Mengkreasi Cara Berpikir dan Bertindak Setara dewinova.wahyuni@gmail.com
The Impossible Dream Bagian I Apa tanggapan Anda terhadap film The Impossible Dream?
Satu hari tentang diri Gambarkan atau ceritakan satu hari –pada hari kerja-- perjalanan hidup diri, dari bangun tidur sampai kembali tidur
Dari gambar/atau cerita tersebut perjalanan apa yang sama dan berbeda antara aku yang perempuan dan aku yang laki-laki?
Bagaimana perasaanku dan pikiranku terhadap persamaan dan perbedaan tersebut? Apa akibat persamaan dan perbedaan tersebut terhadap kualitas dan kesejahteraan hidupku?
Bekerja dan Dunia Kerja Merujuk pada termasuk pekerjaan produktif berbayar yang tidak dilakukan di "ranah publik" tradisional seperti pabrik atau kantor, seperti menjual produk di jalan atau produksi di dalam rumah bentuk-bentuk baru tempat kerja di era digital, seperti marketing on line yang dapat dilakukan di mana dan kapan saja.
termasuk peran penting yang dihasilkan pekerjaan rumah tangga, seperti memberi makan dan merawat anggota keluarga. Peran tersebut berkontribusi pada ekonomi nasional dengan mereproduksi dan mempertahankan pasokan tenaga kerja. dunia kerja juga tidak hanya merujuk pada lokasi/tempat bekerja, termasuk juga transportasi dari rumah ke pabrik dan sebaliknya yang berhubungan juga waktu shift – keduanya menjadi bagian dari konteks kekerasan berbasis jender rentan dialami buruh perempuan
Masalah Ketidaksetaraan dalam dunia kerja kondisi tempat kerja yang buruk, seperti kurangnya penerangan membuat buruh perempuan rentan mengalami pelecehan seksual ketidakpastian keberlangsungan pekerjaan dan rendahnya upah buruh perempuan beresiko ‘menerima’ eksploitasi seksual untuk bertahan hidup. ketidakstabilan sosial – ekonomi menyebabkan tekanan pengaturan waktu kerja yang beresiko memperburuk KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)
buruh laki-laki mendominasi pekerjaan dengan gaji dan jabatan lebih tinggi serta memiliki posisi pengawasan yang lebih banyak. Sedangkan mayoritas buruh perempuan terkonsentrasi pada pekerjaan dengan gaji dan jabatan lebih rendah dengan sedikit kekuatan dalam pengambilan keputusan. dalam hal hubungan kontraktual, buruh perempuan terlalu banyak diwakili oleh buruh laki-laki sehingga seringkali kekurangan kekuatan tawar-menawar baik secara individu maupun kolektif
Ketimpangan Relasi Kuasa dan Perspektif yang belum memadai di Serikat Buruh secara kepengurusan didominasi oleh buruh laki-laki yang beresiko buruh perempuan mewakilkan kepentingan pada cara padang buruh laki-laki serikat buruh tidak peka dengan kebutuhan strategis anggota perempuan, antara lain untuk mendapatkan akses dan kontrol pada organisasi sambil dipahami kesulitan konstruksi jender yang menghadang mereka dalam berorganisasi serikat buruh tidak peka menyediakan kebutuhan praktis anggota buruh perempuan, seperti mekanisme pengaduan dan pertolongan bagi buruh yang mengalami kekerasan seksual
Memeriksa Akar Masalah Perempuan dan laki-laki hidup di ruang yang ditentukan Kemenjadian perempuan & laki-laki Sistem polirik-ekonomi-budaya Sistem pengetahuan & teknologi informasi Cara Agama ditafsirkan
Tidak ada sistem yang netral Norma patriarkis-kapitalis-... & manusia yang menafsir/mengkreasi Sistem politik-ekonomi-budaya Sistem pengetahuan & teknologi informasi Cara agama ditafsir
Impilkasi pada Kehidupan Sehari-hari Sistem pengetahuan menyediakan teori-teori pengetahuan yang baik secara langsung/tidak langsung yang mengukuhkan patriakis-kapitalis-... Cara agama ditafsir rentan dimanipulasi untuk kepentingan orang/pihak untuk mengendalikan manusia-masyarakat dengan menyusupkan semangat patriakis-kapitalis-... Sistem politik-ekonomi-budaya menjadi ruang legitimasi cara berpikir-bertindak yang patriatkis-kapitalis-... Ketiganya menyerap pada masyarakat-keluarga (yang membentuk aku menjadi perempuan – laki-laki yang dikontruksi/diharapkan/dikendalikan sistem manipulatif tersebut)
Ketidaksetaraan perempuan – laki-laki dianggap sebagai kenormalan bahkan keharusan (idealita) Beban kerja yang berlebih sebagai ‘kebenaran’ tradisi-budaya bukan soal ketidakadilan Peminggiran perempuan dilihat sebagai akibat ketidakmampuan perempuan bukan karena sistem yang membuat perempuan sulit mengakses-mengontrol sumber daya Kekerasan dianggap sebagai akibat perempuan mengundang laki-laki untuk melakukan kejahatan
Implikasi pada aku perempuan Bisa jadi dan sering terjadi: Perempuan segera memeriksa kesalahannya bukan mengkritisi relasi kuasa – sistem ketika mengalami diskriminasi dan kekerasan Perempuan meragukan kesetaraannya dengan laki-laki (mempertanyakan kapasitas berpikirnya, dll) Perempuan membenarkan beban kerja sebagai kenormalan-keharusan menjadi perempuan
Bagaimana Mengkreasi Jalan Kesetaraan Mentransformasi aku Mentransformasi sistem
Mentransformasi Aku Mempertanyakan ulang kemenjadian aku sebagai perempuan/laki-laki Memeriksa-menyelidiki konsepsi pengetahuan-tafsiran agama-kebijakan politik-ekonomi-budaya yang mengancam atau menghambat kesetaraan perempuan – laki-laki Memulihkan derajat kemanusiaan diri dari menerima sistem yang tidak adil mengarahkan diri pada cara berpikir-bertindak yang adil, setara, peduli dan welas asih Mengajak dan bergotong-royong dengan orang-orang di lingkungan terdekat, lingkungan kerja dll untuk membangun relasi yang setara dan peduli Menolak perlakuan dan melakukan objektifikasi, kekerasan, diskriminasi berbasis gender
Terlibat dalam Transformasi Sistem Terus belajar, peduli dan terlibat dalam upaya: Penafsiran ulang ajaran-ajaran agama yang bersemangat peduli-setara Perubahan peraturan perburuhan yang lebih setara, peduli dan memperhatikan kebutuhan perempuan –cuti melahirkan, hak menyusui, mekanisme pelaporan dan layanan pemulihan-bantuan hukum bila mengalami kekerasan, dll ....
The Impossible Dream Bagian II Penutup The Impossible Dream Bagian II