القيادة والجندية 25 Desember 2009
Dimensi Fundamental dalam Proses Tarbiyah MANHAJ yang Shahih PIMPINAN yang Tegas dan Terpercaya SARANA yang Kompre-hensif
مِنْهَاجٌ عَمَلِيٌّ كتاب الله سنة رسوله التَّطْوِيْرُ الأَصَالَةُ أَسَاسُ الإِسْلاَمِ وَ دَعَامَتُهُ سنة رسوله مُبَيِّنَةُ الْكِتَابِ وَ شَارِحَتُهُ سيرة السلف الصالحين الْمُثُلُ الْعَمَلِيَّةُ وَ الصُّوْرَةُ الْمَاثِلَةُ مِنْهَاجٌ عَمَلِيٌّ Pedoman, Panduan, Juklak, Juknis, SOP التَّطْوِيْرُ مِنْهَاجٌ أَسَاسِيٌّ الأَصَالَةُ
Jamaah IDEAL Para Sahabat Lainnya Munafikin Assabiqunal Awwalun Yahudi RASUL SAW
اَلْقِيَادَةُ فِى دَعْوَتِنَا حَقُّ الْوَالِدِ بِالرَّابِطَةِ الْقَلْبِيَّةِ وَالأُسْتَاذِ بِالإِفَادَةِ الْعِلْمِيَّةِ وَِالشَّيْخِ بِالتَّرْبِيَّةِ الرُّوْحِيَّةِ وَالْقَائِدِ بِحُكْمِ السِّيَاسَةِ الْعَامَّةِ لِلدَّعْوَةِ وَدَعْوَتُنَا تَجْمَعُ هِذِهِ الْمَعَانِى جَمِيْعًا وَالثِّقَةُ بِالْقِيَادَةِ هِيَ كُلُّ شَيْءٍ فِى نَجَاحِ الدَّعْوَاتِ
Kepemimpinan dalam Dakwah Kita Menduduki Posisi ORANG TUA dalam hal ikatan hati Posisi GURU dalarn hal fungsi kepengajaran Posisi SYAIKH dalam aspek pendidikan ruhani Posisi PEMIMPIN dalam aspek penentuan kebijakan umum dakwah Dakwah kami menghimpun pengertian ini secara keseluruhan, dan tsiqah kepada kepemimpinan adalah segala-galanya bagi keberhasilan dakwah.
Sifat-sifat Utama Qiyadah الإِخْلاَصُ وَالْقُوَّةُ المَوَدَّةُ وَالْقُرْبَى الكَفَاءَةُ الْعَالِيَةُ الأَمَانَةُ
و أريد بالإخلاص: الإخلاص وجه الله جندي مرضاة الله عقيدة القول يفهم وفكرة مرضاة الله القول يفهم الله غايتنا والله أكبر ولله الحمد حسن مثوبة الله الإخلاص العمل مغنم لاجندي غرض ومنفعة مظهر الجهاد جاه غيرنظر لقب تقدم تأخر
Kekuatan itu Syi’ar Islam أَمَّا الْقُوَّةُ فَشِعَارُ الإسلامِ فِي كُلِّ نُظُمِهِ وَ تَشْرِيْعَاتِهِ Adapun kekuatan itu, ia merupakan syi'ar Islam dalam perundangan dan syari'atnya Dalil Al-Qur’an 8:60, sifat Nabi Musa AS (28:26), perintah kepada Nabi Yahya AS (19:12), sifat Thalut (2:247) Dalil As-Sunnah: Hadits mu’min yang kuat Dalil Doa: minta dilindungi dari 4 kelemahan
المَوَدَّةُ وَالْقُرْبَى لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy yang agung“. (9:128-129)
الكَفَاءَةُ الْعَالِيَةُ الأَمَانَةُ Sebagai leader lebih besar dari kehidupan dan kesuksesan ditunjukkan melalui bagaimana menyelesaikan kehidupan Mentorship People Development Results Respect Position Dibangun di atas loyalitas, karena sentuhan tangan pertamanya dalam pengembangan pribadi dan institusi Dibangun di atas penghormatan kepada leader, karena prestasinya untuk institusi dibangun di atas hubungan profesionalitas Tidak lebih dari karena gelar dan posisi, bukan talenta
Sarana yang Komprehensif Halaqah Mabit (lailatul katibah/jalsah ruhiyah) Daurah Tarbiyah Tsaqafiyah (Tatsqif) Kajian Intensif Penugasan Mukhayyam Setiap sarana dipimpin oleh orang yang berbeda PERAN pemimpin lain dalam pembentukan pribadi kita
Hubungan Qiyadah dan Jundiyah Para Nabi Dahulu Nabi Nuh AS dan kaumnya Nabi Ibrahim AS dan kaumnya Nabi musa AS dan kaumnya Nabi Muhammad SAW dan umatnya
Analisis Qiyadah-Jundiyah pada Nabi Nuh AS dan Kan’an (11:42-43) Nabi Nuh AS berkata, “Naiklah bersama kami!” perintah Kan’an menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!” “Perintah disikapi sebagai saran”
“Tawaran disikapi sebagai perintah” Analisis Qiyadah-Jundiyah pada Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS (37:102) Berkata Ibrahim AS, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?” Ismail AS berkata, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” “Tawaran disikapi sebagai perintah”
Analisis Qiyadah-Jundiyah pada Nabi Musa AS dan Bani Israil (5:20-25) Perintah Nabi Musa AS Masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), Sikap Bani Israil sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya kami sekali-sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja “Diperintah balik memerintah lagi”
Sikap Sahabat Nabi SAW (24:51) إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Sikapnya jelas: Mendengar dan Taat”
الثقة المتبادلة Setelah Qiyadah berusaha memiliki sifat-sifat yang sudah disebutkan, maka sebagai balasannya adalah ia mendapatkan TSIQAH dari para jundinya Inilah yang disebut الثقة المتبادلة (saling memberikan tsiqah)
الإِطْمِئْنَانُ KETENANGAN Satu Kata Kunci Ada satu kata kunci dari tsiqah Apa itu? الإِطْمِئْنَانُ KETENANGAN
Menguji Tsiqah Apakah sejak dahulu ia mengenal pemimpinnya, apakah pernah mempelajari riwayat hidupnya?
Apakah ia percaya kepada kapasitas dan keikhlasannya? Menguji Tsiqah Apakah ia percaya kepada kapasitas dan keikhlasannya?
Menguji Tsiqah Apakah ia siap menganggap semua instruksi—yang diputuskan oleh pemimpin untuknya, tanpa maksiat tentu—sebagai instruksi yang harus dilaksanakan tanpa reserve, tanpa ragu, tanpa ditambah dan tanpa dikurangi, dengan keberanian memberi nasehat dan peringatan untuk tujuan yang benar?
Menguji Tsiqah Apakah ia siap untuk menganggap dirinya salah dan pemimpinnya benar, jika terjadi pertentangan antara apa yang diperintahkan pemimpin dan apa yang ia ketahui dalam masalah-masalah ijtihadiyah yang tidak ada teks tegasnya dalam syariat?
Menguji Tsiqah Apakah ia siap untuk meletakkan seluruh aktivitas kehidupannya dalam kendali dakwah? Apakah—dalam pandangannya—pemimpin memiliki hak untuk men-tarjih (menimbang dan memutuskan) antara kemaslahatan dirinya dan kemaslahatan dakwah secara umum?
Tanda-tanda Tsiqah (1) Mencintainya (اَلْمَحَبَّةُ) Menghormati dan menghargainya (الإِحْتِرَامُ وَالتَّقْدِيْرُ) Terbuka kepadanya (اَلْمُصَارَحَةُ) dalam masalah Pribadi (الشَّخْصِيَّةُ) Keluarga (العَائِلِيَّةُ) Gerakan (الحَرَكِيَّةُ) Benyak bersyura dengannya (كَثْرَةُ الشُّوْرَى)
Tanda-tanda Tsiqah (2) Menumbuhkan pengalaman bersamanya (تَنْمِيَّةُ الْخِبْرَاتِ) Kuatnya hubungan dengannya (قُوَّةُ الصِّلَّةِ) Saling bertukar pikiran (تَبَادُلُ الرَّأْيِ) Satu sikap (تَوْحِيْدُ الْمَوْقِفِ) Saling menasihati (تَبَادُلُ النَّصِيْحَةِ) Talaqqi informasi (تَلَقِّي التَّعْلِيْمَاتِ) Hubungan yang mudah (سُهُوْلَةُ الإِتِّصَالِ)
Paling Lemah Menjadi Paling Kuat Kepada Imam Hasan al-Banna ditanyakan, “Bila keadaan memisahkan hubungan kita, siapa yang Anda rekomendasikan untuk kami angkat jadi pemimpin?” Jawabnya tegas, “Wahai Ikhwan, silakan angkat orang yang paling lemah, kemudian dengar dan taatilah dia, niscaya ia akan menjadi orang paling kuat di antara kalian”
آداب متبادلة بين القيادة والجندية الإخلاص والقوة المودة والقربى الكفاءة العالية الأمانة الثقة المتبادلة الإطمئنان المحبة الإحترام والتقدير الطاعة المصارحة الشخصية العائلية الحركية كثرة الشورى تنمية الخبرات قوة الصلة سهولة الإتصال تبادل الرأي توحيد الموقف تبادل النصيحة تلقي التعليمات