PEMANFAATAN DATA SUSENAS MODUL KONSUMSI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Indikator Kesejahteraan Masyarakat
Advertisements

SUSENAS (1) Sejarah Pelaksanan Susenas
Perencanaan dan Evaluasi Program Kesehatan
Official Statistics Lingkup Kegiatan : Deputi Produksi
STATISTIK PETERNAKAN.
BLOK VII PENGELUARAN RUMAH TANGGA (RKD10.RT)
Di susun oleh Moh.delly varendra ( ) IID Fakultas ekonomi.
Indikator Kesejahteraan Masyarakat
Pola Pangan Harapan (PPH) pertama kali diperkenalkan oleh FAO-RAPA pada tahun 1988
STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT
Tim Analisi Pola Pangan Harapan (PPH) BPPKP Prov. Kalteng
SURVEI CONTOH PERTEMUAN KE-5.
Bahan Kuliah Pembangunan Pertanian
NILAI TUKAR PETANI (NTP)
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PENYUSUNAN NERACA BAHAN MAKANAN (NBM) DAN POLA PANGAN HARAPAN
DIET PADA GANGGUAN PERNAFASAN
Penduduk.Jawa Barat telah menunjukkan perkembangan penduduk yang terus meningkat, sehingga untuk mengantisipasi terjadinya rawan pangan diperlukan ketersediaan.
LOMBA CIPTA MENU BERAGAM, BERGIZI SEIMBANG, DAN AMAN
Asisten Pemerintahan dan Kesra
Alur pikir implementasi “Ketahanan protein hewani” Provinsi Jawa Barat
Alur pikir implementasi “Ketahanan protein hewani” Provinsi Jawa Barat
GINI RASIO kabupaten gunungkidul tahun 2010
EVOLUSI KONSUMSI DAN PERMINTAAN BERAS
PELAKSANAAN SPF DI PROVINSI MALUKU
ARAH KEBIJAKAN KONSUMSI PANGAN UNTUK MEMENUHI SPM DI KABUPATEN/KOTA
PANGAN Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia, termasuk.
PELATIHAN TEKNIS PENGANEKARAGAMAN PANGAN BERBAHAN BAKU LOKAL
Dukungan Lembaga Legislatif Dalam Percepatan Program Pengentasan Kemiskinan Disampaikan oleh: Dra. Sri Marnyuni (Anggota Komisi E – F-PAN DPRD Jawa.
Kondisi Kemiskinan.
MONEV PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN OLEH TKPK PROVINSI PAPUA BARAT
Kab. Jepara PEMANFAATAN PBDT 2015 UNTUK PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN KAB. JEPARA.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul
BERITA RESMI STATISTIK
ILMU BAHAN MAKANAN I Penggolongan Bahan Makanan
MENGHITUNG KANDUNGAN GIZI BAHAN MAKANAN
POSISI PANGAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
M-KRPL BENGKULU 2012.
Beragam Bergizi Seimbang Aman
Perkembangan Inflasi di Kota Surabaya
Clara M. Kusharto Ingrid S. Surono Annis Catur Adi
KONSUMSI ENERGI PROTEIN
MATERI : PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN
PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI JAMBI
GRAFIK PERKEMBANGAN KONSUMSI PANGAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN
USULAN PENELITIAN PENGARUH HARGA BAHAN POKOK TERHADAP DAYA BELI MASYARAKAT DI KOTA PALANGKA RAYA Oleh : SITI MUSYAROFA CBA
DASAR ILMU GIZI KESEHATAN MASYARAKAT (TM3)
DIVERSIFIKASI PANGAN ASAL TERNAK MENDUKUNG KEAMANAN PANGAN NASIONAL
KEMISKINAN.
Perhitungan Nilai kalori
OM SWASTYASTU.
Diet yang Tidak Diperbolehkan
“Ketahanan protein hewani” Provinsi Jawa Barat
PERTEMUAN 14 PENYELENGGARAAN MAKANAN DI LAPAS
Perbandingan Tingkat Kemiskinan Prov. Bengkulu September Tahun 2017
ASUHAN GIZI SEIMBANG PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
PENAJAMAN PROGRAM DAN ANGGARAN
TOPIK Konsep Kemiskinan Metode Penghitungan Penduduk Miskin (Moneter)
KEPALA BAPPEDA NTB Disampaikan Dalam Rangka Pramusrenbang Provinsi NTB
KAJIAN EKONOMI PERTANIAN TENTANG KETAHANAN PANGAN DI JAWA BARAT
Balikpapan, 01 Nopember 2018 BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Clara M. Kusharto Ingrid S. Surono Annis Catur Adi
KEDAULATAN & KEMANDIRIAN PANGAN
Metode Food Frecuency Quesionare Semi Quantitative Oleh : Bertha Simarmata Ariska Tri Ayuningdyah.
BUKU SAKU BAPPEDA PROVINSI JAWA TENGAH PERKEMBANGAN TINGKAT KEMISKINAN
Pertemuan 10 Pembangunan Ekonomi Daerah
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM
Kebijakan Pembangunan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Bidang Pangan
Menyusun Strategi Penyajian Kebutuhan Nutrisi Anak
RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI PENYUSUNAN LAPORAN SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI (SKPG) KOTA PROBOLINGGO SEMESTER I TAHUN 2019 KOTA PROBOLINGGO,
Transcript presentasi:

PEMANFAATAN DATA SUSENAS MODUL KONSUMSI Untuk KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAWA BARAT Disampaikan oleh : Gandari Adianti Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Jawa Barat

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL (SUSENAS) Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Mulai tahun 2015, setiap tahun dilakukan pengumpulan data pada bulan Maret, untuk estimasi level kabupaten/kota dan bulan September untuk estimasi level provinsi. BPS Provinsi Jawa Barat

1 2 3 PENTINGNYA DATA SUSENAS Perencanaan dan evaluasi Program Pembangunan Nasional 2 Perencanaan dan evaluasi Program Sektoral (Kementerian/ Lembaga) 3 Penyediaan indikator MDGs, SDGs, RPJMN, dan Nawacita

PENTINGNYA DATA SUSENAS 3 dari 4 target pembangunan nasional di Provinsi Jawa Barat berasal dari data Susenas INDIKATOR TARGET* (%) CAPAIAN (%) Kemiskinan (%) 8,80-7,80 7,83 (Sept’17) Pengangguran (%) 9,00-8,50 8,22 (Agust’17) IPM 73,50-73,80 70,05 (2016) Gini Ratio 0,4-0,39 0,393 (Sept’17) * : Baseline tahun 2013 Sumber: BPS dan RPJMD 2013-2018, Bappeda Provinsi Jawa Barat

Modul konsumsi mulai dilaksanakan pertama kali SEJARAH PELAKSANAAN SUSENAS 2010 2014 2018 1963 Maret, untuk estimasi sampai tingkat kabupaten/kota (23.960 rumah tangga sampel) September, untuk estimasi sampai tingkat provinsi (5.990 rumah tangga sampel) Modul konsumsi mulai dilaksanakan pertama kali TRIWULANAN Susenas pertama kali dilaksanakan Susenas di desain memiliki 3 modul (Modul Konsumsi/ Pengeluaran Rumah Tangga, Modul Sosial, Budaya dan Pendidikan, dan Modul Kesehatan dan Perumahan) dan setiap modul dilaksanakan setiap 3 tahun sekali Tahunan SEMESTERAN 2011 2015 1993 Modul konsumsi dilaksanakan setiap tahun sejak tahun 2011

TUJUAN SUSENAS Mengumpulkan data kesejahteraan rakyat : Pendidikan, migrasi, bepergian, kriminalitas, TIK, ketenagakerjaan, kesehatan, fertilitas, keluarga berencana, perumahan, lingkungan hidup, dan kondisi sosial ekonomi lainnya. Mengumpulkan data konsumsi dan pengeluaran. Data konsumsi makanan (pangan) dan non makanan.

23.960 27 kab/kota di Jawa Barat RUANG LINGKUP Bulan Maret rumah tangga sampel yang tersebar di 27 kab/kota di Jawa Barat Untuk bulan September jumlah Sampel sebanyak 5.990 rumah tangga

Skema kegiatan ekonomi rumah tangga Pemasukan/ Pendapatan/ Penerimaan Pengeluaran Konsumsi Non Konsumsi Makanan Non makanan Pembelian Produksi sendiri/Pemberian

SDGs RPJMN Nawacita Neraca MANFAAT HASIL SUSENAS MANFAAT SUSENAS SDGs RPJMN Nawacita Neraca Menghitung angka kemiskinan Menghitung konsumsi rumah tangga untuk PDB dan PDRB Mengetahui ketimpangan pendapatan dengan pendekatan pengeluaran rumah tangga Mengetahui pola konsumsi masyarakat Mengetahui asupan kalori dan protein

KUESIONER SUSENAS

Mengapa data konsumsi pangan penting? “Data Konsumsi Pangan Menggambarkan Realitas Masyarakat Dalam Hal Pangan” Preferensi Pangan Apa yang disukai dan apa yang tidak. Sangat penting untuk perencanaan produksi pangan. Budaya Pangan Apa yang boleh/tidak dimakan. Apa yang harus diproduksi/disediakan. Realitas Masyarakat Dalam Hal Pangan Pengadaan Pangan Daya Beli Pangan Kemampuan masyarakat mengakses pangan Perbaikan Gizi

Informasi apa yang diperlukan dari data konsumsi pangan ? DATA ASUPAN GIZI Untuk mengevaluasi apakah asupan makanan masyarakat memenuhi AKG atau tidak. Informasi : asupan energi, asupan protein, asupan zat gizi mikro DATA KERAGAMAN KONSUMSI PANGAN Untuk mengevaluasi apakah komposisi pangan yang dikonsumsi memenuhi gizi seimbang. Informasi : kontribusi kalori tiap kelompok pangan dan skor PPH DATA DISPARITAS KONSUMSI ANTAR WILAYAH-KELOMPOK SOSIAL EKONOMI Untuk mengevaluasi siapa yang memiliki masalah konsumsi pangan/dimana terjadinya masalah konsumsi pangan. DATA KONSUMSI PANGAN DATA PERKEMBANGAN KONSUMSI ANTAR WAKTU Untuk mempelajari pola konsumsi pangan antar waktu dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

POTRET KONSUMSI PANGAN JAWA BARAT BERDASARKAN DATA SUSENAS MODUL KONSUMSI

PERSENTASE PENDUDUK MENURUT KLASIFIKASI DAERAH DAN GOLONGAN PENGELUARAN RATA-RATA PER BULAN, TAHUN 2017 PERSENTASE PENDUDUK JAWA BARAT MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN, 2017 Persen Penduduk Kelompok Pengeluaran < 149.999 0,05 150.000 – 199.000 0,31 200.000 – 299.999 4,46 300.000 – 499.999 20,27 500.000 – 749.999 21,98 750.000 – 999.999 14,3 1.000.000 – 1.499.999 17,36 > 1.500.000 21,27 TOTAL 100 Pengeluaran penduduk di perdesaan cenderung lebih kecil dibandingkan dengan di perkotaan.

PENGELUARAN PER KAPITA PER BULAN PENDUDUK JAWA BARAT (dalam Rupiah) Tahun 2017 57,02 % PERDESAAN 806 ribu 42,98 % Tahun 2016 39,98 % 60,02 % 694 ribu Tahun 2016 51,32 % 1,11 Juta 53,80 % 48,68 % Tahun 2017 46,20 % 1,22 Juta PERKOTAAN “Persentase Konsumsi makanan baik perdesaan maupun perkotaan meningkat” Tahun 2016 Tahun 2017 51,44% 48,99% 983 ribu 1,1 Juta 48,56% TOTAL JAWA BARAT 51,01%

KOMPOSISI PENGELUARAN PER KAPITA PER BULAN (MAKANAN DAN NON MAKANAN) PENDUDUK JAWA BARAT PER KAB/KOTA (%)

Makanan dan Minuman Jadi PERSENTASE PENGELUARAN SEBULAN MENURUT KELOMPOK BARANG MAKANAN PENDUDUK JAWA BARAT, 2017 Tahun 2016 18,7 % TOTAL PERSENTASE KONSUMSI MAKANAN 51,01 % TOTAL PERSENTASE KONSUMSI MAKANAN 48,56 % Makanan dan Minuman Jadi 6,66 % 5,32 % 3,34 % Bahan Minuman Minyak dan Lemak Konsumsi Lainnya 2,91 % Kacang-kacangan Bumbu-bumbuan 2,88 % 2,21 % 1,08 % Umbi-umbian 2,73 % 1,49 % 1,18 % Tembakau dan Sirih 0,93 % 1,08 % 0,43 % Sayuran Telur dan Susu Padi-padian Ikan Daging Buah

KONSUMSI RATA-RATA SEMINGGU BEBERAPA BAHAN MAKANAN PENDUDUK JAWA BARAT, 2017 GARAM BERAS Bahan Makanan Satuan Konsumsi TEPUNG TERIGU KG 0,13 KETELA POHON KG 0,07 KOPI INSTAN IKAN MAS, NILA KG 0,07 16,68 Gram 1,59 Kg TERI DIAWETKAN ONS 0,12 DAGING SAPI KG 0,01 ROKOK TELUR AYAM RAS DAGING AYAM RAS KG 0,15 KANGKUNG KG 0,08 1,94 Sachet BAWANG MERAH ONS 0,40 GORENGAN TAHU KG 0,18 PEPAYA KG 0,12 PISANG AMBON KG 0,09 2,42 Butir 10,71 Batang MINYAK GORENG LITER 0,21 4,84 Potong

RATA-RATA KONSUMSI KALORI PER KAPITA DAN PROTEIN PER KAPITA SEHARI PENDUDUK JAWA BARAT, 2017 Kalori (kkal) Protein (gram) Kelompok Makanan KALORI PROTEIN PADI-PADIAN 855,66 20,11 UMBI-UMBIAN 40,86 0,41 IKAN 38,36 6,65 DAGING 85,77 5,50 TELUR DAN SUSU 68,33 3,78 2.230,92 Kkal 65,59 Gram SAYUR-SAYURAN 32,02 1,89 - Dibandingkan Tahun 2016 - Rata-rata konsumsi kalori per kapita meningkat 104,49 kkal. Rata-rata konsumsi protein per kapita meningkat 5,16 gram. KACANG-KACANGAN 62,22 6,02 BUAH-BUAHAN 49,77 0,50 MINYAK DAN LEMAK 233,24 0,07 BAHAN MINUMAN 76,14 0,71 TAHUN 2016 2.126,43 Kkal 60,43 Gram BUMBU-BUMBUAN 11,74 0,53 KONSUMSI LAINNYA 79,07 1,59 MAKANAN DAN MINUMAN JADI 597,76 17,84 TOTAL 2.230,92 65,59

KETAHANAN PANGAN Ada beberapa metode untuk menghitung ketahanan pangan : Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Ketahanan Pangan Rumah Tangga menurut Maxwell dan Frankenberger Aggregat Household Food Security Index (AHFSI)

Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp) RATA-RATA KONSUMSI KALORI PER KAPITA PER HARI MENURUT KELOMPOK KOMODITI, JAWA BARAT, 2017 Kelompok Barang   Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp) Kurang 150.000 200.000 300.000 500.000 750.000 1.000.000 Lebih Rata2 dari - Per 149.999 199.999 299.999 499.999 749.999 999.999 1.499.999 1.500.000 Kapita (1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) A. Makanan 1. Padi- padian 689,76 713,76 816,28 872,17 892,24 892,71 879,66 768,21 855,64 2. Umbi-umbian 6,42 44,94 42,14 38,42 42,05 39,67 42,98 40,74 40,86 3. Ikan 9,15 14,83 18,17 24,60 32,03 38,43 45,77 56,58 38,36 4. Daging 7,78 21,43 40,87 62,71 80,41 105,38 154,81 85,77 5. Telur dan susu 10,95 19,68 24,85 39,79 54,28 65,25 79,48 112,96 68,33 6. Sayur-sayuran 9,21 15,35 17,91 23,45 29,44 33,64 37,46 40,56 32,02 7. Kacang-kacangan 15,60 32,96 38,67 48,40 57,26 66,52 71,31 75,67 62,22 8. Buah-buahan 15,77 11,97 24,58 30,06 41,74 47,91 57,33 77,85 49,77 9. Minyak dan lemak 76,18 129,58 136,43 179,05 216,10 241,79 267,19 291,26 233,24 10. Bahan minuman 23,81 35,37 39,54 55,90 69,69 79,38 89,68 97,25 76,14 11. Bumbu-bumbuan 1,01 4,06 4,72 7,61 10,67 11,70 14,52 16,13 11,74 12. Konsumsi lainnya 61,15 41,34 40,95 58,83 73,40 82,22 94,62 97,97 79,07 13. Makanan & minuman jadi 272,85 232,53 318,47 437,06 547,63 610,66 662,41 805,82 597,76 Jumlah Makanan 1.191,85 1.304,14 1.544,14 1.856,21 2.129,24 2.290,30 2.447,81 2.635,83 2.230,92

Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp) RATA-RATA KONSUMSI PROTEIN PER KAPITA PER HARI MENURUT KELOMPOK KOMODITI, JAWA BARAT, 2017 Kelompok Barang   Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp) Kurang 150.000 200.000 300.000 500.000 750.000 1.000.000 Lebih Rata2 dari - Per 149.999 199.999 299.999 499.999 749.999 999.999 1.499.999 1.500.000 Kapita (1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) A. Makanan 1. Padi- padian 16,14 16,74 19,15 20,47 20,96 20,98 20,69 18,09 20,11 2. Umbi-umbian 0,04 0,34 0,33 0,39 0,45 0,49 0,41 3. Ikan 1,41 2,37 3,06 4,21 5,47 6,65 7,95 9,94 4. Daging 0,48 1,34 2,59 3,97 5,14 6,74 10,02 5,50 5. Telur dan susu 0,88 1,13 1,49 2,33 3,03 3,65 4,32 6,10 3,78 6. Sayur-sayuran 0,69 1,11 1,18 1,43 1,76 1,96 2,18 2,35 1,89 7. Kacang-kacangan 1,75 3,36 3,91 4,83 5,58 6,41 6,83 7,15 6,02 8. Buah-buahan 0,16 0,12 0,24 0,29 0,40 0,46 0,57 0,83 0,50 9. Minyak dan lemak 0,01 0,03 0,05 0,06 0,08 0,11 0,07 10. Bahan minuman 0,68 0,30 0,58 0,75 0,82 0,84 0,71 11. Bumbu-bumbuan 0,09 0,22 0,25 0,38 0,54 0,64 0,53 12. Konsumsi lainnya 1,32 0,85 1,21 1,64 1,94 1,59 13. Makanan & minuman jadi 5,82 5,81 8,21 11,97 15,59 18,04 20,22 25,92 17,84 Jumlah Makanan 28,97 32,85 40,43 50,65 59,87 66,68 73,38 84,47 65,59

Tabel Pengukuran Derajat Ketahanan Pangan Rumahtangga Konsumsi Energi per unit ekuivalen dewasa Pangsa Pengeluaran Pangan Rendah (≤ 60 % pengeluaran total ) Tinggi (≥60 % pengeluaran total ) Cukup ( ≥ 80 % kecukupan energi) Tahan Pangan Rentan Pangan Kurang ( ≤ 80 % kecukupan energi) Kurang Pangan Rawan Pangan Catatan : Maxwell dan Frankenberger :1992)

Derajat ketahanan Pangan Rumah Tangga

Tabel Pengukuran Derajat Ketahanan Pangan Rumahtangga Konsumsi Energi per unit ekuivalen dewasa Pangsa Pengeluaran Pangan Rendah (≤ 60 % pengeluaran total ) Tinggi (≥60 % pengeluaran total ) Cukup ( ≥ 80 % kecukupan energi) Tahan Pangan Rentan Pangan Kurang ( ≤ 80 % kecukupan energi) Kurang Pangan Rawan Pangan Catatan : Maxwell dan Frankenberger :1992)

HATUR NUHUN http:/jabar.bps.go.id Jangan Lupa Kunjungi Website Kami BPS Provinsi Jawa Barat Jl. PHH. Mustafa No 43, Bandung