KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM Oleh : Muhammad Hambali, SHI, M.E.I Disampaikan dalam kuliah MKWU Agama Islam Universitas Airlangga (UNAIR)
I. PENDAHULUAN Perkataan Tuhan merupakan terjemahan dari kalimat Rab (رب)dalam bahasa Arab yang merujuk pada interpretasi ulama terhadap S. al-Jatsiyat:23 dan al-Qashas : 38 yang didalamnya termaktum kalimat Ilah (اله) (Tuhan) Menurut Ibn Taimiyah difinisi dari kalimat Ilah (اله) dalam al-Qur’an tersebut adalah : yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan diri dihadapanNya, dan mengharapkanNya, kepadaNya tempat berserah ketika dalam kesusahan, berdo’alah dan bertawakal kepadaNya untuk kemashlahatan diri, meminta perlindungan dariNya dan menimbulkan ketenangan di saat mengingat dan terpaut kepada Nya.
II. SEJARAH PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN Difinisi : Pemikiran Manusia di sini adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran manusia baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniyah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman bathin. A. Pemikiran Barat Teori Ketuhanan dalam pemikiran barat berangkat dari teori Evolusionisme yang pada awal mulanya dikemukakan oleh Max Muller, EB. Taylor, Robertson Smith, Lubbock dan Jevens. Menurut teori ini konsep Ketuhanan berangkat dari kepercayaan :
1. Dinamisme Yaitu pola kepercayaan manusia terhadap adanya kekuatan yang maha dasat yang berpengaruh dalam kehidupan. Kekuatan tersebut diyakini bersemayam dalam benda-benda. 2. Animisme merupakan Pola kepercayaan masyarakaat terhadap roh gaib yang diyakini memiliki peran besar dalam kehidupan manusia. 3. Politeisme yaitu Pola kepercayaan terhadap dewa-dewa 4. Henoteisme yakni Pola kepercayaan yang diusung atas motif ketidak puasan atas keberadaan dewa-dewa yang jumlahnya banyak sehingga diperlukan pengkultusan terhadap beberapa dewa saja 5. Monoteisme yaitu Konsep kepercayaan terhadap satu Tuhan.
B. Pemikiran Umat Islam Dalam Keyakinan Umat Islam bahwa yang wajib disembah dan dipertuhankan adalah Allah SWT, tiada lain selain Dia. Permasalahan muncul diseputar cara manusia mengetahui adanya Tuhan dan keberadaan sifat –sifat Tuhan. Permasalahan ini dalam perkembangan selanjutnya melahirkan kajian keagamaan tersendiri, seperti yang kita kenal adanya Ilmu Tauhid atau Ilmu Kalam.
III. Sanggahan Terhadap Teori Evolusionisme Bagi Adrew Lang Konsepsi EB. Taylor tentang Evolusionisme sulit untuk dipertahankan, sebab kepercayaan Monotheisme pada dasarnya sudah terbangun sejak zaman masyarakat primitif.
Dengan munculnya pandangan Adrew lang ini, para sarjana Barat mulai meyakini bahwa kepercayaan terhadap Tuhan bukan datang secara Evolusionisme melainkan dengan jalan agama melalui wahyu.
IV. PANDANGAN ALIRAN TEOLOGI : FUNGSI AKAL DAN WAHYU Menurut Mu’tazilah dengan Akal, manusia dapat mengetahui akan adanya Tuhan sekalipun tanpa bantuan Wahyu. Adapun fungsi wahyu adalah sebagai konfirmasi dan informasi atas apa yang telah diketahui oleh akal. Menurut Asy’ariah betul manusia dengan akalnya dapat mengetahui adanya Tuhan, namun untuk mengetahui tata cara menyembahnya (beribadah) diperlukan Wahyu.
V. ANALISA PERBANDINGAN Aliran Fungsi Akal Fungsi Wahyu Mu’tazilah Mengetahui adanya Tuhan Kewajiban Mengetahui Tuhan Mengetahui Baik dan buruk Kewajiban mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk Hanya sebagai alat untuk konfirmasi dan informasi atas apa yang di dapat melaui akal
Aliran Fungsi Akal Fungsi Wahyu Asy’ariah Untuk mengetahui adanya Tuhan (MT) Kewajiban mengetahui adanya Tuhan (KMT) Mengetahui baik Dan buruk (MBB) Kewajiban mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk (KMBB) Maturidiah Samarkand Bukhara MT KMT MBB KMBB
VI. MATRIK EVOLUSIONISME
VII. TUHAN MENURUT AGAMA-AGAMA Pada dasarnya konsepsi Tuhan dalam prespektif Agama-agama menuju satu titik temu bahwa Tuhan merupakan satu DZAT yang menjadi tujuan akhir setiap umat manusia yang sangat berperan vital atau penting dalam kehidupan manusia. Karakteristik yang mendasar yang membedakan antara konsepsi Agama Islam dengan Agama Lainnya adalah terletak dalam lapangan eksoterisnya (Syariat) yang berisikan tentang tatacara beribadah
Dalam agama Kristen Tuhan diwujudkan dalam konsepsi Trinitas lanjutan Dalam konsepsi Islam Tuhan adalah Esa atau satu sebagaimana dalam al-Qur’an S.al-Ikhlas:1-4 Dalam agama Kristen Tuhan diwujudkan dalam konsepsi Trinitas Dalam Agama Budha Tuhan dikonsepsikan dalam Sang Budha Gauthama
VIII. TEORI PEMBUKTIAN TUHAN Keberadaan alam semesta raya
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa Neraka. QS. Ali Imron : 190-191 15
2. Pendekatan Astronomi Dalam al-Qur’an S. al-A’raf :54 Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam “ Perhatikan berikut ini :
TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT