SIKAP TUBUH YANG ERGONOMI DALAM BEKERJA DAN DAMPAKNYA Oleh Kelompok II Herlinda Rasti Sahara Putri Muh.Nurkhalik Dino Harjowiyono Jamri
PENGERTIAN SIKAP TUBUH Sikap Badan adalah posisi alami tubuh yang diatur dan dibiasakan sedemikian rupa sesuai dengan keadaan yang tersedia agar memperoleh rasa nyaman, aman, sehat dan selamat. Selain itu perlunya memperhatikan sikap badan juga guna untuk menghindari sikap badan yang tidak alamiah dalam bekerja yang dapat mempengaruhi kesehatan dan memperkecil beban statis. Sikap tubuh merupakan faktor resiko ditempat kerja. Manusia di muka bumi ini untuk dapat makan harus bekerja, sikap tubuh saat melakukan setiap pekerjaan dapat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pekerjaan, mari kita mempelajari bagaimana sikap kerja yang efektif untuk menghasilkan produk yang maksimal (Anonim, 2010).
Kerja dengan Posisi Duduk SIKAP BADAN ATAU POSISI TUBUH DALAM BEKERJA Kerja dengan Posisi Duduk Ukuran tubuh yang penting adalah tinggi duduk, panjang lengan atas, panjang lengan bawah dan tangan, jarak lekuk lutut dan garis punggung, serta jarak lekuk lutut dan telapak kaki.Posisi duduk pada otot rangka (musculoskletal) dan tulang belakang terutama pada pinggang harus dapat ditahan oleh sandaran kursi agar terhindar dari nyeri dan cepat lelah (Santoso, 2004).
Sikap duduk yang benar yaitu sebaiknya duduk dengan punggung lurus dan bahu berada dibelakang serta bokong menyentuh belakang kursi. Selain itu, duduklah dengan lutut tetap setinggi atau sedikit lebih tinggi panggul (gunakan penyangga kaki) dan sebaiknya kedua tungkai tidak saling menyilang. Jaga agar kedua kaki tidak menggantung dan hindari duduk dengan posisi yang sama lebih dari 20-30 menit. Selama duduk, istirahatkan siku dan lengan pada kursi, jaga bahu tetap rileks (Wasisto, 2005). Gambar :Sikap kerja pada Visual Display Terminal (VDT) yang direkomendasikan oleh Cakir et al. (1980) (kiri) dan Grandjean et al. (1982, 1984)
Kerja dengan Posisi Berdiri Ukuran tubuh yang penting dalam bekerja dengan posisi berdiri adalah tinggi badan berdiri, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul, panjang lengan. Bekerja dengan posisi berdiri terus menerus sangat mungkin akan mengakibatkan penumpukan darah dan beragai cairan tubuh pada kaki dan ini akan membuat bertambahnya biola berbagai bentuk dan ukuran sepatu yang tidak sesuai, seperti pembersih (clerks), dokter gigi, penjaga tiket, tukang cukur pasti memerlukan sepatu ketika bekerja (Santoso, 2004).
Kerja dengan Posisi Membungkuk Membungkuk adalah posisi tubuh dimana tulang punggung melengkung ke depan melebihi batas normal yaitu lebih dari 40 derajat. Berdasarkan penelitian bahwa tenaga kerja yang telah terbiasa bekerja dengan posisi berdiri tegak dirubah menjadi posisi setengah duduk tanpa sandaran dan setengah duduk dengan sandaran menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kelelahan otot biomekanik antar kelompok (Santoso dalam Romanenko, 2004). Yang mana posisi kerja yang baik adalah bergantian antara posisi duduk dan posisi berdiri, akan tetapi antara posisi duduk dan berdiri lebih baik dalam posisi duduk (Romanenko dalam Suma’mur, 1989).
SIKAP TUBUH YANG BAIK SAAT BEKERJA Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran dan tata letak peralatan, penempatan alat-alat petunjuk, cara-cara memperlakukan peralatan seperti macam gerak, arah dan kekuatan. Dalam hal normalisasi ukuran peralatan, harus diambil ukuran terbesar sebagai dasar, untuk selanjutnya dapat diatur, misalnya ukuran dibesarkan dan dikecilkan, atau dapat dinaikturunkan, disetel maju atau mundur dan lain-lain. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan, yaitu : a. Semua pekerjaan hendaknya dilakukan dalam sikap duduk atau sikap berdiri secara bergantian b. Semua sikap tubuh yang tidak alami harus dihindarkan. Seandainya hal ini tidak memungkinkan, hendaknya diusahakan agar beban statik diperkecil. c. Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak membebani, melainkan dapat memberikan relaksasi pada otot-otot yang sedang tidak pakai untuk bekerja dan tidak menimbulkan penekanan pada bagian tubuh (paha).
DAMPAK DARI POSISI TUBUH YANG SALAH SAAT BEKERJA DAMPAK DARI POSISI TUBUH YANG SALAH SAAT BEKERJA Keluhan Muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan ini biasanya diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal disorders atau cedera pada sistem muskuloskeletal. Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua (Tarwaka, 2004), yaitu : Keluhan sementara (reversible) Keluhan menetap (persistent)
PENYEBAB KELUHAN MUSKULOSKELETAL PENYEBAB KELUHAN MUSKULOSKELETAL Menurut Peter Vi (2000) yang dikutip oleh Rizki (2007) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal, yaitu : Peregangan Otot yang Berlebihan Aktivitas Berulang Penyebab sekunder terjadinya keluhan muskuloskeletal, yaitu : Tekanan Mikroklimat Getaran Penyebab Kombinasi
Terima kasih