UJI DIAGNOSTIK.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
METODE EPIDEMIOLOGI UNTUK MENILAI DIAGNOSIS PADA SECRINING
Advertisements

Created by : Aria Gusti SCREENING TEST Created by : Aria Gusti
SKRINING SAWITRI.
Prinsip Dasar Pemilihan Pemeriksaan Penunjang
I Made Kardena Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bali
1 SEMUA RESEARCH DILIBATKAN DLM PERLAWANAN TERHADAP ERROR Sampling error Error karena nonresponse Error dlm prosesing dan statistical analisis Kesalahan.
Validitas dan Reliabilitas
PENGUKURAN DALAM PEMANTAUAN MUTU
SKRINING dr. Fazidah A Srg Mkes.
Prodi Kesehatan Masyarakat
Mugi Wahidin, M.Epid Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa unggul 2014/2015.
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
Dr. Muhamad Ibnu Sina TIM UKMPPD FKU MALAHAYATI
METODE NUMERIK.
Ria Hartini Sitompul G1B011054
Abdul Rohman Farmasi UGM
VALIDASI ROC KURVA ANALISIS REGRESI
SKRINING.
QC (QUALITY CONTROL) KONTROL KUALITAS KIMIA KLINIK LABORATORIUM KLINIK
PENELITIAN SURVEI Program MPMT PPs UT MATERI INISIASI 4
Pengujian Hipotesis Hipotesis: Hupo (sementara/lemah kebenarannya) dan Thesis (pernyataan/teori) “Pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya” Hipotesis:
Validitas dan Reliabilitas Pengukuran
PENGUKURAN DALAM PEMANTAUAN MUTU
Reliabilitas dan Validitas Pengukuran
Dr. Razia Begum Suroyo, M.Sc. M.kes
KULIAH V PENGUKURAN ADHI GURMILANG.
PEMULIHAN PASCA BENCANA (RECOVERY) DI UNIT HEMODIALISA
Pengukuran Pencegahan
SKRINING By. Nur Alvira.
MATERI PRINSIP-PRINSIPEPIDEMIOLOGI
RIZKYAH DEWANTI
. LANGKAH PENELITIAN Tahap 1
PENILAIAN INDERAWI.
Cryptococcal Immune Reconstitution Inflammatory Syndrome after Antiretroviral Therapy in AIDS Patients with Cryptococcal Meningitis: A Prospective Multicenter.
VALIDITAS & RELIABILITAS
PENGUKURAN dan KESALAHAN
PENEMUAN PENYAKIT DENGAN ‘SCREENING’
ESTIMASI dan HIPOTESIS
DEASY ROSMALA DEWI, SKM,MKES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BIOMEDIS
Dr.hj.Suzan Pakpahan.M,Kes
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
SKRINING.
Comparison of Real Time IS6110-PCR, Microscopy, and Culture for Diagnosis of Tuberculous Meningitis in a Cohort of Adult Patients in Indonesia Nama :
METODE EPIDEMIOLOGI UNTUK MENILAI DIAGNOSIS PADA SECRINING
BAB 8 VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Aplikasi Validitas dan Reliabilitas
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Sistematika Metodologi Penelitian Kuantitatif
PEMERIKSAAN PENUNJANG AREA BEDAH Tintin Sukartini, SKp, M.Kes, Dr. Kep.
METODOLOGI PENELITIAN
KELOMPOK 7 Magfira arifuddin(PO ) Rahmawati(PO ) Virgin yaumul hasanah (PO ) Andi Tasya(PO )
SCREENING By: Nurul Hidayah, S.KM.
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
SCREENING By: Nurul Hidayah, S.KM.
Kemampuan suatu fasilitas penyaringan dapat memproses 1000 orang perminggu. Dengan asumsi bahwa prevalensi suatu penyakit sebesar 4 %, saudara diminta.
PENGUKURAN.
Penyusunan Instrumen.
Instrumentasi dan Pengukuran
Pembimbing : dr. Yudi Eko Prasetyo, MSi. Med. Sp.B
EVALUASI SISTEM SURVEILANS
Oleh : Damas Herdinsyah dr. Nurtakdir Setiawan Sp.S M.Sc
Reference interval Rosa Dwi Wahyuni 4/17/2019.
Skrining Pengertian Usaha untuk mengidentifikasi penyakit- penyakit yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan pemeriksaan tertentu atau prosedur.
Sesi 4: Pengukuran Layanan Kespro
Distribusi Sampling Menik Dwi Kurniatie, S.Si., M.Biotech.
PERSATUAN AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN INDONESIA DEWAN PIMPINAN WILAYAH LAMPUNG.
Peranan Epidemiologi dalam pengelolaan penderita.
Transcript presentasi:

UJI DIAGNOSTIK

Langkah2 dlm merawat mengobati pasien Anamnesis Physical examination Radiology Additional tests Lab Medicine Electro medics Treatment Other tests

Guna test penunjang diagnostik 1. Tes diagnostik dapat digunakan untuk screening, misalnya untuk mengidentifikasi faktor resiko suatu penyakit. Dengan mengetahui faktor resiko maka dapat segera dilakukan interfensi untuk mencegah terjadinya suatu penyakit CONTOH?

2.Test berguna untuk menentukan diagnosis: Beberapa test digunakan untuk menentukan diagnose awal penyakit setelah muncul keluhan dan gejala, menentukan deferential diagnose dan menentukan stadium atau keparahan suatu penyakit. CONTOH?

3. Test juga berguna untuk manajemen pasien: (1) mengevaluasi keparahan suatu penyakit (2) memperkirakan prognose (3) monitoring penyakit (progresifitas, stabilitas, atau resolusi), (4) mendeteksi kekambuhan suatu penyakit (5) pemilihan obat dan penilaian terapi CONTOH?

Kriteria Alat Diagnostik yang Baik Akurat (hasil pemeriksaan valid dan reliabel/ konsisten) Berbiaya murah Nyaman bagi pasien (ketidaknyaman, nyeri, membuat malu, membutuhkan waktu lama, dan sebagainya, merupakan “cost” bagi pasien, disebut intangible cost)

Indikator Validitas Alat Diagnostik Sensitivitas Spesifisitas Nilai Prediktif Positif (PPV) Nilai Prediksi Negatif (NPV)

AKURASI/KETEPATAN = Kesesuaian hasil pemeriksaan dengan nilai benar Faktor yang mempengaruhi : Kalibrator, spesifikasi reagen, akurasi pemipetan, panjang gelombang, pelarut, reagen Diukur dengan besarnya INAKURASI : Perbedaan nilai rata2 pemeriksaan replikat dengan nilai benar. Inakurasi ( % ) = Mean replikat – nilai benar Nilai benar

PRESISI / KETELITIAN Kesesuaian antara hasil2 pada pemeriksaan berulang : dari hari ke hari ( between days ) dalam satu seri ( within run ) antar laboratorium ada kadar tertentu antar pemeriksa Dihitung dari penyimpangan dari hasil pemeriksaan terhadap nilai rata2 Koefisien Variasi ( KV ) = SD / Mean x 100 % Reproduksibilitas BAIK : penyimpangan kecil dari seri pemeriksaan ulang dari kecilnya SD & KV SD= simpang deviasi KV= koefisien variasi

Tabel 2x2 Untuk Menilai Akurasi Alat Diagnostik Penyakit (Gold Standard) Ya Tidak Hasil pemeriksaan dengan alat diagnostik a b c d a + c b + d a + b c + d True Positive False Positive False Negative True Negative N

Sensitivitas dan Spesitivitas Sensitivitas = persentase pasien yang berpenyakit di antara pasien yang diklasifikasikan positif oleh alat diagnostik Spesifisitas = persentase pasien yang tidak berpenyakit di antara pasien yang diklasifikasikan negatif oleh alat diagnostik a a + c d b b + d

Nilai Prediktif Positif dan Nilai Prediktif Negatif Nilai Prediktif Positif = persentase orang yang benar- benar akan berpenyakit di antara orang-orang yang diklasifikasikan positif oleh alat diagnostik Nilai Prediktif Negatif = persentase orang yang benar- benar akan tidak berpenyakit di antara orang-orang yang diklasifikasikan negatif oleh alat diagnostik a a + b d c + d

Nilai Prediktif Positif dan Prevalensi Nilai Prediktif Positif tergantung prevalensi penyakit yang diteliti Jika prevalensi penyakit rendah, maka Nilai Prediktif Positif juga akan rendah

Interpretasi Creatinine Kinase dengan cut-off 80IU menunjukkan sensitivitas yang lebih baik daripada spesifisitas Creatinine Kinase dengan cut-off 80IU memiliki nilai prediktif positif yang lebih baik daripada nilai prediktif negatif

Karakteristik Alat Diagnostik yang Akurat Sensitif, yakni menunjukkan sensitivitas tinggi (mendekati 100%) Spesifik, yakni menunjukkan spesifisitas tinggi (mendekati 100%) Menunjukkan Nilai Prediktif Positif yang tinggi (mendekati 100%) Menunjukkan Nilai Prediktif Negatif yang tinggi (mendekati 100%)

Indikator Alat Diagnostik dan Validitas Kriteria Sensitivitas, spesifisitas, Nilai Prediktif Positif, dan Nilai Prediktif Negatif, menunjukkan dimensi validitas kriteria sebuah alat diagnostik Validitas kriteria merujuk kepada tingkat kesesuaian antara hasil pemeriksaan alat diagnostik dan status penyakit yang sesungguhnya (atau hasil pemeriksaan alat diagnostik yang dianggap gold standard) Validitas kriteria: (1) Validitas sesaat; dan (2) Validitas prediktif

Indikator Alat Diagnostik,Validitas Sesaat dan Validitas Prediktif Sensitivitas dan spesifisitas merupakan indikator yang menunjukkan validitas sesaat (concurrent validity) alat diagnostik Nilai Prediktif Positif dan Nilai Prediktif Negatif merupakan indikator yang menunjukkan validitas prediktif (predictive validity) alat diagnostik

Contoh Soal: Tes Creatinine Kinase untuk Membantu Diagnosis Infark Otot Jantung Myocardial Infarction Present Absent CK Test Results Positive (>=80IU) 215 16 Negative (<80IU) 15 114 231 a b c d 129 230 130 360

Hasil Perhitungan

JENIS KESALAHAN DALAM PENGUKURAN HASIL LABORATORIUM Kesalahan Acak/ Random Error Presisi kurang baik Tidak dapat dihindari Dapat dikurangi Penyebab : suhu, tegangan listrik, proses pemeriksaan, pemipetan

KESALAHAN KASAR Pra dan pasca analitik Faktor penyebab : persiapan penderita, kesalahan identitas, tertukar, pemakaian antikoagulan, hemolisis, kerusakan sampel, kesalahan perhitungan, transkip hasil

KESALAHAN SISTEMATIK Akurasi yang kurang baik Kesalahan yang harus dihindari

Measurement Accurate but precise but Accurate and precise not precise not accurate Accurate but not precise Accurate and precise 2/22/2019

Ilustrasi Kesalahan Kesalahan Sistematis : menyebabkan hasil terlalu tinggi atau rendah

Ilustrasi Kesalahan Kesalahan Kasar : Kehandalan hasil tidak dapat dipakai

Ilustrasi Kesalahan Kesalahan Acak : menyebabakan ketidak pastian

ideal

Syarat Alat laboratorium yang baik Metodologi harus dicantumkan sehingga dapat diketahui akurasi dan reliabilitas reproduksinya Telah dilAkukan test akurasi dan presisi Harus mempunyai nilai normal yang tetap Sensitifitas dan spesifisitas sesuai dengan gold standart

Syarat Alat laboratorium yang baik Metodologi harus dicantumkan sehingga dapat diketahui akurasi dan reliabilitas reproduksinya Telah dilkukan test akurasi dan presisi Harus mempunyai nilai normal yang tetap Sensitifitas dan spesifisitas sesuai dengan gold standart

Persiapan pemeriksaan test diagnostik a. Patient Preparation Persiapan untuk pasien terkadang sangat diperlukan untuk melakukan test diagnosis. Contoh : Untuk memeriksa kadar glukosa darah dan trigliserida penderita harus di puasakan terlebih dahulu. Untuk pemeriksaan kadar renin dan aldosteron, pasien harus mengurangi konsumsi sodium Kegiatan/aktifitas yang berlebihan harus dihindari sebelum dilakukan pemeriksaan creatinin kinase

Spesimen Spesiment harus diberi label sesuai dengan identitas penderita dan tanggal pengambilan sampel. Harus menyebutkan waktu pengambilan sampel, misalnya pada saat panas tinggi untuk diagnose typhoid fever. Selama pengambilan sampel darah beberapa hal yang harus diperhatikan : Darah tidak boleh diambil dari vena yang telah dipasang infus intravena Pemasangan torniquet yang terlalu lama akan menyebabkan terjadinya hemokonsentrasi karena pengikatan protein dengan kalsium Beberapa sampel membutuhkan penyimpanan atau tindakan khusus seperti pemeriksaan gas darah. Penundaan pengiriman menyebabkan terjadinya celluler metabolisme yang akan mempengaruhi hasil pemeriksaan ( kadar glukose enjadi lebih rendah)

terimakasih 2/22/2019