SINERGI IMPLEMENTASI PERKADERAN DI SEKOLAH/MADRASAH MUHAMMADIYAH Disampaikan Oleh Tasman Hamami Dalam Pengajian Ramadlan Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada 5 Ramadlan Tahun 1437 H, di UMY
Potensi Pendidikan Muhammadiyah SD/MI : 2.604 SMP/MTs : 1.772 SMA/SMK/MA : 1.143 Perguruan Tinggi : 172 Sumber: http://www.muhammadiyah.or.id/content-8-det-amal-usaha.html
Potensi Kader Muhammadiyah Dari 1.143 SMA/SMK/MA, jika rata-rata pertahun meluluskan 25 orang, maka alumni pendidikan Muhammadiyah tingkat menengah bertambah sebanyak 28.575 orang (kader?). Dari Perguruan Tinggi sebanyak 172, jika rata-rata pertahun meluluskan 150 orang, maka Muhammadiyah menambah alumni pendidikan tinggi sebanyak 25.800 orang (kader?).
Di Mana Para Kader? Di beberapa daerah, terjadi keterbatasan sumberdaya calon pimpinan cabang dan ranting; Masih banyak amal usaha pendidikan, tidak dikelola oleh kader Muhammadiyah. Masih banyak formasi dosen, guru, dan karyawan amal usaha Muhammadiyah yang tidak diisi oleh kader.
Masalah Kaderisasi Gejala di atas menunjukkan: Muhammadiyah memerlukan lebih banyak kader; Banyak lulusan pendidikan Muhammadiyah yang tidak menjadi kader; Lembaga pendidikan Muhammadiyah (sekolah/madrasah dan perguruan tinggi) belum efekti sebagai wahana kaderisasi.
Kaderisasi sebagai Misi Pendidikan Membentuk kader persyarikatan, umat dan bangsa yang ikhlas, peka, peduli, dan bertanggungjawab terhadap kemanusiaan dan lingkungan Sumber: BRM, 1 September 2015
Kaderisasi sebagai Fungsi Pendidikan PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH Sebagai sarana dakwah amar ma’ruf dan nahi munkar; Sebagai sarana pembinaan kader persyarikatan; Sebagai pendidikan Islam, ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan Pelayanan kemaslahatan masyarakat/umat PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
Visi Pengembangan Dikdasmen Berkembangnya fungsi pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah mencakup sekolah, madrasah, dan pondok pesantren yang berbasis Al Islam-Kemuhammadiyahan, holistik intergratif, bertata kelola baik, serta berdaya saing dan berkeunggulan. Sumber: BRM, 1 September 2015
ideologi Muhammadiyah. Sistem Gerakan Menguatkan identitas pendidikan Muhammadiyah melalui intensifikasi pembinaan akhlak Islami dan ideologi Muhammadiyah. Sumber: BRM, 1 September 2015
Organisasi dan Kepemimpinan Menyusun road map dan data base pendidikan Muhammadiyah untuk memetakan potensi, peran dan fungsi pendidikan Muhammadiyah sebagai pusat kaderisasi. Sumber: BRM, 1 September 2015
Sistem Gerakan Pendidikan Kader Melaksanakan Perkaderan Utama Muhammadiyah (Darul Arqam maupun Baitul Arqam) secara intensif untuk menjadikan perkaderan sebagai budaya organisasi di seluruh tingkatan pimpinan, amal usaha, dan institusi- institusi yang berada dalam struktur Persyarikatan. Sumber: BRM, 1 September 2015
Jaringan Pendidikan Kader Meningkatkan koordinasi dan kerjasama secara tersistem antar pimpinan Persyarikatan, Ortom dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dalam hal pelaksanaan perkaderan di lingkungan masing-masing. . Sumber: BRM, 1 September 2015
Problem Kaderisasi di AUMSEK/MAD Al Islam-Kemuhammadiyahan sebagai basis pendidikan Muhammadiyah masih lemah, baik kurikulum, sistem pembelajaran maupun gurunya; Pola pendidikan di sekolah dan Madrasah Muhammadiyah bersifat parsial, belum menerapkan pendidikan yang holistik- intergratif, bahkan cenderung liberal.
Problem Kaderisasi di AUMSEK/MAD Sistem Perkaderan Utama Muhammadiyah (Darul Arqam maupun Baitul Arqam) belum intensif, dan tidak menjangkau seluruh sekolah/madrasah. Kaderisasi siswa di sekolah belum terpolakan secara sistemik, sehingga sangat tergantung pada kebijakan kepala sekolah.
Sinergi Kaderisasi Makro Pendidikan kader Dikdasmen Ortom (IPM, HW, Tapak Suci) Sekolah/ madrasah
Sinergi Kaderisasi Mikro Pembelajaran Pembudayaan Darul Arqam Baitul Arqam Eskul HW Eskul TS
Terima Kasih Wassalamu ‘alaikum wr.wb