Sesi 3 Metode Sampling Dosen: Nurul Huriah Astuti, SKM, MKM

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Populasi dan Sampel PERTEMUAN 8.
Advertisements

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Teknik penarikan sampel
Metode Penarikan Contoh I (Praktikum)
Sampling Pengertian Alasan: Suatu penelitian/survey………Sampel Populasi
TEHNIK PENARIKAN CONTOH (SAMPLING)
POPULASI DAN SAMPEL.
PENARIKAN SAMPEL Mugi Wahidin, M.Epid Prodi Kesehatan Masyarakat
POPULASI & SAMPEL DALAM PENELITIAN KUANTITATIF
POPULASI DAN SAMPEL.
Penarikan sampel dua fase ( Two phase / Double sampling )
Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dan Sampel Widaningsih.
PEMILIHAN SUBYEK PENELITIAN
Stratified Random Sampling
Teknik Pengambilan Sampel
METODE SAMPLING Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH.
POPULASI & SAMPEL PENELITIAN
Random Sampling (lanjutan)
BAB X TEKNIK SAMPLING (PROBABILITY)
METODE SAMPLING Luthfina Ariyani.
POPULASI DAN SAMPEL.
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING)
Pertanyaan minggu ini Apa beda populasi dengan sampel?
Pembobotan & Pemilihan Sampel pada Desain Kompleks
BIO STATISTIKA JURUSAN BIOLOGI
Teknik Sampling.
SAMPLING.
POPULASI DAN SAMPEL.
SAMPLING.
TEKNIK SAMPLING Oleh : Herry Yulistiyono, MSi.
Sampling Pengertian Alasan: Suatu penelitian/survey………Sampel Populasi
POPULASI DAN SAMPEL.
Populasi dan sampel.
Pengambilan Sampel Probabilitas
SUBYEK PENELITIAN.
POPULASI DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE
SAMPLING.
METODE SAMPLING METODE PENELITIAN HUKUM FAKULTAS HUKUM
Materi ajar Populasi dan Sampel : 1. Probability Sampling
Teknik Sampling.
TEKNIK PENENTUAN SAMPEL
METODE PENELITIAN KUANTITATIF (10) FIKOM UNIVERSITAS BUDILUHUR.
POPULASI DAN SAMPEL mustikalukmanarief
PERBANDINGAN BERBAGAI METODE SAMPLING (ditinjau dari design effect)
TEKNIK SAMPLING.
SAMPLING.
Teknik Sampling I Made Kardena Epidemiologi dan Ekonomi Veteriner
PEMILIHAN SAMPEL.
Sampel ? Populasi adalah sesuatu hal yang dijadikan Sampel
Populasi dan Sampel PERTEMUAN 8.
POPULASI DAN SAMPEL.
OLEH: MUSTRIWI, M.Kep POPULASI DAN SAMPEL.
METODE PENARIKAN SAMPEL
Thresya Febrianti, M. Epid
POPULASI DAN SAMPEL KELOMPOK 1 FATHIN AMMAR ASIDIK ENDAH MARIADI
Teori Penarikan Sampel
SAMPLING.
Sesi 10: Metode dan Besar Sampel untuk Disain Kohort
Sesi 13: Besar Sampel untuk Penelitian Survei
Sesi 4: Metode Sampling Dosen: Nurul Huriah Astuti, SKM, MKM
Visi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA:
Sesi 1: Pengantar Rancangan Sampel
Sesi 12: Demo WHO Sample Size
Sesi 14: Besar Sampel untuk Penelitian Survei (2)
Sesi 2: Dasar Teori Rancangan Sampel
Sesi 5: Perhitungan Besar Sampel Untuk Estimasi Parameter
Sesi 5: Pengumpulan Data Non Rutin : Survei (National Sampel
SUPARJON POPULASI Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik.
Transcript presentasi:

Sesi 3 Metode Sampling Dosen: Nurul Huriah Astuti, SKM, MKM Visi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA: “Program Studi Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA pada tahun 2020 menjadi salah satu institusi pendidikan tinggi kesehatan masyarakat yang menghasilkan lulusan unggul di tingkat nasional yang memiliki kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial.“ Sesi 3 Metode Sampling Dosen: Nurul Huriah Astuti, SKM, MKM Rancangan Sampel, Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Capaian Pembelajaran Mahasiswa memahami tentang metode rancangan sampel Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Tujuan Menjelaskan tentang rancangan sampel, baik random maupun non random Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

1.Menentukan tujuan studi Langkah PENGAMBILAN SAMPEL 1 1.Menentukan tujuan studi 2 2.Menentukan populasi penelitian Populasi target, Populasi studi 3 4 3.Menentukan Kerangka Sampel 4.Menentukan metode pengambilan sampel 5 6 5.Menghitung besar sampel 6.Memilih sampel & mengumpulkan data Metode pengambilan sampel sering kurang mendapat perhatian dibandingkan menghitung besar sampel Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Non Probability Sampling Tidak menggunakan prinsip-prinsip probabilitas Hasil yang diharapkan hanyalah gambaran kasar tentang suatu keadaan Jika ada kondisi biaya minim dan hasil diminta segera, tidak memerlukan ketepatan tinggi karena hanya merupakan suatu gambaran Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Purposive Sampling Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Purposive Sampling Merupakan teknik pengambilan sampel secara sengaja (purposive = sengaja). Peneliti menentukan sendiri sampel yang akan diambil sesuai dengan kriteria dan pertimbangan yang telah ditentukan Pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak/random Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Purposive Sampling Disebut juga Judmental Sampling Artinya pengambilan sampel berdasarkan “penilaian” peneliti siapa saja yang pantes dijadikan sebagai sampel Oleh karena itu, agar penentuan sampel tidak subyektif, peneliti harus memiliki latar belakang pengetahuan mengenai sampel yang dimaksud Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Purposive Sampling Pengambilan sampel dengan cara purposive ini akan lebih efektif jika hanya sedikit orang yang bisa memberikan informasi dan data yang sesuai dengan tujuan penelitian Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Sample Random vs Non random Random/Probability Sampling Semua elemen di populasi memiliki probabilitas yang sama untuk terpilih sebagai sampel Dapat merepresentasikan populasi dan hasilnya dapat digeneralisasi ke populasi Non Random/Non Probability Sampling Elemen di populasi tidak memiliki probabilitas yang sama untuk terpilih sebagai sampel Tidak merepresentasikan populasi dan hasilnya tidak dapat digeneralisasi ke populasi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Penelitian Survei Survei adalah alat pengumpulan data yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang individu Merupakan salah satu jenis penelitian yang paling umum dilakukan dalam penelitian ilmu sosial, termasuk kesehatan Mengkaji populasi yang besar maupun kecil dengan menyeleksi sampel untuk menemukan insidensi, distribusi, interelasi dari variabel-variabel (Kerlinger, Fred. N, 2004) Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Tujuan Penelitian Survei Mempunyai 2 tujuan : 1) memberikan gambaran/penjelasan tentang sesuatu (Survei deskriptif) 2) melakukan analisis (survei analitik) (Soehartono, 2004) Tujuan utama umumnya adalah untuk melakukan estimasi parameter pada populasi (Ariawan, 1998) Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Jenis-jenis penelitian survei Cross Sectional  Mengetahui isu yang bersifat temporer dengan pengumpulan data cukup satu kali Longitudinal Survey  memahami isu yang berkepanjangan tetapi populasi lebih kecil dengan pengumpulan data secara periodik Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Metode Sampling pada Penelitian Survei Populasi tidak homogen & ingin membuat generalisasi pada sub-populasi Stratified sampling Cluster sampling Populasi besar dan tidak tersedia kerangka sampel Systematic random sampling Populasi kecil, tersedia kerangka sampel Pada populasi kecil dan tersedia kerangka sampel Simple random sampling Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat 17

METODE SAMPLING  JENIS Stratified sampling Apakah area yang akan disurvey relatif Luas? Populasi tidak homogen & ingin estimasi masing2 populasi Tidak Ya Akses sulit Cluster sampling Apakah kerangka sampel tersedia? Tidak Systematic random sampling Tidak Kerangka sampel bisa dibuat? Ya Ya Simple random sampling Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat 18

RANCANGAN SRS (Simple/Systematic Random Sampling) Digunakan jika tersedia kerangka sampel pada tingkat individu SIMPLE RANDOM SAMPLING Tentukan populasi studi Buat sampling frame (N) Tentukan besar sampel Pilih sampel sejumlah n secara random (Dengan Tabel-random atau MsExcel) SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING: Tentukan populasi studi Buat sampling frame (N) Tentukan besar sampel Tentukan interval (i=N/n) Pilih sampel no.1 secara acak/random Pilih sampel berikutnya no.2, 3,.. dst dengan interval = N/n Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Simple Random Sampling/Acak Sederhana Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Contoh Acak Sederhana Penelitian untuk mengetahui kadar rata-rata kolesterol HDL Populasi = 20 orang dokter dengan sampel = 4 orang Buat kerangka sampel : nama-nama ke 20 orang dokter dan nomornya Tentukan lokasi pertama pada tabel random, ambil dua digit pertama/belakang Hasilnya, lihat pada kerangka sampel Selanjut bisa diarahkan ke kanan/kiri/bawah/atas dari tabel random Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Kerangka Sampel Penelitian (Populasi = 20) Nama Dokter Nomor Dini 1 Ella 2 Rita 3 Fahrurozi 4 Galih 5 Elida 6 Nurmaida 7 Zerry 8 Badu 9 Yulia 10 Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Kerangka Sampel Penelitian Nama Dokter Nomor Fajri 11 Lukman 12 Toha 13 Wita 14 Santi 15 Hendri 16 Hanura 17 Hari 18 Rahmi 19 Dedi 20 Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Pengambilan Sampel Acak Melalui tabel acak Menggunakan perangkat komputer, contoh excell Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Contoh Tabel Random

Systematic Random Sampling/Acak Sistematik Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Contoh Acak Sistematik Penelitian untuk mengetahui status gizi balita yang datang ke puskesmas Pancoran Mas tahun 2015 Ada 5.000 balita (N) yang datang pada saat itu dan sampel diambil hanya 100 balita (n) saja Peneliti membagi interval/kelompok menjadi N/n = 5.000/100 = 50 Dengan acak sederhana, dapatkan angka nomor sampel pertama (misal di dapat angka 65  melalui tabel random atau Ms.Excel) Selanjut untuk sampel kedua = 65 + N/n (=50) = 115; sampel ketiga = 115 + 50 = 165; begitu seterusnya Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

STRATIFIED RANDOM SAMPLING (Antar strata heterogen, dalam strata homogen) Digunakan jika populasi tidak homogen, dan ingin membuat generalisasi untuk sub-populasi STRATIFIKASI SEDERHANA (Alokasi sama): Tentukan populasi studi Kelompokkan populasi berdasarkan variabel Strata Tentukan besar sampel Besar sampel dibagi rata menurut strata Buat sampling frame (N) ditiap strata Di tiap strata, pilih sampel secara random STRATIFIKASI PROPORSIONAL: Tentukan populasi studi Kelompokkan populasi berdasarkan variabel Strata Tentukan besar sampel Besar sampel dibagi proporsional menurut strata Buat sampling frame (N) ditiap strata Di tiap strata, pilih sampel secara random Analisis: Perlu Bobot Sampling Analisis: Tdk Perlu Bobot Sampling Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Stratified Random Sampling (Acak Stratifikasi) Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Contoh Stratifikasi Sederhana Penelitian tentang kualitas pelayanan puskesmas Penelitian membagi puskesmas menjadi 2 strata, yaitu strata puskesmas dengan perawatan dan strata puskesmas tanpa perawatan Pada tiap strata tsb, peneliti mengambil sampel dengan jumlah sampel sama tiap strata Asumsi peneliti: ada hubungan antara ada/tidaknya perawatan dengan kualitas pelayanan puskesmas Elemen dalam strata harus homogen, antar stratum harus heterogen Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Penelitian kualitas pelayanan di Puskesmas Kota Bekasi tahun X Dibagi 2 strata : Strata Puskesmas dengan perawatan dan strata puskesmas tanpa perawatan Jumlah populasi pengunjung puskesmas yang akan diteliti (N) = 2500 (berasal dari 2 puskesmas  Puskesmas dengan perawatn = 1500; Puskesmas tanpa perawatan = 1000) dengan jumlah sampel (n) : 550 Karena metode stratitifikasi sederhana, maka jumlah sampel di setiap strata dibagi rata Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat 5. Jadi untuk strata puskesmas dengan perawatan = 550/2 = 275 sampel  Ambil sampel dengan acak sederhana (acak stratifikasi) atau metode lainnya. Untuk strata puskesmas tanpa perawatan = 550/2 = 275 sampel  Ambil sampel dengan acak sederhana (acak stratifikasi) atau metode lainnya Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Contoh Stratifikasi Proporsional Penelitian tentang kualitas pelayanan puskesmas Penelitian membagi puskesmas menjadi 2 strata, yaitu strata puskesmas dengan perawatan dan strata puskesmas tanpa perawatan Pada tiap strata tsb, peneliti mengambil sampel secara proporsional, tidak sama jumlah antar strata, dengan rumus nh = Nh x (n/N) = jumlah populasi pada strata x (jumlah total sampel/jumlah total populasi) Asumsi peneliti: ada hubungan antara ada/tidaknya perawatan dengan kualitas pelayanan puskesmas Elemen dalam strata harus homogen, antar stratum harus heterogen Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Contoh Stratifikasi Proporsional Penelitian kualitas pelayanan di Puskesmas Kota Bekasi Dibagi 2 strata : Strata Puskesmas dengan perawatan dan strata puskesmas tanpa perawatan Jumlah populasi pengunjung puskesmas yang akan diteliti (N) = 2500 dengan jumlah sampel (n) : 550 Karena metode stratitifikasi proposional maka jumlah sampel di setiap strata tidak dibagi rata Jumlah populasi pada strata puskemas dengan perawatan = 1500  1500 x (550/2500) = 330 orang Jumlah populasi pada strata puskesmas tanpa perawatan = 1000  1000 (550/2500) = 220 orang Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Pembobotan dalam Analisis – Stratifikasi Acak Pemilihan cara alokasi sampel mempengaruhi metode analisis penelitian Pada alokasi proporsional maka sampel menjadi terbobot sendiri (self weighted) sehingga peneliti tidak perlu menggunakan bobot lagi dalam analisisnya Sedang jika menggunakan alokasi sama, karena tidak self weighted maka harus memperhitungkan pembobotan pada saat analisis Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Acak Sederhana VS Acak Stratifikasi Keuntungan : Sampel acak stratifikasi menghasilkan estimasi dengan presisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan acak sederhana Informasi untuk tiap stratum dapat diperoleh dengan mudah Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Acak Sederhana VS Acak Stratifikasi Kelemahan Pada sampel acak stratifikasi, pengambilan sampel tidak lebih mudah dan tidak lebih murah dibandingkan acak sederhana Pada acak stratifikasi, kerangka sampel harus dibuat pada tiap stratum dan dilakukan sebelum pemilihan sampel Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Catatan Mempertimbangkan kelemahan metode sampel dengan acak stratifikasi ini maka metode sampel yang biasa atau paling sering digunakan pada survei adalah metode klaster atau gabungan stratifikasi dan klaster Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Acak Stratifikasi Pengambilan sampel tidak mudah dan tidak murah Kerangka sampel harus dibuat pada tiap stratum sebelum pengambilan sampel Pada survei, metode stratifikasi tidak umum digunakan Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Cluster Random Sampling (Sampel Klaster) Metode pengambilan sampel secara acak sederhana dan acak stratifikasi mempunyai kendala sama  harus tersedia sampling frame Pada populasi, masyarakat seringkali sudah terbagi menurut kelompok tertentu, seperti RT, RW, desa, dll  pembuatan sampling frame untuk kelompok populasi tersebut sangat mungkin dibuat jika tidak tersedia Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Cluster Random Sampling (Sampel Klaster) Kelompok masyarakat tersebut disebut sebagai cluster atau klaster Pengambilan sampel dengan metode klaster  dalam satu klaster, populasi heterogen dan variasi antar klaster homogen Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

CLUSTER RANDOM SAMPLING (Antar cluster homogen, dalam cluster heterogen) Digunakan jika sampling frame tidak tersedia atau populasi berada di wilayah geografis yang luas dan sulit dijangkau Tentukan populasi studi (N) Kelompokkan populasi berdasarkan cluster (Geografis/area/wilayah administrasi/blok/unit) Tentukan jumlah sampel (n) dan jumlah cluster (nk), jumlah sampel di tiap cluster terpilih(ns) Pilih cluster secara acak proporsional (PPS) Pada cluster terpilih: ambil semua unit (1-tahap) atau pilih secara random dengan jumlah yang sama (2-tahap) Implikasinya: 1. Nilai varians lebih besar dibandingkan SRS (Deff>1) sehingga dibutuhkan jumlah sampel yang lebih besar 2. Perlu analisis yg mempertimbangkan varians disain cluster Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Cluster Random Sampling /Acak Klaster Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Contoh Klaster 1 Tahap Penelitian tentang TB di Kabupaten Bogor Langkah pertama adalah mengambil sampel desa Pada Sampel terpilih, diambil semua unit elementer untuk diikut sertakan sebagai sampel Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Contoh Klaster (2 tingkat) Penelitian anemia ibu hamil di Kabupaten Tangerang Langkah 1 : Mengambil sampel desa Langkah 2 : pemilihan sampel unit elementer pada desa yang terpilih secara acak sederhana Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Multistages Random Sampling/Acak Bertingkat Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Multistages random sampling Digunakan jika populasi sangat besar dan wilayah geografis yang luas dan sulit dijangkau Contoh tingkat Propinsi: Tentukan populasi studi (N) dan sampel (n) Bagi populasi menurut wilayah/Strata (Kab/Kota)  Pilih wilayah/strata secara acak Di setiap strata terpilih, kelompokan populasi berdasarkan cluster atau strata (Urban/Rural)  Pilih cluster/strata secara acak Tentukan besar sampel di tiap Strata & klaster Di klaster/strata terpilih, ambil sampel secara acak Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Contoh multistages (Banyak Tahap) Penelitian tentang cakupan imunisasi campak pada anak sekolah dasar di kabupaten Cirebon Langkah 1 : memilih sejumlah kecamatan dari total kecamatan yang ada di kabupaten Cirebon Langkah ke-2: pada sejumlah kecamatan terpilih, pilih sejumlah kelurahan dari total kelurahan yang ada di kecamatan terpilih Pada sejumlah kelurahan terpilih, pilih sejumlah SD dari total SD yang ada di kelurahan tsb Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Contoh multistages (Banyak Tahap) 5. Pada SD terpilih, pilih sejumlah kelas dari total kelas yang ada 6. Pada kelas yang terpilih, pilih semua murid yang ada di kelas tsb Kelas berfungsi sebagai Unit sampel Murid berfungsi sebagai unit elementer Klaster yang digunakan pada tahap pertama disebut sebagai Primary Sampling Unit/PSU (sampel primer) Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Klaster dengan PPS Cara lain untuk memilih klaster adalah dengan metode Probability Proportional to Size (PPS) Pemilihan klaster diberikan bobot menurut besar klaster Umumnya jumlah penduduk digunakan sebagai bobot klaster Keunggulan : pada analisis data, subyek penelitian menjadi self weighted  tidak perlu pembobotan dalam analisis Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Klaster dengan PPS CARA: Peneliti membentuk daftar klaster dan besar masing-masing klaster Misal: untuk klaster desa, jumlah penduduk dapat digunakan untuk menggambarkan besar/bobot klaster Dari daftar tersebut, peneliti membuat jumlah penduduk kumulatif Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Klaster dengan PPS Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Kumulatif Sukasari 1500 Sukamanah 3000 4500 Sukajadi 2350 6850 Sukamakmur 4000 10850 Sukamaju 1350 12200 Gotong-Royong 3200 15400 Talaga Warna 1780 17180 Warna Sari 1900 19080 Situ Biru 2560 21640 Sari Maju 3400 25040 Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat PPS Pemilihan sampel dilakukan dengan metode acak dengan selang nomor 1 – 25040 Misal: angka acak pertama adalah 1653 yang keluar  angka 1653 tersebut berada di antara 1501 – 4500 sehingga terpilih Desa Sukamanah Jika pada acak kedua terpilih 9201  angka 9201 terletak antara 6851 – 10850 sehingga terpilih Desa Sukamakmur Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat PPS Dengan cara PPS maka klaster yang lebih besar memiliki kesempatan yang lebih besar pula untuk terpilih sebagai sampel karena selang yang dimilikinya lebih lebar Untuk metode PPS, Ariawan dan Frerichs (1995) telah mengembangkan perangkat lunak Csurvey yang dapat digunakan untuk memilih klaster metode PPS Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Estimasi dan Presisi pada Metode Klaster Pengambilan sampel dengan metode klaster akan menghasilkan estimasi parameter dengan presisi yang lebih rendah dibandingkan sampel acak stratifikasi dan sampel acak sederhana Mempertimbangkan metode ini lebih murah dan lebih mudah maka untuk penelitian survei sangat sering digunakan Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Estimasi Parameter dan SE Metode Klaster Pengambilan sampel dengan banyak tahap membuat pada setiap tahap pengambilan sampel harus diperhitungkan estimasi parameter dan Standar Error nya Teknik estimasi varians dan perhitungan uji statistiknya sangat berbeda dengan sampel acak sederhana Metode linearisasi Taylor banyak digunakan Csample, SUDAAN, dan Stata menyediakan fasilitas perhitungan ini Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat TUGAS Dalam kelompok, carilah artikel jurnal yang menggunakan rancangan penelitian kuantitatif, kemudian lihat bagian metodenya dan jelaskanlah metode sampel yang digunakan Dibuat presentasinya dalam PPT, dipresentasikan pekan depan Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Terima Kasih Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat