Dosen : Icha Anggriani, S.T UNIVERSITAS KALIMANTAN UTARA TANJUNG SELOR Fakultas Teknik arsitektur ( MAKUL : TEKNIK KOMUNIKASI ) “PERANCANGAN RUKO GITAR” MEYLISA HARJANTI 2011.11.009 ROSNIDAWATI 2012.11.001 Dosen : Icha Anggriani, S.T
Judul Tugas Judul tugas : “Perancangan Ruko Gitar” Perancangan : menurut John Burch, perancangan adalah penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau peraturan dari beberapa elemen yang terpisah dari satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Ruko : menurut J.D Benyamin, rumah toko adalah bangunan yang digunakan untuk tempat usaha (berdagang) barang dan jasa, juga sebagai tempa tinggal pemilik toko tersebut. Gitar : alat musik dawai (dipetik, umumnya menggunakan jemari untuk senar-nilon dan menggunakan plektrum untuk senar-baja) Berdasarkan pengertian yang telah disebutkan di atas maka secara garis besar dapat disimpulkan bahwa rumah toko ini adalah rumah yang di mana memiliki dwifungsi. Fungsi yang terdapat dalam rumah toko tersebut antara lain sebagai rumah tempat tinggal dan rumah tempat usaha khususnya penjualan alat musik gitar.
Kerangka Berpikir Ide/Fakta Analisis Sintesis Desain Awal Rancangan Akhir Ide/Fakta : -Latar Belakang -Tujuan -Sasaran -Batasan -Permasalahan Analisis : -Internal -Eksternal -Struktur Konsep Desain: Organisasi ruang Zoning Material & Struktur Data Proyek Konsep Dasar Pradesain Desain Feed Back
Penugasan Jenis bangunan yang dipilih : bangunan multi fungsi (ruko) Pola pikir/ konsep perancangan antara lain : - Analisa site - Aktivitas - Kebutuhan ruang - Hubungan ruang - Zoning - Ploting - Dan lain-lain Jenis struktur yang dipilih adalah : -Balok kolom Bangunan ruko minimal 1 lantai dengan ukuran lahan bebas Spesifikasi gambar yang diminta : Konsep perencanaan dan perancangan Denah Tampak (depan, samping, belakang) Potongan Perspektif Aksonometri 3D Maket bangunan
Latar Belakang Dengan berkembangnya Kabupaten Bulungan menjadi Ibukota Kaltara dan semakin terbatasnya lahan maka dibangunlah sebuah rumah tinggal merangkap tempat usaha atau rumah toko sebagai jawaban dari permasalahan yang sering terjadi di daerah yang sedang berkembang. Pembangunan ruko yang terletak di jalan Pahlawan adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi penting lahan perkotaan. Sehingga lahan di sini yang dulunya kurang produktif diharapkan sekarang dapat hidup dan berfungsi dengan baik untuk memberikan citra tersendiri bagi kawasan ini. Selain itu, dengan adanya bangunan ini pemilik dapat menggunakannya sebagai tempat untuk mengembangkan usahanya. Dengan adanya usaha baru itu maka, penyerapan tenaga kerja akan meningkat dan masyarakat umum dapat lebih dekat memanfaatkan pelayanan yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan.
Maksud dan Tujuan Ruko didesain sebagai tempat tinggal yang nyaman dan aman bagi penghuni rumah. Ruko didesain sebagai tempat usaha dengan segala kebutuhannya. Selain sebagai rumah tinggal yang nyaman juga didesain ruangan tempat usaha yang nyaman bagi pengunjung. Manfaatnya tercapainya keselarasan kebutuhan tempat tinggal sekaligus tempat usaha dengan kenyamanan di dalamnya, serta pengunjung dapat merasakan pelayanan yang memuaskan dengan bangunan rumah yang menunjang.
Batasan Pembahasan tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam merancang dan menempatkan ruko sebatas fungsi dan kegunaan ruko tersebut dengan multifungsi dari ruko tersebut serta aturan yang berlaku pada badan usaha milik negara ( BUMN ) Lahan seluas 40x30m2 Ruko dibangun 1 lantai
Tinjauan Proyek Jenis Proyek : Rumah Toko Pemilik Proyek : Pribadi Lokasi Proyek : Jalan Pahlawan Sumber Daya : Dana Pribadi Pengelola : Pribadi Luas Lahan : 1200 m2 KDB : 60 % KDL : 40 %
Data Proyek LAHAN Lokasi site terletak di Jalan Pahlawan, Tanjung Selor, Kalimantan Utara. Luas Lahan : 20x30 m2 Pemilik Lahan : Pribadi Kegiatan : Bangunan komersil Kondisi Tanah : Sudah ditimbun dengan tanah urug Topografi : Datar tidak berkontur Hidrologi : Tanah dasar keras Vegetasi : Hanya rumput, dan tidak ada vegetasi yang akan dipertahankan Orientasi : Menghadap ke selatan BATASAN Sebelah Timur : Pemukiman Sebelah Barat : Jalan Semangka Sebelah Selatan : Jalan Pahlawan Sebelah utara : Pemukiman
Kecamatan Tanjung Selor Survey Lapangan Pemukiman SITE Pemukiman Jalan Semangka Lay Out Kawasan Provinsi Kaltara Jalan Pahlawan Kab. Bulungan Kecamatan Tanjung Selor
Lokasi Proyek SITE Pemukiman T Jalan Semangka Pemukiman Jalan Pahlawan
Analisis internal
Analisis Internal Pemukiman Private Jalan Semangka Semi Private Zoning Pemukiman Private Semi Private Jalan Semangka Service Pemukiman Publik Jalan Pahlawan
Analisis Internal G H F C D E A B A A G A I J Ploting A : KAMAR TIDUR B : FOYER C : RUANG TAMU D : RUANG KELUARGA E : RUANG MAKAN F : TERAS G : KM/WC H : DAPUR I : GUDANG J : TOKO G H F C D E A B A A G A I J
Analisis Internal Organisasi Ruang Taman Dapur Teras, Foyer R.Keluarga Km/Wc, Lavatory R.Keluarga R.Tamu R.Makan Kamar Kamar Teras, Foyer Km/Wc, Lavatory K.Utama
Denah
B SITE T Analisis EKSternal
Analisis Eksternal SITE SITE Orientasi Matahari Data yang menyangkut pergerakan matahari dalam perancangan secara umum ada dua macam yaitu data terhadap cahaya dan data terhadap panas/radiasi matahari tersebut yang intensitas matahari panas pada jam 8.00-17.00 WITA. B Pemukiman Jalan Semangka SITE Pemukiman Jalan Pahlawan T Pemukiman Jalan Semangka Pada sisi barat bangunan perlu vegetasi berupa pohon agar dapat menyaring pancaran sinar matahari langsung yang masuk ke dalam bangunan. SITE Pemukiman Jalan Pahlawan Arah bangunan yang menghadap ke selatan membuat sinar matahari pagi akan menyinari bangunan namun tidak langsung atau sepanas arah timur. Selain matahari pagi sangat baik untuk kesehatan, penghematan energi bisa dipertimbangkan untuk memanfaatkan penggunaan pencahayaan alami. Seperti jika ruangan sedang tidak digunakan dapat membuka jendela atau curtain yang menutupi jendela sehingga cahaya dapat masuk.
Analisis Eksternal SITE Angin Angin merupakan komposisi iklim yang tidak bisa dipisahkan antara bangunan dan alamnya. Angin akan mempengaruhi fungsi dari sebuah ruang karena menyangkut kenyamanan sebuah ruang. Angin bertiup pada siang hari dari arah utara ke selatan dan angin yang bertiup pada saat malam hari berasal dari arah selatan ke utara. Pemukiman Jalan Semangka SITE Pemukiman Jalan Pahlawan Penempatan vegetasi-vegetasi pada bagian bangunan yang dilewati oleh angin agar angin yang masuk ke dalam bangunan menjadi lebih sehat dan segar. Meletakkan bukaan pada arah yang berhadapan sehingga terjadi pertukaran udara dari dalam ke luar bangunan. Efektifitas ruangan tercapai dari ukuran bukaan hasilnya adalah adanya peningkatan kecepatan udara dan turunnya suhu ruangan. Sedangkan pada sore hari bangunan menggunakan penghawaan buatan seperti AC untuk menjaga kualitas udara di dalam bangunan.
Analisis Eksternal SITE SITE Kebisingan Sumber kebisingan berasal dari Jalan Pahlawan yang berada di depan site, jalan ini merupakan jalan besar yang dilewati oleh kendaraan-kendaraan besar, dengan tingkat kebisingan dari kendaraan tersebut yang cukup tinggi. Jalan Semangka dengan tingkat kebisingan rendah digunakan untuk akses service. Pemukiman Jalan Semangka SITE Pemukiman Jalan Pahlawan Diberi vegetasi seperti pepohonan dikawasan yang menghasilkan kebisingan tinggi tersebut yaitu arah Jalan Pahlawan dan Jalan Semangka, fungsinya selain sebagai peredam suara bising dari kendaraan juga sebagai penyaring debu/asap polusi yang berasal dari luar site. Pemukiman Jalan Semangka SITE Pemukiman Jalan Pahlawan
Analisis Eksternal SITE SITE Drainase Tempat terjadinya genangan air ketika hujan lebat (drainase buruk). Jalan Semangka Pemukiman SITE Pemukiman Area masuknya aliran air hujan dari luar site ke dalam site. Jalan Pahlawan Drainase site yang menghubungkan ke drainase kota yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi limpasan air hujan dari sekitar area site. Pemukiman Jalan Semangka SITE Pemukiman Jalan Pahlawan
KONSEP DESAIN
Konsep Konsep Bangunan Bangunan semi publik karena selain berfungsi sebagai hunian tinggal tetapi memiliki fungsi lain yaitu sebagai tempat penjulan alat musik. Konsep Desain Bangunan ini dibuat dengan menggunakan konsep gaya arsitektur Jengki. Selain gaya arsitektur modern-minimalis, arsitektur Jengki yang merupakan gaya arsitektur asli Indonesia. Gaya arsitektur ini menjadi pelopor arsitektur di Indonesia pasca kemerdekaan dan berkembang pada tahun 1950-1960. Meski berumur cukup pendek, arsitektur Jengki muncul sebagai bentuk perlawanan (dalam bidang arsitektur) pada kolonialisme serta semangat pencarian jati diri arsitektur Indonesia.
Konsep Sebagai karya arsitektur, rumah gaya Jengki dapat dikategorikan sebagai arsitektur modern khas Indonesia. Tumbuh tahun 1950-an ketika arsitek-arsitek Belanda dipulangkan ke negerinya. Hampir semua kota-kota besar di Indonesia memiliki karya arsitektur ini. Pendapat senada dikemukakan oleh Prakoso (2002), seorang pemerhati lingkungan binaan, bahwa hadirnya rumah gaya Jengki di Indonesia dilatarbelakangi oleh munculnya arsitek pribumi yang notabene adalah tukang ahli bangunan sebagai pendamping arsitek Belanda. Para ahli bangunan pribumi tersebut kebanyakan lulusan pendidikan menengah bangunan. Ketika pergolakan politik di Indonesia masih memanas sekitar tahun 1950 sampai 1960-an, ditandai semakin berkurangnya arsitek Belanda dan munculnya para ahli bangunan lulusan pertama arsitek Indonesia menjadi poin yang membentuk perkembangan rumah bergaya Jengki. Walaupun gaya arsitektur Jengki merupakan peninggalan masa penjajahan Belanda, bangunan arsitektur Jengki memiliki ciri dan bentuk yang sama sekali berbeda dengan arsitektur Kolonial. Jika arsitektur Kolonialisme didominasi bidang horizontal dan vertikal serta bentuk yang geometris, maka arsitektur Jengki secara umum memiliki ciri unik dengan permainan bidang yang tidak simetris, garis-garis lengkung, serta jauh dari kesan kaku.
Konsep Atap Atap bangunan dengan gaya arsitektur Jengki umumnya menggunakan atap pelana yang tidak lazim. Banyak atap yang berupa patahan dengan perbedaan ketinggian kemudian diselipkan ventilasi sebagai media pembuangan panas pada atap. Selain itu atap-atap rumah Jengki memiliki kemirinan yang curam sebagai bentuk tanggap iklim tropis yang curah hujannya tinggi.
Konsep Dinding Sebagai konsekuensi penggunaan atap pelana, rumah-rumah Jengki memiliki dinding cukup lebar pada tampak bangunan. Di sinilah munculnya kreatifitas arsitek-arsitek Jengki menghadirkan tampak bangunan. Dinding yang miring dan membentuk bidang segi lima menjadi ciri yang lazim kita temui pada arsitektur Jengki. Selain itu dinding dihias dengan motif-motif alam ada pula yang ditutup dengan alam yang disusun tidak teratur. Hal ini merupakan penerapan anti-geometri dan anti-tegak lurus pada masa itu.
Konsep Beranda Keberadaan beranda atau teras merupakan elemen mutlakd dalam arsitektur tropis juga disadari oleh para arsitek Jengki. Teras berfungsi ebagai ruang penerima tamu, tempat berteduh, dan tak sedikit sebagai aksentuasi pintu masuk. Bandingkan dengan ukuran teras rumah-rumah sekarang yang semakin mengecil, teras pada rumah Jengki masih memiliki kesan yang luas dan selaras dengan pekarangan. Atap teras sendiri memiliki bentuk yang berbeda-beda pada rumah jengki sebagai fungsi aksentuasi. Yang umum kita lihat adalah atap beton yang melengkung maupun yang tekuk-tekuk sebagai perlawanan terhadap bentuk modern yan datar dan monoton.
Konsep Pemainan Bentuk Kusen dan Perletakan Jendela Masih dengan semangat anti-simetris, bentuk kusen yang asimetris dan permainan letak jendela yang tidak sejajar menunjukan kesan tersebut. Selain itu banyaknya bukaan jendela sebagai sarana penghawaan dan pencahayaan yang alami dan perlawanan dengan jendela rumah sekarang yang semakin lama semakin mengecil. Penyesuian desain kusen dan jendela yang lebar dan besar juga menunjukan bahwa arsitektur Jengki tanggap terhadap iklim tropis.
Konsep Rooster Penggunaan rooster atau karawang sebagai lubang ventilasi yang tidak sekedar untuk pergantian udara, namun lebih dari itu sebagai media untuk mengekspresikan estetika baru. Penggunaan bentuk-bentuk kusen yang tidak simetris menjadi ciri menonjol lainnya pada rumah gaya Jengki. Bentuk yang tidak simetris itu terlihat pula pada jendela-jendelanya. Selain itu dengan bermacam-macam bentuk dari segilima, segitiga, lingkaran, hingga trapesium tak beraturan menjadi ekspresi estetika pada rumah gaya Jengki.
Konsep Elemen Dekoratif pada Tampak Bangunan Elemen-elemen dekoratif merupakan ungkapan para penghuni serta kreatifitas para arsitek Jengki. Maka kita menemukan satu ciri dekorasi yang sama antara satu rumah Jengki dengan yang lain. Ragam dekoratif kreasi arsitek Jengki kebanyakan kombinasi-kombinasi garis lengkung dengan motif alam, ataupun pola-pola garis vertikal dan horisontal. Elemen ini dapat kita lihat pada dinding atau pada kolom bangunan.
PERANCANGAN