AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA Imunodefisiensi Putri Utami W (A102.09.041) Senja Arum W (A102.09.049) Tamariska Kristi (A102.09.055) Yayuk Rachmawati (A102.09.067) Zerlinda Anita S (A102.09.070) AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA
Imunodefisiensi Imunodefisiensi atau Defisiensi imun merupakan salah satu gangguan imunitas dimana sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi maksimal karena satu atau lebih komponen sistem imun tidak aktif.
Imunodefisiensi Primer Adanya peningkatan prevalensi dari defisiensi imun dimana cacat dalam sistem kekebalan tubuh yang disebabkan karena genetik kemudian membaik karena pengaruh lingkungan
Imunodefisiensi Primer X-linked hypogammaglobulinnemia Hipogamaglobinemia yang sementara Common variable hypogammaglobulinemia Defisiensi Ig yang selektif Defisiensi Imun pada fungsi limfosit B Aplasi timus kongenital (sindrom DiGeorge) Candidiasis mukokutan kronik (CMK) Defisiensi Imun pada fungsi limfosit T
Defisiensi Campuran fungsi limfosit T dan B Ataksia-teleangiektasia Ataksia serebelar, teleangiektasia okulokutaneus Wiskott-Aldrich syndrome Trias: eksim, trombositopenia, imunodefisiensi Sindrom DiGeorge Delesi kromosom 22q11 Malformasi jantung, hipotiroid, hipokalsemi, wajah dismorfik, gangguan perkembangan timus
Imunodefisiensi Sekunder Menurunnya kadar imun tubuh akibat adanya penyakit, umur, trauma atau pengobatan
Imunodefisiensi Sekunder Defisiensi Komplemen Defisiensi interferon dan lisozim Defisiensi sistem fagosit Defisiensi interferon kongenital Defisiensi komplemen kongenital Defisiensi fagosit kongenital Defisiensi interferon dan lisozim sekunder Defisiensi komponen fisiologi Defisiensi fagosit fisiologik Defisiensi komponen didapat Defisiensi fagosit didapat Defisiensi sel NK Defisiensi sel NK kongenital Defisiensi sel NK didapat
Imunodefisiensi Sekunder Infeksi HIV Stress Nutrisi Usia Obat-obatan (sitotoksik, gentamisin, amikain, tobramisinsasi)
D. Interferon dan Lisozim Imunodefisiensi D. Imun Nonspesifik D. Komplemen D. Interferon dan Lisozim D. Sel NK D. Sistem Fagosit D. Imun Spesifik D. Kongenital/Primer D. Fisiologik
Kasus Seorang laki-laki berinisial x mengeluhkan bahwa ia merasa demam, nyeri otot, nyeri sendi, lemah setelah melakukan hubungan seks bebas dengan jangka waktu 7 minggu. Setelah ia memeriksakan diri ke dokter, hasilnya menyatakan bahwa ia tidak terkena penyakit apapun. Ia merasa sehat setelah 5-10 kemudian. Setelah 10 tahun berlalu, ia terkena herpes zester berulang, demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan, mengalami penurunan Berat Badan, batuk kronis selama >1 bulan, infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan oleh jamur Candida albicans, pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap diseluruh tubuh, dan bercak-bercak diseluruh tubuh. Ia kemudian memeriksakan diri ke dokter, dan hasilnya menyatakan bahwa dia terinfeksi AIDS
HIV (Human Immuno-deficiency Virus) Adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan menimbulkan AIDS. HIV menyerang limfosit yang disebut ‘sel T-4’ atau ‘sel T-penolong’ (T-helper), atau disebut juga ‘sel CD-4’. HIV tergolong kelompok retrovirus yang memiliki kemampuan untuk “mengkopi-cetak”
Mekanisme HIV Spike dan CD4 bergabung DNA Single strain Virus HIV (spike) akan melekat pada sel T helper dan makrofag bertemu dengan reseptor CD4, terbentuk CCRS Spike dan CD4 bergabung Envelope protein di permukaan sel inang dan virus menginfeksi. RNA masuk ke inti sel terjadi reverse transkriptase DNA Single strain DNA Double strain Ditangkap integrase virus masuk inti sel Bergabung dengan DNA Kromosom Inang DNA diubah menjadi MRNA oleh RNA polimerase MRNA diubah oleh ribosom menjadi envelope (permukaan sel) Merakit virus baru yang siap menginfeksi
Cara Penularan Jarum suntik Ibu ke anak Hubungan sex Tranfusi darah
Contoh penderita HIV
Daftar Pustaka
Terima Kasih