Penyakit Layu Nenas “Kendala Utama pada Budidaya Nenas” Nenas (Ananas comosus (L.) Merr.) adalah salah satu buah tropis yang bernilai ekonomi tinggi. Tanaman ini berasal dari Brasil dan Paraguay. Saat ini telah menyebar luas di seluruh daerah tropis dan sub tropis di dunia termasuk di Indonesia. Buah nenas kaya nutrisi seperti vitamin C dan enzim bromelin. Disamping untuk konsumsi segar, buah nenas juga dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan dan minuman serta sebagai bahan industri. Kendala utama dalam budidaya nenas adalah serangan penyakit yang sangat berbahaya yaitu Penyakit layu (Pineapple Wilt Disease). Di luar negeri, kehilangan hasil akibat serangan penyakit ini mencapai %, sedangkan di Indonesia belum ada laporan meskipun penyakit ini telah ditemukan hampir di seluruh daerah pengembangan nenas dengan serangan yang bervariasi dari ringan hingga parah.
Penyebab Penyakit layu pada tanaman nenas disebabkan oleh Virus (closterovirus) yang disebut dengan Pineapple mealybug wilt- associated viruses(PMWaV) atau virus yang hidup berasosiasi dengan hama kutu putih. Gejala Serangan Gejala pada daun : Daun berubah warna menjadi coklat kemerahan, selanjutnya berubah menjadi merah muda dengan ujung daun menggulung. Pada serangan parah, seluruh daun menjadi layu, mengering dan akhirnya tanaman mati.
Gejala pada akar : Pertumbuhan akar terhenti, akar membusuk dengan warna coklat sampai hitam. Terdapat koloni kutu putih pada perakaran, pada tanah di sekitar perakaran dan pada pangkal batang bahkan juga pada buah. Serangan penyakit menyebabkan lemahnya sistem perakaran sehingga mengganggu transportasi air dan nutrisi.
Penularan dan Penyebaran Penularan : Penyakit layu nenas ditularkan oleh kutu putih Dysmicoccus brevises Cockerell (Hemiptera: Pseudococcidae). Disamping sebagai penular penyakit atau vektor virus PMWaV, kutu putih juga merupakan hama utama pada tanaman nenas. Kutu hidup dalam dompolan/koloni (±20 ekor/koloni) pada perakaran dan pangkal batang. Saat populasi tinggi, hama ini hidup pada pangkal daun dan dasar buah. Penyebaran penyakit : Jarak jauh penyakit ini disebarkan oleh benih yang terinfeksi virus atau benih yang terkontaminasi kutu putih, sedangkan penyebaran jarak dekat atau antar tanaman/kebun peyebaran terjadi akibat perpindahan kutu putih atau vektor. Vektor dapat berpindah oleh angin yang menerbangkan nimfa, oleh migrasi semut api Solenopsis sp. (Hymenoptera: Formicidae) yang hidup bersimbiose dengan kutu putih D. brevises ataupun melalui alat-alat pertanian yang digunakan.
I. Kutu Putih (Hemiptera: Pseudococcidae) Kutu putih (Famili: Pseudococcidae) termasuk dalam Superfamili Coccoidea. Kutu ini memiliki alat bantu menusuk menghisap. Serangga ini disebut kutu putih karena seluruh tubuh ditutupi oleh lilin yang dikeluarkan oleh trilocular pore pada kutikula melalui proses sekresi. Lilin-lilin ini adalah salah satu ciri morfologi untuk kelahiran spesies imago betina. Imago betina tidak aktif bergerak dan berkembang setelah melalui proses ganti kulit ( moulting) (Kalshoven 1981; Williams 2004). Beberapa spesies anggota famili Pseudococcidae merupakan hama penting baik pada tanaman pangan, tanaman hias maupun buah- buahan. Serangga hama Ini menyerang dengan cara menusukkan stiletnya ke jaringan tanaman, khususnya bagian phloem dan menghisap dalam hal ini. Bisa pula bersembunyi di bagian pangkal daun, di kaliks, diantara pelepah daun dan batang atau di mahkota bunga (Sartiami, 2011)
Pengendalian Kutu Putih 1. Cara kultur teknis - Mengurangi kepadatan tajuk agar tidak terlalu rapat dan saling menutupi; - Mengurangi kepadatan buah. - Pembungkusan buah - Sanitasi terhadap areal pertanaman (Balai Penelitian Tanaman Buah, 2006) 2. Cara Hayati - Menggunakan musuh alami seperti parasitoid prepupa Aenasius cariocus dan Anagyrus ananatis. Predator Cryptolaemus montrouzieri, Lobodiplosis pseudococci, Nephus bilucernarius dan lainnya (Ronald & Jayma, 2007) 3. Cara Kimiawi - Mencegah semut dengan memberi kapur anti semut; - Menyemprot dengan insektisida dan fungisida yang efektif dan terdaftar (bila ada jelaga hitam) (Balai Penelitian Tanaman Buah, 2006). Hama ini hinggap ke tanaman dibantu oleh angin atau menempel pada burung. Selain hinggap di tanaman, hama kutu putih juga bisa hinggap di pakaian. Hama ini bisa dikendalikan dengan menggunakan air sabun atau alkohol 70%. Jika sudah parah, gunakanlah insektisida (akothion). campurkan sabun cair ke dalam larutan insektisida. Dosis 1 sendok teh untuk 1 liter air. Kepekatan insektisida, misal Curacron atau Decis, 12cc per liter. Semprotkan larutan ke bagian tanaman Dengan cara itu, lilin pelindung kutu putih terbuka.
CONTOH HAMA TANAMAN NENAS 1. Penggerak buah (Thecla basilides Geyer) Ciri: kupu-kupu berwarna coklat & kupu-kupu betina meletakkan telurnya pada permukaan buah, kemudian menetas menjadi larva; bentuk larva pada bagian tubuh atas cembung, bagian bawah datar & tubuh tertutup bulu-bulu halus pendek. Gejala: menyerang buah dengan cara menggerek/melubangi daging buah; buah nanas yg diserang hama ini berlubang & mengeluarkan getah, kemudian membusuk karena diikuti serangan cendawan atau bakteri.nanas Pengendalian: non kimiawi dengan menjaga kebersihan kebun serta membuang bagian tanaman yg terserang hama; kimiawi dengan menyemprot insektisida yg mangkus & sangkil, seperti Basudin 60 EC atau Thiodan 35 EC pada konsentrasi yg dianjurkan.
2. Kumbang (Carpophilus hemipterus L.) Ciri: berupa kumbang kecil, berwarma coklat/hitam; larva berwarna putih kekuningan, berambut tipis, bentuk langsing berkaki 6. Gejala: menyerang tanaman nanas yg gluka sehingga bergetah & busuk oleh mikroorganisme lain (cendawan & bakteri).nanas Pengendalian: dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun & pemberian insektisida. 3. Lalat buah (Atherigona sp.) Ciri: Lalat berukuran kecil, meletakkan telur pada bekas luka bagian buah, kemudian menjadi larva berwarna putih. Gejala: merusak/ memakan daging buah hingga menyebabkan busuk lunak. Pengendalian: non kimiawi dengan menjaga kebersihan kebun, membuang buah yg terserang lalat buah; kimiawi dengan cara disemprot insektisida yg mangkus & sangkil, seperti Thiodan 35 EC atau Basudin EC pada konsentrasi yg dianjurkan.
4. Thrips (Holopothrips ananasi Da Costa Lima) Ciri: Tubuh thrips berukuran sangat kecil panjang sekitar 1,5 mm, berwarna coklat, & bermata besar. Gejala: menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan sel daun sehingga menimbulkan bintik-bintik berwarna perak; pada tingkat serangan yg berat menyebabkan pertumbuhan tanaman muda terhambat. Pengendalian: secara non kimiawi dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun & mengurangi ragam tanaman inang; (2) secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan insektisida: Mitac 200 EC atau Dicarol 25 SP pada konsentrasi yg dianjurkan. 5. Sisik (Diaspis bromeliae Kerne) Ciri: Serangga berukuran kecil diameter ± 2,5 mm, bulat & datar, berwarna putih kekuningan/keabu-abuan, bergerombol menutupi buah & daun, sehingga menyebabkan ukuran buah kecil & pertumbuhan tanaman terhambat. Pengendalian: dapat disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC atau Curacron 500 EC pada konsentrasi yg dianjurkan. 6. Ulat buah (Tmolus echinon L) Ciri: Serangga muda/dewasa berupa kupu-kupu berwarna coklat serta larva/ulat tertutup rambut halus & kepalanya kecil. Gejala: menyerang buah nanas dengan cara menggerek & membuat lubang yg menyebabkan buah berlubang, bergetah & sebagian buah memotong bagian tanaman yg terserang berat.nanas Pengendalian dilakukan dengan mengumpulkan/membunuh ulat secara mekanis, serta disemprot insektisida: Buldok 25 EC atau Thiodan 35 EC pada konsentrasi yg dianjurkan
PENYAKIT PADA TANAMAN NENAS 1. Busuk hati & busuk akar Penyebab: cendawan Phytophthora parasitica Waterh & P. cinnamomi Rands. Penyakit busuk hati disebut hearth rot, sedangkan busuk akar dinamakan root rot. Penyebaran penyakit dibantu bermacam- macam tanaman inang, air yg mengalir, alat-alat pertanian, curah hujan tinggi, tanah yg mengandung bahan organik & kelembaban tanah tinggi antara derajat C. Gejala: pada daun terjadi perubahan warna menjadi hijau belang-belang kuning & ujungnya.nekrotis; daun-daun muda mudah dicabut bagian pangkalnya membusuk dengan bau busuk berwarna coklat, & akhirnya tanaman mati; pembusukan pada sistem perakaran. Pengendalian: non kimiawi dilakukan dengan cara perbaikan drainase tanah, mengurangi kelembapan sekitar kebun, & memotong/mencabut tanaman yg sakit; kimiawi dengan pencelupan bibit dlm larutan fungisida sebelum tanam, seperti Dithane M-45 atau Benlate. 2. Busuk pangkal Penyebab: cendawan Thielaviopsis paradoxa (de Seyn) Hohn atau Ceratocystis paradoxa (Dade) C. Moreu. Penyakit ini sering disebut base rot. Penyebaran penyakit dibantu tanaman inangnya, adanya luka-luka mekanis pada tanaman, angin, hujan & tanah. Gejala: pada bagian pangkal batang, daun, buah & bibit menampakkan gejala busuk lunak berwarna coklat atau hitam, berbau khas, atau bercak-bercak putih kekuning-kuningan. Pengendalian: non kimiawi dengan melakukan penyimpanan bibit sementara sebelum tanamn agar luka cepat sembuh, menanam bibit pada cuaca kering, & menghindari luka-luka mekanis; kimiawi dengan perendaman bibit dlm larutan fungisida Benlate.
3. Penyakit Lain Penyakit adalah busuk bercak gabus pada buah disebabkan oleh cendawan Pinicillium funiculosum Thom, busuk bibit oleh cendawan Pythium sp., layu & bercak kuning oleh virus yg belum diketahui secara pasti jenisnya. Pengendalian: harus dilakukan secara terpadu, meliputi penggunaan bibit yg sehat, perbaikan kultur teknik budidaya secara intensif, pemotongan /pencabutan & pemusnahan tanaman yg sakit. 4. Gulma Penurunan produksi nanas dapat disebabkan oleh banyak & dominannya gulma karena pemberian mulsa yg kurang baik sehingga pertumbuhan rumput subur.nanas
TERIMA KASIH