JOURNAL READING Mucuna Pruriens pada Penyakit Parkinson : A Double-Blind, Randomised, Controlled, Crossover Study PEMBIMBING : Dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, SpS OLEH : Lisprapikasari 1610221058 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “Veteran” JAKARTA RSUD AMBARAWA
ABSTRAK
Objektif Apakah Mucuna Pruriens (MP) yaitu sejenis tanaman kacang kara benguk yang mengandung levodopa dan tumbuh pada semua daerah tropis di seluruh dunia dapat digunakan sebagai alternatif levodopa pada individu miskin dengan penyakit parkinson yang tidak mampu menjalani terapi jangka panjang dengan obat levodopa yang tersedia di pasaran.
Metode Meneliti efikasi dan keamanan dari serbuk MP dosis tunggal berasal dari biji MP yang dikeringkan tanpa pengolahan farmakologis. Delapan belas pasien dengan penyakit parkinson stadium lanjut mendapatkan terapi secara acak sebagai berikut : (1) tablet dispersible levodopa 3.5 mg/kg dikombinasikan dengan dopa-decarboxylase inhibitor benserazide (LD + DDCI : terapi dasar) ; (2) MP dosis tinggi (MP-Hd ; 17.5 mg/kg) ; (3) MP dosis rendah (MO-Ld ; 12.5 mg/kg) ; (4) tablet levodopa tanpa DDCI (LD-DCCI ; 17.5 mg/kg) ; (5) MP dikombinasikan dengan benserazide (MP + DDCI ; 3.5 mg/kg) ; (6) plasebo. Hasil efikasi dinilai dari perubahan respon motorik pada menit ke 90 dan 180 serta durasi responnya. Hasil keamanan dinilai dari ada tidaknya efek samping, perubahan tekanan darah dan detak jantung serta keparahan diskinesia.
Hasil Jika dibandingkan dengan LD+DDCI, MP-Ld memperlihatkan respon motorik yang serupa dengan sedikit diskinesia dan AEs, sementara MP-Hd dapat menginduksi perubahan respon motorik yang lebih baik pada menit ke 90 dan 180, durasi yang lebih lama, dan lebih sedikit diskinesia. MP-Hd menghasilkan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan LD+DDCI dan LD-DCCI. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada respon kardiovaskular. Kesimpulan Pemberian MP dosis tunggal memiliki efikasi dan keamanan yang tidak lebih buruk dari tablet dispersible levodopa/benserazide. Efek klinis MP-Hd serupa dengan pemberian monoterapi levodopa dengan profil tolerabilitas yang lebih baik.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Efikasi MP tidak jauh berbeda dengan levodopa/benserazide ? Levodopa terapi efektif pada parkinson Penggunaan levodopa pada daerah berpendapatan rendah masih sangat terbatas sebagian >> pasien parkinson tidak diterapi ↓ angka kelangsungan dan kualitas hidup Pengobatan herbal alternatif yang lebih terjangkau dan lebih murah dengan MP tanaman kacang-kacangan yang mengandung levodopa dengan konsentrasi cukup tinggi Pemberian MP dosis tinggi aman ? Efek dari MP serupa dengan pemberian levadopa ?
JENIS DAN METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian Subjek Penelitian Doble Blind RCT (Uji Klinis Secara Acak) Cross-Over study Jenis Penelitian Pasien dengan penyakit parkinson idiopatik sesuai dengan kriteria UK Brain Bank yang direkrut oleh ahli neurologis lokal di Santa Cruz (Bolivia) Subjek Penelitian
Sampel Penelitian Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi Pasien parkinson yang berespon terhadap levodopa dan menunjukan adanya fluktuasi motorik selama minimal 1 jam pada saat bangun tidur Pasien yang menggunakan obat anti parkinson secara teratur ± 30 hari sebelum rekrutmen Kriteria Inklusi Pasien dengan gangguan kognitif (sesuai DSM-IV-TR atau Mini-Mental State Examination [MMSE] < 26) Pasien dengan gejala klinis gangguan kejiwaan Pasien dengan Hoehn & Yahr stadium 5 Pasien dengan kondisi medis tidak stabil Pasien hamil Kriteria Eksklusi
Variabel Penelitian INDEPENDEN DEPENDEN Ke6 regimen obat (MP-Hd, MP-Ld, LD+DDCI, LD-DDCI, MP+DDCI, Plasebo) DEPENDEN Efikasi dan Keamanan
Pengukuran Hasil EFIKASI KEAMANAN Primer Perubahan Respon Motorik UPDRS-III Sekunder Periode laten to on & the duration of on state KEAMANAN Efek samping Perubahan TD dan HR Keparahan diskinesia
SPSS 17 ANALISA DATA PROGRAM STATISTIK Mc Nemar Test Hasil Sekunder : T test OR Wilcoxon Mc Nemar Test SPSS 17
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian Karakteristik Klinis Subjek Penelitian Rata-rata durasi penyakit adalah 10 tahun dan durasi rata-rata durasi ontime setelah pemberian dosis tunggal levodopa/karbidopa di rumah sekitar 160 menit. 8 pasien menjalani terapi MP secara rutin rata-rata selama 3,5 tahun. 18 pasien (13 pria, 5 wanita) dengan PD stadium lanjut pada penelitian ini seluruhnya mempunyai fluktuasi dan diskinesia motorik.
2. Efikasi MP Dibandingkan dengan respon motorik pada menit ke90, skor UPDRS-III pada menit ke 180 jauh lebih rendah dengan rata-rata sebesar 32% pada LD+DDCI, 16% pada MP-Ld, dan 50% pada MP+DDCI. Pemberian dosis levodopa yang sama dari MP-Hd atau LD-DDCI dapat memberikan respons motorik yang sama pada satu waktu. Pemberian MP-Ld dan MP+DDCI memberikan respons motorik yang serupa dengan LD+DDCI, sementara MP-Hd menginduksi peningkatan respon motorik yang lebih baik pada menit ke 90 dan 180 (p = 0,037 dan p = 0,002). Efikasi MP-Hd dan Mp-Ld tidak jauh berbeda dengan terapi LD+DDCI
3. Keamanan MP Bila dibandingkan dengan LD+DDCI, AE secara signifikan lebih rendah pada pemberian MP- Ld dan MP-Hd. AEs paling sering terjadi pada 30-45 menit setelah pemberian terapi dan bertahan < 15 menit, kecuali 4 pasien, yang melaporkan AEs berlangsung > 90 menit setelah LD-DDCI. Meskipun dosis levodopa sama, AE >> sering terjadi pada LD-DDCI dibandingkan MP-Hd. Tidak ada perbedaan antara perubahan tekanan darah dan detak jantung. Pemberian plasebo berbeda dengan semua regimen karena tidak menimbulkan perubahan apapun. Diskinesia pada menit ke-90 lebih rendah pada pemberian MP-Hd dan LD-DDCI dibandingkan dengan LD+DDCI.
PEMBAHASAN
Jika dibandingkan dengan LD+DDCI, MP-Ld memperlihatkan respon motorik yang serupa dengan sedikit diskinesia dan AEs, sementara MP-Hd dapat menginduksi perubahan respon motorik yang lebih baik pada menit ke 90 dan 180, durasi peningkatan respon motorik yang lebih lama, dan lebih sedikit diskinesia. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya dengan ekstrak MP (menggunakan pengolahan farmakologis) yang melaporkan kejadian diskinesia berkurang jika diberikan MP dibandingkan dengan LD+DDCI. Profil keamanan MP lebih menguntungkan dibandingkan profil keamanan LD + DDCI dan LD - DDCI. Pertama, MP dosis rendah dan dosis tinggi berhubungan dengan AE lebih sedikit dibandingkan LD + DDCI. Temuan kami sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa, meskipun pengurangan dosis levodopa setiap hari, penambahan DDCI tidak berpengaruh atau bahkan memperparah hipotensi, menimbulkan gangguan kejiwaan, dan diskinesias lebih besar dibandingkan pemberian levodopa saja.
Kesimpulan Pemberian MP dosis tunggal memiliki efikasi dan keamanan yang tidak lebih buruk dari tablet dispersible levodopa/benserazide. Efek klinis MP-Hd serupa dengan pemberian tablet levodopa dengan dosis yang sama dengan profil tolerabilitas yang lebih baik (efek samping yang lebih sedikit) sehingga MP bisa menjadi alternatif pada individu berpenghasilan rendah yang mengalami parkinson.
Daftar Pustaka