ASET TETAP
Aset Tetap Sumber daya yang memiliki 4 karakteristik yaitu : Berwujud / memiliki wujud Digunakan dalam operasi perusahaan Mempunyai masa manfaat jangka panjang Tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan
Penggolongan Aset Tetap Tanah, meliputi tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung-gedung perusahaan dan fasilitas perusahaan lainnya. Perbaikan Tanah, sebagai contoh jalan-jalan di seputar lokasi perusahaan yang dibangun perusahaan, tempat parkir, pagar dan saluran air bawah tanah. Gedung, meliputi gedung yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik, gudang dan bangunan gedung lainnya. Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan dan mebel.
Penentuan Biaya Perolehan Aset Tetap Biaya perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untukmendapatkan aset, dan pengeluaran-pengeluaran lain hingga aset siap untuk digunakan. Contoh, harga beli mesin, biaya pengangkutan mesin dibayar pembeli, dan biaya pemasangan mesin adalah bagian dari biaya perolehan mesin pabrik yang dibeli perusahaan. Akuntansi tidak mengakui pemakaian harga pasar atau harga pengganti selama pemakaian aset tetap.
Tanah Biaya perolehan tanah meliputi : Harga beli tunai tanah Biaya balik nama Komisi perantara Pajak atau pungutan lain yang harus dibeli pembeli
Contoh TANAH Misalkan sebuah perusahaan membeli sebidang tanah dengan harga tunai Rp100.000.000. Di atas tanah tersebut terdapat sebuah gudang tua yang harus dibongkar dengan biaya bersih Rp6.000.000,00 (Pengeluaran sesungguhnya Rp7.500.000,00 dikurangi hasil penjualan sisa bongkaran Rp1.500.000,00). Pengeluaran lain terdiri dari biaya balik nama Rp1.000.000,00 dan komisi perantara Rp8.000.000. Dengan data tersebut diatas maka biaya perolehan tanah akan menjadi Rp115.000.000 dengan perhitungan sebagai berikut :
Harga Tunai Tanah Rp100.000.000 Pembongakaran Gudang (Net) Rp 6.000.000 Biaya Balik Nama Rp 1.000.000 Komisi Perantara Rp 8.000.000 Biaya Perolehan Tanah Rp115.000.000 Jurnal Tanah 115.000.000,00 Kas 115.000.000,00
Perbaikan Tanah Adalah tambahan struktural yang dilakukan atas tanah. Contoh misal diatas tanah yg terletak di halaman dan seputar perusahaan dibuat jalan masuk, tempat parkir kendaraan, pagar halaman, pertamanan, dan saluran pembuangan air hujan.
GEDUNG Fasilitas bangunan yang digunakan dalam operasi perusahaan. Semua pengeluaran yang berhubungan dengan pembelian atau pembangunan sebuah gedung harus dibebankan pada akun gedung. Apabila gedung dibeli, maka biaya perolehannya meliputi harga beli, biaya notaris, dan komisi perantara. Namun seandainya gedung dibangun sendiri, maka biaya perolehan meliputi semua pengeluaran untuk membuat gedung, termasuk pembuatan saluran listrik dan air.
PERALATAN Meliputi semua peralatan yang digunakan dalam operasi perusahaan seperti misalnya mesin pabrik, peralatan kantor, kendaraan bermotor, mebel dan sebagainya. Biaya perolehan peralatan terdiri dari harga beli tunai, biaya pengangkutan dan biaya asuransi selama dalam pengangkutan yang dibayar oleh pembeli. Termasuk pula di dalamnya pengeluaran untuk perakitan, pemasangan dan pengujian peralatan yang dibeli. Bea balik nama kendaraan juga ditambahkan padabiaya perolehan kendaraan, tetapi pajak kendaraan tahunan atau asuransi kecelakaan kendaraan yg dibayar pemilik tidak dibebankan sbg biaya perolehan, melainkan diperlakukan sebagai biaya tahun yang bersangkutan.
PERALATAN Contoh PT Pangrango membeli sebuah truk dengan harga tunai Rp120.000.000. Pengeluaran lain ybs dgn pembelian truk tsb adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Rp12.000.000, pengecatan dan penulisan merek pada truk Rp5.000.0000, biaya balik nama kendaraan (BNN) Rp12.000.000 , biaya pengurusan STNK Rp2.500.000 dan premi asuransi kecelakaan yg dibayar dimuka utk 3 tahun Rp6.000.000, perhitungan biaya perolehan truk adalah sbb :
PERALATAN TRUK BIAYA PEROLEHAN TRUK : Harga Tunai Rp120.000.000 Pajak Pertambahan Nilai Rp 12.000.000 Pengecatan dan Merek Rp 5.000.000 Bea Balik Nama Rp 12.000.000 Biaya Perolehan Truk Rp149.000.000
PERALATAN Pengeluaran untuk pengurusan STNK dan pembayaran premi asuransi kecelakaan yg dibayar dimuka tidak dimasukkan dalam biaya perolehan, dengan demikian jurnal yg harus dibuat : Truk 149.000.000 Pajak Kendaraan 2.500.000 Asuransi Dibayar Dimuka 6.000.000 Kas 157.500.000
MASALAH KHUSUS DALAM PENENTUAN BIAYA PEROLEHAN Pembelian dengan menggunakan wesel berbunga Pembelian dalam satu paket Perolehan dengan membangun sendiri
Pembelian Dengan Menggunakan Wesel Berbunga Dalam pembelian aset tetap, terutama dalam pembelian yg mencakup jumlah rupiah yg cukup besar, kadang-kadang perusahaan menggunakan wesel berbunga. Biasanya pembeli diwajibkan membayar uang muka (down Payment) sejumlah tertentu dan sisanya dibayar dengan menggunakan wesel ditambah bunga dgn persentase tertentu. Bunga wesel dibayar pada tanggal jatuh wesel. Biaya perolehan aset adalah jumlah kas yang dibayarkan sebagai uang muka ditambah dengan nilai nominal wesel. Biaya bunga wesel yg dibayar perusahaan merupakan biaya pendanaan (Financing Cost) dan dicatat dalam pembukuan dengan mendebet akun beban bunga.
Pembelian Dengan Menggunakan Wesel Berbunga Misalkan CV Serayu membeli peralatan pabrik yang harga tunainya Rp10.000.000. Untuk itu CV Serayu memberikan uang muka sebesar Rp2.000.000 dan sisanya dibayar dengan wesel yang bernilai Rp8.000.000 jangka waktu 1 tahun, dengan bunga 10%. Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian ini adalah sbb : Peralatan Pabrik 10.000.000 Kas 2.000.000 Wesel 8.000.000
Pembelian Dengan Menggunakan Wesel Berbunga Pada saat jatuh tempo wesel, dibayar sejumlah nilai nominal wesel ditambah bunga Rp800.000 (10% x Rp8.000.000) dan dicatat pada jurnal sbb : Utang Wesel 8.000.000 Beban Bunga Wesel 800.000 K a s 8.800.000
Pembelian Dalam Satu Paket Pembelian dalam Satu paket (Lump-Sum) terjadi apabila beberapa jenis aset dibeli secara bersama dalam satu transaksi. Peristiwa seperti ini misalnya terjadi jika perusahaan membeli sebuah pabrik yang tidak digunakan lagi oleh perusahaan lain. Pembelian pabrik ini meliputi tanah, gedung, mesin-mesin dan mebel-mebel. Apabila terjadi pembelian secara paket, maka harga beli borongan (paket) harus dialokasikan ke berbagai jenis aset. Cara yang paling umum untuk mengalokasikan harga borongan adalah dengan mendasarkan pada harga pasar masing-masing golongan aset yang tercakup dalam pembelian tersebut.
Pembelian Dalam Satu Paket Contoh CV Lawu yang bergerak dalam bidang perhotelan, pada tanggal 15 Mei 1992 membeli sebuah hotel dari perusahaan lain dengan harga tunai Rp120.000.000.000. pengalokasian harga beli dengan menggunakan harga pasar masing-masing golongan aset adalah sebagai berikut : Lihat Excel
Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut : Tanah 24.000.000.000 Gedung 84.000.000.000 Peralatan Hotel 12.000.000.000 Kas 120.000.000.000
Perolehan Dengan Membangun Sendiri Contoh misalkan perusahaan membangun sendiri garasi atau gudang tanpa memborongkan kepada pihak luar, melainkan membeli material dan mencari tukang sendiri. Biaya Perolehan aset : (1) Harga Material & Tenaga Kerja yg dibayar perusahaan, (2) Biaya lain seperti listrik, bahan bakar & depresiasi peralatan yg digunakan dalam pembangunan tersebut. Jika biaya perolehan aset yg diperoleh dengan membangun sendiri ternyata lebih rendah/murah dari harga pasar aset sejenis, maka perusahaan tidak diperkenankan untuk mengakui adanya keuntungan dan pembangunan yang dilakukan sendiri tersebut.
Contoh Harga pasar pembangunan garasi Rp5. 000 Contoh Harga pasar pembangunan garasi Rp5.000.000, PT Serayu membangun sendiri garasi dengan ukuran yg sama dengan biaya Rp4.700.000 maka yang harus dicatat sebagai biaya perolehan garasi adalah Rp4.700.000. Prinsip akuntansi melarang perusahaan untuk mengakui adanya keuntungan dalam peristiwa ini.