DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SIDANG KOMPREHENSIF CHAERUL NURUL FAJRIN
Advertisements

Kegiatan Akuakultur (Pembenihan, Pendederan dan Pembesaran)
KULTUR Chaetoceros sp SECARA MASSAL DI UNIT PEMBENIHAN UDANG BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO TAUFIK HERMAWAN P Dosen Pembimbing : Dr. Ir.
PERIKANAN BUDIDAYA (AKUAKULTUR)
PEMBENIHAN : SEGALA KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM PEMATANGAN GONAD, PEMIJAHAN BUATAN DAN PEMBESARAN LARVA HASIL PENETASAN SEHINGGA MENGHASILAKAN BENIH.
TEKNIK PEMBENIHAN IKAN NILA
PANEN, PENGEMASAN, PENGANGKUTAN & PEMASARAN IKAN
PERTUMBUHAN & PENENTUAN UMUR IKAN Oleh: DR. Windarti, MSc.
Pendahuluan Aklimatisasi dan domestikasi Sumber Induk
EFEKTIVITAS TEPUNG HIPOTALAMUS SAPI
STAF LABORATORIUM ILMU TANAMAN
PEMBENIHAN IKAN LELE.
PENGENDALIAN PROSES UNTUK MENGATASI BAHAYA
Tahapan pada budidaya ikan 2
Tentang Saya Nama : Eko Widayanto Nugroho, S.Pi Tempat/tgl Lhr : Temanggung, 14 Juni 1983 Kantor : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Brebes Jl. Yos Sudarso.
Oleh : Huwilda Hindrika Jaka Ramananda Fitri Nava Kasat Tri Hartati Uyun Matondang Edy Kurniawan Marbun Tiurma Yulita Sihombing.
Penyakit Bakterial. Bakteri mikroorganisme yang berukuran sangat kecil umumnya 0,5 – 10 mikron dan terdapat dari semua lingkungan mikroorganisme yang.
TEKNOLOGI BUDIDAYA TERAK AYAM DRH. ROSMAWATY SAOENI,MP
Manajemen Broiler Breeder Periode Grower
Dr. Ir. Atien Priyanti SP, M.Sc
Pascapanen Cabe Teknologi Penanganan Pascapanen AET 303
Mengenal Berbagai Rupa dan Warna Feses Bayi ASI
MATERI PRAKTIK KULIAH LAPANG II
EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH MENGKUDU Morinda cirtifolia L
Pembenihan Ikan Lele (Clarias gariepenus)
HAMA DAN PENYAKIT ULAT SUTERA
PAKAN KENARI Kenari besifat omnivora dengan pakan berupa bijian, serangga, daun muda, buah masak. Bijian yang dimakan berupa biji-jenis kecil, biji rumput,
PENGGEMUKAN SAPI BALI DENGAN SUBSTITUSI JERAMI FERMENTASI DAN KONSENTRAT TEPUNG KEPALA UDANG DI KAB. PINRANG SULAWESI SELATAN Andi Ella, dkk B0gor 8 –
MENGATASI KEMATIAN MASAL IKAN DI WADUK CIRATA
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN DI PEMBENIHAN/HATCHERY
Widanarni Dinamella Wahjuningrum Mia Setiawati
Agung Dwi Putri Reza Lazuardi Muslim Agustino Rio Saputra
KULTUR PAKAN ALAMI (Nannochloropsis Oculata)
PEMBENIHAN IKAN LELE DUMBO
PENGENDALIAN PROSES UNTUK MENGATASI BAHAYA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Seminar Hasil Penelitian.
بســم الله الرحـمن الرحـيم
Institut Pertanian Bogor
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERIKANAN + PER + IKAN + AN
BUDIDAYA IKAN SIDAT DALAM RANGKA MENINGKATKAN PAD DAERAH MELALUI DIKLAT JARAK JAUH DI SEKOLAH UNAGI Anguilla sp.
MANAJEMEN HAMA DAN PENYAKIT IKAN “Dasar-Dasar Budidaya Ikan”
proses pembentukan zigot/individu
Ima Yudha Perwira, SPi, MP, MSc (Aquatic)
Tahapan pada budidaya ikan
AYAM BROILER.
F E K U N D I T A S Forcep Rio Indaryanto
FEKUNDITAS DIPELAJARI DARI ASPEK NATURAL HISTORY & DINAMIKA POPULASI, SIFAT RASIAL, PRODUKSI & STOK – REKRUITMEN SECARA TIDAK LANGSUNG DAPAT: (1) MENAKSIR.
Manajemen Broiler Breeder Periode Grower
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Hj Enok Sumarsih, Ir., MP. Unang Atmaja, Ir.,MSc.
BUDIDAYA JAMUR KUPING Disampaikan pada Penyuluhan Petani Jamur Kuping
JUKNIS UNIT PEMBENIHAN IKAN MULTI SPESIES
SHRIMP BRUST STOCK AND CARE IN HATCHERY
BUDIDAYA IKAN NILEM DI KOLAM
LAPORAN KERJA PRAKTEK Juni 2016.
PEMBENIHAN IKAN NILA DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU UJUNG BATEE 2009 Disampaikan pada.
Teknik Persilangan Pada Tanaman Menyerbuk Sendiri Pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) LABORATORIUM DASAR PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI.
MODUL 1. AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BISNIS PENDEDERAN LARVA PATIN
CARA PEMBENIHAN IKAN YANG BAIK
Kultur Semi Massal OLEH: A. ERIS ERIYANSAH, S.Pd.
KERUSAKAN BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) DI TOKO SWALAYAN CONDONG RAOS
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN DI PEMBENIHAN/HATCHERY POKOK BAHASAN : 1. MPP pada Hatchery Finfish 2. MPP pada Hatchery Crustacea 3. MPP pada Hatchery Mollusca.
BUDIDAYA IKAN CUPANG DISUSUN OLEH : SMA NEGERI 1 NANGA PINOH TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019 DERY SURYANTO KELAS XI MIPA 3.
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN BAHAN ORGANIK DALAM BUDIDAYA TANAMAN KELOMPOK II AGROTEKNOLOGI III AULIA DELFIYANTY
Oleh Yana Suryana. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan yang dapat hidup dalam kondisi linkungan yang memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas.
Persiapan kolam Ikan Gurami Persiapan kolam Ikan Gurami Disusun oleh: Kang Sudik.
TEKNIK PEMBENIHAN KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (BBPBAP) JEPARA- JAWA TENGAH DIAN VITASARI NIT
Transcript presentasi:

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PEMBENIHAN IKAN KERAPU CANTANG Epinephelus sp. DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO, JAWA TIMUR oleh: DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016 Savni Retalia Sababalat C14120023 PEMBIMBING: Dr.Alimuddin S.pi M.Sc

pendahuluan Komoditas perikanan Indonesia yang unggul serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan termasuk komoditas ekspor. Target produksi budidaya pada tahun 2014 sebesar 13,97 juta ton. Tahun 2014 pemerintah, menargetkan produksi ikan kerapu mencapai 20.000 ton dengan harga Rp 150.000,- hingga Rp 300.000, (DJPB-KKP 2011)

Pendahuluan Solusi Hibridisasi. Sulit Mendapatkan benih yang unggul, benih yang tumbuh cepat, FCR rendah, tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan dan penyakit serta morfologi yang disukai konsumen. Hibridisasi. Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo merupakan balai pembenihan ikan kerapu dan telah melakukan pengembangan budidaya ikan kerapu hibrida Permasalahan umum Kerapu Kertang (Epinephelus lanceolatus) Pertumbuhan cepat Solusi jantan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) Tahan terhadap penyakit, fekunditas tinggi betina

METODOLOGI Waktu dan Tempat Praktik Lapang 22 Juni hingga 31 Juli 2015, bertempat di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo, Jawa Timur. Komoditas Ikan kerapu Cantang (Epinephelus sp.) Metode Pratik Lapang Mengikuti kegiatan, observasi, wawancara, dan studi pustaka.

Keadaan umum Tugas dan Fungsi BPBAP Situbondo Instalasi Pecaron Devisi ikan Devisi udang Devisi budidaya Di Desa Pulokerto BPBAP Situbondo memiliki tugas dan fungsi ............ BPBAP Situbondo terdiri dari tiga divisi, yaitu divisi udang, divisi ikan, dan divisi budidaya. Divisi ikan terdapat di instalasi Pecaron dan Blitok yang sebelah utara berbatasan dengan selat madura, timur berbatasan dengan banyuwangi, barat berbatasan dengan probolinggo dan selatan berbatasan dengan bondowo Divisi Udang terdapat di instalasi Gelung dan Tuban. Divisi budidaya terletak di instalasi Pulokerto Pasuruan (rumput laut Gracilaria, udang, dan bandeng) Selat Madura Kabupaten Bondowoso Probolinggo Banyuwangi Instalasi Bletok

Fasilitas utama Bak induk Bak pemeliharaan Wadah kultur Clorella sp. Wadah Rotifer Suplai air laut Tando treatmen kimia Tandon treatmen fisik Suplai aerasi

Fasilitas pendukung Listrik PLN Kantor Bletok perpustakaan Genset Lab kesehatan ikan Lab Bioteknologi Lab Nutrisi dan Pakan Lab Pakan Alami Auditorium Kendaraan Asrama Bletok Ruang kulia

Kegiatan praktik lapang Pemeliharaan Induk Pemijahan induk Kegiatan Pemeliharaan Benih Kerapu Cantang Kultur Pakan Alami

pemeliharaan induk Persiapan wadah Dua bak berdiameter 10 meter, tinggi 3 meter Pengerin gan dan penyikatan Sterilisasi (Kaporit 10 ppm) Pembilasan dan Penjemuran 24 jam Pengisian air laut Penyeleksian Induk Penyurutan air Seleksi ukuran induk kerapu Kertang (bobot 8 kg) Seleksi ukuran induk kerapu Macan (bobt 5,5-8kg) Pemindahan induk kerapu Macan Perendam air tawar 7-10 menit Pemberian acriflavin 1,5 ppm Persiapan Wadah Wadah yang digunakan pada pemeliharaan induk berupa bak beton lingkar dengan diameter 10 meter, tinggi 3 meter. Wadah yang akan digunakan dikeringkan dan disikat terlebih dahulu, kemudian dilakukan sterilisasi menggunakan kaporit 10 ppm diseluruh dinding, kemudian dibilas dan dikeringkan 24 jam sebelum diisi kembali. Seleksi Induk Seleksi induk dilakukan dengan cara menyurutkan air terlebih dahulu, kemudian dilakukan pemilihan calon induk dimana induk kerapu kertang memiliki bobot lebih dari 8 kg dan induk kerapu macan memiliki bobot 5,5 hingga 8 kg. Setelah didapatkan induk yang sesuai maka induk kerapu macan dipindahkan pada bak karantina, dengan perlakuan perendaman air tawar 7-10 menit dan acriflavin 1,5 ppm.

Pemeliharaan induk Pemberian Pakan Induk Ikan rucah (Tongkol dan Lemuru) *Bagian kepala dan isi perut dibuang, kemudian pakan rucah dipotong menjadi 3 bagian Penyisipan kapsul multivitamin mix pemberianPakan 3-5% biomassa induk secara sekenyang-kenyangnya Feeding Frequency 1 kali/hari Feeding Time 08.00 WIB Pakan yang diberikan pada induk kerapu berupa pakan rucah ikan tongkol dan lemuru, dimana pakan rucah bagian kepalanya dibuang dan dipotong menjadi 3 bagian. Kemudian pakan rucah disisipkan kapsul multivitamin mix. Pemberian pakan rucah sebanyak 3-5% dari biomassa induk yang diberikan secara sekenyang kenyangnya dengan feeding frequency 1 kali per hari pada pukul 08.00 WIB Pakan Induk Vitamin Mix Pakan Rucah

Setelah 10 jam, striping induk kerapu Macan Pemeliharaan induk Seleksi TKG *Jantan di stripping, Betina di kanulasi Pemijahan Induk Pematangan gonad induk *melaui pemberian Pakan, multivitamin mix, manipulasi lingkungan, hormon Striping induk kerapu Kertang *Sperma (Putih susu dan kental) Penimbangan dan penyuntikan ovaprim (0,5 ml/kg) pada induk kerapu Macan Kanulasi induk kerapu Macan *Telur (transparan, bulat, diameter ±700µ) Pada pemijahan induk telebih dahulu dilakukan pematangan gonad induk melalui pemberian pakan, multivitamin mix, manipulasi lingkungan, dan hormon. Sebelum pemijahan terlebih dahulu dilakukan seleksi TKG induk kerapu kertang dengan cara distriping, dan induk kerapu macan dengan cara kanulasi. Setelah didapatkan induk yang matang maka dilakukan induk kerapu kertang distriping untuk mendapatkan sperma. Sedangkan induk kerapu macan ditimbang dan disuntik ovaprim 0,5 ml/kg, setelah 10 jam maka induk kerapu macan distriping. Setelah didapatkan telur dan sperma maka dilakukan pencampuran dan penebaran telur kerapu hibrid cantang pada eggcolector Pencampuran telur kerapu Macan dan sperma kerapu Kertang Setelah 10 jam, striping induk kerapu Macan Penebaran telur kerapu hibrid Cantang pada egg colector

Sampling Pertumbuhan dan Grading Kegiatan pembenihan Sampling Pertumbuhan dan Grading Pemanenan Larva Persiapan Wadah Pendatangan Telur Penetasan Telur Pemeliharaan Larva Pemberian Pakan Manaj. Kualitas Air Manaj. Kesehatan Ikan

PERSIAPAN WADAH DAN PENDATANGAN TELUR KERAPU CANTANG Penyikatan bak menggunakan detergen Pengeringan bak 1-2 hari Pembilasan menggunakan air bersih Penyiraman bak menggunakan klorin 10 ppm Pengisian bak menggunakan air laut yang telah di treatment PERSIAPAN WADAH WADAH PEMELIHARAAN Ukuran 4,9x3,45x1,3 meter kapasitas ±20 ton Pengisian air 70-80% Data pendatangan telur kerapu Cantang di BPBAP instalasi Blitok Tanggal Pendatangan Sumber Jumlah Telur (butir) Harga Keterangan 18 Mei 2015 Pecaron 150000 - Batch 1 19 Mei 2015 Batch 2 15 Juli 2015 200000 Batch 3 16 Juli 2015 Batch 4

PEMBUAHAN DAN PENETASAN TELUR KERAPU CANTANG 1. Aklimatisasi 2. Telur kerapu hibrid 3. Telur terbuahi 4. Telur tidak terbuahi 5. Telur yang menetas 1 2 3 4 5 Telur yang didatangkan dari instalasi yang sama yaitu pecaron, aklimatisasi terlebih dahulu. Telur yang didatangkan merupakan telur kerapu macan yang telah dibuahi oleh sperma kerapu kertang. Berikut merupakan telur yang terbuahi dan telur yang tidak terbuahi. Setelah 20 jam maka telur kerapu cantang akan menetas. Berikut merupakan data pembuahan dan penetasan telur kerapu cantang, dimana didapatkan rataan pembuahan (FR) sebesar 80% dan rataan penetasan telur (HR) sebesar 880%. Pembuahhan dan penetasan telur kerapu hibrid Cantang di BPBAP Situbondo instalasi Blitok Tanggal pendatangan telur Bak pemeliharaan Jumlah telur tebar (ekor) FR Jumlah telur terbuahi (ekor) HR Jumlah telur menetas (ekor) 15 Juli 2015 Bak 1 25000 80% 20000 85,4% 17080 Bak 2 77,2% 15440 16 Juli 2015 Bak 3 80,3% 16060 Bak 4 75,7% 15140

Manajemen pemberian pakan No. Umur Larva Manajemen Pakan Jenis pakan Dosis Frek./ hari 1 D0 – D1 Yolk egg - 2 D1-D8 Minyak cumi 0,1 ml/m2 3x 3 D2 Chlorella sp. 107 sel/ml 1x 4 D3-D10 Rotifer 107 ribu 3-5 ind/ml 2x 5 D11-D20 Pakan Buatan Naupli Artemia 8 gram 1-3 ind/ml 6 D21-D30 10 gram 2-3x 7 D31 - panen Rebon 15 gram 3-10 ind/ml Secukupnya Majanemen pemberian pakan dilakukan pada larva D2 dengan penambahan chlorella D3-D10 pemberian pakan berupa chlorella dan rotifer D11-D20 pemberian pakan berupa chlorella, rotifera, pakan buatan dan artemia Begitu pula pada D21-D30 dengan jumlah pakan yang diberikan diperbanyak Kemudian D31 hingga panen larva diberi pakan berupa chlorella, rotifera, pakan buatan, artemia dan rebon. Pakan buatan berupa pakan udang rotemia, rotofier, dan otohime (serbuk) Pakan cair berupa epifeed LHF-1

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT Water treatmen Air di treatment fisik dan kimia Pemberian Virkon ® Aquatic™ 3 kali sehari dimulai saat D5 Biosecurity Foot bath,Larutan PK 50 mg/L Sterilisasi Wadah dan Alat Sterilisasi kaporit 10 ppm

PENGOLAHANAN KUALITAS AIR Air yang digunakan berasal dari selat Madura Diambil ±300-400 meter dari tepi pantai Air laut ditampung di 3 tandon dengan kapasitas ±50 ton Perlakuan UV dan treatment fisik Treatment fisik menggunakan batu kali, batu kerikil, arang aktif, ijuk, waring 500 μm dan pasir laut. Treatment kimia menggunakan kaporit 10 ppm, Setelah treatment fisik dilakukan treatment kimia Tandon di indoor dengan kapasitas ±30 ton

Pengolahaan kualitas air No Parameter Satuan Hasil Standar* Air Tandon 1 Air Tandon 2 Air Tandon 3 Bak 1 Bak 2 Bak 3 Air laut 1 Air laut 2 Air Laut 3 14-Jul 15-Jul 1 Ph - 8,17 8,165 8,175 8,095 8,1 8,085 8,06 8,09 7.8-8.3 2 Salinitas 0/00 34 33 35 28-35 3 Nitrit mg/L <0,001 0,056 0,058 0,059 < 1ppm 4 TAN <0,01 0,34 0,48 0,49 unk 5 Amoniak Bebas 0,018 0,026   <0.01 ppm 6 Suhu** oC 28 29 30 28-32 oC Berikut ini merupakan data kualitas air tandon dan air pemeliharaan larva yang dilakukan 2 minggu sekali di laboratorium lingkungan BPBAP Situbondo. Berdasarkan data tersebut kualitas air pemeliharaan larva dalam kondisi baik karena nilai pH, salinitas nitrit dan suhu berada pada rentang nilai standar yang di tetapkan balai. Nilai TAN dan amoniak bebas pada air tandon 10x lebih tinggi dibandingkan dengan air pada wadah pemeliharaan. hal tersebut menunjukan bahwa pemberian Chlorella sp. dapat menurunkan kandungan TAN dan amoniak bebas di air, hal tersebut sesuai dengan pernyataan Han et al. (2003). Kualitas air pemeliharaan larva dalam kondisi baik karena nilai pH, salinitas, nitrit, dan suhu berada pada rentang nilai standar yang ditetapkan oleh BPBAP Situbondo.

Sampling pertumbuhan ikan Sampling pertumbuhan untuk mengetahui tingkat pertumbuham dan keseragaman pada satu siklus pemeliharaan. Sampling pertumbuhan dilakukan saat D30 menggunakan jangka sorong dilakukan dengan mengambil 10 sampel ikan pada lima titik yang berbeda. Tanggal Bak data sampling rata-rata 22-Jul-15 bak 1 1,2 1,3 1,1 1,9 0,8 1,4 1,5 28-Jul-15 bak 2 1,6 1,8 2,1 1,7 bak 3 2,2 2 2,5 2,3 bak 4 bak 5 2,4 2,6 2,7 bak 6 2,9 2,8 Berdasarkan data sampling diketahui bahwa larva kerapu cantang mencapai ukuran 1,21 cm pada umur ± D30, ukuran 1,74 pada umur ± D40, dan mencapai ukuran panen (2,65 cm) pada umur ± D50.

Gradding Gradding bawah Alat gradding Gradding atas Grading bertujuan untuk mengelompokan larva sesuai dengan ukuran keseragamannya. Grading dilakukan karena ikan kerapu Cantang tergolong ikan yang kanibal. Gradding bawah Alat gradding Gradding atas

panen Packing dan Transportasi ikan Pemanenan larva kerapu Cantang dilakukan setelah larva mencapai ukuran 2.3, 2.4, 2.5 hingga 3 cm (± 40-60 hari pemeliharaan). Larva yang dipanen dijual di hatcery sekitar Situbondo, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, dan luar Jawa seperti Batam dan Natuna. Packing dan Transportasi ikan Kantong plastik rangkap dua diisi air laut bersih yang telah disiapkan sebanyak 1 bagian (5–6 liter). Selanjutnya ikan dimasukkan styrofoam dengan ditambah es batu yang terbungkus kantong plastik dan koran. Selanjutnya styrofoam ditutup rapat dan diselotip sehingga penutup tidak dapat terbuka Transportasi menggunakan mobil up, dengan metode tertutup

Chlorella sp. KULTUR PAKAN ALAMI (FITOPLANKTON) Persiapan Wadah Penyikatan Pembilasan menggunakan air tawar Pengisian wadah dan desinfektan Pengisian air laut treatment Pemberian kaporit 10 ppm Aerasi kuat 24 jam Pertumbuhan Chlorella sp. semakin meningkat dan populasi tertinggi diperoleh pada kultur hari ke tujuh mencapai tingkat kepadatan 11 x 106sel. Pemupukan inokulan Test klorin Urea, ZA, TSP (50:40:30) Inokulan kepadatan 107 sel/ml Pengamatan Populasi Pemanenan

Kultur pakan alami zooplanton Kultur Rotifer Persiapan Wadah penyikatan dan pembilasan Pengisian clorella dan inokulan 107 sel/ml ; 150 ind/ml ; Air Laut 2,5 Ton ; 2 Ton ; 2,5 Ton Pemeliharaan Penambahan air laut dan chlorella Pengamatan Kepadatan Panen Pemadatan 10ton menjadi 0,1 ton (100 liter) Pengkayaan VITA MIX Wadah kultur rotifer Panen rotifer Scott emultion

Kultur pakan alami artemia Siste Artemia dalam kaleng Hidrasi Dekapasulasi Pencucian Artemia yang akan diberikan pada larva Penetasan Kultur Artemia Siste hasil dekapsulasi Pemanenan Artemia

Analisis usaha KOMPONEN Kerapu cantang Biaya investasi 622.265.000 Biaya tetap 687.274.100 Biaya variable 200.257.600 Biaya total 887.531.700 Produksi 510.000 Harga/unit 3.000 Penerimaan 1.530.000.000 Keuntungan 642.468.300 BEP (Rp) 790.776.750 BEP (Unit) 263.592 PERIKSA HPP 1.740,26 PP 0,97 R/C 1,72 Berikut merupakan aspek keuangan produksi kerapu cantang dengan jumlah telur yang ditebar 500.000 butir telur, FR 75% , HR 85 % , SR 40 %, Bak yang berproduksi 6 bak , ukuran jual 3 cm , harga jual Rp 1.000/cm.   Keuntungan sebesar Rp 642.468.300,- dalam setahun dengan lama kembali modal selama 0,97 tahun. Setelah sekitar 11 bulan berjalan keuntungan yang diperoleh sebesar 79% setiap tahunnya dengan syarat menjual sebanyak 510.000 ekor larva atau memperoleh minimal Rp. 790.776.750,-per tahun. Nilai harga pokok produksi mencapai Rp.1.740,2

TERIMA KASIH

Embriogenesis 00.00) Pembuahan telur A (00.30) 1 sel B (00.50) 2 sel C (01.05) 4 sel D (01.20) 8 sel E (01.45) 16 sel F (02.00) 32 sel G (02.20) 64 sel H (02.35) Morula I (03.00) Blastula J (04.40) Grastula K, L, M Perkembangan organ N (± 20.00) Telur menetas

Kerapu Hibrida (Cantang) Jenis Ikan Kerapu Macan Kerapu Hibrida (Cantang) Kerapu Kertang Bentuk tubuh compres sedikit membulat Bentuk tubuh compres, membulat, ukuran lebar kepala sedikit atau hampir sama dengan lebar badannya Bentuk tubuh compres dan sedikit membulat Warna kulit kecoklatan dengan 5 garis melintang dibagian tubuhnya Warna kulit coklat kehitaman dengan 5 garis hitam melintang di bagian tubuhnya Warna abu-abu kehitaman dengan 4 garis melintang samar-samar   Semua sirip berwarna coklat didasarnya dan dilengkapi bintik-bintik hitam Semua sirip (pectoral, anal, ventral, dorsal dan caudal ) bercorak seperti kertang dengan dasar berwarna kuning dilengkapi dengan bintik-bintik hitam Semua sirip berwarna kuning didasarnya dan dilengkapi dengan bintik-bintik hitam Bintik hitam melebar dihampir semua bagian tubuh. Bintik hitam juga banyak tersebar di kepala dan didekat sirip pectoral dengan jumlah yang berlainan pada setiap individu BBintik hitam tersebar di kepala dan sirip pectoral dengan jumlah yang berlainan pada setiap individu Sirip punggung semakin melebar kearah belakang Sirip punggung semakin melebar kearah belakang Sirip punggung menyatu yang terdiri dari 11 jari-jari keras dan 14 jari-jari lunak, sirip pectoral terdiri atas 16 jari-jari lunak, sirip ventral terdiri dari 1 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak, sirip anal terdiri dari 2 jari-jari keras dan 9 jari-jari lunak, sirip caudal terdiri 18 jari-jari lunak Sirip punggung menyatu yang terdiri atas 11 jari-jari keras dan 15 jari-jari lunak, sirip pectoral terdiri atas 17 jari-jari lunak, sirip ventral terdiri dari 1 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak, sirip anal terdiri dari 2 jari-jari keras dan 8 jari-jari lunak, sedangkan sirip caudal terdiri atas 13 jari-jari lunak. Bentuk mulut lebar, superior Tipe sisik stenoid (bergerigi) Bentuk gigi runcing (canine) Panjang ikan 25 cm Panjang ikan 48 cm Panjang ikan 32 cm Panjang usus 34 cm Panjang usus 63 cm Panjang usus 55 cm

PEMBERIAN PAKAN INDUK Kandungan vitamin VITA MIXS™ per kg Kandungan Multivitamin mix untuk merangsang pembentukan, mempercepat pematangan gonad, meningkatkan kualitas telur, seta meningkatkan daya tahan tubuh induk dari penyakit. Menurut Sudaryanto (1999), kualitas pakan yang diberikan pada induk kerapu sangat mempengaruhi terhadap tingkat kematangan gonad, sehingga pakan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan bagi keberhasilan dari suatu kegiatan pematangan gonad atau fekunditas dan daya tetas telur. Multivitamin mix yang diberikan pada induk kerapu di BPBAP Situbondo terdiri dari beberapa campuran yaitu 1. Spirullina sp. kering sebanyak 200 gram 2. vitamin C 100 gram 3. vitamin E / vita mixs dengan merek dagang New BK 505 sebanyak 100 gram Pemberian pakan secara ad satiation yang dilakukan sekali dalam satu hari yaitu pada pagi hari pukul 08.00 WIB dengan jumlah pakan yang diberikan 3-5% dari bobot induk. Pakan ikan rucah disimpan dalam freezer (-20oC) agar kualitasnya tetap terjaga Kandungan Jumlah Satuan Vitamin A 6 x 106 IU Vitamin D 1,2 x 106 Vitamin E 3 x 103 Mg Vitamin B1 Vitamin B2 1,2 x 104 Vitamin B6 2 x 103 Vitamin C 4 x 103 Nicotinamide 6 x 103 Calcium pantothenate 5 x 103 Vitamin B12 10 Folic Acid 3 x 102 DL – Methionine 2 x 104 Choline chloride Inositol Vitamin K3 1,5 x 103

Penyakit Penyakit yang sering menyerang : Virus VNN (Viral Nervous Necrosis) (Chi et al. 1997), Iridovirus (Yeh et al. 2008), bakteri Vibrio alginolyticus, Streptococcus agalactiae (Bowater et al. 2012), parasit Argulus sp. dan Trematoda. Virus VNN (Viral Nervous Necrosis) menyebabkan ikan cenderung menyendiri, bertubuh kurus, berwarna lebih gelap, dan dapat mematikan ikan. Bakteri Vibrio alginolyticus menyebabkan kerusakan pada sirip ikan. Parasit Argulus sp. dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, warna kulit menjadi pucat, tingkah laku rengang dipermukaan air, bernafas dengan cepat, tutup insang selalu terbuka serta produksi lendir yang meningkat. Trematoda yang menyerang mata sehingga menyebabkan kebutaan.

Aspek usaha Bina masyarakat Pembinaan teknisi (luar/instansi) Pelatihan dasar Telur gratis Ekspor Cantang ke malaysia, vietnam, singapore dll (yg diekspor ukuran konsumsi, bukan yg ukuran benih Harga cantang 90.000 – 100.000/kg Harga tikus 350.000-400.000/kg

Kandungan vitamin mix

Komposisi pupuk clorella

Virkon aquatic Potassium peroxymonosulfate 21.41% Anipsitakis et al. 2008 Sodium Chloride 1.50 %

Masa kritis pada ikan kerapu cantang : D2-d3 : karena kuling telur larva mulai habis dan terjadinya transisi pola makan dari endogenus ke eksogenus D7-d8 : terjadinya perkembangan organ pada larvakhususnya bagia spinal, sehingga larva membuttuhkan asupan nutrisi yang cukup. D30-d35 : tingkat kanibalisme larva meningkat sehingga perlu dilakukan manajemen pemberian pakan larva yang tepat.

Pengolahan kualitas air

Virkon ® Aquatic™ Virkon ® Aquatic™

Tkg kerapu macan JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X (Putri Ratna Mariskha, 2012.)

hibridisasi Hibridisasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan keragaan genetik ikan di mana karakter-karakter dari tetuanya akan saling bergabung menghasilkan turunan yang tumbuh cepat, tahan terhadap penyakit bahkan perubahan lingkungan yang ekstrim dan bahkan terkadang menghasilkan ikan yang steril (Hickling, 1968) Beberapa jenis kerapu hybrid yang telah berkembang saat ini diantaranya: 1. kerapu cantang :benih kerapu hybrid hasil persilangan antara kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dan kerapu kertang (Epinephelus lanceolatus) 2. kerapu cantik persilangan antara kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dan kerapu batik (Epinehelus microdon), 3. kustang persilangan antara kerapu tikus (Cromileptes altivelis) dan kerapu kertang ( Epinephelus lanceolatus) dan masih ada beberapa jenis kerapu hybrid yang lain Cantang 82.06% 8.15%

Menyerap/memfilter cahaya Green Water System Menyerap/memfilter cahaya Menjaga kestabilan suhu, menurunkan stress larva Berfotosintesis Meningkatkan DO Menyerap amoniak berlebih, penyangga pH dan CO2 Bermetabolisme Sumber pakan Rotifera, artemia Kompetisi Quorum sensing, -quenching (Gladue dan Maxel 1994; Han et al. 2003; Lananan et al. 2014).