Betti Dwi Kartikasari, S.Farm.,M.Si.,Apt farmakodinamika Betti Dwi Kartikasari, S.Farm.,M.Si.,Apt
PENDAHULUAN Farmakodinamika mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme kerjanya.
Tujuan Mempelajari Mekanisme kerja obat ialah untuk meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan respon yang terjadi. Pengetahuan yang baik mengenai hal ini merupakan dasar terapi rasional dan berguna dalam sintesis obat baru.
FARMAKODINAMIKA Pengaruh obat pada tubuh atau respon biologik terhadap obat : - mekanisme kerja obat & tempat kerja - reseptor agonis – antagonis - partial agonis - efek terapi - efek toksik- efek letal ESO potensi – efektifitas - toleransi - resistensi - habituasi - adiksi - SAR (STRUCTURE ACTIVITY RELATIONSHIP) Variabel utamanya adalah : dosis,frekwensi dan lama pemakaian Variabel sekundernya adalah: kondisi pasien (fisiologis,patologis dan tingkat morbiditas
FARMAKODINAMIKA Obat msk → menemui titik tangkap kerja → terjadi reaksi sel tubuh → peningkatan / penurunan / penghambatan / perusakan aktivitas sel. Konsep memacu dan menghambat sel maka → ada sinergistik atau antagonistik atau perusakan sel. Obat → racun , jadi hrs ada mekanisme penawar racun → BIOTRANSFORMASI atau EKSKRESI utuh keluar tubuh ( dlm Far.Kin ).
MEKANISME KERJA OBAT Pada dasarnya ada 4 macam mekanisme kerja obat yaitu : 1. Interaksi obat-reseptor : adrenergik,kolonergik ,steroid opioid ,allopurinol (enzymatic) 2. Substrat-enzim : allopurinol,aspirin,kaptoperil,digoksin dll 3. Membuka-menutup ion channel : antagonis kalsium 4. Merusak sistem sel Cytotoxic : antibiotik dan anti kanker
4 kategori kerja obat Perangsangan / penekanan (mukolitik, ekspektoran, dekongestan) Penggantian, cth insulin (DM) Pencegahan / membunuh organisme / pencegahan,cth : antibiotik Iritasi cth : laksatif mengiritasi dinding kolon bagian dalam shg meningkatkan peristaltik dan defekasi
Efek obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan reseptor pada sel suatu organisme. Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimiawi dan fisiologi yang merupakan respons khas untuk obat tersebut. Reseptor obat merupakan komponen makromolekul fungsional yang mencakup 2 konsep penting. Pertama, bahwa obat dapat mengubah kecepatan kegiatan faal tubuh.
Kedua, bahwa obat tidak menimbulkan suatu fungsi baru, tetapi hanya memodulasi fungsi yang sudah ada. Walaupun tidak berlaku bagi terapi gen, secara umum konsep ini masih berlaku sampai sekarang. Setiap komponen makromolekul fungsional dapat berperan sebagai reseptor obat, tetapi sekelompok reseptor obat tertentu juga berperan sebagai reseptor yang ligand endogen (hormon, neurotransmitor). Substansi yang efeknya menyerupai senyawa endogen disebut agonis. Sebaliknya, senyawa yang tidak mempunyai aktivitas intrinsik tetapi menghambat secara kompetitif efek suatu agonis di tempat ikatan agonis (agonist binding site) disebut antagonis.
TOLERANSI : Dosis yang dibutuhkan untuk mencapai efektivitas yang sama menjadi lebih besar. IDIOSINKRASI : Untuk sebagian orang , suatu obat memberi khasiat yg berlawanan dengan efek umumnya. Ex: Obat tidur mengakibatkan gelisah
KATA KUNCI FARDIN ( Bagaimana Obat Bekerja ? ) RESEPTOR OBAT INTERAKSI OBAT – RESEPTOR SPESIFISITAS SELEKTIVITAS OBAT TANPA RESEPTOR PENGEMBANGAN DAN PENILAIAN OBAT
RESEPTOR Makromolekul spesifik dlm sel. Suatu protein spesifik pada sel yg reseptif terhadap ligand/obat dg spesifisitas , afinitas dan selektifitas serta sensitifitas tertentu (khusus) Komponen fungsional pd sel organisme, maka obat hanya dapat mengubah kecepatan fungsi sel / organ yang bersangkutan, tetapi tidak dapat memberikan fungsi baru kpd sel tubuh. Tempat kerja obat ( titik tangkap kerja ) obat Sifat fisiologik sehingga bisa berefek serupa zat endogen→AGONIS ,atau menduduki tanpa menimbulkan efek→ANTAGONIS / BLOKER
Reseptor Dibagi menjadi 4 kelompok Reseptor kanal ion Merupakan suatu reseptor membran yang langsung terhubung oleh suatu kanal ion contoh : reseptor asetilkolin nikotinik, reseptor GABA A dan resptor glutamat Reseptor yang tergandeng dengan protein G reseptor ini merupakan reseptor membran yang tergandeng dengan sistem efektor yang disebut protein G contoh : reseptor asetilkolin muskarinik, reseptor adrenergik, reseptor histamin, resptor domaninergik, reseptor serotonin
3. Reseptor yang terkait dengan aktivitas kinase merupakan reseptor yang memiliki aktivitas kinase dalam transduksi sinyalnya dan berada di membran contoh : reseptor sitokin, reseptor growth factor, reseptor insulin 4. Reseptor inti berbeda dengan 3 kelompok reseptor di atas yang berlokasi di membran sel, reseptor ini berada di dalam sitoplasmik atau nukleus. Aksinya langsung mengatur transkripsi gen yang menentukan sintesis protein tertentu. contoh : reseptor steroid, reseptor estrogen
LIGAND - RESEPTOR Ada 3 tipe ligand : 1. Agonis : Obat mengikat/menempati reseptor dan menimbulkan respon biologis (efek farmakologi) 100%. merangsang reseptor mengikat & aktif 2. Antagonis : Obat menempati reseptor tetapi tidak ada efek. Obat menghambat agonis mempengaruhi reseptor. Ada antagonisme kompetitif dan nonkompetitif. memblokir reseptor agonis tak dapat masuk (obat mengikat reseptor tetapi tidak aktif) 3. Partial agonis : Efek yg ditimbulkannya tidak maksimal < 100%. (walaupun jumlah reseptor yg ditempati 100% Merangsang reseptor setelah mencapai batas tertentu memblokirnya Kurve dosis – efek lebih rendah dari agonis
Contoh: adrenaline : agonis Beta frekwensi jantung naik . propranolol : antagonis Beta agonis tidak dapat masuk reseptor frekwensi jantung turun Antagonisme = efek suatu obat diturunkan atau ditiadakan oleh kehadiran obat lain : 1.Antag.kmpetitif (lihat atas) 2. ,, non kompetitif : verapamil dan nifedipine 3. ,, farmakokinetik : warfarin dan luminal 4. ,, kemis : kation dg tetrasiklin 5. ,, fisiologis : histamin dan omeperazole
Antagonisme Farmakodinamik Secara farmakodinamika dapat dibedakan 2 jenis antagonisme, yaitu antagonisme fisiologik dan antagonisme pada reseptor. Selain itu, antagonisme pada reseptor dapat bersifat kompetitif atau nonkompetitif. Antagonisme merupakan peristiwa pengurangan atau penghapusan efek suatu obat oleh obat lain. Peristiwa ini termasuk interaksi obat. Obat yang menyebabkan pengurangan efek disebut antagonis, sedang obat yang efeknya dikurangi atau ditiadakan disebut agonis. Secara umum obat yang efeknya dipengaruhi oleh obat lain disebut obat objek, sedangkan obat yang mempengaruhi efek obat lain disebut obat presipitan.
Efektifitas = kapasitas obat dlm mengaktifkan reseptor Potensi = kapasitas obat utk menaikkan efek
INTERAKSI OBAT- RESEPTOR Ikatan antara obat-reseptor biasanya lemah O + R OR → → → Efek Obat. Terjadi di dalam target Organ tertentu. Dipengaruhi oleh dosis obat Ada variasi biologik ( obat dng dosis sama bisa berefek beda pd orang yang berbeda )
SELEKTIVITAS : SPESIFISITAS Obat bekerja hanya pada 1 reseptor tertentu pada organ tubuh tertentu. SELEKTIVITAS : Obat menghasilkan 1 efek pada dosis yg lebih rendah dan efek lain baru timbul pada dosis yg lebih besar
SPESIFITAS & SELEKTIFITAS RESEPTOR NONSPESIFIK satu obat mempengaruhi beberapa reseptor,misalnya klorpromazin : R. Adrenergik, R. Kolinergik, R.Histaminergik SPESIFIK NONSELEKTIF satu obat hanya mempengaruhi satu jenis reseptor ,tetapi reseptor ini terdapat pada berbagai organ,mis. Atropin SPESIFIK SELEKTIF Satu obat hanya mempengeruhi satu jenis reseptor yg terdapat pada satu organ, mis.Salbutamol pada resptor beta 2 dalam saluran nafas
CONTOH: CPZ : obat yg tdk spesifik krn kerjanya pada berbagai jenis reseptor :kolinergik, adrenergik dsb-nya, →tidak selektif ATROPIN : Bloker spesifik tapi tdk selektif→kerja hanya di reseptor muskarinik tapi efek pada berbagai organ SALBUTAMOL : Beta-adrenergik agonis yg spesifik dan selektif utk reseptor beta-2 di bronkus
Transmisi Sinyal Biologis Penghantaran sinyal biologis ialah proses yang menyebabkan suatu substansi ekstraseluler (extracellular chemical messenger) menimbulkan suatu respons seluler fisiologis yang spesifik. Sistem hantaran ini dimulai dengan pendudukan reseptor yang terdapat di membran sel atau di dalam sitoplasmaoleh transmitor. Kebanyakan messengerini bersifat polar. Contoh, transmitor untuk reseptor yang terdapat di membran sel ialah katekolamin, TRH, LH. Sedangkan untuk reseptor yang terdapat dalam sitoplasma ialah steroid (adrenal dan gonadal), tiroksin, vit. D.
OBAT TANPA RESEPTOR Cara kerja bersifat osmotik, contoh : diuretik ( urea, manitol ). Bersifat asam-basa, contoh : antasida utk menetralkan asam lambung. Perusak non spesifik→antiseptik dan desinfektan, pada kontrasepsi. Anastetik umum yg mudah menguap→eter, halotan
Dalam menimbulkan efek, obat tertentu tidak berikatan dengan reseptor Dalam menimbulkan efek, obat tertentu tidak berikatan dengan reseptor. Obat-obat ini mungkin mengubah sifat cairan tubuh, berinteraksi dengan ion atau molekul kecil, atau masuk ke komponen sel.
Contoh : ( IIMS ANNUAL ) DUMIN: Parasetamol 500mg - Action (Fardin): menghambat sintesa Prostaglandin(pencetus sakit ), sbg analgesik dan antipiretik. - Farkin : diabsorbsi di lambung, dimetabolisme di liver,diekskresi di urine - Indikasi : membebaskan rasa sakit dan menurunkan panas.
Enzym inducer GPRS CELL PHONE Grisiofulvin Phenitoin Rifampisin Smoking Carbamazepine Phenobarbital
Enzym inhibitor Vit K cant cause enzyme inhibitor Valproat Ketokonazole Cimetidin Ciprofloxacin Eritromicin INH