pertemuan 1 Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn.,M.Sn AUDIO VISUAL pertemuan 1 Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn.,M.Sn
FOTOGRAFI Fotografi merupakan sebuah media yang digunakan untuk mendokumentasikan suatu momen penting. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia fotografi adalah seni dan proses penciptaan gambar dengan cahaya pada negatif dan permukaan yang dipekakan. Unsur utama fotografi adalah cahaya, dengan 3 medianya, yakni : 1. Bodi kamera Lensa Film/Memory(sd card, CF card, dll) Sifat Fotografi : Karya dokumentasi ( yang memerlukan objek) yang nyata, atau bersifat fakta sesungguhnya. Jenis fotografi; 1. Fotografi Movie : Menggunakan kamera Video atau kamera film, fotografi movie ini menghasilkan gambar dan suara ( diatas 1/30 detik untuk menghasilkan visual ) 2. Fotografi Still : Menggunakan kamera foto dengan hasil visualnya tetap ( tidak dapat bergerak dan tidak dapat mengeluarkan suara ) Komunikasi memerlukan media untuk dapat berinteraksi, maka fotografi, yang memiliki sifat sebagai karya dokumentasi (memerlukan objek) yang nyata, atau fakta sesungguhnya, memerlukan bukti untuk dapat menyampaikan pesan kepada orang lain sehingga dapat berinteraksi secara baik.
Bagian dari media sebuah kamera yang dapat memvisualisasikan gambar dengan baik terdiri atas : 1. VIEW FINDER 2. ASA/ISO CONTROL 3. SHUTTER SPEED/RANA Fungsi Bagian Kamera 1. VIEW FINDER: A. Menciptakan komposisi Kompos = menata, mengatur, menangkap, Sisi = ruang, jadi komposisi = menciptakan batasan ruang . Unsur - unsur komposisi fotografi : a) Sudut pandang Volume b) Garis f) Kedalaman c) Bentuk/Bidang g) Texture d) Gelap/Terang h) Keseimbangan
B. Melihat unsur bentuk yang akan difoto Dalam menata komposisi bergantung pada orang itu sendiri sebab komposisi bersifat relatif yang bergantung pada kondisi psikis seseorang. Dasar komposisi yaitu ruang yang pada umumnya persegi panjang. Dari dasar komposisi ini dapat terbentuk gambar / hasil foto berupa : 1. Gambar horizontal untuk kesan luas 2. Gambar vertikal untuk kesan tinggi 3. Gambar diagonal untuk kesan panjang 2. ASA/ISO CONTROL Adalah bagian dari sebuah kamera foto yang berfungsi untuk mengatur kerja ASA film. ASA : standarisasi/ukuran/acuan kepekaan film terhadap cahaya ASA Film yang dibeli & disesuaikan dengan kebutuhan, yang bertujuan untuk memaksimalkan kerja Shutter Speed . Karena didalam Shutter Speed terdapat light meter yang berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk. Semakin kecil bilangan ASA, kepekaan film terhadap cahaya akan semakin berkurang begitu juga sebaliknya. Bilangan ASA : 25 – 50 – 100 – 200 – 400 – 800 – 1600 – 3200 - 6400
3. SHUTTER SPEED : Istilah pencahayaan atau exposure digunakan untuk menentukan kuantitas cahaya yang direkam dalam sensor/film. Pengaturan cahaya dapat dilakukan dengan mengontrol bukaan diafragma dan kecepatan rana. Besarnya bukaan diafragma menentukan jumlah cahaya yang diteruskan ke sensor/film, sedangkan kecepatan rana menentukan lamanya waktu yang diperlukan untuk mencahayai film. Kombinasi besarnya bukaan diafragma dan kecepatan rana merupakan jumlah cahaya yang dipantulkan dari objek juga berpengaruh dengan kecepatan film yang digunakan Shutter Speed (SP) adalah bilangan yang mengatur kerja RANA RANA adalah alat yang membatasi waktu masuknya cahaya ke film. Bilangan Shutter Speed : 1 – 2 – 4 – 8 – 15 – 30 – 60 – 125 – 500 – 1000 – 2000 Satuannya : 1 atau seper sekian detik Shutter speed digunakan untuk menangkap gerak objek. Semakin cepat gerak objek, maka untuk menangkap gerak objek bilangannya diperkecil sehingga terlihat / tertangkap gerak dari objek tersebut.
Ada berbagai cara penangkapan objek : 1. Benda bergerak ditangkap diam, pengambilan gambar dengan cara ini disebut dengan Teknik Frezzing / pembekuan. 2. Benda bergerak ditangkap bergerak, sehingga diperoleh : A. Benda bergerak berkesan bergerak (latar belakang lebih berkesan bergerak), pengambilan gambar dengan cara ini disebut dengan Teknik Panning. B. Benda bergerak berkesan bergerak (objeknya lebih berkesan bergerak ), pengambilan gambar dengan cara ini disebut dengan Teknik Blurring.
KOMPOSISI Salah satu hal penting yang membuat sebuah foto tampak menonjol dibandingkan foto lainnya adalah karena komposisi yang kuat. Komposisi yang baik telah dipraktekan ribuan tahun lalu oleh bangsa besar seperti Romawi, Yunani, Arab. Terlihat dari karya-karya artsitektur mereka. Komposisi dalam fotografi : penempatan elemen visual dalam foto sehingga menghasilkan gambar yang menyenangkan (pleasing for the eyes). Elemen Visual (elements of design, formal elements atau elements of art) adalah “bahasa” yang ada untuk dikomposisikan oleh fotografer untuk menghasilkan foto yang baik. Elemen visual terdiri dari: Garis Bentuk Warna Teksture Arah Ukuran/dimensi Perspektif Ruang
Elemen-elemen visual diatur sehingga harmonis dalam satu kesatuan (unity) yang menghasilkan “pesan” yang diinginkan oleh fotografer dari foto tersebut. Untuk mendapatkan kesatuan (unity) pada foto dapat menggunakan beberapa Teknik Komposisi sesuai dengan yang diinginkan oleh fotografer. Beberapa Teknik Komposisi : Simplicity Penempatan Elemen Visual: 1. Rule Of Thirds 2.The Golden Ratio Garis Kedalaman Keseimbangan Repetisi Format
PENEMPATAN ELEMEN VISUAL 1. Rule Of Thirds Frame dibagi 3 sama besar secara horisontal dan vertikal Titik pertemuan antara garis vertikal dan horisontal disebut Power Point. Tempatkan point of interest di sekitar area tersebut. |
menghasilkan sesuatu yang baik / indah / menyenangkan. 2. Golden Ratio Merupakan konstanta matematis 1.6180339887 yang dikenal sebagai angka “ajaib”. Setiap konstruksi materi (fisik maupun non fisik) yang berhubungan dengan angka ini menghasilkan sesuatu yang baik / indah / menyenangkan. Catatan mengenai Golden Ratio (phi φ) telah ada sejak 2400 tahun yang lalu. Pada jaman Renaissance, banyak artis dan arsitek membuat karya mereka dengan mengikuti golden ratio karena dipercaya akan menghasilkan karya yang indah. Teknik Rule of Thirds di penjelasan sebelumnya merupakan bentuk sederhana dari Golden Ratio Rectangle
3. Golden Triangle
4. Golden Spiral
GARIS Merupakan elemen visual paling dasar dari gambar. Elemen garis pada gambar: Membimbing mata ke point of interest dari foto Memberikan kesan khusus. Contoh: Pada manusia, kurva (garis lengkung), garis S dan X memberikan kesan seksi dan feminin. Garis horisontal memberikan kesan tenang, stabil Garis diagonal memberikan kesan dinamis
KESIMBANGAN Memperlihatkan keseimbangan karakter antar elemen dalam frame. Keseimbangan formal: Keseimbangan non-formal:
REPETISI Repetisi (pengulangan atau irama) pada komposisi memperlihatkan pengulangan elemen visual (garis, bentuk, tekstur, warna dll) pada gambar. Pengulangan ini harus bervariasi dan berorientasi pada point of interest foto tersebut.
Format kamera bermacam-macam. FORMAT FRAME Format kamera bermacam-macam. Kamera SLR Format 135 berbentuk persegi panjang dan umumnya memiliki perbandingan ukuran 3:2 Kamera Format Medium umumnya berbentuk bujur sangkar. Untuk kamera SLR Format 135 ada dua pilihan format: 2 3 Landscape Portrait
Format Landscape. Memberikan kesan luas dan ruang terbuka untuk bergerak ke kiri/kanan atau depan/belakang. Format Portrait. Memberikan kesan tinggi atau dalam dan ruang terbuka untuk naik dan turun.
TIPS KOMPOSISI Hindari elemen yang tidak diinginkan Terkadang saking fokus pada subjek, fotografer tidak memperhatikan elemen lain yang tertangkap di dalam frame (ranting pohon, sampah, asap, dll) Perhatikan garis Horison! Pastikan garis tersebut benar-benar horisontal.
Chaos vs Simplicity Chaos dalam komposisi yang tepat memberikan kesempatan bagi yang melihat untuk mengeksplorasi dan mengapresiasi foto. Ketidakberaturan merupakan hal yang banyak terdapat di alam.
Silhoutte Dapat digunakan untuk menyederhanakan komposisi.
Reflection Dapat digunakan untuk komposisi yang seimbang
Hindari amputative cropping! Hindari amputative cropping! Amputative cropping adalah pemilihan komposisi yang mengakibatkan perpotongan di bagian sendi tubuh, pinggang dan leher.
Hindari merger elements! Perhatikan bentuk/shape dari subjek agar tidak terganggu oleh latar belakang atau objek lain.