Koloid Ali
Apa itu Koloid? Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar antara 1-100 nm. Contohnya seperti pada mayones dan cat. Mayones adalah campuran homogen di air dan minyak sedangkan cat adalah campuran homogen zat padat dan zat cair.
Perbedaan larutan, koloid dan suspensi Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat. Komponen larutan terutama dari dua jenis, zat terlarut dan pelarut. Pelarut melarutkan zat terlarut dan membentuk larutan yang seragam. Larutan koloid campuran homogen, tetapi juga bisa menjadi heterogen (misalnya: susu, kabut). Partikel dalam larutan koloid adalah ukuran menengah (lebih besar dari molekul) dibandingkan dengan partikel dalam larutan dan suspensi. Tapi, seperti partikel dalam larutan, mereka tidak terlihat dengan mata telanjang dan tidak dapat disaring dengan menggunakan kertas saring. Suspensi merupakan campuran zat heterogen (Misalnya: air berlumpur, tepung dilarutkan dalam air). Ada dua komponen dalam suspensi, bahan yang tersebar dan media dispersi.
Sifat-sifat Koloid
Efek Tyndal Ketika seberkas cahaya diarahkan kepada larutan, cahaya akan diteruskan. Namun, ketika berkas cahaya diarahkan kepada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. Efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid ini disebut efek Tyndall. Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan sistem koloid dari larutan. Penghamburan cahaya ini terjadi karena ukuran partikel koloid hampir sama dengan panjang gelombang cahaya tampak (400 – 750 nm).
Gerak Brown Secara mikroskopis, partikel-partikel koloid bergerak secara acak dengan jalur patah-patah (zig-zag) dalam medium pendispersi. Gerakan ini disebabkan oleh terjadinya tumbukan antara partikel koloid dengan medium pendispersi. Gerakan acak partikel ini disebut gerak Brown. Gerak Brown membantu menstabilkan partikel koloid sehingga tidak terjadi pemisahan antara partikel terdispersi dan medium pendispersi oleh pengaruh gaya gravitasi.
Koagulasi Muatan listrik sejenis dari partikel-partikel koloid membantu menstabilkan sistem koloid. Jika muatan listrik tersebut hilang, partikel-partikel koloid akan menjadi tidak stabil dan bergabung membentuk gumpalan. Proses pembentukan gumpalan- gumpalan partikel ini disebut koagulasi. Setelah gumpalan-gumpalan ini menjadi cukup besar, gumpalan ini akhirnya akan mengendap akibat pengaruh gravitasi. Koagulasi dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu: Secara Mekanik Menggunakan prinsip elektroforesis Menambahkan elektrolit Menambahkan koloid lain dengan muatan berlawanan
Jenis-jenis Koloid
Jenis-jenis sistem Koloid Di dalam larutan koloid secara umum terdapat dua zat sebagai berikut: Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid. Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid.
Kegunaan Koloid Koloid ini sering digunakan di dunia industry karena sifatnya yang tidak melarutkan semua campuran secara homogen, tidak gampang rusak, serta keadaannya yang relative stabil. Berikut adalah industry yang memanfaatkan koloid: Industry kosmetik, biasanya dengan menggunakan jenis emulsi dan buih yang diwujudkan untuk produk foundation, shampoo, pembersih untuk wajah, deodorant, serta pelembab untuk tubuh. Industri tekstil biasanya digunakan untuk membuat pewarna tekstil dalam bentuk sol, gunanya untuk membuat warna dapat terserap dengan baik. Industri farmasi, digunakan untuk membuat obat-obatan yang berbentuk sol. Industri sabun digunakan dalam bentuk emulsi kotoran dan air yang membuat pakaian tampak bersih. Industri makanan dan minuman seperti pembuatan kecap, saus, susu, mayonnaise,serta mentega yang terbuat dari koloid.