Sejarah Empirisme Istilah empirisme diambil dari bahasa Yunani empiria yang berarti coba – coba atau pengalaman. sebagai doktri.. Empirisme adalah lawan dari kata rasionalisme. Oleh karena itu, adnya kemajuan ilmu pengetahuan dapat dirasakan manfaatnya, maka pandangan terhadap masyarakat mulai merosot. Ilmu pengetahuan besar sekali manfaatnya bagi kehidupan, kemudian beranggapan bahwa pengetahuan yang bermanfaat, pasti dan benar hanya dapat di peroleh lewat indera atau empiris. Dan empirislah mejadi satu – satunya sumber pengetahuan, demikian munculah nama empirisme.
PENGERTIAN EMPIRISME Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Empirisme lahir di Inggris dengan tiga eksponennya adalah Thomas Hobbesm George Berkeleym dan John Locke. Sementara menurut A.R. Lacey berdasarkan akar katanya Empirisme adalah aliran dalam filsafat yangberpandangan bahwa pengetahuan secara keseluruhan atau parsial didasarkankepada pengalaman yang menggunakan indera. Empirisme secara etimologis berasal dari kata bahasa Inggris empiricismdan experience. Kata-kata ini berakar dari kata bahasa Yunani (empeiria) yang berarti pengalaman.
Jenis – Jenis Empirisme Empirisme Logis Analisis logis Modern dapat diterapkan pada pemecahan-pemecahan problem filosofis dan ilmiah. Empiris Radikal Metode filsafat ini butuh dukungan metode filsafat lainnya supaya ia lebih berkembang secara ilmiah. Karena ada kelemahan-kelemahan yang hanya bisa ditutupi oleh metode filsafat lainnya Empiris Kritisisme Disebut juga Machisme. Sebuah aliran filsafat yang bersifat subyaktif-idealistik. Aliran ini didirikan oleh Avenarius dan Mach. Inti aliran ini adalah ingin “membersihkan” pengertian pengalaman dari konsep substansi, keniscayaan, kausalitas, dan sebagainya, sebagai pengertian apriori.
3. Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data indrawi. Ide Pokok Enpirisme 1. Pandangan bahwa sebuah idea tau gagasan merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami. 2. Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan dan bukan akal atau rasio. 5. Akal budi sendiri tidak dapat memberikan kita pengetahuan tentang realitas tanpa acuan pada pengalaman inderawi dan penggunaan panca indera kita. Akal budi mendapat tugas untuk mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman 3. Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data indrawi. 4. Semua pengetahuan turun secara langsung, atau disimpulkan secara tidak langsung dari data indrawi (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika.
Tokoh – Tokoh Empirisme dan Pemikirannya JOHN LOCKE (1632-1704 M) John Locke lahir tahun 1632 di Wrington dekat Bristol, Inggris dan wafat tahun 1704 di Oates Inggris . Dismaping itu sebagai ahli hukum, ia menyukai filsafat dan teologi, mendalami ilmu kedokteran dan penelitian kimia. Dalam mencapai kebenaran manusia harus tahu sampai seberapa jauh ia memakai kemampuannya. Inilah pemikiran Jhon Locke mengenai empirisme : “Dari jalan masuknya pengetahuan kita megetahui bahwa innate itu tidak ada. Memang agak umum orang bertanggapan bahwa innate itu ada. Seperti yang ditempelkan pada jiwa manusia dan jiwa membawanya kedunia lain. Persetujuan umum adalah argument yang terkuat. Tidak ada sesuatu yang dapat disetujui oleh umum tentang innate idea justru disajikan alasan untuk mengatakan ia tidak ada. innate idea itu sebenarnya tidaklah mungkin diakui dan sekali juga diakui adanya. Bukti-bukti yang mengatakan ada innate ide jusrtu saya jadikan alasan untuk mengatakan ia tidak ada.Tidak juga dicetakan (distempelkan) pada jiwa sebab pada anak idiot, ide yang innate itu tidak ada padahal anak normal dan anak idiot sama-sama berpikir”.
Menurut sebagian pemikirannya antara lain: THOMAS HOBBES (1588-1679) Thomas Hobbes merupakan tokoh empirisme, dia anak seorang pedeta, minatnya dari semula terarahkan kepada kesusastraan dan filsafat. Ia seorang filosuf Inggris, memahami manusia secara mekanik semata. Cita-citanya untuk mengembangkan suatu filsafat atau teori negara yang dapat membantu untuk menyusun masyarkat dalam keadaan damai dan adil Menurut sebagian pemikirannya antara lain: Menurut dia tabiatnya segala manusia adalah sama, dalam keadaannya yang alamiah tiap manusia ingin mempertahankan kebebasannya dan menguasai orang lain. Pada dasarnya manusia cenderung untuk mempertahankan dirinya sendiri karena waktu itu yang ada hanya hukum alam. Akibanya mereka tertekan sehingga menimbulkan perang total sehingga hidup menjadi buruk, kasar dan singkat. Sebab dalam perang total itu kebijakan pokok ialah kekautan dan kecurangan agar manusia dapat bebas dari pada bahaya kehancuran, pengalaman mengajarkan bahwa akal sehat menuntut supaya tiap orang mau melepaskan haknya untuk berbuat sekehendak sendiri. Oleh karenanya mereka bersatu dan bersama-sama membuat perjanjian bahwa mereka akan tunduk kepada penguasa pusat yang mereka bentuk. Oleh karena itu warga negara tidak berhak untuk meberontak. Orang banyak yang dipersatukan demikian itu disebut “commonwealth”. Commonwelath ini disebut Leviatan, Allah yang dapat mati.
GEORGE BERKELEY George Berkeley sebagai penganut empirisme mencanangkan teori yang dinamakan “immaterialisme” atas dasar prinsip-prinsip empirisme. Ia bertolak belakang dengan pendapat John Locke yang masih menerima substansi dari luar. Berkeley berpendapat sama sekali tidak ada substansi-substansi material dan yang ada hanya pengalaman ruh saja karena dalam dunia material sama dengan ide-ide. Berkeley mengilustrasikan dengan gambar film yang ada dalam layar putih sebagai benda yang riil dan hidup. Pengakuannya bahwa “aku” merupakan suatu substansi rohani. Tuhan adalah asal-usul ide itu ada yang menunjukkan ide-ide pada kita dan Tuhanlah yang memutarkan film pada batin kita. Sepintas kita pahami bahwa konsep pemikirannya ada kemiripan dengan paham fatalism dari Inggris, perbuatan-perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Tuhan. Juga hampir sama dengan paham Jabariyah yang menyatakan bahwa manusia tidak memiliki kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatan
Pengetahuan Menurut Empirisme Golongan empirisme memiliki pandangan bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman. Hal ini dapat kita lihat seperti dalam masalah berikut. “Bagaimana kita mengetahui api itu panas?” Maka, seseorang empirisme akan berpandangan bahwa api itu panas karena memang dia mengalaminya sendiri dengan menyentuh api tersebut dan memperoleh pengalaman yang kita sebut “panas”. Dengan kata lain, dengan menggunakan alat inderawi peraba kita akan memperoleh pengalaman yang menjadi pengetahuan kita kelak. John Locke, Bapak Empirisme Britania, mengatakan bahwa pada waktu manusia dilahirkan akalnya merupakan sejenis buku catatan yang kosong (tabula rasa) dan di dalam buku catatan itulah dicatat pengalaman-pengalaman inderawi.
kesimpulan
Terima kasih semoga bermanfaat