ASUHAN KEPERAWATAN DAN MANAJEMEN ASUHAN PADA KASUS DIARE Oleh : Kelompok 5
Diare Diare sekretorik Diare osmotik Diare motolitas Kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3x dalam sehari) dan konsistensi fases cair
Etiologi Diare Klasifikasi Diare Enteritis karena virus dan bakteri Diare akut +- 14 hari Enteritis karena virus dan bakteri Disentri Darah dalam tinja Kolitis ulseratif Diare persisten >14 hari terus menerus Diare psikogenik Diare masalah lain Gabungan diare akut dan persisten
Manifestasi Klinis Diare Gemuruh usus Kram perut Distensi Anoreksia Haus Dehidrasi Kelemahan Nyeri
Patofisiologi Diare Diare dalam jumlah banyak, ditandai oleh peningkatan jumlah dan volum feses, disebabkan oleh peningkatan kandungan air pada feses. Peningkatan kandungan air ini dapat disebabakan oleh proses asmosis atau sekretori. Air mungkin tertarik kedalam lumen usus oleh osmosis ketika feses mengandung molekul aktif secara osmosis. Beberapa pelunak feses dan laksatif bekerja dengan prinsip ini. Ketika laktosa dalam susu tidak hancur dan diabrsopsi, molekul laktosa mendesak tarikan osmosis, menyebabkan diare. Diare yang terkait dengan kolera dan infeksi Escherichia coli desebabkan oleh peningkatan sekresi air di dalam usus besar dan halus. Lemak makanan yang tidak terabrsopsi, bebarapa pencahar dan obata lain dan beberapa faktor lain dapat menyebabkan diiare sekretori. Diare dalam jumlah sedikit, ditandai oleh feses yang sedikit tetapi sering, biasanya disebabkan oleh inflamasi atau penyakit kolon, penyakit yang mempengaruhi mukosa usus seperti, IBD, menyebabkan diare eksudatif. Inflamasi mukosa menyebabkan plasma, protein serum, darah, dan mukus terakumulasi di dalam usus, meningkatkan bungkalan dan kecaran feses. Peningkatan tingkat dorongan dalam usus dapat juga menurunkan jumlah air yang secara normal diabsorpsi dari kimus menyebabkan diare. Untuk alasan ini, laksatif yang dapat meningkatkan motilitas usus dan reseksi atau bypass usus dapat mengakibatkan diare. Diare terkait antibiotik dapat terjadi akibat terganggunya flora khusus normal oleh terapi antibiotik. Hilangnya flora normal dapat mempengaruhi pencernaan makanan, menyebabkan diare, atau dapat memungkinkan pertumbuhan yang berlebihan dari patogen seperti Clostridium difficile. (LeMone, Burken, & Bauldoff, 2015)
pemberian anti-mikrobial Penatalaksanaan Penatalaksanaan menggunakan obat-obatan yakni Prednisonedan pemberian terapi IV. Diare Ringan pemberian cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral serta larutan elektrolit Diare Sedang pemberian obat-obatan tidak spesifik (mis; difenoksilat (lomotil) & loperamit (imodium)) untuk menurunkan motilitas usus. Diare Berat pemberian anti-mikrobial
Komplikasi Potensial terhadap distritmia jantung Kelemahan otot Parestesis Hipotensi anoreksia
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan tinja Pemeriksaan elektrolit Makroskopik dan mikroskopik Ph & kadar gula dalam feses Uji bakteri Penatalasanaan medis: beri cairan untuk mengganti cairan yang hilang Monitor dan koreksi input-output elektrolit Rumus metode pierce Dehidrasi ringan : kebutuhan cairan 5% Kg BB Dehidrasi sedang : kebutuhan cairan 8% Kg BB Dehidrasi berat : kebutuhan caairan 10% Kg BB
Kebutuhan Air dan Elektrolit Bayi dan anak: Pada bayi dan anak sesuai dengan perhitungan di bawah ini : Kebutuhan kalium 2,5 mEq/kgBB/hari Kebutuhan natrium 2-4 mEq/kgBB/hari Berat badan Kebutuhan air perhari Sampai 10 kg 100 ml/kgBB 11-20 kg 1000 ml + 50 ml/kgBB ( untuk tiap kg diatas 10 kg) >20 kg 1500 ml+ 20 ml/kgBB (ntuk tiap kg diatas 20 kg)k
Orang dewasa: Pada orang dewasa kebutuhan elektrolitnya yaitu : a. Kebutuhan air sebanyak 30 -50 ml/kgBB/hari b. Kebutuhan kalium 1-2 mEq/kgBB/hari c. Kebutuhan natrium 2-3 mEq/kgBB/hari
Rumatan Cairan menurut rumus Hollyday-Segar Berat badan Jumlah cairan < 10 kg 100 ml/kg/hari 11-20 kg 1000 ml + 50 ml/kg/hari untuk setiap kg di atas 10 kg > 20 kg 1500 ml + 20 ml/kg/hari untuk setiap kg di atas 20 kg
Jenis-jenis cairan Cairan hipotonik: Hipotonik yaitu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah dengan larutan yang lain (air bergerak masuk ke dalam sel). Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Cairan Isotonik: Isotonik yaitu suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama dengan larutan lain ( tidak bergerak ). osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah Dehidrasi Hipertonik Dehidrasi hipertonik terjadi karena hilangnya fluida ekstraselular. Air akan meninggalkan sel secara osmosis untuk mengkompensasi kehilangan cairan. Jika dehidrasi semakin berat maka neuron di otak akan mengerut dan menyebabkan konfusi, kejang dan bahkan kematian Menurut Salam (2016) dehidrasi hipertonik : - Biasa terjadi setelah intake cairan hipertonik (natrium,laktosa) selama diare - Kehilangan air ˃˃ kehilangan natrium - Konsentrasi natrium ˃ 150 mmol/L - Osmolaritas serum meningkat ˃ 295 mOsm/L - Haus, irritable - Bila natrium serum mencapai 165 mmol/L dapat terjadi kejang
Derajat dehidrasi menurut WHO dalam(Depkes RI, 2011) No Tanda & Gejala Dehidrasi Ringan Dehidrasi Sedang Dehidrasi Berat 1 Keadaan umum & kondisi Bayi dan anak kecil Anak lebih besar dan dewasa Haus, sadar, gelisah Haus, gelisah, laetargi,tetapi iritebel Haus, sadar, merasa pusing Mengantuk, lemas, ekstremitas dingin berkeringat, sianotik, mungkin koma Sadar, gelisah, berkeringat, kulit keriput dan kejang otot 2 Nafi radialis Normal Cepat dan lemah Cepat, halus dan kadang-kadang tak teraba 3. Pernapasan Dalam dan cepat 4. Ubun-ubun Cekung Sangat cekung 5. Mata 6. Elastisitas kulit Cubitan kulit kembali segera Cubitan kulit kembali lambat (<2 detik) Cubitan kulit kembali sangat lambat (>2 detik) 7. Tekanan darah sistolik Normal-rendah >80 mmHg dan mungkin tak terukur 8. Fontanella anterior 9. Air mata Ada Kering Sangat kering 10. Pengeluaran urin Jumlah kurang dan pekat Anuria / Oliguria berat 11. % Kehilangan BB 4-5% 6-9% 10% atau lebih 12. Perkiraan kehilangan cairan (deficit cairan) 40-50 mmHg 0-90% 100-110 mmHg
Asuhan Keperawatan No Diagosa umum NOC NIC 1. Risiko kekurangan volume cairan keseimbangan cairan Setelah dilakukan intervensi selama 1x24 jam, diharapkankeseimbangan cairan dapat kembali normal dengan kriteria hasil : Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam membaik Turgor kulit membaik Kelembapan membran mukosa membaik Kehausan tidak ada Monitor cairan Tentukan jumlah dan jenis intake/asupan cairan serta kebiasaan eliminasi Tentukan faktor-faktor risiko yang mungkinmenyebabkan ketidakseimbangan cairan (misalnya, diare) Monitor asupan dan pengeluaran Monitor membran mukosa, turgor kulit, dan respon haus Berikan cairan dengan tepat 2. Risiko kerusakan integritas kulit Integritas jaringan : kulit dan membran mukosa Setelah dilakukan intervensi selama 1x24 jam, diharapkan Integritas jaringan : kulit dan membran mukosa dapat kembali normal dengan kriteria hasil : Hidrasi tidak terganggu Integritas kulit tidak terganggu Lesi membran mukosa tidak ada Wajah pucat tidak ada Tekstur kulit tidak terganggu Suhu kulit tidak terganggu Pengecekan kulit Periksa kulit dan selaput lendir pasien terkait dengan adanya kemerahan, kehangatan ekstrim, edema, atau drainase. Monitor warna dan suhu kulit Monitor kulit dan selaput lendir terhadap area perubahan warna, memar, dan pecah Monitor kulit untuk adanya kekeringan yang berlebihan dan kelembaban Dokumentasikan perubahan membrane mukosa.
TERIMA KASIH