MODUL KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI. Suatu kondisi yang ditandai oleh adanya gangguan pada pikiran, perasaan dan perilaku seseorang yang memerlukan perhatian.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAHAYA PENGGUNAAN NARKOBA
Advertisements

KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
GANGGUAN DEPRESI BERAT
A. Pengertian 1. Gangguan psikosis akut dan sementara adalah sekelompok gangguan jiwa yang : Onsetnya akut ( 2 minggu) Sindrom polimorfik Ada stresor.
Kasus Pada suatu saat Tn. K 35 th, dibawa oleh keluarganya ke IGD rumah sakit karena di rumah klien marah-marah kepada semua orang yang ada di rumah.
Bab 6 Demam.
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT Sekilas tentang Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit dan Metode Pelatihan.
PASIEN PENYALAHGUNAAN & KETERGANTUNGAN NAPZA
ASKEP WAHAM.
PERILAKU KEKERASAN.
Kegawatdaruratan Psikiatri & Tatalaksana
KESEHATAN TENTANG DIARE.
KOMUNIKASI DENGAN SI SAKIT
5 Opini Yang Salah Tentang Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
ASKEP DEPRESI PD LANSIA
Penyuluhan kesehatan. 1.A.R.Yulia Sunarti, S. Kep 2.Almira Gandhi, S. Kep 3.Andina Ariesta Putri, S. Kep 4.Asnel Sartika, S. Kep 5.Firda Damba Wahyuni,
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI Disampaikan pada pertemuan Pelaksana Program Kesehatan Jiwa Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap 7 April 2015.
PSIKOSOSIAL PADA PASIEN DENGAN MASALAH SISTEM HEMAIMMUNOLOGI
ASUHAN KEBIDANAN IV.
MASALAH KESEHATAN MENTAL PD LANSIA
Dissociative disorder
IPA TERPADU ZAT ADIKTIF - PSIKOTROPIKA
By TUTU APRIL ARIANI,SKp,MKes
Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif Berbahaya Lainnya
NASKAH PSIKIATRI Kuliah 6
dr. ELLY ANGGRENY ANG, SpKJ
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
SKIZOFRENIA.
Gangguan Psikiatrik akibat Peristiwa Traumatik
Mengenal Gejala Gangguan Jiwa
KEDARURATAN PSIKIATRI
Disusun oleh : Felyani Ali
Prinsip perawatan pasien medik
Gangguan psikosos akut
Perilaku Kekerasan Program Studi Keperawatan
PRISKILA APRILIA HAMBER
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
MANAGEMEN PENCEGAHAN BUNUH DIRI
Stres....
PSYCHOSOCIAL PROBLEMS RELATED TO DISASTER AND MANAGEMENT
GANGGUAN ALAM PERASAAN
Pembimbing: dr. Dina Fitriningsih,SpKJ, MARS
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Remaja Ketergantungan NAPZA ADE RIA CARISNA.
PELATIHAN RUTIN IV SYOK HIPOVOLEMIK & SINKOP
IPA TERPADU ZAT ADIKTIF - PSIKOTROPIKA
PENILAIAN PENDERITA.
ASKEP PADA KLIEN GSP : HALUSINASI PERTEMUAN :
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Mengenal Lebih Dekat dan Penanganannya di Kelas Oleh: Ana Karunia, S.Psi.
- FIRST AID - PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
OLEH : Dr. Hubertus Kasan Hidajat,Sp.KJ. SEMINAR PROFESIONAL.
SITI FATIMAH Di bimbing oleh: 1.Dr. Wawang S. Sukarya, dr., SpOG (K)., MARS., MH.Kes 2.Dr. Usep Abdullah Husin, dr., MS. SpMK PERBANDINGAN.
Manajemen Stres TUJUAN PEMBELAJARAN  Peserta pelatihan dapat Mengetahui gambaran umum mengenai Definisi Stress  Peserta dapat Mengetahui Penyebab dan.
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
BANTUAN DASAR PADA KASUS NON TRAUMA
ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA
GANGGUAN KESADARAN (PERUBAHAN STATUS MENTAL)
PERDARAHAN DAN SYOK Perdarahan : Perdarahan Nadi ( Arteri )
Pasien Rawat Jalan Sugito Wonodirekso
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
-FIRST AID- PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN dr. Margaretha.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN KERJA
M ANAJEMEN STRESS Ns. EVIN NOVIANTI,MKep.Sp.Kep.J.
Kegawatdaruratan Psikiatri & Tatalaksana. Pengertian Kedaruratan Psikiatri  Adalah tiap gangguan pada pikiran, perasaan dan tindakan seseorang yang memerlukan.
Transcript presentasi:

MODUL KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI

Suatu kondisi yang ditandai oleh adanya gangguan pada pikiran, perasaan dan perilaku seseorang yang memerlukan perhatian dan intervensi terapeutik SEGERA Kegawatdaruratan psikiatri Gaduh gelisahagitasiagresifkekerasan Percobaan bunuh diri KEGAWAT DARURATAN PSIKIATRI

Algoritma Utama

STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI STRATEGI UMUM Lakukan penilaian adanya bahaya melukai/menyakiti diri sendiri maupun orang lain. Dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung layanan kesehatan. Penting untuk memperhatikan keselamatan staf, anggota tim dan keselamatan pasien Jangan menolong sendiri, minimal 4 orang dalam 1 tim Cegah perlukaan Cek benda-benda berbahaya yang mungkin disembunyikan seperti senjata, gunting, pisau atau benda berbahaya lainnya. Menyadari bahwa semua pasien memiliki potensi untuk melakukan kekerasan.

STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI MODIFIKASI LINGKUNGAN Ciptakan lingkungan dengan kebisingan minimal atau rangsangan minimal untuk mengurangi kecemasan pasien. Pencahayaan ruangan cukup untuk mengurangi ilusi dan mispersepsi lingkungan yang dapat meningkatkan risiko perilaku kekerasan atau agresif. Ciptakan lingkungan yang aman dan tidak mengancam.

PRINSIP WAWANCARA DALAM KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI Lakukan pengkajian pada area yang tertutup (privasi) Ciptakan hubungan terapeutik Yakinkan bahwa pasien berada di tempat yang aman Lakukan komunikasi terapeutik : bicara dengan tenang, ajak pasien untuk tenang vokal jelas dan nada suara tegas intonasi rendah gerakan tidak tergesa-gesa pertahankan posisi tubuh hargai dan bicara dengan sopan kepada pasien

STRATEGI UMUM PENANGANAN PASIEN DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI Kumpulkan sebanyak mungkin informasi Pertanyaan fokus pd keluhan saat ini, kalimat pendek dan mudah dipahami Tetap mempertahankan keselamatan petugas dan pasien (jarak aman 2-3 langkah dr pasien) Singkirkan kemungkinan masalah terkait penyakit fisik, ketergantungan zat/alkohol yang mungkin mengancam nyawa, pertimbangkan gangguan jiwa lain bila hal2 tersebut bisa disingkirkan Nilai derajat fungsi, berat ringannya gejala psikiatri, adanya penyakit penyerta, kualitas dan ketersediaan sistem pendukung

TATALAKSANA UMUM KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI Yang perlu dilakukan : - Berpikir dan bersikap kritis - Tetap tenang - Perlu kontrol thd perasaan bingung, aneh, atau depresi - Bersikap suportif - Jaga jarak aman - Tawarkan pilihan : mengontrol diri, minum obat, atau dibantu dg fiksasi - Tegaskan bahwa perilaku kekerasan tdk diperkenankan - Lakukan dokumentasi Yang harus dihindari : - Mengancam - Mentertawakan - Merasa tdk adekuat atau sangat tidak pasti - Merasa terancam - Menghakimi - Marah thd keluarga yg membawa

PEMERIKSAAN YG DILAKUKAN PADA PASIEN DENGAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIK PEMERIKSAAN STATUS MENTAL PEMERIKSAAN PENUNJANG (bila perlu dan tersedia)  > 40 tahun : - skrining toksikologi, - EKG, - rontgen, - laboratorium

PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI TENAGA KESEHATAN : - Dokter - Perawat - bidan TOKOH MASYARAKAT : - lurah/kades - RT,RW - Tokoh agama - Tokoh wanita TENAGA KEAMANAN : - satpam hansip - Pamong praja - Kemanan desa

Alat-alat untuk kegawatdaruratan psikiatri Alat fiksasi kaki dan tangan: - Kain yg kuat & halus - 40 cm x 20 cm x 0,5 cm - 2 tali pengikat : utk manset & ke tempat tidur - 4 buah : utk lengan & tungkai Jaket fiksasi : untuk pasien dg hiperaktifitas motorik Alat injeksi : spuit 3 cc

Obat-obat untuk kegawatdaruratan psikiatri Obat oral Haloperidol tablet 0.5, 1.5 dan 5 mg Chlorpromazine tablet 25 mg, 100 mg Risperidon tablet 2 mg Diazepam tablet 2 mg, 5 mg Lorazepam 2 mg Propanolol 10 mg, 40 mg Obat injeksi Haloperidol injeksi 5 mg (kerja singkat) Diazepam injeksi 10 mg Sulfas atropin injeksi Diphenhidramin injeksi

Gaduh gelisah

Perilaku agitasi dapat disebabkan oleh : Gangguan mental organik : kondisi medis umum yang dapat mempengaruhi sistem syaraf pusat Gangguan penyalahgunaan napza Gangguan psikotik Gangguan mood Gangguan kepribadian

Pasien dapat datang dengan : aktivitas motorik yang berlebihan, tidak sesuai dan tidak bertujuan Menyerang Kontrol impuls yang buruk Postur tegang dan condong ke depan Merusak lingkungan Kontak mata melotot Ketakutan dan/atau anxietas yang berat

Pasien dapat datang dengan : Iritabilitas yang dapat meningkat intensitasnya menjadi perilaku yang mengancam Ketidakmampuan untuk menganalisis situasi dengan baik Isi pembicaraan berlebihan dan bersifat menghina Tekanan suara keras dan menuntut Marah-marah Dendam Merasa tidak aman

PENILAIAN

Tatalaksana gaduh gelisah

Pelaksanaan pembatasan gerak/pengekangan fisik (restraint) Lakukan informed consent lisan, tulis di status Jelaskan tindakan yg akan dilakukan, bukan hukuman tp untuk keamanan Siapkan ruang isolasi/alat pengikat yg aman Lakukan kontrak/kesepakatan utk mengontrol perilakunya Pilih alat pengikat yg aman & nyaman, dr bahan katun Pengikatan di tempat tidur dg posisi terlentang Ikatan tdk terlalu kencang & tdk terlalu longgar Observasi tiap 30 menit Pengikatan min 4 org (1 memegang kepala, 2 ekstremitas, 1 ekstremitas bawah

Hal-hal yang perlu diobservasi dlm pengekangan Tanda-tanda vital Tanda-tanda cedera yang berhubungan dengan proses pengikatan Nutrisi dan hidrasi Sirkulasi & rentang gerak ekstremitas Higiene & eliminasi Status fisik dan psikologis Kesiapan klien untuk dilepaskan dari pengikatan, termasuk tanda vital

….lanjutan proses pengekangan Lakukan perawatan daerah pengikatan Pantau kondisi kulit yg diikat Lakukan latihan gerak pd tungkai yg diikat secara bergantian tiap 2 jam Perubahan posisi pengikatan Libatkan & latih pasien utk mengontrol perilaku sblm ikatan dibuka Kurangi pengekangan secara bertahap Bila klien sdh dpt mengontrol perilaku : coba interaksi tanpa ikatan

KEDARURATAN PASIEN DENGAN RISIKO DAN TINDAKAN BUNUH DIRI

TANDA & GEJALA RISIKO DAN PERILAKU BUNUH DIRI Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri kehidupannya

JENIS PERILAKU BUNUH DIRI : ancaman buhun diri : perilaku untuk melakukan bunuh diri apabila keinginan/harapannya tidak terpenuhi isyarat/gelagat : bentuk/perilaku bunuh diri yg diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku/kebiasaan yg tidak biasa kemduain dilanjutkan dg percobaan bunuh diri Percobaan bunh diri : perilaku bunh diri dalam bentuk percobaan mencederai diri sendiri dg berbagai cara.

Tanda dan gejala Pasien dengan risiko dan tindakan bunuh diri mungkin datang dengan : Ancaman untuk melukai atau bunuh diri Mencari jalan untuk bunuh diri misalnya mencari akses ke obat-obatan, senjata, atau cara lainnya Bicara atau menulis sesuatu tentang kematian, sekarat, atau bunuh diri

Pasien mungkin datang dengan tanda-tanda fisik, pikiran, perasaan, dan perilaku.

Penilaian gawat darurat risiko bunuh diri 1.Wawancara untuk mengkaji kemungkinan penyebab : a.Penyakit fisik : epilepsi, tumor, penyakit Alzheimer, multiple sklerosis, trauma, keganasan dll b.Ringkasan gangguan jiwa & komorbiditas gangguan jiwa

2. Wawancara utk mengkaji faktor risiko dan faktor protektif

3. Lakukan pemeriksaan fisik utk mencari kemungkinan tanda2 : - Sayatan pd pergelangan tangan - Luka tusuk di dada/abdomen, - luka tembak - Jejas bekas gantung diri - Luka memar akibat jatuh atau membentur benda keras - Bau muntah racun serangga - tanda2 intoksikasi obat2an tertentu Kemungkinan diagnosis utama : - Gangguan mental organik - Gangguan akibat penyalahgunaan zat dan alkohol

3. Lakukan pemeriksaan fisik utk mencari kemungkinan tanda2 : Lakukan pem fisik utk mencari tanda2 : - Sayatan pd pergelangan tangan - Luka tusuk di dada/abdomen, - luka tembak - Jejas bekas gantung diri - Luka memar akibat jatuh atau membentur benda keras - Bau muntah racun serangga - tanda2 intoksikasi obat2an tertentu Kemungkinan diagnosis utama - Gangguan mental organik - Gangguan akibat penyalahgunaan zat & alkohol - Gangguan psikotik - Gangguan mood - Gangguan neurotik - Gangguan kepribadian

PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN BUNUH DIRI

Yang harus dilakukan : Waspada Bertindak Terbuka Menyediakan diri Meu mendengarkan Harapan Jejaring bantuan yang harus dihindari : - Menantang untuk melakukan tindakan bunuh diri - Terlihat terpukul /terkejut - Bertanya “kenapa” - Menghakimi - Menjanjikan utk menjadikan hal ini rahasia - Pemberian antidepresan hati2  memperbesar risiko percobaan bunuh diri

Tindakan-tindakan khusus

Manajemen untuk mencegah percobaan bunuh diri berikutnya Bila kondisi pasien sudah stabil : 1.Awasi, jangan biarkan pasien sendirian 2.Simpan benda2 yg dapat digunakan utk bunuh diri : benda tajam, tali, ikat pinggang, racun serangga 3.Apabila pasien minum obat  pastikan obat benar2 diminum dalam dosis yang sesuai 4.Buat kontrak : tdk akan melakukan tindakan bunuh diri pd periode waktu tertentu

Manajemen untuk mencegah percobaan bunuh diri berikutnya Bila kondisi pasien sudah stabil : 5. Tegakkan hubungan saling percaya dg pasien 6. Jangan menghakimi perilaku pasien 7. Tingkatkan harga diri pasien : memberikan aspek positif diri, menyusun rencana jangka pendek 8. Kerahkan dukungan keluarga/orang terdekat. Edukasi supaya memberikan dukunga kpd pasien Ajak pasien utk mengenali potensi penyelesaian masalah yg selama ini efektif

Tindak lanjut Pasien tidak memiliki keluarga/keluarga tdk mampu merawat pasien di rumah  hospitalisasi

DELIRIUM

Delirium merupakan : gangguan dari sistem saraf pusat yang mengancam nyawa namun juga bersifat reversibel dan ditandai oleh :  penurunan akut dalam tingkat kesadaran dan kognitif,  gangguan pada atensi,  gangguan persepsi,  aktivitas psikomotor abnormal, gangguan dalam siklus tidur

Frekuensi 10-30% dari seluruh pasien yg dirawat di rumah sakit Populasi lanjut usia : 10-15% delirium saat masuk RS & 10-40% mengalami delirium saat dirawat di RS Unit gawat darurat : - 12 – 50% - 60% tidak dikenali oleh sistem kesehatan

Faktor risiko FAKTOR PREDISPOSISI Usia lanjut Demensia Polifarmasi Gangguan penglihatan/pendengaran Dehidrasi Gangguan ginjal kronik Gangguan neurologis Gangguan fungsional/disabilitas fisik FAKTOR PRESIPITASI - Efek samping obat (antikolinergik) - intoksikasi/gejala putus penggunaan napza - Infeksi - Trauma kepala - Gangguan metabolik: dehidrasi, gg elektrolit, malnutrisi, ensefalopati - Gangguan vaskular : stroke,gagal jantung, hipovolemia,aritmia - Gangguan endokrin

Tanda dan gejala Perubahan kesadaran yang bersifat fluktuatif dalam satu hari (biasanya memberat pada malam hari) Gangguan pemusatan, pertahanan dan pengalihan perhatian Gangguan orientasi waktu, ruang dan bila berat disertai gangguan orientasi orang Halusinasi, biasanya visual (lihat) atau olfaktorik (penciuman) Hiperaktivitas atau hipoaktivitas motorik Gangguan siklus tidur Inkoherensi Onset akut Adanya penyakit fisik

Evaluasi dan diagnosis 1. Pasien yang mengalami perubahan mendadak dalam : fungsi fisik : penurunan mobilitas, perubahan nafsu makan, sulit tidur, gelisah kognitif : bingung, sulit konsentrasi, respons lambat Persepsi : halusinasi visual/ auditorik Perilaku sosial : tidak kooperatif  Cek apakah ada faktor risiko predisposisi delirium

Evaluasi dan diagnosis Pasien yang mengalami perubahan mendadak dalam : fungsi fisik : penurunan mobilitas, perubahan nafsu makan, sulit tidur, gelisah kognitif : bingung, sulit konsentrasi, respons lambat Persepsi : halusinasi visual/ auditorik Perilaku sosial : tidak kooperatif  Cek apakah ada faktor risiko predisposisi delirium Pemeriksaan fisik cermat (status generalis, status neurologis Pemeriksaan darah lengkap Analisis gas darah dan elektrolit Kimia darah Tes fungsi hati Fungsi ginjal Urinalisis EKG Foto thorax Delirium : fluktuatif : pemeriksaan serial

Tatalaksana Atasi kondisi medis yg diduga mencetus kan delirium Bila gelisah & membahayak an diri/orang lain/menggan ggu jalannya pengobatan Haloperidol 0.5 mg/4-6 jam, maks 10 mg/hari Lansia : maks 3 mg/hari Agitas berat/tidak mungkin oral Injeksi haloperidol 2.5 mg IM, bs diulang setelah 30 menit, maks 10 mg/hari, lansia maks 5 mg/hari Hindari benzodiazepin, kecuali ec alkohol

Demensia

Algoritme Asesmen Agitasi Pada Demensia

Algoritma terapi

Intervensi non Farmakologis

KEGAWATDARURATAN NAPZA

Definisi napza & pembagiannya Napza : zat kimia/ zat yg bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi tubuh secara fisik dan psikologis.

Napza berdasarkan efek yang ditimbulkannya

Napza yg bekerja sbg depresan : memperlambat/menekan sistem syaraf pusat dan pesan yg dikirim ke otak, memperlambat detak jantung & pernafasan Gejala : efek yang ringan :  perasaan tenag & sejahtera  Perasaan gembira yang berlebihan (euforia)  Perasaan rileks Efek yg lebih serius :  bicara cadel  Jalan sempoyongan  Mual, muntah

Napza yang memiliki efek stimulan Mempercepat/merangsang kerja sistem syaraf pusat & pesan ke dan dari otak. Meningkatkan detak jantung, tekanan darah & suhu tubuh Membuat orang lebih sadar dan waspada Efek ringan : hilang nafsu makan, tidak bisa tidur, banyak bicara, gelisah Efek yang lebih serius : agresi, panik, cemas, sakit kepala, paranoia

Napza yg memiliki efek halusinogen Mempengaruhi persepsi orang yg menyebabkannya melihat/mendengar sesuatu secara terdistorsi EFEK HALUSINOGEN Tekanan darah meningkat Detak jantung meningkat Hilang nafsu makan Kram perut Banyak bicara dan tertawa Aktivitas meningkat Panik Dilatasi pupil Distorsi waktu dan ruang

Tanda & gejala intoksikasi dan putus zat akibat penggunaan napza Intoksikasi : Kumpulan gejala disebabkan oleh penggunaan Napza yg mempengaruhi 1/lebih fungsi mental (memori, orientasi, mood, perilaku, sosial & pekerjaan) Putus zat (withdrawal) : Kumpulan gejala yg terjadi setelah menghentikan/mengurangi penggunaan zat psikoaktif, sesudah penggunaan berulang kali (berlangsung lama dan/atau dalam jumlah yg banyak)

Tanda & gejala intoksikasi zat yg bersifat depresan Opioid : Apatis, letargi, koma Gangguan penilaian, gangguan perhatian & memori Lesu, agitasi, depresi pernafasan Kontraksi pupil Bicara kacau

Tanda & gejala intoksikasi zat yg bersifat depresan Apatis, letargi, koma Gangguan penilaian, gangguan perhatian & memori Lesu, agitasi, depresi pernafasan Kontraksi pupil Bicara kacau Opioid Gangguan memusatkan perhatian Halusinasi Kecurigaan/paranoid Euforia/disinhibisi Ansietas atau agitasi Nafsu makan bertambah Kanabis

Tanda & gejala intoksikasi zat yg bersifat depresan Kesadaran menurun Gangguan memusatkan perhatian disinhibisi Suasana perasaan labil Agresi Jalan sempoyongan Nistagmus Bicara pelo Suka berdebat Alkohol Stupor atau koma Apatis & sedasi Gangguan perhatian & daya ingat Amnesia retrograd Gangguan emosi Perilaku kasar Inkoordinasi Nistagmus Bicara cadel Benzo diazepin

Tanda & gejala intoksikasi zat yg bersifat depresan Letargi Dizzines Inkoordinasi Jalan sempoyongan Refleks menurun Retardasi psikomotor Tremor Kelemahan otot menyeluruh Nistagmus Blurred vision Bicara cadel Inhalansia

Tanda & gejala putus zat depresan opioid Disforia Mual, muntah Nyeri otot Lakrimasi/rinorrhea Dilatasi pupil Piloereksi/berkeringat Diare Menguap Demam Alkohol Berkeringat, Mual muntah Agitasi psikomotor insomnia Tremor lidah, mata & tangan Denyut jantung cepat Tekanan darah meningkat Benzodiazepin Ansietas halusinasi/ilusi Hiperaktifitas otonom Tremor tangan Agitasi psikosomor Insomnia, mual, muntah

Tanda & gejala intoksikasi zat stimulan Koma Bingung Agitas/retardasi psikomotor Kelemahan otot, depresi nafas, nyeri dada/kejang Berkeringat, mual, muntah Takikardi/bradikardi Kokain Kewaspadaan berlebihan Ilusi, halusinasi Ide kebesaran/paranoid Euforia, marah/agresif Perilaku diulang2 Denyut jantung cepat berdebat Amfetamin

Tanda & gejala putus zat stimulan Kokain Mood disforik Mimpi buru yg jelas Retardasi psikomotor/agitasi Rasa lelah, insomnia/hipersomnia Peningkatan nafsu makan Amfetamin Suasana perasaan disforia Mimpi bizar Keinginan konsumsi stimulansia yg kuat Hambatan psikomotor Nafsu makan bertambah Insomnia/hipersomnia

Tanda & gejala intoksikasi halusinogen Dizziness Bingung Tremor, letargi, inkoordinasi Nistagmus, blurred vision/ diplopia Biara cadel

PENILAIAN Anamnesis : - Tanda & gejala, perilaku yg menyertai, intensitas & frekuensi gejala, gejala yg mengarah pd gangguan organik - Penggunaan napza : jenis, lama penggunaan, toleransi dosis, gejala putus obat, pengobatan sebelumnya Pemeriksaan fisik : tanda vital, pmeriksaan fisik menyeluruh Pemeriksaan status mental : perasaan, pikiran, perilaku Pemeriksaan penunjang : darah lengkap, tes urin utk napza, SGOT/SGPT, ureum kreatinin

TATALAKSANA INTOKSIKASI : 1. PSIKOFARMAKA TATALAKSANA UMUM : -Penanganan kondisi medik umum -Monitoring vital sign -Evaluasi tingkat kesadaran & jalan nafas :  observasi tanda vital tiap 15 menit selama 4 jam  Evaluasi perlunya pemberian oksigen  Pasien dipuasakan untuk menghindari aspirasi

TATALAKSANA INTOKSIKASI : 1. PSIKOFARMAKA TATALAKSANA KHUSUS :  Terapi intoksikasi opioid : nalokson 0.2 – 0.4 mg (1cc)/ 0.01 mg/kg BB IV, IM/subkutan, bisa diulang sesudah 3-10 menit sampai 2-3 kali & pasien dipantau selama 24 jam Bila tdk ada nalokson : terapi simtomatik, gelisah : antipsikotik oral/injeksi Mengatasi penyulit sesuai kondisi klinis Bila kondisi fisik membutuhkan perawatan intensif  rujuk ke RS

TATALAKSANA INTOKSIKASI : 1. PSIKOFARMAKA TATALAKSANA KHUSUS :  Terapi intoksikasi kokain & amfetamin : bila suhu naik  kompres air hangat Untuk mencegah kejang : diazepam mg per oral/parenteral diulang menit Bila ada gejala psikotik : haloperidol 3 x mg Bila terjadi takikardi : propanolol mg

TATALAKSANA INTOKSIKASI : 1. PSIKOFARMAKA TATALAKSANA KHUSUS :  Terapi intoksikasi kanabis: ciptakan suasana tenang, ajak bicara tentang apa yg dialami Jelaskan kondisi sementara, 4-8 jam akan menghilang Diazepam mg per oral/ parenteral, diulang tiap jam bila perlu (hati2 depresi nafas, maksimal parenteral 20 mg/hari)

TATALAKSANA INTOKSIKASI : 1. PSIKOFARMAKA TATALAKSANA KHUSUS :  Terapi intoksikasi alkohol: kondisi hipoglikemi : dekstrose 40% : 50 ml Injeksi Thiamine 100 mg IV utk profilaksis terjadinya Wernicke Encephalopathy Gelisah : antipsikotik, haloperidol 5 mg IM, bisa diulang tiap 30 menit, maksimal 30 mg/hari Bila kesadaran menurun  rujuk ke RS

TATALAKSANA INTOKSIKASI : 1. PSIKOFARMAKA  Terapi intoksikasi sedatif hipnotik:

Non Psikofarmaka

GANGGUAN PSIKOTIK

Gangguan dalam pikiran & perilaku yg ditandai dg adanya distorsi pikiran & persepsi, emosi yg tdk patut atau rentangnya sempit, pembicaraan inkoheren/irrelevant, gangguan persepsi, gangguan isi pikir Kegawatdaruratan gangguan psikotik : - gaduh gelisah (agitasi psikomotor) - agresivitas/ perilaku kekerasan - perilaku melukai diri sendiri/percobaan bunuh diri akibat halusinasi/ waham

Penilaian gawat darurat psikotik 1.Wawancara : Lakukan wawancara sesuai prinsip wawancara Jaga keamanan diri pewawancara Singkirkan kemungkinan penyebab organik & penyalahgunaan napza 2.Pemeriksaan fisik & penunjang Pemeriksaan fisik 7 penunjang sesuai pemeriksaan kegawatdaruratan Singkirkan kemungkinan penyebab organik & penyalahgunaan zat

Penatalaksanaan kegawatdaruratan psikotik

PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN DENGAN EFEK SAMPING OBAT PSIKOTROPIKA DERAJAT BERAT

Distonia Akut

Parkinsonisme

Akatisia

SNM Rigiditas Demam tinggi  Bisa mencapai 41 C bahkan lebih Instabilitas otonomik Takhikardia Diaforesis Tekanan darah abnormal: hipertensi, hipotensi, atau naik turun drastis Kebingungan

Pemeriksaan Rigiditas

Penatalaksanaan

ANSIETAS YANG TERKESAN SEBAGAI KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK

Serangan Panik Ditemukan sekurangnya 4 gejala dari daftar di bawah yang salah satunya harus termasuk a sampai d: a. Merasa denyut jantung tak teratur, cepat atau berdebar keras b. Berkeringat c. Gemetar atau bergetar d. Merasa mulut kering e. Kesulitan bernapas f. Merasa tercekik g. Merasa nyeri, tertekan atau tidak enak di dada h. Mengalami mual atau gangguan perut i. Kepala pusing, sempoyongan, melayang atau pingsan j. Merasa asing dengan sekeliling atau asing dengan bagian tubuhmya k. Takut akan menjadi gila, kehilangan kendali atau pingsan l. Takut bahwa akan mati m. Mengalami kilatan panas atau kedinginan n. Merasa kesemutan atau baal pada bagian tubuh

Gangguan Disosiatif (Konversi) Perubahan fungsi tubuh atau anggota badan mirip dengan gangguan neurologik namun tidak didapatkan bukti adanya gangguan fisik yang dapat menjelaskan karakteristik gejala yang terjadi. – Terdapat asosiasi waktu yang menyakinkan antara awitan gejala gangguan ini dengan peristiwa penuh stres, masalah, atau kebutuhan. – Perubahan (sementara) terhadap diri orang tersebut, seperti: suara yang berbeda, bizarre/aneh, perubahan afeksi, perubahan emosi; bahkan berubahnya identitas diri, seperti nama yang berbeda, hobi yang berbeda, atau pengalaman yang berbeda dengan dirinya saat sebelum kesurupan. – Perhatian dan kewaspadaan menjadi terbatas atau terpusat pada satu atau dua aspek yang ada di lingkungannya. – Posisi tubuh dan ungkapan kata-kata terbatas dan diulang-ulang. – Ketidakmampuan mengendalikan gejala. – Kurang memperdulikan keadaan – Parese, pingsan, kejang.

Gangguan Disosiatif (Konversi) Gejala bisa merupakan: membiarkan konflik tidak disadari atau mendapat keuntungan dari lingkungan akibat gejala yang timbul. Biasanya terjadi secara mendadak Untuk mengetahui apakah seseorang kesurupan atau mengalami reaksi histeris, periksa kelopak matanya yang selalu ditutup, dengan cara membuka kelopak matanya.  Seseorang yang mengalami reaksi histeris biasanya akan menahannya dengan kuat. Dapat terjadi secara individu maupun massal.

TERIMA KASIH

Ilustrasi kasus Tahap 1: Tn A, usia 25 tahun, dibawa oleh keluarga ke Puskesmas dalam keadaan gelisah. Menurut keluarga, Tn A sejak 2 hari ini marah-marah, merusak alat rumah tangga, membakar kasur dan memukul tetangga sampai luka dan harus dibawa ke rumah sakit. Informasi apa lagi yang harus anda dapatkan dengan segera, dan tindakan awal apa yang perlu anda lakukan? Informasi apa lagi yang anda perlukan?

Tahap 2: Menurut keluarga, Tn A sejak 3 bulan ini terlihat suka menyendiri, tidak mau bekerja dan tidak mau keluar rumah. Tn A terlihat bicara dan tertawa sendiri sejak 2 bulan yang lalu. Tn. A juga sering tiba-tiba marah dengan tetangga depan rumah tersebut karena menurut Tn A tetangga tersebut berniat jahat kepada Tn A dan mempunyai niat untuk merebut istri Tn A. Tn A tidak pernah menderita penyakit berat, tidak pernah mengalami kecelakaan atau cedera yang berat, tidak pernah mengalami kejang. Tn A juga tidak pernah minum alkohol maupun menggunakan narkotika, hanya suka merokok, hampir sebungkus sehari, dan minum kopi 2 cangkir sehari. Informasi apa lagi yang anda perlukan dan tindakan apa yang akan anda lakukan?

Tahap 3: Saat diwawancara oleh perawat, Tn A marah dan mengancam akan memukul perawat. Tn A juga marah saat didekati oleh dokter, pasien marah dan mengatakan tidak sakit. Penampilan Tn A tampak sesuai usia, pakaian kotor dan acak-acakan Tindakan apa yang akan anda (dokter dan perawat) lakukan?

Tahap 4: Saat dicoba didekati, Tn A langsung berniat memukul perawat dan menendang kursi sampai terguling. Tindakan apa yang harus anda lakukan?