kimia analisa GRAVIMETRI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA
Advertisements

KESADAHAN AIR.
GRAVIMETRI KIMIA ANALISA.
KESETIMBANGAN LARUTAN
MATERI.
KIMIA ANALISA Adalah ilmu kimia yang mendasari pemisahan – pemisahan
PERUBAHAN MATERI PENDEFINISIAN PERUBAHAN MATERI
ANALISIS KATION GOLONGAN III
TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012
PRAKTIKUM BIOKIMIA URINE
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DARAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA DARAH
Konsep asam basa Indriana Lestari.
ASAM BASA Teori asam basa Arrhenius
VOLUMETRI / TITRIMETRI
KESETIMBANGAN HETEROGEN
KIMIA DASAR II. STOIKIOMETERI.
ANALISIS SEMEN.
KIMIA ANORGANIK PERTEMUAN KE-3.
KESETIMBANGAN LARUTAN
Bab 3 Stoikiometri.
PEMURNIAN Lanjutan.
ELEKTROKIMIA Kimia SMK
KESETIMBANGAN LARUTAN
GRAVIMETRI Metode gravimetri untuk analisis kuantitatif  didasarkan pada stikiometri reaksi pengendapan yang secara umum dinyatakan dengan persamaan aA.
ANALISA KUANTITATIF ANALISA TITRIMETRI.
GRAVIMETRI Analisis gravimetri: proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu Analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau.
Larutan.
ANALISIS GRAVIMETRI, pH LARUTAN PRODI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU
KESETIMBANGAN REAKSI.
TITRASI PENGENDAPAN ARGENTOMETRI.
KIMIA ANALISIS KUANTITATIF PENDAHULUAN
OLEH EKO BUDI SUSATYO ANALISIS KUANTITATIF OLEH EKO BUDI SUSATYO
ANALISA GRAVIMETRI METODA GRAVIMETRI
SISTEM KONSENTRASI LATIHAN SOAL DAN KESEIMBANGAN REAKSI
KIMIA KESEHATAN KELAS X SEMESTER 2
SIFAT KIMIA TANAH : reaksi tanah
ILMU KIMIA ANALIT Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP 2011.
AIR SADAH Kesadahan Istilah kesadahan digunakan untuk menunjukkan kandungan garam kalsium dan magnesium yang terlarut, dinyatakan sebagai ekuivalen (setara)
GRAVIMETRI Analisis gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif dengan penimbangan. Tahap awal analisis gravimetri adalah pemisahan komponen.
Titrimetri Analisa titrimetri merupakan satu bagian utama kimia analisis dan perhitungannya berdasarkan hubungan stoikiometri sederhana dari reaksi-reaksi.
GRAVIMETRI ANGGOTA KELOMPOK : 1. WIWID 2. HENI SALWATI
LARUTAN ELEKTROLIT DAN REAKSI REDOKS
PENGOLAHAN AIR LIMBAH MENGANDUNG LOGAM BERAT
ILMU KIMIA ANALIT Prof. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP 2015.
ENTER EXIT.
Universitas Wahidm Hasyim Semarang
( Ar, Mr, massa, volume, bil avogadro, pereaksi pembatas)
NAMA, RUMUS, DAN PERSAMAAN KIMIA.
Tim Dosen Pengampu MK Kimia Dasar FTP-UB
STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari
BAB I STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. HUKUM-HUKUM.
Pemisahan Kation Golongan IV (Metode Sulfat)
DASAR-DASAR TEORITIS ANALISIS KUALITATIF.
PENGUJIAN UNTUK ION METAL (KATION) DAN ANION DALAM LARUTAN
DASAR-DASAR TEORITIS ANALISIS KUALITATIF.
Argento-Gravimetri.
Hukum Dasar kimia Hukum Boyle (1662) P1V1 = P2V2
( Ar, Mr, massa, volume, bil avogadro, pereaksi pembatas)
Begum Fauziyah, S. Si., M. Farm
Bab 3 Stoikiometri.
Pertemuan 2 Rikky herdiyansyah SP., MSc
GRAVIMETRI.
KIMIA ANALITIK Cabang ilmu kimia yang bertugas mengidentifikasi zat, memisahkannya serta menguraikannya dalam komponen-komponen, menentukan jenis serta.
Praktikum Kimia Anorganik
Materi Dua : STOIKIOMETRI.
STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari
Kelarutan (s)  Kelarutan (solubility) adalah jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut.  Satuan kelarutan umumnya dinyatakan dalam.
Kesetimbangan Kelarutan
Analisis Anion PRODI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK.
Transcript presentasi:

kimia analisa GRAVIMETRI Sri Wahyu Murni Jur. Teknik Kimia FTI 2007

PENDAHULUAN Gravimetri adalah : suatu metode analisa kimia kuantitatif untuk penentuan jumlah zat berdasarkan pada penimbangan. Dalam hal ini penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang dianalisa direaksikan. Hasil reaksi ini dapat berupa : sisa bahan atau suatu gas yang terjadi atau suatu endapan yang dibentuk dari bahan yang dianalisa.

PENDAHULUAN Berdasarkan hasil yang ditimbang, gravimetri dibedakan menjadi cara evolusi dan cara pengendapan.

CARA EVOLUSI Prinsip Cara evolusi: bahan direaksikan, sehingga timbul suatu gas. Caranya: memanaskan bahan tersebut atau mereaksikan dengan suatu pereaksi. Pada umumnya yang dicari adalah banyaknya gas yang terjadi.

CARA EVOLUSI (lanjutan) Cara menentukan jumlah gas: a. Cara tidak langsung : zat ditimbang sebelum dan setelah bereaksi. Berat gas diperoleh sebagai selisih berat sebelum dan setelah bereaksi. Contoh : penentuan karbonat. Pada pemanasan; karbonat terurai dan mengeluarkan gas CO2; berat gas = berat bahan sebelum pemanasan - sesudah pemanasan.

CARA EVOLUSI (lanjutan) b. Cara langsung: gas yang terjadi ditimbang setelah diserap oleh suatu bahan yang khusus untuk gas yang bersangkutan. Sebenarnya yang ditimbang adalah bahan penyerap sebelum dan sesudah penyerapan, sedangkan berat gas diperoleh sebagai selisih kedua penimbangan. Contoh : Untuk penentuan karbonat yang tidak dapat terurai karena dipanaskan, maka karbonatnya direaksikan, misalnya dengan menambahkan HCl; CO2 yang terjadi dilewatkan tabung berisi bahan yang hanya menyerap CO2. Berat tabung dengan isi sebelum dan sesudah menyerap gas adalah berat CO2.

CARA PENGENDAPAN Pada cara pengendapan, zat direaksikan sehingga menjadi suatu endapan dan endapan tersebut ditimbang. Berdasarkan cara membentuk endapan, gravimetri dibedakan menjadi dua macam: Endapan dibentuk dengan reaksi antara zat yang dianalisa dengan suatu pereaksi; endapan berupa senyawa, kemudian ditimbang. Baik kation maupun anion dapat diendapkan; bahan pengendapnya mungkin anorganik, mungkin pula organik. Inilah yang disebut gravimetri. Endapan dibentuk secara elektrokimia. Zat dielektrolisa, sehingga terjadi endapan logam. Cara ini disebut elektrogravimetri. Umumnya yang diendapkan adalan kation.

GRAVIMETRI CARA PENGENDAPAN Pada proses gravimetri, sampel direaksikan dengan suatu pereaksi sehingga terbentuk senyawa yang mengendap, endapan ditimbang dan dari berat endapan dapat dihitung banyaknya senyawa yang dicari. Untuk reaksi berikut : Reaksi : aA + rR AaRr dimana : A = analit; R = pereaksi berat A = berat endapan x faktor gravimetri

FAKTOR GRAVIMETRI Berat zat yang dicari = berat zat yang ditimbang (berat endapan) x faktor gravimetri  

FAKTOR GRAVIMETRI AgCl Cl Cl/AgCl NaCl NaCl/AgCl BaSO4 S S/BaSO4 Fe2O3 Zat yang ditimbang (berat endapan ) Zat yang dicari Faktor gravimetri AgCl Cl Cl/AgCl NaCl NaCl/AgCl BaSO4 S S/BaSO4 Fe2O3 Fe 2Fe/Fe2O3 FeO 2FeO/Fe2O3 Mg2P2O7 Mg 2Mg/ Mg2P2O7

CONTOH : Misalnya ingin diketahui kadar NaCl dalam garam dapur kotor: maka NaCl direaksikan dengan AgNO3, sehingga mengendap sebagai AgCl. Endapan AgCl disaring, dibersihkan, dikeringkan dan ditimbang. Reaksi : NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3 berat NaCl dihitung sebagai berikut : Berat NaCl = berat endapan AgCl x faktor gravimetri

SYARAT ENDAPAN kesempurnaan endapan, Agar hasil analisa baik dan benar, syarat yang harus dipenuhi dalam pengendapan adalah : kesempurnaan endapan, dalam hal ini endapan harus sukar larut (kelarutan kurang dari 10-4 g/liter) kemurnian endapan, hal ini terkait dengan pemisahan endapan harus sempurna zat yang ditimbang punya susunan yang pasti dan murni

Kesempurnaan Endapan Yang dimaksud adalah, apakah semua zat terlarut telah diubah menjadi endapan. Bila belum maka hitungan hasil analisa akan kurang dari sebenarnya (kesalahan negatif). Jadi pada pembuatan endapan harus diusahakan kesempurnaan pengendapan. Dengan kata lain kelarutan endapan harus sekecil mungkin.

Kesempurnaan Endapan (lanjutan) Hal ini dapat dicapai dengan mengatur faktor-faktor kelarutan zat. Diantaranya: Sifat endapan itu sendiri, dpt dilihat dr Ksp nya. Contoh: endapan klorida, PbCl2 lebih mudah larut dari pada AgCl (lihat Kspnya). Maka klorida lebih baik diendapkan sebagai AgCl, tidak sebagai PbCl2. Pemberian ion pengendap yang berlebih; Contoh: NaCl diberi Ag+ melebihi dari pada yang diperlukan untuk mengendapkan semua Cl-. Berdasarkan teori kesetimbangan maka Cl- yang tidak terendapkan makin berkurang. Ag+ + Cl- AgCl (s)

Kesempurnaan Endapan (lanjutan) Suhu Umumnya pada suhu tinggi, kelarutan endapan makin besar dari pada pada suhu rendah. Bila perbedaan kelarutan pada kedua suhu tersebut besar, maka pengendapan dilakukan pada suhu rendah. Contohnya: pengendapan Mg2+ sebagai MgNH4PO4 dalam air es. Bila kelarutan pada suhu tinggi hanya sedikit berbeda kelarutannya dari pada suhu rendah misalnya Fe(OH)3 dan BaSO4 tidak perlu diendapkan dalam air es malah sebaiknya diendapkan dalam larutan mendidih. Sebab reaksi berlangsung cepat dan kemurnian endapan lebih baik.

Kemurnian Endapan Endapan yang murni, adalah endapan yang bersih, artinya tidak mengandung molekul-molekul lain (zat-zat lain yang disebut pengotor atau kontaminan). Pengotoran (kontaminasi) oleh zat-zat lain mudah terjadi, karena pengendapan terjadi dari larutan yang berisi macam-macam zat. Contoh: pada pengendapan AgCl, Setidaknya mengandung ion-ion Na+, Cl-, Ag+ dan NO3- dan bahan-bahan lain yang terdapat dalam garam dapur kotor. Setelah AgCl mengendap, larutan masih berisi komponen-komponen tadi kecuali Cl-, dan zat-zat yang mudah terbawa oleh endapan AgCl, misalnya karena diadsorbsi (diserap pada permukaan butir-butir endapan) atau teroklusi (terkurung diantara butir-butir endapan yang menggumpal).

Kemurnian Endapan (lanjutan) Endapan yang kotor beratnya akan lebih besar dari pada semestinya, maka senyawa yang dihitung berdasar endapan kotor juga lebih besar dari sebenarnya (kesalahan positif). Jadi harus diusahakan memperoleh endapan semurni mungkin (100% murni tidak mungkin). Usaha-usaha itu dilakukan baik sewaktu membentuk endapan (dalam proses pengendapan) maupun sesudahnya.

Susunan Endapan Pada pengendapan besi diperoleh Fe(OH)3. Hidroksida ini mempunyai susunan tertentu tetapi mengandung air kristal yang tidak tertentu jumlahnya atau Fe(OH)3.nH2O; n tidak tertentu, berat Fe tidak dapat dihitung berdasar endapan tersebut. Jadi harus dicari endapan yang susunannya tetap atau endapan yang terbentuk dapat diubah menjadi zat yang komposisinya tertentu. Untuk endapan Fe(OH)3.nH2O, kalau dipanaskan pada suhu tinggi (900-1000oC) maka terjadi perubahan berikut : 2 Fe(OH)3.nH2O Fe2O3 + m H2O Kemudian yang ditimbang adalah Fe2O3 , suatu oksida dengan susunan tertentu dan tetap.

TAHAP-TAHAP PROSES GRAVIMETRI melarutkan analitnya (bahan yang dianalisa) mengatur keadaan larutan, misal : pH membentuk endapan menumbuhkan kristal endapan menyaring dan mencuci endapan memanaskan atau memijarkan, untuk memperoleh endapan kering dan dengan susunan tertentu. Mendinginkan dan menimbang endapan.

Endapan yang kasar Yaitu endapan yang butir-butirnya tidak kecil dan halus melainkan besar. Hal ini penting untuk kelancaran penyaringan dan pencucian endapan. Bila endapan halus, maka butir-butir endapan dapat masuk ke dalam pori-pori kemudian lolos, hilang atau masuk menyumbat pori-pori. Kedua hal ini sangat merugikan : kalau lolos maka endapan tidak kuantitatif lagi karena berkurang; bila menyumbat pori-pori maka cairan sukar lewat sehingga cairan tidak lekas habis, dengan kata lain penyaringan menjadi lama. Bila endapan kasar, maka penyumbatan atau lolos dapat dihindarkan, penyaringan cepat selesai. Disamping itu pencucian endapan lebih mudah dan cepat.

Endapan yang kasar (lanjutan) Untuk mendapatkan endapan yang kasar dilakukan usaha-usaha, baik sewaktu endapan dibentuk maupun sesudahnya. Pada prinsipnya yang dilakukan adalah : (a). Mengatur agar endapan tidak terlalu cepat. (b). Menumbuhkan kristal endapan. (a). dan (b). tercakup dalam tahap 2,3 dan 4 tersebut di atas. Pada umumnya endapan yang kasar juga lebih murni dari pada endapan yang halus. Jadi selain punya arti praktis juga punya arti teoritis seperti disebutkan di muka.

Endapan yang Bulky Yaitu endapan yang bervolume besar atau beratnya besar, tetapi berasal dari zat yang hanya sedikit. Hal ini dimaksudkan, kalau selama pencucian, pengeringan dan sebagainya ada endapan yang tercecer atau tertinggal sehingga tidak ikut ditimbang, maka kesalahan yang timbul relatif kecil.

Endapan spesifik Yang dimaksud adalah bahwa pereaksi yang digunakan hanya dapat mengendapkan komponen yang dianalisa. Maka setelah sampel dilarutkan, pembentukan endapan tidak perlu didahului pemisahan komponen-komponen yang mungkin ikut mengendap bila dipakai pereaksi lain yang tidak spesifik. Sehingga analisa lebih singkat, karena berkurang satu tahap, bahkan tahap pemisahan ini adalah tahap yang sering sangat sulit. Selain itu kemungkinan terjadi kesalahan juga berkurang, sebab setiap tahap mengandung sumber kesalahan.

PENCUCIAN ENDAPAN Contoh : Tujuannya untuk menyingkirkan kotoran. Efisiensi pencucian tergantung dari cara membagi cairan yang tersedia. Pencucian berkali-kali meggunakan volume kecil lebih efektif dibanding volume besar hanya 1-2 kali. Contoh : 100 ml dipakai mencuci 5 x masing-masing 20 ml lebih baik hasilnya dari pada 2x mencuci masing-masing 50 ml.

PENCUCIAN ENDAPAN (lanjutan) Secara matematik dapat ditunjukkan hubungan berikut: dimana : X0, Xn = konsentrasi pengotor sebelum dan sesudah dicuci u = volume cairan yang tinggal setelah pencucian v = volume cairan yang digunakan tiap kali pencucian

CONTOH: Penyelesaian : a. b. Suatu campuran sebanyak 2 g. Berisi 0,1 g kotoran dan 0,5 ml cairan. Dicuci dengan 20 ml pencuci a. dipakai 2 x 10 ml dan b. 4 x 5 ml. Penyelesaian : a. b.

PENYARINGAN Pemisahan endapan dari larutan induk dan cairan pencuci. dapat dilakukan dengan sentrifuga atau penyaringan. Alat-alat penyaringan : 1. kertas saring, (paling banyak dipakai) 2. cawan gelas atau cawan porselen berpori.

PENYARINGAN (lanjutan) Kelemahan Kertas saring : tidak inert, yaitu dapat dirusak oleh asam atau basa pekat dan macam-macam oksidator yang dapat berakibat bocor 2. kekuatan mekanisnya kurang, dapat sobek dan ambrol, sehingga bocor dan mengotori endapan karena seratnya terbawa terutama penyaringan dengan vacum 3. dapat mengadsorpsi bahan-bahan dari larutan yang disaring Keuntungan pemakaian kertas saring adalah : 1. mudah diperoleh, 2. murah, 3. efisiensi penyaringan tinggi.

Pendinginan dan Penimbangan Endapan yang sudah dikeringkan harus didinginkan hingga mencapai suhu neraca sebelum ditimbang. Perbedaan suhu yang terlalu besar dapat mengakibatkan : (a). kerusakan neraca, dan (b). penimbangan tidak teliti karena konveksi udara. Pendinginan harus dilakukan dalam eksikator yang berisi bahan pengering yang masih baik. Pendinginan di udara terbuka menyebabkan endapan dan cawan yang sangat kering cepat menyerap uap air dari udara.

Pendinginan dan Penimbangan (lanjutan) Selama menunggu giliran ditimbang, cawan harus tetap dalam eksikator. Beberapa bahan selain mengikat H2O dapat juga bereaksi dengan CO2, misalnya CaO. Bahan seperti ini sebaiknya didinginkan dan ditimbang dalam botol tertutup. Memanaskan/memijarkan harus dilakukan berulang kali sampai diperoleh berat tetap/konstan. [Bila selisih endapan menurut kedua penimbangan kurang dari (0,2-0,3) mg]

PENERAPAN ANALISA GRAVIMETRI BESI SEBAGAI FE(OH)3 Penerapan gravimetri besi dilakukan dengan mengendapkan sebagai besi(III) hidroksida, Fe(OH)3 atau Fe2O3.nH2O atau disebut oksida berair. Metode ini digunakan dalam analisis batuan, yang mana besi dipisahkan dari unsur-unsur seperti kalsium dan magnesium dengan pengendapan. Bijih besi biasanya dilarutkan dalam asam klorida, dan asam nitrat digunakan untuk mengoksidasi besi sehingga keadaan oksidasinya +3.

BESI SEBAGAI FE(OH)3 (lanjutan) Reaksi : a. pelarutan bijih besi bijih besi + HCl Fe2+ atau Fe3+ b.oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ Fe2+ + HNO3 Fe3++ NO + H2O c.pembentukan endapan Fe3+ + 3NH4OH Fe(OH)3 + 3NH4+ 1000oC 2 Fe(OH)3 Fe2O3 + H2O

BESI SEBAGAI Fe(OH)3 (lanjutan) Sifat Endapan Oksida berair dari besi Fe(OH)3 merupakan endapan mirip gelatin yang sangat tidak larut dalam air (Ksp = 1 x 10-36). Koagulasi dilakukan pada kondisi larutan panas. Endapan dicuci dengan air yang mengandung sedikit amonium nitrat untuk mencegah peptisasi. Penyaringan dilakukan dengan kertas saring. Kertas dibakar habis dan endapan dipijarkan/dipanggang pada suhu yang tinggi untuk menghilangkan air.

BESI SEBAGAI Fe(OH)3 (lanjutan) Kesalahan-kesalahan Endapan berbentuk gelatin, sehingga mempunyai kecenderungan menyerap ion-ion asing selama pengendapan

CONTOH 1 Reaksi : Ag+ + Cl- AgCl 1 mol 1 mol 1 mol Penyelesaian: Sampel seberat 0,6025 g dari suatu garam klorida dilarutkan dalam air dan kloridanya diendapkan dengan menambahkanAgNO3 berlebih. Endapan AgCl disaring, dicuci dan dikeringkan, beratnya diperoleh 0,7134 g. Hitung % Cl dalam sampel. Penyelesaian: Misal : Cl dalam sampel a gram = Reaksi : Ag+ + Cl- AgCl 1 mol 1 mol 1 mol banyaknya mol Cl = mol AgCl maka

Contoh 2 Suatu sampel bijih besi beratnya 0,48 g, dilarutkan dalam asam, besinya dioksidasi ke keadaan oksidasi +3 dan kemudian diendapkan sebagai oksida berair Fe(OH)3. Endapan disaring, dicuci dan dipijarkan menjadi Fe2O3 diperoleh berat 0,2481 g. Hitung % Fe dalam sampel. Penyelesaian : Misal : Fe dalam sampel = b gram = Reaksi : 2 Fe3+ + 6 OH- 2 Fe(OH)3 2 Fe(OH)3 Fe2O3 + 3 H2O(g) 2 mol Fe3+ menghasilkan 1 mol Fe2O3. Banyaknya mol Fe = 2 x mol Fe2O3

ANALISA BATUAN (ROCK) Untuk analisa batuan, sebagai standar dipakai batu kapur (lime stone). Batu kapur adalah satu jenis batuan yang sederhana dalam penanganan analisanya, tetapi langkah-langkah yang ditempuh untuk analisanya berlaku untuk semua jenis batuan. Analisa batuan kapur meliputi determinasi (penentuan) beberapa konstituen di dalam campuran yang kompleks. Konstituennya dipisahkan satu sama lainnya dengan prosedur gravimetri.

ANALISA BATUAN (ROCK) (lanjutan) Kandungan utama batuan kapur adalah kalsium karbonat, tetapi yang terdapat di alam umumnya mengandung bermacam-macam konstituen. Konstituen-konstituen ini berupa: Oksida basa (logam): CaO, MgO, Fe2O3, Al2O3, MnO, TiO2, Na2O, K2O. Oksida asam (non logam): CO2, SiO2, P2O5, SO3. Batuan yang kandungan CO2 nya tinggi disebut batuan karbonat. Batuan kapur adalah batuan karbonat. Biasanya kandungan CO2 nya lebih dari 40%. Umumnya batuan karbonat mudah terurai oleh asam.

Komposisi batuan Kapur Secara Umum Komponen Persentase Kehilangan akibat pemijaran 40-43 Silika tidak murni 0-7 Oksida Gabungan 0-6 Oksida Kalsium 30-35 Oksida Magnesium 14-21

ANALISA PROKSIMAT Umumnya untuk analisa batuan, dilakukan secara analisa pendekatan (analisa proksimat). Pada analisa ini sampel dipecah menjadi lima (5) komponen untuk dilakukan determinasi seperti pada tabel di atas. Kuantitas yang dideterminasi adalah sebagai berikut : Kehilangan akibat pemijaran : Terutama CO2, sedikit hilang akibat volatilisasi dari air dan zat-zat organik. Silika tidak murni : silika yang mengandung Fe2O3, Al2O3 dan sebagainya sebagai kotoran. Oksida gabungan : Fe2O3, Al2O3, TiO2, Mn3O4, P2O3 dan sedikit silika yang lepas dari (2). Oksida kalsium Oksida magnesium.

1. Kehilangan Akibat Pemijaran Langkah pertama analisa batuan kapur (lime stone) adalah sampel dipanaskan pada suhu tinggi (900-1000oC). Kalsium karbonat dan magnesium karbonat akan terurai dan kehilangan CO2, sesuai reaksi berikut : CaCO3 CaO + CO2 (g) MgCO3 MgO + CO2 (g) Uap air (moisture) juga akan teruapkan.

1. Kehilangan Akibat Pemijaran (lanjutan) Bila sampel mengandung zat organik akan mengalami oksidasi. Sulfida akan teroksidasi dan sulfat akan terurai (zat-zat minor). Kehilangan berat dianggap terutama karbon dioksida (CO2). Proses pemijaran sangat membantu dalam analisa silika. Silikat karena pemijaran dapat berubah dalam bentuk larut, hingga tidak perlu dilakukan proses peleburan (fusion) dengan alkali.

2. Silika Tidak Murni Lime Stone yang telah dipijarkan ditambah HCl, maka sebagian besar silika akan tertinggal sebagai residu. Sebagian silika terkonversi menjadi asam silikat yang terdispersi sebagai koloid SiO2 x H2O. Pada waktu disaring koloid ini ikut dalam filtrat (tapisan). Untuk mengambil kembali silika, perlu dilakukan proses dehidrasi untuk menghilangkan airnya dan mengkoagulasikan koloidnya.

2. Silika Tidak Murni (lanjutan) Proses dehidrasi dilakukan dengan evaporasi larutannya sampai kering dengan bantuan HCl, dilanjutkan dengan pemanasan residunya pada suhu 110-120oC. Silika yang telah terkoagulasi harus dipijarkan pada suhu tingii, sebab air terikat sangat kuat oleh SiO2 nya. Pemijaran dilakukan dengan menggunakan cawan platina. Endapan ditimbang sebagai SiO2. Endapan final silika tidaklah murni, sebab masih dikotori oleh kation-kation Fe, al, dan sebagainya. Kesalahan berat SiO2 terkompensasi dengan berat kation-kationnya.

3. Oksida Gabungan Fitrat dari determinasi silika terutama mengandung kalsium, magnesium, besi dan aluminium dan sedikit fosfat. Larutannya dibuat alkalis dengan NH4OH untuk mengendapkan terutama hidroksida besi dan aluminium dan meninggalkan kalsium dan magnesium di dalam larutan.

3. Oksida Gabungan (lanjutan) Endapannya masih dikotori oleh konstituen minor seperti hidroksida titanium dan mangan (Mn), juga fosfor. Sebelum proses pengendapan dilakukan perlu Mn dioksidasi dengan brom supaya tidak mengganggu kemudian. Endapan disaring, dicuci dan biasanya dimurnikan dengan repretipitasi. Terakhir dipijarkan dan residunya ditimbang sebagai oksida macam-macam unsur atau disebut “oksida campuran”.

Oksida Gabungan (lanjutan) Kemungkinan kesalahan dalam determinasi ini cukup banyak. (1). Endapan Fe(OH)3 yang menyerupai gelatin mengikut sertakan mengendap (ko-presipitasi), ion-ion Ca2+ dan Mg2+. Kesalahan ini dapat dikurangi dengan memberikan konsentrasi tinggi garam-garam amonium. Dapat juga dengan proses represipitasi. (2). Ca dan Mg sebagian ikut mengendap sebagai karbonat, bila larutannya dibuat basa. Karbonat dapat berasal dari amonium hidroksidanya atau akibat penyerapan CO2 dari udara. Kesalahan ini dapat dikurangi dengan re-presipitasi. (3). Pemberian ekses amonia harus dihindari, supaya Al(OH)3 yang bersifat amfoter dapat mengendap sempurna dan Mg(OH)2 tidak ikut mengendap. Kesalahan dapat dikurangi dengan pemberian garam-garam amonium, akibat ion sejenis.

4. Oksida Kalsium Filtrat dari pengendapan oksida campuran terutama mengandung garam-garam Ca dan Mg, juga garam-garam amonium yang memang ditambahkan pada analisa sebelumnya. Permasalahan pokok adalah memisahkan Ca dari Mg. Hal ini dapat dilakukan dengan mengendapkan Ca sebagai kalsium oksalat, dengan catatan jumlah Ca nya sedikit lebih besar dari pada Mg nya. Kalsium oksalat adalah garam asam lemah, hingga kelarutannya lebih kecil dalam larutan netral atau alkalis dibandingkan dalam asam. Meskipun demikian bila oksalatnya ekses, endapannya kuantitatif pada pH 5. Pengendapan dilakukan pada keadaan panas, disusul netralisasi dengan amonia.

Oksida Kalsium (lanjutan) Kelemahannya, endapan kalsium oksalat mengikutsertakan mengendap (ko-presipitasi) Na, K dan Mg-oksalat. Mg-oksalat mengendapnya pasca (post-presipitasi). Hal ini dapat dihindari, endapan tidak terlalu lama kontak dengan larutan induk. Dalam praktek endapan kalsium oksalat selalu dikotori oleh Mg-oksalat. Endapan Ca-oksalat dipijarkan menjadi CaCO3 atau menjadi CaO untuk penimbangan akhir. CaCO3 stabil pada suhu 420-600oC dan tidak higroskopis.

5.Oksida Magnesium (lanjutan) Filtrat dari pengendapan Ca mengandung Mg2+, NH4+ dan kation alkali, juga sejumlah anion oksalat dan klorida. Kedua anion ini dapat dihilangkan dengan evaporasi memakai HNO3 dan HCl sampai kering. Oksalat terkonversi menjadi CO2 dan H2O, NH4+ menjadi N2, NO dan H2O. Residunya dilarutkan dan Mg nya diendapkan sebagai Mg NH4PO4 6H2O Reaksi : Mg2+ + NH4+ + PO43- + 6 H2O Mg NH4PO4 6H2O Mg NH4PO4. 6 H2O MgP2O7 + 2 NH3 + 13 H2O dipijarkan

Contoh Soal 1 Sampel seberat 0,6025 g dari suatu garam klorida dilarutkan dalam air dan kloridanya diendapkan dengan menambahkan AgNO3 berlebih. Endapan AgCl disaring, dicuci dan dikeringkan, beratnya diperoleh 0,7134 g. Hitung % Cl dalam sampel.

Contoh Soal 2 Suatu sampel bijih besi beratnya 0,48 g, dilarutkan dalam asam, besinya dioksidasi ke keadaan oksidasi +3 dan kemudian diendapkan sebagai oksida berair Fe(OH)3. Endapan disaring, dicuci dan dipijarkan menjadi Fe2O3 diperoleh berat 0,2481 g. Hitung % Fe dalam sampel.

Contoh Soal 3 Sebanyak 0,5428 gram sampel batuan fosfat diendapkan sebagai MgNH4PO4.6H2O dan dipijarkan menjadi Mg2P2O7. Jika berat hasil pemijaran sebesar 0,2234 g. Hitunglah persentase P2O5 dalam sampel kemurnian dalam persen dinyatakan sebagai P.

Contoh Soal 4 Dalam gravimetri terhadap belerang, kadang-kadang endapan BaSO4 yang sudah dipanggang sebagian tereduksi menjadi BaS. Andaikan sampel mengandung 32,3% SO3 dianalisis dan 20% endapan akhir yang ditimbang adalah BaS dan 80% BaSO4. Berapa SO3 hitungan hasil analisis, jika endapan diandaikan seluruhnya BaSO4.

Contoh Soal 5 Suatu sampel yang hanya mengandung CaCO3 dan MgCO3 dipanggang menjadi CaO dan MgO. Campuran oksida mempunyai berat setengah berat sampel aslinya. Hitunglah persentase CaCO3 dan MgCO3 dalam sampel

Contoh Soal 6 Dua komponen dalam suatu campuran dapat ditetapkan dari dua macam data analisis. Dua persamaan dengan dua variabel dipecahkan secara serempak. Berikut ini satu contoh data gravimetri digabung dengan data titrasi. Suatu sampel seberat 0,7500 g yang mengandung NaCl dan NaBr dititrasi dengan AgNO3 0,1043 M, ternyata menghabiskan 42,23 ml. Sampel kedua yang sama berat ditambah dengan AgNO3 berlebih dan campuran AgCl serta AgBr disaring, dikeringkan dan diperoleh berat 0,8042 g. Hitung persentase NaCl dan NaBr dalam sampel tersebut.

Contoh Soal 7 Dalam analisa 0,5 g sampel Feldspar, didapatkan campuran KCl dan NaCl yang beratnya = 0,118 g. Apabila dari campuran klorida tersebut direaksikan dengan AgNO3, menghasilkan endapan AgCl yang beratnya = 245,1 mg. Hitunglah % berat Na2O dan K2O dalam sampel tersebut.

REMIDI UTS 1. Analisa pendahuluan: a. Pada analisa pendahuluan, suatu zat dilarutkan dalam air menghasilkan warna hijau. Senyawa apakah yang dilarutkan tersebut? b. Pada pengamatan uji nyala api terlihat warna kuning, dan agar lebih jelas digunakan kaca kobalt sehingga terlihat kuning emas. Zat apakah yang ada di sampel? c. Uji pemanasan sampel menunjukkan adanya gas yang membarakan (membakar) arang. Gas apakah itu? Senyawa apakah yang terkandung dalam sampel tersebut? d. Uji pemanasan sampel menunjukkan adanya gas mengeruhkan air kapur. Gas apakah itu? Senyawa apakah yang terkandung dalam sampel tersebut? [20]

2. Analisa kation: a. Pada analisa kation golongan I, bagaimanakah cara memisahkan endapan PbCl2 dari AgCl dan Hg2Cl2? Bagaimana membuktikan adanya PbCl2 ?Jelaskan, disertai reaksi yang terjadi. b. Bagaimana urutan dalam mencari pelarut yang sesuai dalam analisa kation. c. Pada analisa kation golongan II, bagaimana mencegah agar golongan III tidak ikut mengendap?. d. Pada analisa kation golongan II, setelah konsentrasi asam dalam larutan diatur sebesar 0,3 N; kemudian ke dalam larutan dijenuhkan dengan H2S. Buktikan apakah ion-ion Cu, Fe dan Zn akan mengendap? Data-data diketahui sebagai berikut: Ka1 H2S = 9,1 x 10-8 Ka2 H2S = 1,2 x 10-15 [H2S] jenuh = 0,1 M, Ksp CuS = 10-45 Ksp FeS = 4 x 10-19 Ksp ZnS = 10-23 [Cu2+] = 1,6 x 10-1 M [Fe2+] = 10-4 M [Zn2+] = 2,5 x 10-4 [45]

3. Gravimetri a. Apa saja tahapan dalam proses gravimetri? b. Sebanyak 0,5428 gram sampel batuan fosfat diendapkan sebagai MgNH4PO4.6H2O dan dipijarkan menjadi Mg2P2O7. Jika berat hasil pemijaran sebesar 0,2234 g. Hitunglah persentase P2O5 dalam sampel kemurnian dalam persen dinyatakan sebagai P. BM P=31 Mg=24 [35]