Universitas muhammadiyah yogyakarta

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Keteladanan Rasulullah Saw. DALAM MEMBINA UMAT PADA PERIODE MAKKAH
Advertisements

KODIFIKASI AL-QUR’AN (PEMELIHARAAN, PEMBUKUAN, PERCETAKAN)
V SEJARAH AL-QUR'AN A. Pemeliharaan al-Qur'an Masa Nabi
Nuzulul Qur’an dan Qadifikasi Al-Qur’an
BERKENALAN DENGAN A LQUR’AN 1.AL-QUR`AN BERASAL DR “QARANA” (MENGHIMPUN) 2.BERASAL DARI “QIRAATUN” (BACAAN) PENGERTIAN AL- QUR’AN 3. AL-QUR’AN ADL JENIS.
HADITS KEDUAPULUH DUA.
By. Hardivizon, M.Ag. Hadis 1. Sumber hukum kedua dalam Islam 2. Lafalnya dari redaksi Nabi Muhammad sendiri, maknanya dari Allah 3. Kebanyakannya khabar.
AKIDAH Beriman kepada Malaikat Allah
Materi Pertemuan 10 Sejarah Hukum Islam I
Beriman kepada rasul allah
Al Qur’an sebagai sumber Utama Hukum Islam
PENGERTIAN SUMBER HUKUM ISLAM DAN PENGERTIAN AL-QURAN SECARA BAHASA DAN ISTILAH Oleh kelompok 1 xiis1.
Keteladanan Rasulullah Saw. DALAM MEMBINA UMAT PADA PERIODE MAKKAH
Mutaba’ah Inspirasi Pagi.
SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM
III TURUNNYA AL-QUR'AN Al-Qur’an diturunkan dalam waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu mulai dari malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi sampai.
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا
HADITS KEDUAPULUH SATU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Permasalahan Yang Berhubungan Dengan Nuzul al-Qur’an
Al-Qur’an Kelompok 6.
Al Qur’an sebagai Sumber Utama Hukum Islam)
Sumber Hukum Islam Al-Qur’an Al hadist Ijtihad. ALQURAN SEBAGAI SUMBER HUKUM PERTAMA ISLAM DAN SEJARAH PEMBUKUAN ALQURAN.
Qodho’ dan Qodar Pengertian Dalil Jenis Kisah Hikmah.
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
BULAN MUHARRAM Home keutamaan bulan muharram
I’tikaf dan Lailatul Qadar
SHALAT-SHALAT SUNAH BAB II KELAS 11.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM
فَضَائِلُ الدَّعْوَةِ
BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
SYARI’AH, HAM DAN DEMOKRASI MENURUT ISLAM
Perjuangan Nabi Muhammad saw.
Ketika Nabi Muhammad meninggal
سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ
Sejarah Hukum Islam I : masa kenabian dan khulafaurrasyidin
Ciri Aliran Sesat Oleh Nanang Kohar, SH.
Al-Fath (Lari Dari Perang)
ISLAM dan PERKEMBANGAN ISLAM
MATA KULIAH AGAMA ISLAM
Bab III Iman pada kitab Alloh SWT Kompetensi dasar yang harus dikuasai
Fifi Fitriani Laura Rachma Munyati Sulam Salwa Salsabila
Al Qur’an sebagai Sumber Utama Hukum Islam)
ZAKAT FITRAH.
ISLAM DALAM DISIPLIN ILMU
ZAKAT FITRAH.
By : 1. Rizal hartono 2.Muhammad fajar
PENGERTIAN AL-QUR’AN Defenisi al-Qur’an adalah:
Al-Qur’an Sebagai Sumber Ajaran Islam
Al-Fath (10) وَمَنْ لَمْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ فَإِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ سَعِيرًا Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan.
SEJARAH PEMBUKUAN AL-QUR'AN
Materi Pertemuan 10 Sejarah Hukum Islam I
O. Solihin Blog: Akidah Islamiyyah Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang.
PEMBAHASAN SUMBER AJARAN ISLAM
SUMBER HUKUM ISLAM YANG DISEPAKATI Kelompok 03: 1.M. Rif’an 2.M. Tajul Asrof 3.Ema Dwi Rohmatul Ummah.
TAAT PADA ATURAN TAAT PADA ATURAN. QS. An – Nisa’ 4 : 59 Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara.
SYI’AH DAN MURJI’AH
PENGERTIAN AL-QUR’AN Defenisi al-Qur’an adalah:
Surah Al-Alaq Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani
O. Solihin Blog: Akidah Islamiyyah Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang.
BAB 2: PUASA PADA BULAN RAMADAN
BAB 5 : BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLAH
Keutamaan Shalat Tarawih
Sirah KBK 6 Modul 1.
TUNTUNAN SHALAT TAHAJUD Mari Berilmu Sebelum Beramal dan Bersemangat untuk Beramal di atas Ilmu.
AQIDAH ISLAM Kelas VII Semester I. A. PENGERTIAN AKIDAH ISLAM 1.Pengertian Akidah Islam Menurut Bahasa Akidah adalah kata sifat dalam bahasa Arab yang.
PUNCA UTAMA PENYELEWENGAN DALAM TAFSIR
PERKEMBANGAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MEKKAH.
IMAN KEPADA KITAB KITAB ALLAH 1.Devintha Farahdila R. 2.Rafli Firmansyah 3.Salsabila Ainun.
IMAN KEPADA MALAIKAT. 1. Pengertian malaikat Allah Kata ‘malaikat’ berasal dari kata malak, bentuk jamaknya adalah malaikah. Kata malak memiliki arti.
Transcript presentasi:

Universitas muhammadiyah yogyakarta NUZULUL QUR’AN DISUSUN OLEH : SIGIT BAYU PRASETYO (20130110021) MUH. REZKI IAN (20130110022) HARARYA WIDIANTAMA (20130110023) REDI INDRA LESMANA (20130110025) Fauzan mas aji pratama (20130110026) Ferdika (20130110027) Kelas a 2013 Jurusan teknik sipil Fakutas teknik Universitas muhammadiyah yogyakarta

a. Cara nabi menerima wahyu 1. Melalui Mimpi. Wahyu Allah ta’ala turun kepada Nabi saw melalui mimpi. Yakni, mimpi yang benar (ru’ya shadiqah). Dengan tiba-tiba dalam tidur Nabi saw, bilau bermimpi secara mendadak. Dan, mimpi itu benar adanya. Mengenai wahyu disampaikan melalui mimpi. Pernah juga dialami oleh Nabi Ibrahim as. Ketika Nabi Ibrahim as menerima perintah untuk menyembelih Nabi Isma`il as. Biasanya wahyu yang turun melalui mimpi mengandung perintah (amar). 2. Langsung Masuk Ke Dalam Hati. Wahyu Allah swt langsung masuk ke dalam hati Nabi saw. Nabi saw bersabda, “Ruh kudus [malaikat Jibril] memasukkan pengertian ke dalam lubuk hatiku. Bahwa, seorang manusia tidak akan mati sebelum ia menerima semua yang telah ditetapkan baginya. Karena itu hendaklah kalian bertakwa kepada Allah, dan carilah rizeki dengan jalan yang baik. Janganlah sekali-kali kelambatan datangnya rizeki membuat kalian mencarinya dengan jalan maksiat [durhaka terhadap Allah]. Apa yang ada pada Allah hanya dapat diperoleh dengan cara berbakti dan taat kepada-Nya.” (Siratul Musthafa Shallallahu ‘alaihi wa sallama, 2008). 3. Malaikat datang kepada Nabi saw sebagai seorang pria. Malaikat yang menyampaikan wahyu Allah ta’ala ini menyerupai seorang pria. Benar- benar tidak ada bedanya dengan seorang manusia. Sehingga Nabi saw sendiri sering terkecoh. Adakalanya para sahabat ikut melihatnya. Tetapi, para sahabat tidak tahu jika orang yang barusan ditemui itu seorang malaikat. Yang pernah terjadi malaikat yang menyerupai pria tersebut. Sangat ganteng lagi rupawan

4. Suara Lonceng. Dentang suara lonceng tersebut seringkali membuat Nabi saw merasa berat. Jika wahyu Allah ta’ala turun kepada Nabi saw dalam bentuk suara lonceng. Nabi saw benar-benar merasakan adanya sesuatu yang sangat berat. Keringat beliau mengucur deras dari kening beliau. Meski udara dalam keadaan dingin. 5. Malaikat Berwujud Asli. Nabi saw pernah melihat malaikat Jibril as dalam bentuk aslinya. Guna menyampaikan wahyu Allah ta’ala. Seperti saat diufuk depan Gua Hira dan ketika di Sidratul Muntaha. Malaikat Jibril as langsung mengajarkan kepada Nabi saw mengenai wahyu yang diembannya. 6. Melalui Isra` dan Mi’raj. Wahyu langsung disampaikan oleh Allah ta’ala kepada Nabi saw. Yaitu, saat Nabi saw diperintahkan menunaikan isra` dan mi’raj. Tidak melalui mimpi. Tidak melalui perantara. Benar-benar dijumpai Nabi saw dengan mata kepada beliau saw. Namun bagimanapun Nabi saw belum pernah selama hidupnya berjumpa langsung dengan-Nya. 7. Dengan Perintah Langsung. Memang mirip dengan cara yang ke-6. Ini terjadi tidak dalam keadaan tertidur. Melainkan dalam keadaan terjaga. Tempatnya adalah bumi. Ini yang membedakan penerimaan wahyu Allah ta’ala kepada Nabi saw, selain ada yang diterima di Sidratul Muntaha ada yang diterima langsung di bumi.

b. Proses Turunnya Al-Qur’an Al-Quran ada dua tahap, yaitu : 1. Dari lauhil mahfuz (Lauh Mahfuzh) ke sama' (langit dunia) secara sekaligus pada malam lailatul qadar : Hal ini dipertegas dengan Firman Allah Swt berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 185 : "bulan ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)" Al-Baqarah : 185. Diperkuat dengan pernyataan Ibnu Abbas dan pengikutnya bahwa proses turunnya Al-Quran dari baitul izzah ke langit dunia itu  dunia pada malam lailatul qodar. 2. Dari sama' (langit) dunia secara berangsur-angsur. Para ulama Islam sangat memahami bahwa Proses turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantara Malaikat Jibril tidaklah sekaligus dalam bentuk satu kitab sperti yang kita lihat sekarang. Al-Quran diturunkan secara bertahap, terkadang hanya satu ayat, terkadang beberapa ayat, namun ada juga yang turun satu surat sekaligus. Proses turunnya Al-Quran dari langit dunia ke bumi menurut satu riwayat AL-Quran diturun dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu dari malam 17 ramadhan, saat Nabi berusia 40 tahun, sampai dengan 9 dzulhijjah pada haji wada', saat usia Nabi Muhammad 63 tahun, 10 H.

c. Proses Penulisan Al-Qur’an Penulisan Al-Qur’an Pada Masa Nabi saw Pada masa Nabi saw, Al-Qur’an belum dibukukan dalam satu mushaf, melainkan masih terpisah-pisah, ditulis di berbagai kepingan pelepah kurma, batu, daun, kayu dan lain-lain, karena pada waktu itu belum ada alat tulis yang memadai. Maka untuk menjaga kelestarian Al- Qur’an, sebagian sahabat dengan tekun menghafalkannya, dengan dibimbing oleh Nabi secara langsung, dan mereka terkenal sebagai huffaz atau qurra’.

d. Pengkodifikasian (Pengumpulan ) Al-Qur’an Pasca Wafat Nabi SAW 1. Pengumpulan Al-Qur’an pada masa sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq Pada zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu tahun dua belas Hijriyah. Penyebabnya adalah : Pada perang Yamamah banyak dari kalangan Al-Qurra’ yang terbunuh, Maka Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu memerintahkan untuk mengumpulkan Al-Qur’an agar tidak hilang. Dalam kitab Shahih Bukahri [2] disebutkan, bahwa Umar Ibn Khaththab mengemukakan pandangan tersebut kepada Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu setelah selesainya perang Yamamah. Abu Bakar tidak mau melakukannya karena takut dosa, sehingga Umar terus-menerus mengemukakan pandangannya sampai Allah Subhanahu wa Ta’ala membukakan pintu hati Abu Bakar untuk hal itu, dia lalu memanggil Zaid Ibn Tsabit Radhiyallahu ‘anhu, di samping Abu Bakar bediri Umar, Abu Bakar mengatakan kepada Zaid : “Sesunguhnya engkau adalah seorang yang masih muda dan berakal cemrerlang, kami tidak meragukannmu, engkau dulu pernah menulis wahyu untuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sekarang carilah Al-Qur’an dan kumpulkanlah!”, Zaid berkata : “Maka akupun mencari dan mengumpulkan Al-Qur’an dari pelepah kurma, permukaan batu cadas dan dari hafalan orang-orang. Mushaf tersebut berada di tangan Abu Bakar hingga dia wafat, kemudian dipegang oleh Umar hingga wafatnya, dan kemudian di pegang oleh Hafsah Binti Umar Radhiyallahu ‘anhuma. Diriwayatkan oleh Bukhari secara panjang lebar. Kaum muslimin saat itu seluruhnya sepakat dengan apa yang dilakukan oleh Abu Bakar, mereka menganggap perbuatannya itu sebagai nilai positif dan keutamaan bagi Abu Bakar, sampai Ali Ibn Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu mengatakan : “Orang yang paling besar pahalanya pada mushaf Al-Qur’an adalah Abu Bakar, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi rahmat kepada Abu Bakar karena, dialah orang yang pertama kali mengumpulkan Kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala.

2. PengumpulanAl-Qur’an pada masa Utsman bin Affan Pada zaman Amirul Mukminin Utsman Ibn Affan Radhiyallahu ‘anhu pada tahun dua puluh lima Hijriyah. Sebabnya adalah perbedaan kaum muslimin pada dialek bacaan Al-Qur’an sesuai dengan perbedaan mushaf-mushaf yang berada di tangan para sahabat Radhiyallahu ‘anhum. Hal itu dikhawatirkan akan menjadi fitnah, maka Utsman Radhiyallahu ‘anhu memerintahkan untuk mengumpulkan mushaf-mushaf tersebut menjadi satu mushaf sehingga kaum muslimin tidak berbeda bacaannya kemudian bertengkar pada Kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala dan akhirnya berpecah belah.

e. Hikmah Al-Qur’an turun secara bertahap Meneguhkan Hati Nabi Muhammad SAW Menentang dan Melemahkan Penentang Al-Qur’an Meringan Nabi SAW dalam Menerima Wahyu Mempermudah dalam Menghafal Al-Qur’an dan Memberi Pemahaman bagi Kaum Muslimin Taddaruj dalam menetapkan hukum samawi Sejalan dengan kisah-kisah yang terjadi Petunjuk bahwasanya Al-Quran diturunkan dari zat yang maha bijaksana

KESIMPULAN Nabi menerima wahyu dengan berbagai cara yaitu melaui mimpi, langsung masuk ke dalam hati, malaikat datang kepada nabi saw sebagai seorang pria, suara lonceng, malaikat berwujud asli, melalui Isra` dan Mi’raj, dan dengan perintah langsung Al-qur’an turun dalam dua tahap. Tahap pertama al-qur’an diturunkan dari lauhil mahfuz (Lauh Mahfuzh) ke sama' (langit dunia) secara sekaligus pada malam lailatul qadar , dan tahap kedua Dari sama' (langit) dunia secara berangsur-angsur. Pada masa Nabi Muhammad SAW penulisan al-qur’an masih terpisah- pisah dalam kepingan pelepah kurma, batu, daun, kayu dan lain-lain di karenakan belum adanya alat tulis yang memadai. Maka untuk menjaga kelestarian al-qur’an para sahabat menghafalkannya dengan dibimbing oleh Nabi secara langsung, para penghafal al-qur’an ini dikenal sebagai huffaz atau qurra’.

Pengumpulan al-qur’an pasca Nabi Muhammad SAW wafat terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama pada zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu yang di sebabkan banyaknya huffaz atau penghafal alqur’an yang terbunuh sehingga abu bakar memerintahkan Zaid Ibn Tsabit untuk mengumpulkan al-qur’an dari berbagai sumber dan menjadikannya mushaf. Tahap kedua pada zaman Utsman Ibn Affan yang di sebabkan perbedaan dialek bacaan al-qur’an karena perbedaan mushaf yang di pegang para sahabat, hal itu di khawatirkan menjadi fitnah sehingga Utsman ibn Affan mengumpulkan semua mushaf menjadi satu sehingga semua sahabat bersumber pada mushaf yang sama. Hikmah dari diturunkannya al-qur’an secara bertahap adalah meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW, menentang dan melemahkan penentang Al-Qur’an, meringan Nabi SAW dalam menerima wahyu, mempermudah dalam menghafal Al-Qur’an dan memberi pemahaman bagi kaum muslimin, taddaruj dalam menetapkan hukum samawi, sejalan dengan kisah-kisah yang terjadi, petunjuk bahwasanya Al-Quran diturunkan dari zat yang maha bijaksana