Agama dan Kebahagiaan Jalaluddin Rakhmat.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Teori Kepribadian Karen Horney
Advertisements

MERAIH HIDUP BERMAKNA Taufik, S.Psi., M.Si., Ph.D.
Pengkajian Nilai dan Spiritual
DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
SERAFIN WISNI SEPTIARTI DOSEN FIP UNY DOSEN PEND.SOSIOLOGI FIS UNY
DEVELOPMENT ACROSS THE LIFE SPAN
Manusia dan Kegelisahan
BERSUKARIALAH DALAMKEMUDAANMU
“DEPRESSION : A GLOBAL CRISIS” HIMPSI Wilayah DKI Jakarta
AGAMA DALAM PSIKOLOGI KONTRA
KOMUNIKASI ORGANISASI
KOMUNIKASI DENGAN SI SAKIT
IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH
Pelajaran 11, tanggal 12 Juni Depresi adalah kekacauan suasana hati yang meliputi patah semangat dan ketidak bahagiaan. Itu bisa terjadi sementara.
PENGERTIAN ASURANSI.
MENTORSHIP STUDY DAY Oleh Ambarukmi Team CI.
ASSALAMUALAIKUM Wr. Wb..
STREsS.
PEREMPUAN & ANAK korban kekerasan
STRESS KERJA.
KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT GANGGUAN JIWA
Karen Horney Latar belakang: - pendidikan: kedokteran
KESEHATAN, STRES, DAN COPING
LEADERSHIP 1/14/10.
depresi Dinas Kesehatan Kota Palembang
BAGAIMANA SAYA MENGASIHI?
STRESSOR PADA LANSIA Oleh; Syaifurrahaman Hidayat, S.Kep.,Ns.
Motivasi & Kebutuhan Konsumen
Menyampaikan Berita Duka
PENGAMPUNAN: BERDAMAI DENGAN MASA LALU DAN MERAJUT MASA DEPAN
Obyect Relation Theory Melanie Klein
Perkembangan Sosioemosional masa kanak-kanak akhir (Usia Sekolah)
STRESS KERJA.
IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH
Ilmu Sosial Budaya Dasar KEADILAN dan KESEWANG-WENANGAN, KEGELISAHAN dan PENDERITAAN Oleh: Iswadi, M. Pd Pendidikan Guru Sekolah Dasar Sekolah Tinggi.
Social Aspects of mental disorder & management
SCHOOL BULLYING.
NILAI DAN NORMA.
Manajemen Konflik Negosiasi.
Lahir : 16 September
Standar Pelayanan Pekerjaan Sosial di bidang kesehatan.
Etika moral dan nilai dalam praktik kebidanan
KONSEP SEHAT-SAKIT JIWA
Lingkungan Organisasi: Sosial, Etika, Perubahan & Inovasi
MANUSIA & penderitaan MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR
STREsS.
PEMBENARAN OLEH IMAN Lesson 4 for October 28, 2017.
DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
MENGELOLA KONFLIK DALAM HUBUNGAN
DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
GANGGUAN ALAM PERASAAN
BIMBINGAN & KAUNSELING KANAK-KANAK
GEGAR BUDAYA (CULTURE SHOCK)
PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
Perilaku Normal dan Abnormal dalam Lingkungan
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN
TIGA CARA BERKOMUNIKASI.
KEPRIBADIAN.
Kepuasan Kerja, dan Stress
DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP) By : Agus Gunawan.
IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH
STREsS.
Manajemen Stres TUJUAN PEMBELAJARAN  Peserta pelatihan dapat Mengetahui gambaran umum mengenai Definisi Stress  Peserta dapat Mengetahui Penyebab dan.
1 IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH. 2 1.Pengertian 2.Ruang Lingkup 3.Faktor Pembinaan Iman 4.Kompetensi Iman yang Sempurna 5.Iman dalam Kehidupan IMAN SEBAGAI.
DASAR-DASAR KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP) By : Muhammad, SE.
EMOSI dan STRES ADAPTASI
KET. INTER-INTRA PERSONAL
RATIONAL EMOTIVE THERAPY (ALBERT ELLIS)
KET. INTER-INTRA PERSONAL
Transcript presentasi:

Agama dan Kebahagiaan Jalaluddin Rakhmat

Agama sebagai Gangguan Kejiwaan

Agama: universal obsessional neurosis Ilusi Infantil Irasional “universal obsessional neurosis of humanity; like the obsessional neurosis of children, it arose of Oedipus complex, out of the relation to the father” Sigmund Freud

Agama: Gangguan Emosional Agama yang dogmatis, ortodoks, dan saleh (atau apa saja yang disebut sebagai kesalehan) secara signifikan berkaitan dengan gangguan emosional. Kita umumnya mengganggu diri kita dengan percaya secara kokoh pada keharusan (shoulds, oughts, musts) yang absolut dan kebanyakan orang yang mempercayai agama percaya pada kemutlakan yang mensabotase kesehatan ini. Orang yang sehat secara emosional bersifat fleksibel, terbuka, toleran, dan siap berubah, sedangkan orang yang sangat taat beragama cenderung tidak fleksibel, tertutup, tidak toleran, dan tidak mau berubah. Religiosity, therefore, is in many respects equivalent to irrational thinking and emotional disturbance.” Albert Ellis Journal of Consulting and Clinical Psychology, 1980

Ellis: Patologi Agama Menolak, merendahkan, dan membenci, menjatuhkan diri Mendorong sikap tidak toleran Tidak fleksibel Tidak sanggup menghadapi ketidakpastian (karena tawakal) mengabaikan realitas dan tindakan Mengembangkan komitmen fanatik Takut mengambil resiko

Agama Penderita Gangguan Jiwa

Paul Pruyser: Negative Uses of Religion Mengorbankan akal Rasionalisasi kebencian, agresi, dan prasangka Kontrol pikiran dan ketergantungan berlebihan Kehilangan kontrol diri dan tanggung jawab Pembenaran pada penghakiman orang lain Penyiksaan diri sebagai pertobatan Obsesi (dosa dan kesalahan) Peneguhan perilaku buruk

Agama Penyebab Gangguan Jiwa

Beragama Menderita Keberagamaan Ekstrinsik Keberagamaan Otoriter

Extrinsic Religiosity Orang dengan orientasi keberagamaan ekstrinsik menggunakan pandangan agamanya untuk memperoleh rasa aman, ketentraman, status sosial, atau dukungan sosial untuk dirinya- agama bukan untuk agama itu sendiri, agama berfungsi untuk memenuhi kebutuhan lain, agama semata-mata dijalankan untuk dimanfaatkan. Prasangka dibentuk juga untuk dimanfaatkan : prasangka juga memberikan rasa aman, kenyamanan, status, dan dukungan sosial. Hidup yang bergantung pada dukungan agama ekstrinsik mungkin sekali bergantung pada dukungan prasangka. Allport and Ross, 1967:441

Keberagamaan Ekstrinsik Agama dilakukan dengan tujuan Keamanan Kenyamanan Status Sosiabilitas Pembenaran Keuntungan dengan korbankan orang Keberagamaan Intrinsik: “Such religion does not exist to serve the person; rather the person is committed to serve it”

Keberagamaan Ekstrinsik Alat Periferal Diperoleh secara gampang Diterima secara pasif Terpecah-pecah Sporadik Tujuan Keamanan Kenyamanan Status Sosiabilitas Pembenaran Untung dengan korbankan orang

Keberagamaan Otoriter Legalistic ethic: “orientasi-hukum” Eksklusivisme Sikap “holier-than-thou” Mengorbankan akal Pemecahan simplistik (quick-fixes) Kepatuhan mutlak pada lembaga atau pemimpin

Intrinsic religiosity Sebaliknya, orientasi kebaragamaan yang intrinsik tidak bersifat instrumental. Agama bukan hanya semata-mata mengikuti kelaziman, bukan kayu penyangga, bukan obat penenang, bukan penopang status. Semua kebutuhan ditundukkan pada komitmen keagamaan yang menyeluruh. Dalam meyakini keimanan agamanya, orang juga sekaligus menginternalisasikan nilai kerendahan hati, kasih sayang, dan cinta kepada sesama. Dalam kehidupan seperti itu (ketika agama menjadi nilai intrinsik dan dominan) tidak ada tempat bagi penolakan, penghinaan, atau penjatuhan martabat sesama manusia Allport and Ross, 1967:441

Intrinsik Alat Berintegrasi dengan kehidupan Tujuan Petunjuk kehidupan Diyakini sepenuh hati Tujuan Spiritual Penyatuan Kasih sayang Itsaar (unselfish)

Intrinsik: Beragama berbahagia Lebih sedikit dendam atau bermusuhan Lebih baik dalam penyesuaian Lebih senang menolong Lebih sedikit depresi Lebih bisa mengatasi musibat (Greater coping efficacy) Lebih bahagia (Greater well-being) Lebih sehat secara mental (Better mental status) Lebih dewasa (personal growth)

Dr Harold Koenig: Which religion? Mendahulukan hubungan interpersonal Berusaha memperoleh ampunan Memberikan harapan akan perubahan Mementingkan memaafkan orang dan dirinya Memberikan harapan akan kesembuhan Memberikan jawaban akan masalah penderitaan Mempunyai tauladan (role models) dalam menanggung penderitaan Mengutamakan kemandirian dan kendali diri Menjanjikan kehidupan pascakematian Mempunyai komunitas yang mendukung

The Healing Power of Faith 1999, Harold G. Koenig, M.D. Orang-orang beragama dengan nilai spiritual tinggi punya KELUARGA yang lebih bahagia punya GAYA HIDUP yang lebih sehat dapat mengatasi stress melindungi dari dan menyembuhkan depresi hidup lebih lama dan lebih sehat melindungi orang dari penyakit kardiovaskular 7. punya sistem imun yang lebih kuat 8. lebih sedikit menggunakan jasa rumah sakit

Secara Singkat: Agama yang bersyukur Agama yang berbuat baik Agama yang pemaaf

THANK YOU!