Fiqih Ibadah Pengampu : M. Nawawi Alamat : Bungah Gresik,Rt.09/Rw.03 Blog. Tukarpendapat.wordpress.com Email: abuasimazz@yahoo.com Hp. 085707019190 08179317525
Materi Kuliah Pemaknaan/pengertian Tujuan dan hikmah Bentuk dan macam ibadah Sumber/dasar Prisip-prinsip Ruang lingkup 1. Shalat dengan segala macam dan syarat rukunnya 2. Zakat dan problematika 3, Puasa , syarat rukun dan beberapa ikhtilaf 4. Hajji , syarat rukunnya dan problematika 5. Berdzikir kepada Allah dg beberapa ikhtilaf
Ibrahim Shalih Su’ad, Fiqih Ibadah Wanita, (Jakarta : Amzah2011) Referensi Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Prof. DR. kuliyah ibadah. (Semarang : PT PUSTAKA RIZKI PUTRA, 2000). Yusuf Qhardawi, Prof. Dr. konsep ibadah dalam islam. (Surabaya. CENTRAL MEDIA, 1993). Ibrahim Shalih Su’ad, Fiqih Ibadah Wanita, (Jakarta : Amzah2011) Kitab- Kitab Hadits yg tergabung dalam al-Kutub al-Tis’ah dan Tafsir al-Qur’an Ust. Abd Shomad, Lc, MA, 37 Masalah dan 77 tanya jawab shalat (bisa di copy dari dalam blog. Tukarpendapat.wordpress.com)
Makna Fiqih Ibadah Fiqih lughatan berarti faham atau mengerti قَالُوا يَا شُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِمَّا تَقُولُ “Mereka berkata: "Hai Syu’aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu (QS. Hud: 91) Makna Fiqih istilahan الْعِلْمُ بِالأْحْكَامِ الشَّرْعِيَّةِ الْعَمَلِيَّةِ الْمُكْتَسَبُ مِنْ أَدِلَّتِهَا التَّفْصِيلِيَّةِ ”Ilmu yang membahas hukum-hukum syariat bidang amaliyah (perbuatan nyata) yang diambil dari dalil-dalil secara rinci,” Makna Syariat مَاشَرَعَهُ اللهُ لِعِبَادِهِ مِنَ الأَحْكَامِ الَّتِي جَاءَ بِهَا نَبِيٌّ مِنَ الأنْبِيَاءِ سَوَاءٌ مَا يَتَعَلَّقُ باِلاِعْتِقَادِ وَالعِبَادَاتَ وَالمُعَامَلاَتِ وَالأَخْلاَقِ وَنِظاَمِ الحَيَاةِ Apa yang disyariatkan oleh Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya dari hukum- hukum yang telah dibawa oleh Nabi dari para nabi, baik yang terkait dengan keyakinan, ibadah muamalah, akhlaq dan aturan dalam kehidupan
Makna Hukum Syar’I خطاب الله المتعلق بأفعال المكلفين إقتضاء أو تخييرا أو وضعا Makna ibadah الخضوع والطاعة العبادة هي التقرّبُ الى الله تعالى بإِمتثالِ اوامرهِ واجْتشنابِ نوهيهِ والعمالُ بما أذَن بهِ الشرعُ Fiqih Ibadah = Ilmu Hukum syar’i yang bersifat amali yg digali melalui ijtihad, yg berhubungan dengan perbuatan taqarrub kepada Allah.
Pengertian lain fiqh ibadah adalah Pengetahuan ttg Hukum Syar’i yg amali yg diperoleh dari hasil pemahaman ulama terhadap nash-nash yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah (yang kesemuanya itu ditujukan sebagai bentuk ketundukan dan harapan untuk mecapai ridla Allah).
Tujuan dan hikmahnya sama dg tujuan syari’at di dalam Islam untuk meralisir kemashlahatan manusia dan sekaligus menghindarkan kemadlaratan. Yaitu: Memelihara agama (hifzud din) Meliharaan jiwa (hifzun nafs) Memelihara akal (hifzul aql) Memelihara keturunan (hifzun nasl) Memelihara harta (hifzul mal)
Bentuk dan macam ibadah Pertama, ibadah-ibadah yang berupa perkataan dan ucapan. Ibadah ini semisal membaca Al-Qurán, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, taslim, doa, membaca hamdalah oleh orang yang bersin. Kedua, ibadah-ibadah badaniyah, yang berupa perbuatan contoh nya; Ibadah Hajji, menolong orang, berjihad di jalan Allah, membela diri dari gangguan, menyelenggarakan urusan jenazah. I’tikaf, dll Ketiga, ibadah-ibadah yang berupa menahan diri dari mengerjakan suatu pekerjaan. Ibadah semacam ini ialah puasa, yakni menahan diri dari makan, minum, dan dari segala yang merusakkan puasa. (ada yg mengkategorikan sebagai ibadah badaniyah)
Ketiga, ibadah-ibadah yang berupa menahan diri dari mengerjakan suatu pekerjaan. Ibadah semacam ini ialah puasa, yakni menahan diri dari makan, minum, dan dari segala yang merusakkan puasa. (ada yg mengkategorikan sebagai ibadah badaniyah) Keempat, ibadah-ibadah maliyah, seperti zakat, shodaqah membebaskan orang-orang yang berhutang, membayar kaffarat. dll Kelima, ibadah-ibadah qauwliyah dan badaniyah, seperti shalat.
Dasar / Sumber Fiqih Ibadah أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ Bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Aku meninggalkan untukmu dua perkara, kamu tidak akan tersesat jika berpegang pada keduanya, yakni: Kitab Allah (al-Qur’an) dan Sunah Nabi.
Prinsip-Prinsip Ikhlas (Al-Bayinah/98:5) وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ Dilakukan sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan sunnah Seimbang وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ Tidak berlebih-lebihan (Al-A’raf/7:31) يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ Mudah (bukan meremehkan) dan Meringankan Bukan Mempersulit (Al- Baqarah/2:286) لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ