Oleh: Dr. Ir. KASIFAH, M.P. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR BAB VII. PENGAPURAN Oleh: Dr. Ir. KASIFAH, M.P. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar BAB VII. PENGAPURAN Tujuan Pengapuran Tujuan pengapuran adalah menetralkan kemasaman tanah dan meningkatkan atau menurunkan ketersediaan unsur-unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Secara umum, tujuan pengapuran, adalah sebagai berikut: Meningkatkan pH tanah Menambah unsur-unsur Ca dan Mg; Menambah ketersediaan unsur-unsur P dan Mo; Mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al; Memperbaiki kehidupan mikroorganisme dan memperbaiki kehidupan bintil akar. Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Kisaran pH untuk Tanah-Tanah yang Berstatus Basa Tinggi dan Rendah Tabel 10. Keuntungan Pengapuran, Pengaruh Pengapuran yang Berlebihan dan Kisaran pH untuk Tanah-Tanah yang Berstatus Basa Tinggi dan Rendah Tanah Keuntungan Pengapuran Pengaruh yang merugikan dari pengapuran yang berlebihan Kisaran pH yang diinginkan Status basa tinggi dan muatan tetap Peningkatan: pH tanah Ketersediaan kalsium Fikton nitrogen Penurunan: Ketersediaan seng Ketersediaan mangan Peningkatan molibdenum sampai tingkat meracuni 6,0 – 6,8 Status basa rendah dan muatan tergantung pH yang tinggi Aluminium dan mangan yang tidak aktif Penambahan kalsium dan magnesium Penurunan ketersediaan: seng mangantembaga boron Peningkatan molibdenum sampai tingkat meracuni. 5,0 – 6,2 Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar Bahan Kapur Pertanian Beberapa jenis bahan kapur pertanian, adalah sebagai berikut: Kapur kalsit (CaCO3), terdiri dari kapur kalsit yang ditumbuk (digiling) sampai kehalusan tertentu. Kapur dolomit (CaMg(CO3)2), terdiri dari batu kapur dolomit yang ditumbuk (digiling) sampai kehalusan tertentu. Kapur bakar, quick lime (CaO), merupakan batu kapur yang dibakar sehingga terbentuk CaO. CaCO3 + panas CaO + CO2. 4. Kapur hidrat, slake lime (Ca(OH)2) CaO + H2O Ca(OH)2 + panas Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Kapur Yang Diperlukan Faktor-faktor yang menentukan banyaknya kapur yang diperlukan, antara lain: pH tanah Tekstur tanah Kadar bahan organik tanah. Tekstur dan kandungan bahan ogranik menentukan banyaknya kapasitas adsorbsi dan besarnya daya sangga tanah. Mutu kimia. Garansi kimia maupun kehalusan kapur menetukan banyaknya kapur yang diperlukan. Jenis tanaman Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar Reaksi pengapuran: 1. Dengan CaCO3 CaCO3 + H2O + CO2 Ca(HCO3)2 Ca bikarbonat. pH tinggi, pH tanah naik Ca(HCO3)2 Ca2+ + 2 HCO3- Dapat diserap tanaman HCO3- + H+ H2CO3 H2O + CO2 2. Dengan CaO atau Ca(OH)2 CaO + H2O Ca(OH)2 Ca(OH)2 + 2 H2CO3 Ca(HCO3)2 + 2H2O pH tinggi Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar Penentuan Kebutuhan Kapur 1. Metode SMP (Schoemaker, McLean, dan Pratt). Cara ini dilakukan dengan mengukur jumlah H+ dan Al3+ yang dapat dipertukarkan dan yang larut dengan menggunakan larutan SMP buffer. Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Tabel 12. Kebutuhan Kapur pada Tanah Mineral dan Tanah Organik yang Didasarkan pada Penentuan pH Tanah + SMP Buffer Tanah + pH buffer Kebutuhan kapur (pH yang diinginkan) Tanah mineral Tanah organik 7,0 6,5 6,0 5,2 6,9 0,3 0,2 6,8 1,2 1,0 0,8 0,6 6,7 2,1 1,8 1,4 1,1 6,6 2,8 2,4 1,9 1,5 3,7 3,1 2,6 2,0 6,4 4,6 3,9 3,2 6,3 5,5 3,8 2,9 6.2 5,3 4,3 3,4 6,1 7,1 4,9 3,6 8,0 4,2 Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Kebutuhan kapur (pH yang diinginkan) Tanah + pH buffer Kebutuhan kapur (pH yang diinginkan) Tanah mineral Tanah organik 7,0 6,5 6,0 5,2 5,9 8,9 7,5 6,1 4,6 5,8 9,7 8,1 6,6 5,2 5,7 10,6 7,8 5,6 11,4 9,6 5,5 12,3 10,4 8,5 5,4 13,2 11,1 9,1 7,0 5,3 14,0 11,7 7,4 14,9 12,5 10,2 5,1 15,8 10,8 8,4 5,0 16,7 8,8 4,9 17,6 14,7 12,0 9,2 4,8 18,4 15,5 12,6 Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar 2. Berdasarkan atas kadar Al-dapat-ditukar (Al-dd) tanah permukaan. Penentuan kebutuhan kapur berdasarkan Al-dd menjadi sangat sederhana, karena didasarkan pada asumsi berat tanah lapisan olah = 2 x 106 kg/ha. Contoh perhitungan kebutuhan kapur berdasarkan Al-dd sebagai berikut: Diketahui: Tanah permukaan (20 cm lapisan olah) mengandung Al-dd 1 me/100 g. Berat tanah 20 cm lapisan olah = 2 x 106 kg/ha (tanah mempunyai bulk density 1 g/cc atau 1 gr/cm3). Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar Pertanyaan: Bila kebutuhan kapur ditetapkan 1,5 x Al-dd, berapa ton/ha kapur murni (CaCO3) diperlukan? Bila berat atom Ca = 40, C = 12, O = 16, dan berat molekul CaCO3 = 100 Jawab: Kebutuhan kapur = 1,5 x Al-dd, artinya Diperlukan Ca = 1,5 x 1 me/100 g = 1,5 x 40/2 mg /100 g = 30 mg/100g = 300 mg/1.000.000 mg = 600 kg/2.000.000 kg Atau Ca = 600 kg/ha Jadi kapur (CaCO3) yang diperlukan = 100/40 x 600 kg = 1.500 kg/ha = 1,5 ton/ha Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar Jadi kapur (CaCO3) yang diperlukan = 100/40 x 600 kg = 1.500 kg/ha = 1,5 ton/ha Penentuan banyaknya kapur yang harus diberikan, didasarkan pada 2 hal, yaitu Tanaman apa yang akan diusahakan Berapa banyaknya Al yang harus ditekan agar tercapai pertumbuhan yang maksimum. Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar Cara Pengapuran Faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kefisienan pengapuran itu. Di antara sekian banyak faktor, yang penting untuk diperhatikan adalah: Macam dan kualitas bahan kapur; Kehalusan bahan kapur; dan Waktu dan cara pemberian. kapur diberikan pada tanah bila diperkirakan hujan tidak akan turun pada saat pemberian kapur. Setelah kapur disebar merata di atas permukaan tanah, maka harus segera dibajak sehingga mempercepat terjadinya reaksi dengan tanah. Semakin dalam pencampuran bahan kapur dengan tanah, semakin baik pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar