaati (mengukuti Sunnah) dan mencintai Rasul .  M. Nawawi 9 August 2018

6. Akhlak Kepada Diri Sendiri a. Sabar b. Jujur c. Amanah d. Tawadlu’ c. Berilmu d, Berkarya/ beramal e. bersih f. Istiqomah  7. Akhlak kepada Keluarga a. Kepada orang tua b. Kepada Saudara dan kerabat c. Kepada anak 8. Akhlak kepada Tetangga dan masyarakat (sesama ) 9. Akhlak terhadap lingkungan M. Nawawi 9 August 2018

Akhlak, Etika dan Moral Secara etimologi akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (pencipta), makhluk (yang diciptakan ) dan khalq (penciptaan). Dapat di definisikan bahwa akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah, spontan tanpa di pikirkan dan di renungkan lagi. Menurut Imam Ghazali akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran Dengan demikian akhlak pada dasarnya adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Apabila perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan itu disebut akhlak yang baik atau akhlakul karimah (akhlak mahmudah). Misalnya jujur, adil, rendah hati, pemurah, santun dan sebagainya. Sebaliknya apabila buruk disebut akhlak yang buruk atau akhlakul mazmumah. Misalnya kikir, zalim, dengki, iri hati, dusta dan sebagainya. Baik dan buruk akhlak didasarkan kepada sumber nilai, yaitu Al Qur’an dan Sunnah Rasul M. Nawawi 9 August 2018

Etika Pengertian etika dari segi etimologi, etika = bahasa Yunani, Ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Sedang menurut istilah, etika adalah aturan yang dihasilkan oleh akal manusia dan merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik dan buruk. Penilaian baik buruk tersebut berdasarkan pendapat akal pikiran Ki Hajar Dewantara menurutnya etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, terutama yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang merupakan perbuatan M. Nawawi 9 August 2018

Ada dua macam etika yaitu sebagai berikut: Etika Deskriptif Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Etika Normatif Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi etika normatif  merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat. M. Nawawi 9 August 2018

Moral Adapun moral secara etimologi berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Didalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Selanjutnya moral secara terminologi  adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dikatakan benar, salah, baik atau buruk. M. Nawawi 9 August 2018

Pada dasarnya secara konseptual kata etika dan moral mempunyai pengertian serupa, yakni sama-sama membicarakan perbuatan dan perilaku manusia ditinjau dari sudut pandang nilai baik dan buruk. Akan tetapi dalam aplikasinya etika lebih bersifat teoritis filosofis sebagai acuan untuk mengkaji sistem nilai, sedang moral bersifat praktis sebagai tolok ukur untuk menilai perbuatan yang dilakukan oleh seseorang Etika memandang perilaku secara universal, sedang moral memandangnya secara lokal M. Nawawi 9 August 2018

Karakter kata karakter Inggris: character) secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu charassein yang berarti “to engrave” Kata “to engrave” bisa diterjemahkan mengukir, melukis, memahatkan, atau menggoreskan (Echols dan Shadily, 1983: 214). Dalam Kamus Bahasa Indonesia kata “karakter” diartikan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, dan watak Orang berkarakter berarti orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, atau berwatak. Dengan makna seperti itu berarti karakter identik dengan kepribadian atau akhlak. Kepribadian merupakan ciri, karakteristik, atau sifat khas diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan bawaan sejak lahir M. Nawawi 9 August 2018

Karakter mulia (good character), meliputi pengetahuan tentang kebaikan (moral khowing), lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan (moral feeling), dan akhirnya benar- benar melakukan kebaikan (moral behavior). Dengan kata lain, karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap (attitudes), dan motivasi (motivations), serta perilaku (behaviors) dan keterampilan (skills). M. Nawawi 9 August 2018

akhlak manusia dapat beragam, sebagaimana firman Allah Swt.: إِ ن سَعْيَكُمْ لَشَتّٰى -الليل: ٤ Artinya: “Sesungguhnya usaha kamu hai manusia, pasti amat beragam.” (QS. al- Lail (92): 4).   Baik dan buruk akhlak manusia sangat tergantung pada tata nilai yang dijadikan pijakannya M. Nawawi 9 August 2018

LandasanTata Nilai Akhlak Sistem moral yang berdasar pada gagasan keimanan pada Tuhan dan akhirat memiliki kekuatan yg kokoh . al-akhlaq al-karimah dilandasi dan untuk mewujudkan tata nilai Iman, Islam, dan Ihsan. Iman sebagai al-quwwah al-dakhiliyyah, kekuatan dari dalam yang membimbing orang terus bermuraqabah (mendekatkan diri kepada Tuhan) dan muhasabah terhadap perbuatan yang akan, sedang, dan sudah dikerjakan. Ubudiyah (seluruh aktivitas pengabdian) merupakan jalan untuk merealisasikan akhlak. Karena itu setiap hukum syar’I selalu memiliki pesan-pesan moral M. Nawawi 9 August 2018

Sedangkan sistem moral yang dibuat atau hasil pemikiran manusia (secular moral philosophies), dengan berdasar hukum yang ada dalam kehidupan, intuisi manusia, pengalaman, maupun adat kebiasaan manusia, sangat rapuh. sering terjadi perbedaan pendapat mengenai ukuran baik dan buruknya perilaku, Maka muncullah berbagai aturan perilaku ttg nilai baik buruk yang berbeda. Sebagai contoh aturan Hedonisme menekankan pada kebahagiaan, kenikmatan, dan kelezatan hidup duniawi. Aliran intuisi menggunakan kekuatan batiniyah sebagai tolok ukur yang kebenarannya bersifat nisbi. Aliran adat kebiasan memegangi adat kebiasaan yang sudah dipraktekkan oleh kelompok masyarakat M. Nawawi 9 August 2018

Urgensi Akhlaq Akhlak sebagai Kewajiban Fitrawi Kecenderungan manusia pada kebaikan terbukti dalam kesamaan konsep pokok akhlak pada setiap peradaban dan zaman. Perbedaan perilaku hanya terjadi pada bentuk dan penerapan yang dibenarkan Islam sebagai hal yang ma’ruf (Shihab, 1996: 255). Tidak ada peradaban yang menganggap baik seperti tindak kebohongan, penindasan, keangkuhan, korupsi dan kekerasan, Sebaliknya tidak ada peradaban yang menolak keharusan menghormati kedua orang-tua, keadilan, kejujuran, pemaaf sebagai hal yang baik M. Nawawi 9 August 2018

Allah memberikan potensi dasar kepada manusia berupa tauhid. Allah Swt Allah memberikan potensi dasar kepada manusia berupa tauhid. Allah Swt. berfirman:   وَإِذْ أَخَذَ رَبكَ مِنْ بَنِيْ ءَادَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُريتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىۤ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبكُمْ قَالُ وا بلَى شَهِدْ نَآ أَنْ تَقُولُ وا يوَمَ الْقِيَامَةِ إِنا كُنا عَنْ هَذَا غَافِلِيْنَ (الأعراف: ١٧٢ ) Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".” (QS. al-A’raf ]: 172). M. Nawawi 9 August 2018

Dalam ayat yang lain Allah Swt. berfirman:   فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلد يْنِ حَنِيْ فًا فِطْرَةَ الله التِيْ فَطَرَ الناسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِ يْلَ لخلْقِ الله ( ذٰ لِكَ الد يْنُ الْقَيمُ وَلَكِن أَكْثَرَ الناسِ لَا يعَلَمُ ونَ (الروم: ٣٠ Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. al-Rum [30]: 30). M. Nawawi 9 August 2018

Dengan fitrah tauhid itulah manusia akan mencintai kesucian dan cenderung kepada kebenaran. Hati nuraninya selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Allah dan Rasul-Nya, karena kebenaran itu tidak akan dicapai kecuali dengan Allah sebagai sumber kebenaran mutlak. Namun demikian, harus diakui bahwa fitrah manusia tidak selalu dapat berfungsi dengan baik. Pendidikan dan pengalaman manusia dapat mempengaruhi eksistensi fitrah manusia itu. Dengan pengaruh tersebut tidak sedikit fitrah manusia menjadi kotor dan tertutup sehingga tidak lagi dapat menentukan baik dan buruk dengan benar. Karena itulah ukuran baik dan buruk tidak dapat diserahkan kepada hati nurani belaka, tetapi harus dikembalikan kepada wahyu yang terjamin kebenarannya M. Nawawi 9 August 2018

حدثنا عبدان أخبرنا عبد الله أخبرنا يونس عن الزهري أخبرني أبو سلمة بن عبدد الرحمن : أن أبا هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( ما من مولود إلا يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه كما تنتج البهيمة بهيمة جمعاء هل تحسون فيها من جدعاء ) . ثم يقول أبو هريرة رضي الله عنه { فطرة الله التي فطر الناس عليها لا تبديل لخلق الله ذلك الدين القيم }البخاري M. Nawawi 9 August 2018

Posisi Mata Kuliah Visi : Jurusan PAI sebagai Program Studi yang menjadi rujukan pengembangan Pendidikan Agama Islam. Misi : Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang pendidikan Islam secara profesional, akuntabel dan berdaya saing tinggi Mengembangkan penelitian pendidikan Islam yang relevan dengan kebutuhan masyarakat Memberikan kontribusi terhadap pengembangan kualitas pendidikan Islam Tujuan: Menghasilkan sarjana pendidikan Islam yang professional dan akuntabel melalui proses pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang berkualitas. Menghasilkan produk pemikiran, teknologi dan sumber belajar pendidikan Islam Menghasilkan pemikiran, model dan layanan jasa pendidikan Islam M. Nawawi 9 August 2018

Tujuan Mata Kuliah Mata kuliah ini secara normatif memiliki kontens dasar-dasar pendidikan akhlak yang bersumber dari Rasulullah saw. Memberikan bekal kepada mahasiswa untuk memahami hak dan kewajiban dalam pergaulan hidup, sehingga terampil mengamalkan tata kehidupan sesuai dengan teladan dan ajaran Rasulullah saw Secara akademis, mahasiswa mampu menganalisis, memahami dan membedakan antara akhlaq al-Karimah dengan akhlak yang madzmumah M. Nawawi 9 August 2018

Jadi posisi dan urgensi mata kuliah ini sangat bermakna bagi mahasiswa PAI untuk mempersiapkan diri menuju kesarjanaan PAI yang profesional, unggul, berdaya saing dan berkarakter. Menjadi syarat mutlak bagi kompetensi akademik, kompetensi personal dan sosial sarjana PAI Sebagai basis utama profesionalital sarjana PAI yang berkarakter M. Nawawi 9 August 2018

Kitab-kitab Hadis Induk dan Nukilan: Abu Daud Sulaiman ibn al‑Asy’as al‑Sjastani al‑azdi, Sunan Abu Daud. Abu Abd al-Rahman Ahmad bin Syu’aib al‑Nasa’i, Sunan al‑Nasa’i (al-Mujtaba) Abu Isa Muhammad bin Isa al-Turmudzi al-Silmi, Sunan al‑Turmudzi. Ibn Majah, Sunan Ibn Majah Abu Daud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Sijistani al-Azdi, Sunan Abi Daud Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari al-Ju’fi, Shahih al-Bukhari Muslim bin al-Hijaj Abu al-Husain al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahih Muslim Imam Nawawi, Riyadlus Shalihin Ibn Hajar al‑Asqalani, Bulugh al-Maram. Jalaluddin Al‑Suyuthi, al‑Jami’ al‑Shaghir. Kitab-kitab Syarah dan Penunjang: Kitab-kitab syarah hadis berkaitan dengan judul kitab no. 1-10, antara lain: -Syarh al-Bukhari: Fathul Bari oleh Abi al-Fadl al-Asqalani, Irsyadus Sari oleh al-Qasthalani; -Syarh Muslim: Al-Minhaj oleh Imam Nawawi, Ikmal al-Ikmal oleh al-Zawawi; -Syarh Sunan Abu Daud: Aunul Ma’bud oleh al-Abadi, Syarah Zawaid Abi Daud oleh Ibn al-Mulaqqin; -Syarh Riyadl al-Shalihin: Dalil al-Falihin oleh Muhammad bin ‘Alan al-Shadiqi -Syarh Bulugh al-Maram: Subulus Salam oleh Muhammad bin Isma’il al-Sha’ani, dll.     Buku‑buku lain: yang relevan dengan topik-topik yang dibahas, seperti: buku-buku berkenaan dengan pendidikan, ilmu jiwa, sejarah, dan tentang pendekatan-pendekatan keilmuan, dapat dijadikan pelengkap dari buku-buku di atas. M. Nawawi 9 August 2018