Prodi Perbankan Syariah UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG Pertemuan ke-5 SEJARAH BANI UMAYYAH Oleh: BAEHAQI Prodi Perbankan Syariah Semester: V FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG 2015
Nama dinasti Umayyah dirujuk kepada Umayyah bin ‘Abd Asy-Syams ibn Abd al-Manaf, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan. Berdiri sejak tahun 756 – 1031M Dinasti Umayyah banyak mencontoh model pemerintahan Persia dan Bizantium. Khalifah-khalifah besar ini seperti Muawiyah I, Abd al-Malik, al-Walid I, dan Umar ibn Abdul Aziz melakukan revolusi pemerintahan yang melahirkan peradaban Islam yang luar biasa
Khalifah Bani Umayyah I 661 – 750M di Jazirah Arab 1. Muawiyyah bin Abi Sufyan (tahun 40-64 H/661 - 680 M) 2. Yazid bin Muawiyah (tahun 61-64 H/680-683 M) 3. Muawiyah bin Yazid (tahun 64-65 H/683-684 M) 4. Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M) 5. Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-86 H/685 - 705 M) 6. Walid bin ‘Abdul Malik (tahun 86-97 H/705 - 715 M)
7. Sulaiman bin ‘Abdul Malik (tahun 97-99 H/715 -717 M) 8 7. Sulaiman bin ‘Abdul Malik (tahun 97-99 H/715 -717 M) 8. ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz (tahun 99-102 H/717-720 M) 9. Yazid bin ‘Abdul Malik (tahun 102-106 H/720-724M) 10. Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H/724 -743 M) 11. Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M) 12. Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M) 13. Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M) 14. Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744 -750 M)
Khalifah Bani Umayyah II 756 – 1031M di Cordoba 1. Abdurrahman ad Dakhil (755-788 M) 2. Al Hakam bin Hisyam (796-821 M) 3. Abdurrahman ibnul Hakam (821-852 M) 4. Muhammad bin Abdurrahman (852-886 M) 5. Abdullah bin Muhammad (889-912 M) 6. Abdurrahman bin Muhammad (912-961 M)
Sistem Pemerintahan Pertama, pemindahan pusat pemerintahan dari Madinah ke Damaskus. Kedua, Muawiyah mengangkat kembali Amr bin Ash sebagai Gubernur di Mesir, Al-Mughirah bin Syu’bah sebagai Gubernur diwilayah Persia. Ketiga, Menumpas orang-orang yang beroposisi yang dianggap berbahaya jika tidak bisa dibujuk dengan harta dan kedudukan, dan menumpas kaum pemberontak.
Keempat, membangun kekuatan militer yang terdiri dari tiga angakatan, darat, laut dan kepolisian yang tangguh dan loyal untuk memperluas kekuasaannya Kelima, meneruskan wilayah kekuasaan Islam baik ke Timur maupun ke Barat. Perluasan wilayah ini diteruskan oleh para penerus Muawiyah, seperti Khalifah Abd al-Malik ke Timur, Khalifah al-Walid ke Barat, dan ke Perancis di zaman Khalifah Umar bin Abd al-Aziz Keenam, merekrut orang-orang non-Musim (Yahudi, Nasrani, Majusi)sebagai pejabat-pejabat dalam pemerintahan, seperti penasehat, administrator, dokter dan dikesatuan-kesatuan tentara
Ketujuh, melakukan pembaruan dibidang administrasi pemerintahan dan melengkapinya dengan jabatan-jabatan baru yang sangat banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Byzantium. Kedelapan, mengubah sistem pemerintahan dari bentuk Khalifah yang bercorak Demokratis, menjadi sistem Monarkhi dengan mengangkat Yazid menjadi putra mahkota
Catatan: Mu’awiyah meninggalkan tradisi musyawarah seperti di zaman Khulafa al-Rasyidin. Muawiyah itu mendapat protes dari umat Islam golongan Syi’ah pendukung Ali, antara lain; Abd al-Rahman bin Abi Bakar, Husein bin Ali, dan Abdullah bin Zubeir. Muawiyyah menguasai negara yang meliputi Spanyol, Afrika Utara, Suria, Palestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Rurkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah dan pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah
Muawiyyah meminta legitimasi dari para Gubernur nya untuk mengukuhkan Yazid sebagai putra mahkota Muawiyah mengubah sistem pemerintahan menjadi monarki, namun tetap memakai gelar khalifah. Bahkan Muawiyah menyebut dirinya sebagai Amir al-Mu’minin. Khulafaur Umar bin Abd al-Aziz menghapus kebijaksanaan menempatkan orang-orang non-Muslim (Yahudi, Nasrani, Majusi) yang memperoleh privilege di dalam pemerintahan.
Dinasti Umayyah sangat bersifat Arab orientalis, artinya para pejabatnya berasal dari keturunan Arab murni, begitu pula dengan corak peradabannya. Pada masa Khalifah Walid bin Abdul Malik (86 – 96 H / 705 – 715 M) banyak kemajuan, perkembangan, dan perluasan daerah yang dicapai
Empat Keutamaan Dinasti Umayyah Walau melakukan kesalahan ijtihad politik, namun tetap ia berlaku adil karena semua sahabat adil. Seperti; Marwan bin Hakam, khalifah keempat Dinasti Umayyah adalah lapisan pertama tabi’in yang banyak meriwayatkan hadis dari sejumlah sahabat besar. Sulaeman bin Abdul Malik seorang ulama besar Madinah sebagai khalifah, dan Umar bin Abdul Aziz sebagai kholifah kelima khulafaur rasydin.
2. Dinasti Umayyah selalu menghormati kalangan berilmu dan orang-orang yang memiliki sifat-sifat utama. 3. Dinasti Umayyah melakukan terobosan besar di bidang politik kekuasaan Negara dengan menguasai negeri dan daerah hingga sampai ke wilayah Cina di sebelah timur, Andalusia (Spanyol), dan selatan Perancis di sebelah Barat.
4. Dinasti Umayyah sukses menghidupkan tanah-tanah mati menjadi produktif yang menjadi andalan hidup msyarakat, membangun infrastruktur yang megah di berbagai daerah kekuasaan
Kemajuan masa Dinasti Umayyah a) Perluasan wilayah sampai batas-batas terjauh. Wilayah Islam membentang dari Lautan Atlantik dan Pyreness sampai ke Indus dan perbatasan Cina; dari pantai Biscay hingga Indus dan daratan Cina, serta dari laut Aral hingga sungai Nil. Pada masa kejayaan tersebut, terjadi penaklukan Spanyol dan penaklukan kembali Afrika Utara. Jadi seratus tahun pasca wafatnya Nabi Muhammad, Islam telah menyentuh wilayah yang sangat luas
b) Nasionalisasi atau arabisasi dalam bidang adminitrasi, yaitu diantaranya dengan mengharuskan menggunakan Bahasa Arab dalam pelayanan administrasi pemerintahan. c) Pembentukan enam lembaga atau departemen di pusat pemerintahan, yaitu; Diwan al-Kharaj (Departemen Perpajakan) yang berwenang mengelola seluruh keuangan negara, termasuk mengumpulkan pendapatan pajak dan membagikannya untuk masyarakat Diwan al-Rasa’il (Lembaga Korespondensi) yang bertugas mengkordinir semua hal yang berkaitan dengan surat menyurat
Diwan al-Khatam (Lembaga Pelayanan Stempel) yang berwenang untuk membuat dan memelihara salinan dari setiap dokumen resmi Negara. Diwan al-Barid (Lembaga Pelayanan Pos) bertugas untuk menyampaikan berita-berita antara raja dan para pejabat, termasuk pelayanan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Diwan al-Qudat (Lembaga Peradilan) yang bertugas memproses dan memutus perkara Diwan al-Jund (Angkatan Bersenjata) yang bertugas membentuk angkatan bersenjata dan mengkordinirnya.
d) Pembangunan dan perbaikan infrastruktur, termasuk pembangunan berbagai monumen dan masjid-masjid, diantaranya Kubah Batu di Yerusalem dan Masjid Muawiyah di Damaskus, dan perbaikan Masjid Nabawi di Madinah. e) Pembuatan keping mata uang Arab pertama dalam sejarah pemerintahan Islam yang diberlakukan dalam transaksi perdagangan.
Kemunduran masa Dinasti Umayyah Tujuh faktor penyebab kemunduran kekuasaan Bani Umayyah, yaitu: a) Persoalan suksesi kekhalifahan b) Sikap glamor penguasa c) Perlawanan kaum Khawarij d) Perlawanan dari kelompok Syi’ah e) Meruncingnya pertentangan etnis f) Timbulnya stratifikasi sosial g) Munculnya kekuatan baru
2. Kehancuran kekuasaan Islam di Andalusia pada 1492 M berdampak buruk terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, akibat serangan penguasa Kristen dan penghancuran pusat-pusat peradaban Islam 3. Banyaknya orang Eropa yang menguasai ilmu pengetahuan dari Islam, seperti; Ketertarikan pendeta Kristen Roma anggota Ordo Fransiskan dari Inggris bernama Roger Bacon (1214 – 1292 M) terhadap metode berfikir ilmiah Islam dengan belajar bahasa Arab di Paris antara tahun 1240 – 1268 M.
PRESTASI PARA KHALIFAH UMAIYYAH 1. Muawiyah ibn Abu Sufyan atau Muawiyah I (41-60 H/661-679 M) Nama lengkapnya Abu Abdurrahman Muawiyah bin Abu Sufyan. Ibunyya Hindun ibnt Rubai’ah ibnt Abd Syam. Kekhasannya: memiliki al-hilm, yaitu kemampuan luar biasa untuk mengunakan kekuatan hanya ketika dipandang perlu dan, sebagai gantinya, lebih banyak menggunakan jalan damai.
Dua wilayah taklukannya yaitu, Wilayah Barat; kepulauan Jarba di Tunisia, kepulauan Rhodesia, kepulauan Kreta, dan kepulauan Ijih dekat Konstantinopel. Bahkan penaklukan sampai ke daerah Maghrib Tengah (Aljazair). Uqbah ibn Nafi adalah panglima perang yang paling terkenal di wilayah ini. Wilayah Timur, sebagian daerah-daerah di Asia Tengah dan wilayah Sindh dapat ditaklukan di bawah kepemimpinan Abdullah ibn Ziyad.
Pencipataan stabilitas nasional Pencipataan stabilitas nasional. Pada masa pemerintahannya, tidak ada pemberontakan yang berarti kecuali letupan-letupan kecil saja. Pendirian departemen pencatatan adiminstrasi negara, termasuk pembuatan stempel pertama kali dalam sejarah pemerintahan Islam.
Pendirian pelayanan pos untuk menghubungkan wilayah-wilayah kekuasaan dan untuk melakukan konsolidasi diantara pemimpin-pemimpin wilayah tersebut. Pelayanan ini diantaranya menggunakan kuda dan keledai. Pembangunan departemen pemungutan pajak. Departemen ini mendorong kesejahteraan dan stabilitas ekonomi masyarakat. Muawiyah meninggal pada bulan April tahun 679 M/60 H.
Yazid ibn Muawiyah (60-64 H/679-683 M) Namanya Yazid ibn Muawiyah ibn Abu Sufyan Dua tragedi masa khalifah Yazid; Pertama, tragedi Karbala memerah. Pada waktu itu, seorang panglima Yazid yang sangat bengis, yang bernama Ubaidillah ibn Ziyad dan pasukannya mencegat rombongan Husen beserta pengikutnya di Karbala. Pasukan Ziyad membunuh Husen dan pengikutnya dengan cara yang sangat sadis. Kepala Husen diserahkan kepada pemimpinnya, Yazid ibn Abu Sufyan. Kedua, peristiwa Hurrah dan penghalalan Madinah. Peristiwa ini terjadi karena Abdullah ibn Zubair tidak mau membait Yazid. Ibnu Zubair malah mengumumkan pencopotan Yazid di madinah dan membait dirinya sendiri sebagai pemimpin pemerintahan. Yazid pun mengirimkan pasukan untuk menumpas kelompok Ibnu Zubair. Ratusan sahabat Ibnu Zubair dan anak-anak meninggal dunia. Yazid menghalalkan pertumpahan darah untuk membasmi pemberontakan. Yazid meninggal dunia pada tahun 64 H / 683 M dengan masa kepemimpinan selama dua tahun.
Muawiyah bin Yazid (64 H/683 M) Khalifah ketiga Dinasti Umayyah ini tidak banyak diceritakan sejarah. Hal ini dikarenakan pemerintahannya yang sangat pendek. Ia menggantikan ayahnya sebagai raja. Namun ia mengundurkan diri karena sakit. Ia meninggal pada tahun pengangkatannya sebagai raja ketiga Dinasti Umayyah.
Marwan ibn Hakam (64-65 H/683-684 M) Marwan diangkat menjadi khalifah keempat setelah Muawiyah ibn Yazid mengundurkan diri. Ia memerintah hampir satu tahun. Pada saat pemerintahannya, terjadi dualisme kepemimpinan, Marwan di Suria, Damaskus dan Abdullah ibn Zubair di daerah Hijaj (Makkah dan Madinah).
Abdul Malik ibn Marwan (73-86 H/ 692-702 M) Abdul Malik menggantikan ayahnya pada tahun 65 H. Ia juga diberi gelar Abdul Muluk, karena empat putranya menjadi penerusnya sebagai raja dinasti Umayyah. Mereka adalah al-Walid II, Sulayman, Yazid II, dan Hisyam. Beberapa kemajuan pada masa Abdul al-Malik adalah membangun nasionalisasi Arab dengan membuat mata uang sendiri dan menjadikan bahasa Arab menjadi bahasa resmi administrasi pemerintahan. Meninggal pada tahun 86 H/705 M dan memerintah secara resmi selama 13 tahun.
Walid ibn Abdul Malik (86-96 H/705-714 M). Walid terkenal sebagai seorang arsitektur ulung pertama dalam sejarah Islam. Diantara karyanya; membangun Masjid Damaskus, membangun Qubbat al-Shakhrah di Yerusalem dan memperluas Masjid Nabawi. Menaklukan Sisilia dan Merovits, Afrika, dan Andalusia di bagian Barat. Pada masa ini hidup seorang panglima besar Islam asal Barbar, bernama Thariq ibn Ziyad. Ia berhasil menduduki Andalusia pada tahun 92 H / 710 M. Di Timur, Walid menguasai Asia Tengah dengan panglimanya yang terkenal, yaitu Qutaibah ibn Muslim al-Bahili. Sind dan India pun berhasil ditaklukan di bawah pimpinan Muhammad ibn Qasim Ats-Tsaqafi. Walid berkuasa sampai tahun 96 H/ 714 M. Penerusnya tidak mampu melakukan apa yang telah dilakukannya.
Sulayman ibn Abdul Malik (96-99 H/ 714-717 M). Ia saudara laki-laki Walid. Namun, Walid telah bersekongkol untuk menurunkan Sulaeman dari jabatannya dan menggantikannya dengan anaknya, yaitu Yazid II. Sulayman kemudian menunjuk anak pamannya, Umar ibn Abdul Aziz untuk menggantikanya. Ia meninggal pada tahun 99 H/ 717 M.
Umar ibn Abdul Aziz (99-101 H/ 717-719 M) Masa pemerintahan nya selama 3 tahun Kebijakannya; a) Membangun komunikasi politik dengan semua kalangan termasuk kepada kaum Syi’ah b) Menghidupkan tanah-tanah yang tidak produktif, c) Membangun sumur-sumur dan masjid-masjid. d) Melakukan reformasi sistem zakat dan sodaqoh, sehingga pada jamannya tidak ada lagi kemiskinan.
Yazid ibn Abdul Malik atau Yazid II (101-105 H /719-723 M) Yazid II memperkaya diri dan suka menghambur-hambrukan uang untuk memenuhi hasrat duniawinya. Terjadi pemberontakan terhadap pemerintahan Yazid bin Abdul Malik. Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan Khalifah berikutnya, Hisyam bin Abdul Malik. Yazid memerintah selama hampir empat tahun. Ia meninggal dunia pada tahun 105 H/742 M. Selanjutnya kepemimpinan dipegang oleh saudaranya, Hisyam ibn Abdul Malik
Hisyam ibn Abdul Malik (105-125 H/ 723-742 M) Ia mampu menaklukkan kembali daerah-daerah yang lepas dari kekhalifahan Umayyah. Ekspansi nya berhasil menaklukkan Equitania dan Bordeaux. Serta berhasil menumpas pemberontakan yang dipelopori oleh kaum Syi’ah yang bersekutu dengan kaum Abbasiyah.
Perkembangan ilmu Pengetahuan 1). Berkembangnya aliran Syiah, Khawarij, Mu’tazilah 2). Ulama’ yang masih hidup pada zaman Umar bin Abdul Aziz; Anas bin Malik, Said bin Musayyab, Salim bin Abdullah bin Umar bin Khatab, Muhammad bin Syihab, Maimun bin Mahran, ‘Uwah bin Zubair, Sulaiman bin Yasar, Al-qasim bin Muhammad, Khorijah bin Zaid dan Abullah bin ‘Amir bin Rubai’ah. 3). Masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai masa permulaan pembukuan hadits oleh; Abu Bakar Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Syihab Az-zuhri .
Imam Malik menulis kumpulan buku hadist terkenal Muwatha’, Imam Syafii menulis Al-Musnad. Imam Bukhari, terkenal dengan Shohih Bukhari Imam Muslim, terkenal dengan Shohih Muslim Abu Daud, terkenal dengan Sunan Abu Daud An –Nasa’i, terkenal dengan Sunan An-Nasa’i At-Tirmidzi, terkenal dengan Sunan At-Tirmidzi Ibnu Majah, terkenal dengan Sunan Ibnu Majah Kumpulan para ahli hadist tersebut diatas, terkenal dengan nama Kutubus Shittah.
Lahir Ahli Ra’yu (mufasir) antara lain: AlQamahbin Qois (w Lahir Ahli Ra’yu (mufasir) antara lain: AlQamahbin Qois (w. 62 H), Syuraih bin Al Harits (w. 78 H) Muqatil bin Sulaiman (w.150H) Muhammad bin Ishak Muhammad bin Jarir At-Thabary (w. 310).
Dalam bidang fiqh lahir tokohtokoh; 1 Dalam bidang fiqh lahir tokohtokoh; 1. Sa’id bin Al-Musayyid (Madinah) 2. Salim bin Abdullah bin Umar (Madinah) 3. Rabi’ah bin Abdurahman (Madinah) 4. Az –Zuhri (Madinah) 5. Ibrahim bin Nakha’ai (Kufah) 6. Al –Hasan Basri (Basrah) 7. Thawwus bin Khaissan (Yaman) 8. Atha’ bin Ra’bah (Mekah) 9. Asy –Syu’aibi (Kufah) 10. Makhul (Syam)
Dibidang Tasauf lahir tokohtokoh; Hasan al-Basri mengenalkan konsep zuhud Abu Abdullah Sufyan bin SA’id Ats-Tsauri Imam al-Ghazali Filosof: al-Kindi, al-Farabi, al-Khawarizmi dan Ibn Sina, Ibnu Bajjah (Abu Bakr Muhammad bin al-Sayigh), dan al-Razi ( Muhammad ibn Musa al razi 273/886) di abad 13 Astronomi: brahim ibn Yahya Al-Naqqash
Obat-obatan: Ahmad ibn Ibas dari Cordova Kedokteran: Umm Al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan Al-Hafidz Fisika: Abdul Rahman al-Khazini penulis Mizanul Hikmah (The Scale of Wisdom) Sejarah dan Geografi: Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) dan Ibn Khaldun (1317-1374 M) di Granada Seni Musik: Hasan ibn Nafi’ (Ziryab) di Andalusia, pencetus notasi do-re-mi-fa-so-la-si.
Bahasa Arab: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Alfiyah, Ibn Khuruf, Ibn Al-Hajj, Abu Ali Al-Isybili, Abu Al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan Al-Gharnathi. Abu Ubaidah Muslim Ibn Ubaidah al Balansi Astrolog , Ahli Hitung Ahli gerakan bintang-bintang; Dikenal sebagai Shahih al Qiblat Abu al Qasim Abbas ibn Farnas- Astronomi- Kimia Ilmi kimia, baik kimia murni maupun terapan adalah dasar bagi ilmu farmasi yang erat kaitannya dengan ilmu kedokteran. Ahmad ibn Iyas al Qurthubi Kedokteran Hidup pada masa Khalifah Muhammad I ibn abd al rahman II Ausath
Dokter Bedah: Abu al Qasim al Zahrawi, Perintis ilmu penyakit telinga Dokter Bedah: Abu al Qasim al Zahrawi, Perintis ilmu penyakit telinga. Pelopor ilmu penyakit kulit; di Barat dikenal dengan Abulcasis. Karyanya berjudul al Tashrif li man ‘Ajaza ‘an al Ta’lif, dimana pada abad XII telah diterjemahkan oleh Gerard of Cremona dan dicetak ulang di Genoa (1497M), Basle (1541 M) dan di Oxford (1778 M) buku tersebut menjadi rujukan di universitas-universitas di Eropa. Ahli sejarah, Penyair dan ahli nahwu sharaf: Abu Marwan Abd al Malik ibn Habib Penyair: Yahya ibn Hakam Sejarah Sejarah&Sastrawan: Hayyan Ibn Khallaf ibn Hayyan (469/1076), Karyanya : al Muqtabis fi Tarikh Rija al Andalus dan al Matin. Penulis Biograpi: Abu al Walid Abdullah ibn Muhammad ibn al faradli. karyanya berjudul Tarikh Ulama’i al Andalus
Quraisy ‘Abd al-Manaf ‘ Abd al-Syam Hasyim Umayyah ‘Abd al-Muththallib Abu al-’Ash Harb AL-Hakam ‘Affan Abu Shufyan Marwan Utsman MU’AWIYAH Al-Harits Abu Thalib Abu Lahab Abdullah+Aminah al-’Abbas Hamzah MUHAMMAD