ANITA FITRIA R XI IPA 6 SMA NEGERI 1 ARGA MAKMUR ‘’SISTEM KOLOID’’
PETA KONSEP Sistem Koloid Jenis jenis koloid Sifat sifat koloid Mempelajari Jenis jenis koloid Sifat sifat koloid Pembuatan koloid Contohnya Meliputi Caranya Aerosol Sol Buih Gel Emulasi Efek tyndall gerak brown elektroforosis Absorbsi Koagulasi Liofil Dialisis Pelindung Kondensasi Dispersi Redoks Dekomposisi lengkap Mekanik Suara ultrasonik Hidrolisis Pengendapan Peptisasi Busur bredig
APA ITU SISTEM KOLOID? Sistem koloid adalah campuran antara campuran homogen dan campuran heterogen. Diameter partikel koloid lebih besar daripada partikel larutan sejati, tetapi lebih kecil daripada partikel suspensi kasar. Partikel koloid mempunyai diameter lebih besar daripada 10–7 cm(100nm) dan lebih kecil daripada 10–5(1 nm) cm atau antara 1–100 nm (1 nm = 10–9 m = 10–7 cm). Partikel koloid dapat menembus pori-pori kertas saring tetapi tidak dapat menembus selaput semipermeabel.
A. Komponen dan Pengelompokkan Sistem Koloid a. Gula dicampurkan dengan air Bagaimana jika sesendok gula dilarutkan dalam segelas air? Jernih atau keruh campuran yang terbentuk dengan konsentrasi gula yang hanya sesendok? Masih tampakkah molekul gula? Pada campuran air gula ini, zat gula sudah tidak tampak lagi dalam campuran itu. Hal ini berarti, gula bercampur dengan air secara merata (homogen). Campuran seperti ini disebut larutan. Dalam larutan tersebut, air merupakan pelarut dan gula sebagai zat terlarut.
b. Susu dicampurkan dengan air Susu yang dicampurkan dengan air akan menghasilkan campuran yang keruh. Campuran susu dengan air ini sepintas memberi kesan merupakan campuran homogen. Ternyata, susu setelah dicampur dengan air masih terlihat perbedaannya. Campuran seperti inilah yang disebut kolid. Campuran koloid merupakan bentuk (fase) peralihan antara campuran homogen menjadi campuran heterogen.
c. Tepung dicampurkan dengan air Hasil campuran tepung dengan air adalah suatu campuran yang tidak dapat merata (heterogen). Dengan mudah, mata kita dapat membedakan antara tepung dengan air pada hasil campuran tersebut. Jika campuran tersebut didiamkan, maka tepung akan terpisah dari air. Campuran seperti inilah yang disebut suspensi.
JENIS JENIS KOLOID Aerosol Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat, jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair. - contoh aerosol padat : asap dan debu dalam udara. - contoh aerosol cair : kabut dan awan. Sol Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri. contoh sol : Air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji. Tinta tulis, dan cat. Buih Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung protein. Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya, pada pengolahan biji logam, pada alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lain-lain. Gel Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, gel silika. Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadopsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat. Emulsi Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini bahwa kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) atau emulsi air dalam minyak (A/M). Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air. contoh emulsi minyak dalam air (M/A) : santan, susu, dan latek. contoh emulsi air dam minyak (A/M) : mayonaise, minyak bumi, dan minyak ikan.
Fase Terdispersi Fase Pendispersi Nama Contoh gas Cair Buih Busa sabun Padat Buih padat Batu apung cair Emulasi Susu Emulasi padat Mentega, selai Gas Aerosol cair Kabut Sol Tinta,cat Sol padat Intan hitam padat aerosol Asap, debu
SIFAT SIFAT KOLOID Efek tyndall Efek Tyndall digunakan untuk membedakan sistem koloid dari larutan sejati. Dalam kehidupan sehari-hari efek Tyndall dapat diamati pada langit yang berwarna biru di siang hari karena adanya pantulan cahaya dari partikel koloid di udara. Demikian pula pada saat matahari terbenam pantulan partikel di udara memberikan warna jingga. Gerak brown Di bawah mikroskop ultra, partikel koloid akan tampak sebagai titik cahaya kecil sesuai dengan sifatnya yang menghamburkan cahaya. Jika pergerakan titik cahaya atau partikel tersebut diikuti, ternyata partikel tersebut bergerak terus menerus dengan gerakan zig zag. Gerakan acak ini disebut gerak Brown.
elektroforsis Elektroforosis Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik ini disebut elektroforesis. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif) sedangkan koloid yang bermuatan positif akan bergerak ke arah katode (elektrode negatif). Dengan demikian elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid. adsorpsi Sifat adsorpsi digunakan dalam berbagai proses, antara lain Pemutihan gula tebu Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalui tanah diatomae dan arang tulang. Zat-zat pewarna dalam gula akan diadsorpsi, sehingga diperoleh gula yang putih bersih.
koagulasi Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan. Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih. Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi :Perubahan suhu, Pengadukan, Penambahan ion dengan muatan besar, Pencampuran koloid positif dan koloid negatif. Liofil dan liofob Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik menarik yang cukup besar antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji, sabun, deterjen. Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang lemah atau bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium pendispersinya. Contoh, disperse emas, belerang dalam air.
dialisis Pergerakan ion-ion dan molekul-molekul kecil melalui selaput semipermeabel disebut dialisis. Proses dialisis untuk pemisahan partikel-partikel koloid dan zat terlarut dijadikan dasar bagi pengembangan dialisator sebagi mesin pencuci darah bagi penderita gagal ginjal. pelindung Koloid semacam ini disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini membentuk lapisan di sekeliling partikel koloid yang lain sehingga melindungi muatan koloid tersebut. Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi mengelompok. Contoh pemanfaatan koloid pelindung adalah Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan Kristal besar atau gulaCat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung.
PEMBUATAN KOLOID Cara Kondensasi Dengan cara kondensasi, partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut. REDOKS Pembuatan koloid dapat terbentuk dari hasil reaksi redoks. Contoh: pada larutan emas Reaksi: AuCl3 + HCOH —> Au + HCl + HCOOH Emas formaldehid HIDROLISIS Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sistem koloid dapat dibuat dengan mereaksikan suatu zat dengan air. Contoh: AlCl3 +H2O —> Al(OH)3(s) + HCl PENGENDAPAN Pembuatan sistem koloid dengan cara ini dilakukan dengan mencampurkan larutan elektrolit sehingga menghasilkan endapan. Contoh: AgNO3 + NaCl —> AgCl(s) + NaNO3 PERGANTIAN PELARUT Contoh: pembuatan gel kalsium asetat dengan cara menambahkan alkohol 96% ke dalam larutan kalsium asetat jenuh.
B. Cara Dispersi Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel koloid, pemecahan partikel-partikel kasar menjadi koloid. MEKANIK Ukuran partikel suspensi diperkecil dengan cara penggilingan zat padat, dengan menghaluskan butiran besar kemudian diaduk dalam medium pendispersi. Contoh: Gumpalan tawas digiling, dicampurkan ke dalam air akan membentuk koloid dengan kotoran air. Membuat tinta dengan menghaluskan karbon pada penggiling koloid kemudian didispersikan dalam air. Membuat sol belerang dengan menghaluskan belerang bersama gula (1:1) pada penggiling koloid, kemudian dilarutkan dalam air, gula akan larut dan belerang menjadi sol. PEPTISASI Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan koloid dengan menambahkan ion sejenis, sehingga partikel endapan akan dipecah. Contoh: sol Fe(OH)3 dengan menambahkan FeCl3. sol NiS dengan menambahkan H2S. karet dipeptisasi oleh bensin. agar-agar dipeptisasi oleh air. endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3. SUARA ULTRASONIK yaitu penghancuran butiran besar dengan ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz) BUSUR BREDIG Pembuatan koloid dengan cara busur Bredia/Bredig dilakukan dengan mencelupkan 2 kawat logam (elektroda) yang dialiri listrik ke dalam air, sehingga kawat logam akan membentuk partikel koloid berupa debu di dalam air.
PERBEDAAN LARUTAN, KOLOID, DAN SUSPENSI
KESIMPULAN Sistem koloid adalah suatu campuran zat yang terdiri dari fase terdispersi dan medium pendispersi dimana partikel-partikel fase terdispersi berukuran koloid tersebar merata (homogen) dalam medium pendispersinya. Perbedaan sistem koloid dengan larutan sejati dan suspensi meliputi perbedaan jumlah fase, distribusi partikel, ukuran koloid, penyaringan dan kestabilan Sifat-sifat karakteristik sol meliputi: efek Tyndall, gerak Brown, daya adsorpsi, bermuatan listrik, koagulasi dan koloid pelindung. Koloid sol dapat dibuat dengan 2 metode yaitu metode kondensasi dan metode dispersi. Beberapa metode pemurnian yang dapat digunakan untuk menghilangkan partikel-partikel zat telarut yang tidak diinginkan adalah dialisis, elektrodialisis dan menggunakan penyaring ultra.
THANK YOU - ANITA FITRIA R -