METODE PELAKSANAAN PROYEK TEKNIK SIPIL M. Yusuf Tuloli
8/6/20192 Setelah modul ini dipelajari peserta mampu menjelaskan dan menerapkan Pengetahuan Metode Pelaksanaan Proyek TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
8/6/20193 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS SETELAH MENGIKUTI MATA DIKLAT INI, PESERTA DIHARAPKAN MAMPU MENJELASKAN : Menjelaskan pelaksanaan proyek Menjelaskan penyusunan rencana dan kebutuhan sumber daya Menjelaskan proses pelaksanaan konstruksi Menjelaskan metode pelaksanaan konstruksi Menjelaskan analisis alat-alat berat Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya Menjelaskan harga standar/harga satuan upah, bahan dan peralatan Menerapkan perhitungan harga satuan pekerjaan Menerapkan perhitungan biaya pekerjaan
8/6/20194 PROSES PELAKSANAAN KONSTRUKSI Pelaksanaan Konstruksi terdiri dari kegiatan : Tender Pelaksanaan konstruksi
8/6/20195 PROSES TENDER Terdiri dari kegiatan : Prakualifikasi 1) 1) Pengumuman prakualifikasi dan pengambilan dokumen prakualifikasi 2) 2) Penyerahan isian dokumen prakualifikasi 3) 3) Evaluasi isian dokumen prakualifikasi
8/6/20196 PROSES TENDER Terdiri dari kegiatan : Pelaksanaan tender 1) 1) Undangan tender 2) 2) Penjelasan tender 3) 3) Pemasukan penawaran 4) 4) Evaluasi dan klarifikasi 5) 5) Negosiasi 6) 6) Penanda tanganan kontrak 7) 7) Persetujuan kontrak dari Lembaga pemberi Loan.
8/6/20197 PROSES TENDER Proses tender pada keadaan normal memerlukan waktu 90 hari, sedang persetujuan kontrak dari lembaga pemberi loan memerlukan waktu 30 hari.
8/6/20198 RENCANA KERJA Rencana pelaksanaan proyek terdiri dari : Organisasi proyek dan jobdescription Jadwal pelaksanaan proyek dan jadwal pengadaan sumber daya Rencana mutu kontrak Metode pelaksanaan (Construction Method) Survei lapangan Mobilisasi dan site plan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) dan cashflow Rencana K3 proyek Rencana Kelola lingkungan (RKL) dan rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
8/6/20199 PENYUSUNAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA Manajemen dalam penyelenggaran proyek tergantung dari 2 faktor utama yaitu : Sumberdaya Fungsi-fungsi Manajemen.
8/6/ PENYUSUNAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA Fungsi-fungsi Manajemen (POAC), yaitu : - - Planning - - Organizing - - Actuating - - Controlling
8/6/ PENYUSUNAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA Sumber Daya 5M yaitu : Man (Manusia, Tenaga Kerja) Money (Uang), Material (Bahan) Machine (Peralatan) Method (Metode Kerja)
8/6/ PENYUSUNAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA Kebutuhan Tenaga Kerja Penentuan produktivitas pekerja sulit karena bervariasi dari kontraktor yang satu dengan kontraktor yang lain dan dari satu cabang keahlian ke cabang keahlian lainnya diskusi dengan pihak kontraktor & survey kebutuhan proyek
8/6/ PENYUSUNAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA Jadwal Kebutuhan Tenaga Kerja : - - rincian item pekerjaan secara detail - - rencana waktu pelaksanaan proyek - - rincian waktu pelaksanaan pekerjaan per item pekerjaan - - rincian jumlah pekerja (mandor dan tenaga terampil) untuk melaksanakan suatu item pekerjaan pada waktu tertentu.
8/6/ PENYUSUNAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA Kebutuhan Bahan Setelah mempelajari spesifikasi & metode lakukan survey & penelitian bahan lokal yang cocok untuk dipergunakan mengetahui bahan murah dan waktu pengadaan
8/6/ PENYUSUNAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA Jadwal Kebutuhan Bahan - - Rincian item pekerjaan secara detail - - Rencana waktu pelaksanaan proyek - - Rencana waktu pelaksanaan per item pekerjaan - - Rincian jumlah/volume bahan dengan spesifikasi tertentu untuk melaksanakan item pekerjaan tersebut pada waktu tertentu
8/6/ PENYUSUNAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA Kebutuhan Peralatan Proyek Hampir semua proyek merupakan proyek padat modal dan padat alat. Alat berat mempercepat pekerjaan. Dalam Dokumen Metoda Konstruksi, harus menetapkan & menghitung Construction Plant atas kebutuhan peralatan berat yang dipakai pada suatu item pekerjaan berdasarkan jangka waktu tertentu, jadwal pelaksanaan pekerjaan & metode konstruksi yang paling efisien dan efektif
8/6/ METODE PELAKSANAAN Merupakan urutan pelaksanaan pekerjaan yang logis dan berhubungan dengan kebutuhan sumber daya dalam suatu kondisi medan kerja (site), guna memperoleh cara pelaksanaan yang efektif dan efisien
8/6/ DOKUMEN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 1) 1) Project plan a. a. Denah fasilitas proyek(jalan kerja, bangunan fasilitas dan lain-lain) b. b. Lokasi pekerjaan c. c. Jarak angkut material bangunan ke lokasi bangunan d. d. Komposisi alat (singkat/produktivitas alatnya) e. e. Kata-kata singkat (bukan kalimat panjang), dan jelas mengenai urutan pelaksanaan. 2) Sket atau gambar situasi/lay out membantu penjelasan pelaksanaan pekerjaan
8/6/ DOKUMEN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 3) Uraian pelaksanaan pekerjaan. a. a. Urutan pelaksanaan seluruh pekerjaan dalam rangka penyelesaian proyek (urutan secara global) b. b. Urutan pelaksanaan per pekerjaan atau per kelompok pekerjaan yang perlu penjelasan lebih detail. Biasanya yang ditampilkan adalah pekerjaan penting atau pekerjaan yang jarang ada, atau pekerjaan yang mempunyai nilai besar, pekerjaan dominan (volume kerja besar).
8/6/ DOKUMEN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 4) Perhitungan kebutuhan peralatan konstruksi dan jadwal kebutuhan peralatan konstruksi dan jadwal kebutuhan peralatan 5) Perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan jadwal kebutuhan tenaga kerja (tukang dan pekerja) 6) Perhitungan kebutuhan material dan jadwal kebutuhan material 7) Dokumen lainnya sebagai penjelasan dan pendukung perhitungan dan kelengkapan yang diperlukan
8/6/ Metode Pelaksanaan Pekerjaan Yang Baik 1) 1) Syarat teknis a. a. Lengkap dan jelas memenuhi informasi yang dibutuhkan b. b. Bisa dilaksanakan dan efektif c. c. Aman untuk dilaksanakan - Terhadap bangunan, para pekerja, bangunan lainnya, lingkungan sekitarnya. d. d. Memenuhi standar yang ditetapkan. 2)Syarat Ekonomis a. a. Biaya murah b. b. Wajar dan efisien
8/6/ Metode Pelaksanaan Pekerjaan Yang Baik 3) Memenuhi pertimbangan non teknis lainya a. a. Dapat diterapkan dan disetujui lingkungan setempat b. b. Rekomendasi dari pemilik proyek c. c. Disetujui sponsor proyek atau direksi perusahaan apabila hal itu merupakan alternatif pelaksanaan pelaksanan yang istimewa dan riskan. 4) Merupakan alternatif terbaik 5) Manfaat positif construction method a. a. Memberikan arahan dan pedoman yang jelas atas urutan dan fasilitas penyelesaian pekerjaan. b. b. Merupakan acuan/dasar pola pelaksanaan pekerjaan dan menjadi satu kesatuan dokumen prosedur pelaksanaan di proyek.
8/6/ Survai Lapangan Survai lapangan merupakan langkah penting pada rencana pelaksanaan proyek khususnya memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya merupakan data untuk pengendalian biaya, mutu dan waktu Sumber Air Kerja Listrik Tenaga Kerja Keadaan Cuaca di Site Data Penyelidik Tanah (sondir, boring log dsb) Quarry/Borrow Area Survai Harga Bahan Lokal Survai Kondisi Sosial dan Budaya
8/6/ Survai Lapangan Sumber Air Kerja Disediakan atau tidak Membuat sumur Menggunakan air sungai Menggunakan PAM Jarak sumber air kerja
8/6/ Survai Lapangan 2. Listrik Menggunakan fasilitas PLN Mengusahakan sendiri (genset).
8/6/ Survai Lapangan 3. Tenaga Kerja Didapat dari daerah sekitar job site Mendatangkan dari luar Akomodasi yang diperlukan Perlu ijin khusus atau tidak Perlu biaya khusus atau tidak
8/6/ Survai Lapangan 4. Keadaan Cuaca di Site Terang/kadang-kadang hujan/ hujan terus menerus Diperlukan data curah hujan dari badan Meteorologi dan Geofisika 5. Data Penyelidik Tanah Jika tidak disertakan dalam dokumen tender, perlu ditanyakan ke konsultan Perlu diketahui jenis tanah yang akan digali/yang terlibat dari luar (batu,tanah keras, dsb) Data air tanah (elevasi dan sifat air tanah)
8/6/ Survai Lapangan 6. Quarry/Borrow Area Di sediakan atau mencari sendiri Jika sudah disediakan apakah sudah memenuhi persyaratan teknis (dilakukan tes) Ada berapa quarry/ borrow area Lokasi quarry (gunung, sungai/ tanah datar dll) Jarak site Jenis batuan/ pasir/ tanah timbun
8/6/ Survai Lapangan 6. Quarry/Borrow Area jalan menuju quarry/borrow area (ada/buat baru/ diperbaiki/diperlebar/membuat jembatan sementara/ /memperbaiki yang sudah ada dll) Apakah perlu ada biaya pembebasan tanah Transports material ke site (truk, dump truk, dipikul) Biaya retribusi material (royalty) per m3 Bagaimana penempatan alat-alat di quarry/borrow area (bila diperlukan) Cara pengambilan material (diledakkan/dari leveransir/ dari masyarakat setempat/mengambil di lokasi).
8/6/ Survai Lapangan 7. Survai Harga Bahan Lokal Ada/tidak pabrik kayu balok, papan, plywood Pembayaran untuk kayu (kontan/tidak) Harga bahan/ kayu loco dipabrik/di lokasi proyek Harga pasir, split. tanah urug di lokasi pengambilan dan sampai dengan lokasi proyek berapa harganya.
8/6/ Survai Lapangan 8. Survai Kondisi Sosial dan Budaya Kondisi sosial dan budaya perlu diketahui oleh pelaksana dan pengawas konstruksi, agar keberadaan dan pelaksanaan konstruksi dapat dicegah, tidak menimbulkan permasalahan dan gejolak sosial di lokasi proyek
8/6/ Kondisi Dasar Penyusunan Metode Pelaksanaan 1. Hari Dapat Bekerja (Workable Day) Hari bisa bekerja tahunan dihitung berdasarkan data curah hujan harian selama 10 tahun terakhir dari Stasiun hujan di daerah proyek dan dengan anggapan pada hari minggu dan hari libur nasional tidak bekerja. Berbasis hujan rata-rata harian, jumlah hari bisa bekerja dapat dihitung untuk masing-masing pekerjaan pemadatan tanah, pekerjaan tanah yang lain, pekerjaan beton dan pekerjaan lain-lain. Selama musim hujan dari bulan Desember sampai Maret, semua pekerjaan pemadatan tanah dihentikan
8/6/ Kondisi Dasar Penyusunan Metode Pelaksanaan 2. Jam Kerja dan Shift Satu shift pada umumnya ditentukan 9 jam dengan 1 jam istirahat. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang dominan dengan volume yang besar dan merupakan lintasan kritis atau menjadi ketergantungan pada pekerjaan yang lain, dilaksanakan dengan 2 shift
8/6/ Kondisi Dasar Penyusunan Metode Pelaksanaan 3. Bahan Bangunan Ketersediaan bahan bangunan yang ada di lokasi atau sekitar daerah proyek perlu dilakukan survey lapangan, seperti tanah untuk timbunan tanggul, pasir, koral atau kricak, batu pecah
8/6/ Kondisi Dasar Penyusunan Metode Pelaksanaan 4. Alat Konstruksi Pada umumnya untuk pekerjaan jaringan irigasi yang cukup besar volumenya dan areal proyeknya luas, akan menggunakan alat-alat berat. Untuk pekerjaan tanah akan menggunakan alat excavator (back hoe), bulldozer, dump truck. Untuk pekerjaan pondasi pilar jembatan atau abutment yang memakai tiang pancang akan menggunakan diesel pile hummer
8/6/ Kondisi Dasar Penyusunan Metode Pelaksanaan 4. Alat Konstruksi Faktor pengembangan volume tanah dari keadaan bank (asli), lepas (loose) dan padat, diperkirakan/diperhitungkan Kebutuhan alat untuk masing-masing jenis pekerjaan dihitung berbasis pada jadwal
8/6/ Kondisi Dasar Penyusunan Metode Pelaksanaan 5. Borrow Area, Disposal Area dan Quarry Site Material hasil dari stripping, grubbing dan clearing di site dan sisa galian tanah yang tidak terpakai akan dibuang ke spoil bank. Di masing-masing lokasi saluran dan bangunan dipelajari dan dihitung volume tanahnya yang akan dipakai sebagai bahan timbun dan yang akan dibuang ke disposal area serta jarak angkutnya. Untuk dapat mengangkut tanah yang harus dibuang, perlu disediakan atau dibuat jalan (access road), dan hal ini perlu diperhitungkan dalam biaya konstruksi
8/6/ Pekerjaan Persiapan Jalan Masuk dan Jembatan Survey lapangan tentang jalan-jalan yang ada di areal proyek yang dapat digunakan sebagai jalan untuk mengangkut bahan bangunan dan alat-alat konstruksi. 2. Base Camp Kontraktor, Kantor Konsultan Pengawas dan Bangunan Sementara yang lain Pada umumnya Proyek (owner) telah mempunyai kantor, sedangkan untuk kantor Direksi dan Tim Konsultan Pengawas perlu ada kantor lapangan (sementara), di lokasi dekat base camp kontraktor.
8/6/ Pekerjaan Persiapan 3. Batching dan Mixing Plant Untuk bangunan konstruksi beton yang volumenya cukup besar dan perlu dilaksanakan dalam jangka waktu yang pendek, dipertimbangkan menggunakan batching dan mixing plat 4. Bangunan Perlindungan Sementara Selama Pelaksanaan Konstruksi Pada galian tanah pondasi bangunan yang dalam, perlu diperhatikan struktur lapisan tanahnya. Jika pasir halus/lumpur berpasir, kedalaman 2 – 4 m & terdapat rembesan air (seepage), maka untuk menghindari terjadinya longsor, perlu diamankan dengan memancang dinding pengaman dari steel sheet pile.
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Galian dan Menggusur Dengan Bulldozer
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Galian dan Menggusur Dengan Bulldozer
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Ripping
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Ripping
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Combination Work of Ripping and Dozing
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Combination Work of Ripping and Dozing
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Compacting/Pemadatan
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Compacting/Pemadatan
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Spreading dan Compacting
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Excavation dan Loading Dengan Wheel Loader
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Excavation dan Loading Dengan Wheel Loader
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Excavation, Loading & Hauling (Loader, Back Hoe & Dump Truck)
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Excavation, Loading & Hauling (Loader, Back Hoe & Dump Truck)
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Excavation, Loading & Hauling (Loader, Back Hoe & Dump Truck)
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Excavation, Loading & Hauling (Loader, Back Hoe & Dump Truck)
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Excavation, Loading & Hauling (Loader, Back Hoe & Dump Truck)
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Excavation, Loading & Hauling (Loader, Back Hoe & Dump Truck)
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Pengangkutan Beton
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Pengangkutan Beton
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Pengecoran Beton
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Pengecoran Beton
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Pengecoran Beton
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Pengecoran Beton
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Pengecoran Beton
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Pengecoran Beton
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Pemancangan
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Pemancangan
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Pemancangan
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Pemancangan
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Pemancangan
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Pemancangan
8/6/ ANALISIS ALAT-ALAT BERAT Pemancangan
8/6/ PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI 3 (tiga) hal penting dalam menentukan harga satuan pekerjaan : Masukan (input) Proses (process) Keluaran (output).
8/6/ PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI Harga satuan setiap pekerjaan yang merupakan keluaran (output) diperoleh dari proses perhitungan dari masukan-masukan (harga satuan dasar untuk komponen- komponen bahan, tenaga kerja & peralatan, setelah terlebih dahulu menentukan asumsi- asumsi dan faktor-faktor serta prosedur kerjanya)
8/6/ PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI Harga satuan setiap pekerjaan = Jumlah dari seluruh perkalian koefisien komponen- komponen tersebut dengan harga satuan dasarnya + biaya umum dan laba
8/6/ PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI Data harga satuan dasar : a. a. Harga pasar setempat pada waktu yang bersangkutan. b. b. Harga kontrak untuk barang/pekerjaan sejenis tempat yang pernah dilaksanakan dengan mempertimbangkan faktor-faktor kenaikan harga yang terjadi. c. c. Informasi harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Biro Pusat Statistik (BPS) dan media cetak lainnya. d. d. Daftar harga/tarif barang/jasa yang dikeluarkan oleh pabrik atau agen tunggal. e. e. Daftar harga standar yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang baik pusat maupun daerah. f. f. Data lain yang dapat digunakan
8/6/ PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI Komponen Biaya Pembentuk biaya : volume dan harga satuan pekerjaan + dengan overhead & profit
8/6/ PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI Komponen Biaya Pembentuk biaya : volume dan harga satuan pekerjaan + dengan overhead & profit Harga Satuan Pekerjaan Harga satuan pekerjaan : harga-harga upah, bahan & peralatan * koefisien masing-masing (Rp/m1, Rp/m2, Rp/m3, Rp/ton dll). Prosesnya disebut analisa harga satuan
8/6/ PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI Upah Harga Upah tenaga kerja adalah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja dan harga ini yang menjadi komponen dalam analisa harga satuan pekerjaan. Bahan Bahan terbagi 2 yaitu : bahan dasar dan bahan olahan. Bahan dasar adalah seperti batu kali/gunung, pasir sungai/gunung dan lainlainnya, yang masih asli diambil dari alam. Bahan olahan adalah bahan dasar yang diolah misalnya menjadi batu pecah, baik oleh tangan manusia maupun mesin pemecah batu
8/6/ PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI Koefisien Nilai koefisien untuk bahan dan upah yang didapat secara manual berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap kemampuan seseorang dalam mengerjakan satu-satuan pekerjaan dan jumlah bahan yang diperlukan. buku BOW (Burgerliyke Openbare Werken).
8/6/ PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besar kecilnya harga suatu pekerjaan selain ditentukan oleh harga bahan, upah, peralatan, juga dipengaruhi oleh : - - Faktor lingkungan (sosial budaya) - - Lokasi pekerjaan terpencil atau tidak - - Kemudahan akan transportasi - - Cuaca - - Kecakapan, keterampilan serta pengalaman para mandor dan tukang
8/6/ HARGA SATUAN PEKERJAAN Biaya Langsung Total biaya sumber daya yang secara langsung merupakan masukan untuk memproduksi satu satuan jenis pekerjaan (sumber daya tenaga kerja, bahan dan peralatan). Biaya langsung = total biaya upah tenaga kerja + biaya bahan + biaya peralatan untuk memproduksi satu satuan jenis pekerjaan. D = L + M + E
8/6/ HARGA SATUAN PEKERJAAN Menghitung Harga Komponen Tenaga Kerja Uraian Kualifikasi tenaga dan kodenya Tentukan satuan waktu untuk masing-masing kualifikasi tenaga (jam, hari, bulan) Tentukan Kuantitas atau Koefisien Tiap Kualifikasi Tenaga satu satuan jenis pekerjaan dalam satu satuan waktu (angka desimal) mis : 1.000; 0,15; 0,002; dll Tentukan Harga Satuan tiap Kualifikasi Tenaga dengan Rupiah Hitunglah Harga tiap kualifikasi tenaga (mengalikan kuantitas atau koefisien dengan harga satuan) harga untuk kualifikasi tenaga tersebut: Untuk mendapatkan harga komponen tenaga, jumlahkan harga-harga dari masing-masing kualifikasi tenaga tersebut
8/6/ HARGA SATUAN PEKERJAAN Kualifikasi tenaga dan kodenya a) a) Mandor (L02) b) b) Tukang c) c) Pekerja (L01) d) d) Operator e) e) Mekanik f) f) Pengemudi g) g) Pembantu tukang h) h) Pembantu Operator i) i) Pembantu mekanik j) j) Pembantu mekanik k) k) Bas l) l) Dll,
8/6/ HARGA SATUAN PEKERJAAN Menghitung Harga Komponen Bahan Uraian jenis-jenis bahan yang dipergunakan dan kodenya. (tanah, pasir, semen, kapur, aspal, sirtu: batu pecah, chipping (M04), dll sesuai spesifikasi) Tentukan satuan bahan yang dipergunakan, (KG, M, M2, M3, dll satuan bahan sesuai spesifikasi bahan konstruksi) Tentukan kuantitas bahan dalam angka desimal, umpamanya ; 0,500 dan seterusnya Tentukan harga satuan bahan di tempat pekerjaan, dalam Rp (rupiah) Hitung harga masing-masing jenis bahan dengan mengalikan kuantitas dikalikan harga satuan Hitunglah jumlah harga komponen bahan
8/6/ HARGA SATUAN PEKERJAAN Menghitung Harga Komponen Peralatan Uraian jenis-jenis peralatan yang dipakai dan kodenya, umpamanya Wheel Loader (E15), Dump Truck (F08), Excavator (E10), alat bantu, dll peralatan sesuai spesifikasi peralatan Tentukan satuan waktu bekerja alat, umpamanya jam, lumpsum Tentukan kuantitas atau koefisien alat dalam desimal, umpamanya 0,0005; dll Hitung harga satuan masing-masing jenis alat memproduksi satu satuan jenis pekerjaan Hitung harga masing-masing jenis alat sesuai kuantitas atau koefisien pemakaian dikalikan harga satuan Jumlahkan harga komponen alat-alat
8/6/ HARGA SATUAN PEKERJAAN Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung yang ikut membentuk harga satuan pekerjaan adalah semua biaya yang harus dikeluarkan dalam memroses produk satu satuan jenis pekerjaan. Biaya-biaya tersebut di luar harga satuan komponen-komponen masukan tenaga, bahan dan alat
8/6/ HARGA SATUAN PEKERJAAN Komponen Biaya Tidak Langsung Overhead (Biaya umum) Biaya Resiko Pekerjaan Biaya Untuk Penerapan K3, RKL dan RPL Keuntungan atau Profit HSP = D + 10% D,
8/6/ PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI / BIAYA PEKERJAAN Bertujuan untuk mengetahui berapa besar biaya suatu pekerjaan atau proyek, sehingga sipemilik pekerjaan/proyek dapat menyediakan biaya untuk pekerjaan tersebut. Bagi kontraktor tujuannya adalah menghitung biaya pekerjaan untuk memenangkan suatu tender.
8/6/ PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI / BIAYA PEKERJAAN Biaya Overhead (Biaya umum, resiko dan keuntungan) Ketiga jenis biaya tersebut terlalu rumit dan sulit untuk dirinci secara pasti karena hal itu tergantung dari besarnya pekerjaan/proyek yang dikerjakan, dugaan akan adanya gangguan dan hambatan dilapangan, kemudian seberapa besar keuntungan yang akan diambil maka untuk biaya ini biasanya diambil presentasi dari biaya konstruksi yang berkisar antara 10 – 15 %.
8/6/ PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI / BIAYA PEKERJAAN Harga Satuan Pekerjaan Terdiri dari 2 jenis : - - harga satuan pekerjaan yang belum mengandung biaya overhead - - harga satuan pekerjaan yang sudah ada didalamnya biaya overhead Jenis mana yang akan dipakai dalam perhitungan biaya tergantung dari persyaratan yang ditentukan dalam dokumen tender
8/6/ PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI / BIAYA PEKERJAAN PPN PPn adalah pajak pertambahan nilai yang besarnya ditentukan oleh pemerintah. Selama ini besarnya adalah 10% dari biaya konstruksi. Besarnya biaya suatu penawaran pekerjaan adalah biaya konstruksi ditambah biaya PPn
8/6/ PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI / BIAYA PEKERJAAN Biaya Lumpsum Suatu jenis pekerjaan yang tidak dapat dirinci dengan jelas atau jenisnya banyak, tetapi kecil-kecil. Biasanya dari kumpulan pekerjaan-pekerjaan kecil tersebut dijadikan satu dan satuan pengukurannya lumpsum yang besarnya tidak berdasar harga satuan pekerjaan
8/6/ PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI / BIAYA PEKERJAAN Biaya Konstruksi/Biaya Pekerjaan Biaya adalah merupakan penjumlahan dari volume masing-masing jenis pekerjaan dikalikan dengan harga satuan ditambah biaya lumpsum dan PPn 10%. B = Σ V x H + L + PPn [=10% (Σ V x H + L)] = 1,10 [Σ V x H + L] V (volume), H (harga satuan), L (jumlah biaya lumpsum) dan B (biaya)
8/6/ PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI / BIAYA PEKERJAAN Biaya Konstruksi/Biaya Pekerjaan Perhitungan biaya konstruksi disusun dalam suatu format yang disebut daftar kuantitas dan harga (BOQ = Bill Of Quantity), sering juga disebut Rencana Anggaran Biaya (RAB). Biasanya didahului dengan rekapitulasi, disusul dengan perincian perhitungannya
Kurva Hubungan Biaya Waktu
8/6/201996