IDENTIFIKASI STUDI KASUS DALAM SEKOLAH MENURUNNYA MOTIVASI BELAJAR (KASUS BIDANG BELAJAR ) ERLINA DWI CAHYANI 2010-31-195.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Oleh: Prof.Dr.Mungin Eddy Wibowo, M.Pd Universitas Negeri Semarang
Advertisements

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMIDIAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM DOKTOR ILMU PENDIDIKAN S U R A K A R T A 2011 Oleh : LUGTYASTYONO BN Tugas.
PERAN BK DALAM MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR
Oleh Dra. Salmah Lilik, M.Psi
PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEBERANIAN SISWA DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA KELAS VIII B SMP 1 KUDUS TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Oleh:
TEORI BELAJAR.
BAHAN KULIAH PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT (2)
Keprofesian Bidang Bimbingan dan Konseling serta Ketatalaksanaan Pendidikan Adriy.weebly.com.
KONSELING PROSES PEMBERIAN BANTUAN DARI KONSELOR KEPADA KLIEN YANG DILAKUKAN MELALUI WAWANCARA BANTUAN KONSELOR KLIEN WAWANCARA.
KONSELING KARIR Mengapa Penting bagi Semua Konselor
UCEP SUHENDAR, LATAR BELAKANG SOSIAL SISWA <br /> YANG AKTIF MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR<br.
Analisis Kasus Pembelajaran Di Kelas
KOMPETISI SCIENCE SMA NEGERI 1 CIREBON (KSS)
INDRI OKTAVIAN, PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBAWAKAN ACARA MENGGUNAKAN METODE TALKING STICK DENGAN TEKNIK SIMULASI PADA SISWA KELAS VIII D SMP.
TUGAS PEMBELAJARAN IPA di SD
SISWA KELAS X SMKN 3 KUDUS
Keberhasilan belajar dan mengajar
Studi Kasus.
Kurikulum Berbasis Kompetensi
SMP 1 BAE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Masalah-masalah dalam belajar
Peran konselor pada abad 21
  PENERAPAN KONSELING BEHAVIORISTIK TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIK UNTUK MENGATASI DAMPAK KECEMASAN SISWA AKIBAT PERCERAIAN ORANGTUA PADA SISWA KELAS.
PENDEKATAN PERILAKU/ BEHAVIORISTIK
KESUKARAN BELAJAR PART III
MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA
KESULITAN DALAM BELAJAR
BIMBINGAN PSIKO-EDUKATIF DI SEKOLAH DASAR
Kondisi Belajar dan Masalah Belajar
BIMBINGAN KONSELING KARIR
1. Mengenal karakteristik peserta didik
PENGAJARAN SEBAGAI SUATU SISTEM
Diagnosis Kesulitan Belajar
APA ITU TATA KRAMA ?.
Bimbingan dan Konseling Belajar Diagnosis Kesulitan Belajar
KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT)
Peran Keluarga dalam Mengembangkan Keberbakatan Siswa
Judul : Upaya guru dalam memacu minat Belajar Anak yang sekolah di pedesaan.
BIMBINGAN KONSELING.
METODOLOGI PENELITIAN & METODE STATISTIKA
KELOMPOK 2 M. HUZA IMAM ( ) M. SYAMSUL M . ( )
METODOLOGI PENELITIAN & METODE STATISTIKA
PENANGANAN MASALAH.
BIMBINGAN KONSELING INDONESIA.
Psikologi Konseling dan Psikoterapi
MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA GURU DENGAN PESERTA DIDIK OLEH KEPALA SEKOLAH GUNA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Sufyan,
Pendekatan clien center dalam kons kelompok (carl r. Rogers)
JENIS-JENIS LAYANAN BIMBINGAN KONSELING (LAYANAN ORIENTASI)
PENDEKATAN NON DIRECTIVE
FUNGSI, JENIS DAN KODE ETIK BIMBINGAN DAN KONSELING
5 Konsep Pendidikan (Saifullah 1988).
Teknik memahami perkembangan siswa SD
STUDI KASUS MENCERMATI MASALAH ARTI STUDI KASUS
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
PANDUAN Layanan Akademik Siswa
Oleh : INDIRA FAJARINI BK Offering B
Hj. Rasmi Amin LPMP Makassar
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah Secara Kreatif Dan Konsep Belajar Kelompok 6 : Amelia Agustina Derra Farhan F Dicky Moch Zaelani.
“UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI MENGAJAR MENUJU GURU PROFESIONAL”
DITULIS OLEH : AFRIYANDI, S.Pd.SD NIP
KONSELING KELOMPOK (PENDEKATAN BEHAVIORAL)
Tugas Bimbingan dan Konseling ROLE PLAY KASUS SISWA YANG MENJADI PECANDU NARKOBA” Kelompok 3 Kelas B6 gabung di C5 Nama Anggota: Restu Bure Lelepadang.
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011.
PERTEMUAN 10-11: BIMBINGAN BELAJAR DAN DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR
PERMASALAHAN MAHASISWA
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Oleh: Prof.Dr.Mungin Eddy Wibowo, M.Pd Universitas Negeri Semarang
KONSELING INDIVIDU.
Transcript presentasi:

IDENTIFIKASI STUDI KASUS DALAM SEKOLAH MENURUNNYA MOTIVASI BELAJAR (KASUS BIDANG BELAJAR ) ERLINA DWI CAHYANI 2010-31-195

IDENTITAS KLIEN Nama : RR Kelas : X-3 No. Absen: 30 Umur : 15 Tahun Sekolah : SMA N 1 JEKULO KUDUS

LATAR BELAKANG ORANG TUA: a. Nama Orang Tua - Ayah : DA - Ibu : ST b. Pendidikan terakhir - Ayah : SD - Ibu : SD c. Pekerjaan - Ayah : Sopir - Ibu : Buruh d. Tingkat Sosial Ekonomi : Kurang mampu e. Klien tinggal bersama dengan kedua orang tua

DISKRIPSI MASALAH Konseli adalah siswa kelas X-3, dalam kesehariannya RR pendiam, tidak aktif mengikuti kegiatan ekstra kulikuler dan jarang masuk sekolah. Prestasi belajarnya menurun dan banyak nilai UTS yang belum tuntas.

ANALISIS DATA Berdasarkan hasil IKMS, diketahui bahwa RR merasa lingkungan pertemannnya kurang mendukung, kesulitan menumbuhkan semangat belajar yang menurun, pesimis melanjutkan sekolah karena masa depan tidak jelas dan keadaan ekonomi keluarga yang menurun, kurang mengetahui tata karma pergaulan, kurang bisa mengendalikan diri, berfikir dan bertindak, takut saat mengikuti pelajaran dan sulit memahami pelajaran. Berdasarkan hasil sosiometri, klien merupakan anak yang kurang diperhatikan dalam kelas sebab tidak ada yang memilih maupun menolak RR. Berdasarkan informasi teman klien, klien merupakan siswa yang pendiam. Berdasarkan absensi RR sudah 2 kali tidak masuk sekolah tanpa ijin. Berdasarkan observasi kelas, RR merupakan siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran.

DIAGNOSIS Berdasarkan identifikasi masalah klien, maka perkiraan sementara penyebab klien bermasalah karena adanya faktor dari diri sendiri dan lingkungan. Klien merasa motivasi belajarnya kurang dan sulit mengendalikan diri berfikir dan bersikap positif hingga sering tidak masuk kelas tanpa ijin.

PROGNOSIS Setelah mengetahui masalah RR diatas maka diperlukan bantuan-bantuan yang dapat memberikan pemahaman serta pengentasan masalah yang sedang dialami RR. Bantuan yang akan diberikan praktikan kepada klien yang mana klien sulit mengendalikan diri berfikir dan bersikap positif hingga sering tidak masuk kelas tanpa ijin adalah konseling individu dengan pendekatan BH (Behavioristik).

TREATMENT Approach model BH (Behavioristik) yaitu suatu model konseling yang berorientasi pada perubahan tingkah laku yang nampak, spesifik dan terukur melalui proses belajar. Consept model Tingkah laku manusia merupakan hasil belajar dari lingkungan. Tingkah laku manusia cenderung untuk berbuat positif atau negative. Perubahan tingkah laku manusia ditentukan oleh situasi saat ini bukan masa lalu. Tingkah laku yang ingin diubah adalah tingkah laku yang tampak, spesifik dan terukur.

Operational model Strategi yang digunakan adalah strategi direktif yaitu konselor mengambil tindakan untuk mengarahkan klien, akan tetapi keputusan terakhir diserahkan kepada klien sepenuhnya. Communication model Pola hubungan antara konselor dan klien bersifat Education, seperti guru dengan murid, orang tua dengan anak, pelatih dan yang dilatih

Role model ~Konselor sebagai guru, orang tua, pelatih, maka harus akrab namun ada batas sesuai tahapan dalam konseling. ~Klien berperan sebagai siswa/ peserta didik atau yang sedang dilatih Performance model Konselor sebagai guru dan motivator dalam membantu klien mengentaskan masalah yang sedang dihadapi. Teknik model Tehnik model yang digunakan adalah pembentukan tingkah laku.Yaitu tehnik yang digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada klien, dan memperkuat tingkah laku yang terbentuk tersebut dengan cara memberikan reinforcemen dan social modeling.

EVALUASI Setelah melakukan konseling individu, klien merasa sedikit lega karena bisa mengemukakan masalah yang sedang dihadapinya kepada konselor. Klien juga merasa bahwa tindakan yang dilakukannya itu salah dan perlu memperbaiki sikap dan tingkah laku yang negatif menjadi positif melalui proses belajar.

FOLLOW UP Komitmen yang telah dibuat oleh klien sendiri akan memperkuat tingkah laku yang lebih positif, peran konselor disini adalah memantau sejauh mana perubahan yang teejadi pada klien. Apabila dengan bantuan konseling pertama yang telah diberikan pada klien belum bisa menunjukkan hasil yang diharapkan maka konselor akan memberikan konseling lanjutan.