FAHAM AGAMA DALAM MUHAMMADIYAH 6 Rabiul Awal 1433 H (31 JANUARI 2012) BATUL ARQAM DOSEN UMY FAHAM AGAMA DALAM MUHAMMADIYAH 6 Rabiul Awal 1433 H (31 JANUARI 2012)
Pengertian Agama (1)Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah Amar Makruf Nahi Mungkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah [AD, ps. 4]. (2) Muhammadiyah berasas Islam.
Pengertian Agama Memahami agama dapat didekati dari dua dimensi: Dimensi subyektif Dimensi obyektif
Pengertian Agama Dari dimensi subyektif, agama dapat didefinisikan sebagai: Pengalaman imani yang termanifestasi dalam wujud amal salih dalam suatu koridor normatif tertentu.
Pengertian Agama Unsur agama sebagai suatu pengalaman: Substansi: Kesadaran terhadap kehadiran ilahi Manifestasi: amal salih yang oleh beberapa ahli dikategorikan menjadi tiga: Dalam pemikiran Dalam perilaku individual Dalam perilaku kolektif Bentuk: kaidah dan norma
Pengertian Agama Pengertian agama dalam dimensi obyektif: اَلدِّيْنُ : هُوَ ماَ شَرَعَهُ اللهُ عَلَى لِساَنِ أَنْبِياَئِهِ مِنَ اْلأَوَامِرِ وَالنَّوَاهِي وَاْلإِرْشاَداَتِ لِصَلاَحِ اْلعِباَدِ دُنْياَهُمْ وَأُخْرَاهُمْ . Agama adalah apa yang disyariatkan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan berupa petunjuk untuk kebaikan manusia di Dunia dan Akhirat [HPT, 276].
Islam Agama Semua Nabi Islam merupakan semua nabi yang diutus oleh Allah. إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ [آل عمران 19] Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ [آل عمران 67] Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.“ Ayat-ayat lain: 2: 132; 3: 85;
Pengertian Agama Islam اَلدِّيْنُ (أَيْ اَلدِّيْنُ اْلإسْلاَمِيُّ) الَّذِيْ جاَءِ بِهِ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : هُوَ ماَ أَنْزَلَ اللهُ فِي اْلقُرْآنِ وَماَ جَاءَتْ بِهِ السُّنَّةُ الصَّحِيْحَةُ [أَيِ اْلمَقْبُوْلَةُ كَمَا وَرَدَتْ فِيْ رَقْمِ 1] مِنَ اْلأَوَامِرِ وَالنَّوَاهِي وَاْلإِرْشاَداَتِ لِصَلاَحِ اْلعِباَدِ دُنْياَهُمْ وَأُخْرَاهُمْ . Agama, yakni agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, ialah apa yang diturunkan Allah di dalam al-Qur’an dan yang tersebut dalam Sunnah yang shahih [maksudnya maqbulah, sesuai angka 1 di atas], berupa perintah-perintah dan larangan-larangan berupa petunjuk untuk kebaikan manusia di Dunia dan Akhirat [Putusan Tarjih 2000].
Dalam PHI dinyatakan bahwa agama Islam difahami sebagai agama yang: Agama penyerahan diri kepada Allah [4: 125] Agama semua nabi [2: 136] Agama sesuai fitrah [30:30] Agama rahmat [21: 107] Agama petunjuk 2: 185] Ajarannya bersaifat menyeluruh [39: 2; 32: 2]
Aspek Ajaran Ajaran Islam mencakup: Akidah Amaliah: Akhlak Ibadat muamalat
Sumber Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah Amar Makruf Nahi Mungkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah [AD, ps. 4 ayat (1)]. Putusan Tarjih Jakarta 2000 Bab II angka 1 menegaskan: “Sumber ajaran Islam adalah al-Quran dan as-Sunnah al-Maqbūlah (السنة المقبولة).”
Pemahaman Pemahaman agama Islam dilakukan melalui kegiatan tarjih:
Tarjih: Kegiatan intelektual untuk memahami agama guna merespon berbagai problem sosial-budaya dari sudut pandang agama Islam
Memahamai agama dengan cara tertentu yang disebut Manhaj Tarjih, yaitu: Suatu sistem yang memuat seperangkat wawasan/semangat, sumber, pendekatan, dan prosedur-prosedur tehnis (metode) yang menjadi landasan kegiatan ketarjihan.
Wawasan/semangat: 1. tajidid, 2. toleran, 3. terbuka, dan 4 Wawasan/semangat: 1. tajidid, 2. toleran, 3. terbuka, dan 4. tidak berafiliasi mazhab tertentu
Tajdid: 1. Dalam bidang akidah dan ibadah, tajdid bermakna pemurnian dalam arti mengembalikan akidah dan ibadah kepada kemurniannya sesuai dengan Sunnah Nabi saw. 2. Dalam bidang muamalat duniawiah, tajdid berarti mendinamisasikan kehidupan masyarakat dengan semangat kreatif sesuai tuntutan zaman.
Sumber: 1. Al-Quran 2. Sunnah Maqbulah
Pasal 4 ayat (1) ADM : Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber kepada al-Quran dan as-Sunnah (italic dari penulis)
Putusan Tarjih Jakarta 2000 Bab II angka 1 menegaskan: “Sumber ajaran Islam adalah al-Quran dan as-Sunnah al-Maqbūlah (السنة المقبولة).”
Putusan Tarijih ini merupakan penegasan kembali terhadap apa yang sudah ditegaskan dalam putusan-putusan tedahulu (HPT, h. 278): الأَصْلُ فِي التَّشْرِيْعِ اْلإِسْلاَمِيِّ عَلَى اْلإِطْلاَقِ هُوَ اْلقُرْآنُ اْلكَرِيْمُ وَالْحَدِيْثُ الشَّرِيْفُ . Artinya: Dasar mutlak dalam penetapan hukum Islam adalah al-Qur’an dan al-Hadits asy-Syarif.
1. Prosedur teknis: وَمَتىَ اسْتَدْعَتِ الظُّرُوْفُ عِنْدَ مُواَجَهَةِ أُمُوْرٍ وَقَعَتْ وَدَعَتِ اْلحاَجَةُ إِلىَ اَْلعَمَلِ بِهاَ وَلَيْسَتْ هِيَ مِنْ أُمُوْرِ اْلعِبَادَاتِ اْلمَحْضَةِ وَلمَ ْيَرِدْ فِيْ حُكْمِهاَ نَصٌّ صَرِيْحٌ مِنَ اْلقُرْآنِ أَوِ السُّنَّةِ الصَّحِيْحَةِ فَاْلوُصُوْلُ إِلىَ مَعْرِفَةِ حُكْمِهاَ عَنْ طَرِيْقِ اْلاِجْتِهاَدِ وَاْلاِسْتِنْباَطِ مِنَ النُّصُوْصِ اْلوَارِدَةِ عَلَى أَساَسِ تَساَوِي اْلعِلَلِ كَماَ جَرَى عَلَيْهِ اْلعَمَلُ عِنْدَ عُلَماَءِ السَّلَفِ وَاْلخَلَفِ .
Dalam praktik Muhammadiyah (Tarjih) metode-metode ijtihad lainnya seperti penggunaan maslahah, istihsan dan lain-lain juga dapat dilakukan. Misalnya dalam fatwa Tarjih tentang penjatuhan talak di rumah secara sepihak oleh suami dinyatakan tidak berlaku. Talak dalam fatwa itu harus dijatuhklan di depan sidang Pengadilan Agama. Landasannya antara lain adalah prinsip maslahat.
2. Operasionalisasi Sumber dan Metode Pemahamannya Dalam mengoperasionalisasikan sumber dan metode pemahamannya dilakukan berdasarkan istiqrā’ ma‘nawī.
Pendekatan” Dalam Putusan Tarjih tahun 2000 di Jakarta dijelaskan bahwa pendekatan dalam ijtihad Muhammadiyah menggunakan pendekatan: 1. bayani, 2. burhani, dan 3. irfani.
Beberapa Kaidah Hadis: اَلْمَوْقُوْفُ الْمُجَرَّدُ لاَ يُحْتَجُّ بِهِ
الأَحاَدِيْثُ الضَّعِيْفَةُ يَعْضَدُ بَعْضُهاَ بَعْضًا لاَ يُحْتَجُّ بِهاَ إِلاَّ مَعَ كَثْرَةِ طُرُقِهاَ وَفِيْهاَ قَرِيْنَةٌ تَدُلُّ عَلَى ثُبُوْتِ أَصْلِهاَ وَلَمْ تُعاَرِضِ اْلقُرْآنَ وَالْحَدِيْثَ الصَّحِيْحَ .