RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI PENYUSUNAN LAPORAN SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI (SKPG) KOTA PROBOLINGGO SEMESTER I TAHUN 2019 KOTA PROBOLINGGO,

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SURVEI KONSUMSI PANGAN Mata kuliah Pilihan (2 sks) Dosen : Ch
Advertisements

Official Statistics Lingkup Kegiatan : Deputi Produksi
STATISTIK PETERNAKAN.
Kegiatan Statistik Kehutanan
Meningkatkan Peran dan Fungsi Penyuluh Swadaya
Pola Pangan Harapan (PPH) pertama kali diperkenalkan oleh FAO-RAPA pada tahun 1988
ARAH KEBIJAKAN KEWASPADAAN PANGAN
SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI
SUBSISTEM KETERSEDIAAN
Tim Analisi Pola Pangan Harapan (PPH) BPPKP Prov. Kalteng
KEDAULATAN & KEMANDIRIAN PANGAN
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP)
KEBIJAKAN DAN REVITALISASI PERTANIAN
PERIKANAN DAN KEHUTANAN
SUBSISTEM KETERSEDIAAN
PENYUSUNAN NERACA BAHAN MAKANAN (NBM) DAN POLA PANGAN HARAPAN
Kegiatan Statistik Kehutanan
MATA KULIAH PERTANIAN INDUSTRIAL
Titus Priyo Harjatmo, M,.Kes Slide Diambil Dari Direktorat Gizi
Sistem Kewaspadaan Dini KLB Gizi Buru
PRINSIP PERENCANAAN PANGAN WILAYAH
Penduduk.Jawa Barat telah menunjukkan perkembangan penduduk yang terus meningkat, sehingga untuk mengantisipasi terjadinya rawan pangan diperlukan ketersediaan.
PENATAAN KELEMBAGAAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
Asisten Pemerintahan dan Kesra
LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT DESA
ARAH KEBIJAKAN KONSUMSI PANGAN UNTUK MEMENUHI SPM DI KABUPATEN/KOTA
PANGAN Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia, termasuk.
PELATIHAN TEKNIS PENGANEKARAGAMAN PANGAN BERBAHAN BAKU LOKAL
Materi 8 KETAHANAN PANGAN
KEBIJAKAN IMPOR PANGAN
BERITA RESMI STATISTIK
POSISI PANGAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
Beragam Bergizi Seimbang Aman
Pedoman Penyusunan Rencana Aksi Daerah
( Cadangan Pangan Pemerintah )
Peran Agroindustri Dalam Memperkuat Ketahanan Pangan
‘’VISI DAN MISI,, DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANTAENG.
Bambang Wirjatmadi Merryana Adriani
GRAFIK PERKEMBANGAN KONSUMSI PANGAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN
Rida Hidayati <K >
Materi-7 KEBIJAKAN EKSPORT & IMPORT (Kaitannya dengan Pertumbuhan Penduduk, Perkembangan Ekonomi, Pangan dan Gizi) OLEH Zuraidah Nasution, Dr. Ir. MKes.
ANALISIS KEBUTUHAN GIZI RUMAH TANGGA
Maria Lusia Hutagalung D1B011024
Pertemuan Nasional Akselerasi Pencapaian MDG’s
USULAN PENELITIAN PENGARUH HARGA BAHAN POKOK TERHADAP DAYA BELI MASYARAKAT DI KOTA PALANGKA RAYA Oleh : SITI MUSYAROFA CBA
PENCAPAIAN KEDAULATAN PANGAN INDONESIA
Peran Dewan Ketahanan Pangan Provinsi/Kabupaten/Kota Dalam Implementasi Kebijakan dan Program Prioritas di Bidang Pangan.
DASAR ILMU GIZI KESEHATAN MASYARAKAT (TM3)
PERAN SERTA DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN
DIVERSIFIKASI PANGAN ASAL TERNAK MENDUKUNG KEAMANAN PANGAN NASIONAL
OLEH : IR H ABDUL RAHMAN MS
Laela Indawati, SSt.MIK., MKM
OM SWASTYASTU.
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BADAN KETAHANAN PANGAN
KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN
KETAHANAN PANGAN NASIONAL
SEMINAR PROPOSAL & INSTRUMEN PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 STRATEGI PENCAPAIAN KETAHANAN PANGAN PADA RUMAH TANGGA MISKIN DI PROVINSI.
POVERTY AND NUTRITIONAL STATUS
PEMANFAATAN DATA SUSENAS MODUL KONSUMSI
MODUL 1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI
Balikpapan, 01 Nopember 2018 BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BERAGAM, BERGIZI SEIMBANG DAN AMAN (B2SA)
KEDAULATAN & KEMANDIRIAN PANGAN
KEBIJAKAN STABILISASI PASOKAN DAN HARGA PANGAN TA 2018
Bambang Wirjatmadi Merryana Adriani
EKOLOGI PANGAN DAN GIZI Ade Saputra Nasution Kesehatan Masyarakat STIKes Bhakti Kencana.
Ketahanan Pangan dan Gizi Ade Saputra Nasution. Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun.
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM
Kebijakan Pembangunan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Bidang Pangan
SURVEILANS GIZI. PENGERTIAN Surveilans adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematis, terus- menerus dan.
Transcript presentasi:

RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI PENYUSUNAN LAPORAN SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI (SKPG) KOTA PROBOLINGGO SEMESTER I TAHUN 2019 KOTA PROBOLINGGO, 26 JUNI 2019 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Probolinggo

OUTLINE IVIV I PENDAHULUAN REVIEW SKPG KESIMPULAN HASIL ANALISA SKPG I III

I.PENDAHULUAN

Adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan dan minuman. SUMBER KALORI, PROTEIN, VITAMIN, ZAT GIZI MIKRO/MINERAL bagi seseorang untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif PANGAN (UU NO.18/2012)

KETAHANAN PANGAN KERAWANAN PANGAN Adalah kondisi suatu wilayah/daerah, masyarakat atau rumah tangga yang tidak mempunyai akses secara fisik (ketersediaan) dan ekonomi (daya beli) untuk memperoleh pangan yang cukup dalam jumlah, mutu, beragam dan aman untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan. Kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya,aman,merata dan terjangkau

 Penduduk yang mengkonsumsi kalori per hari < 70 persen AKG atau setara kkal.  Proporsi populasi yang mengalami ketidakcukupan konsumsi pangan di bawah kebutuhan minimum energi/Minimum Dietary Energy Requirement (MDER) untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif sesuai dengan tinggi badan menurut umur, jenis kelamin serta konsumsi kalori.

Indikator Kerawanan Pangan Ketersediaan Pangan ( Food Availability ) Ketersediaan Pangan ( Food Availability ) Akses Pangan ( Food Access ) Pemanfaatan Pangan ( Food Utilization ) ( Food Utilization ) Food Vulnerability

Ketersediaan Pangan ( Ketersediaan Pangan (Food Availability ) Akses Pangan ( Akses Pangan ( Food Access) Penyerapan Pangan ( Penyerapan Pangan ( Food Utilization) Kemampuan akses fisik dan ekonomi terhadap sumber pangan secara sosial dan demografis sepanjang waktu dan di mana saja Pemenuhan gizi dan kesehatan Ketersediaan pangan yang cukup, aman, bergizi, berasal dari pangan lokal, impor dan stok masyarakat

II. REVIEW SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI (SKPG)

Salah satu instrumen/alat deteksi dini terhadap situasi pangan dan gizi suatu wilayah DEFINISI Memberikan informasi situasi pangan dan gizi Menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi TUJUAN Seluruh Provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia SASARAN Tersedianya informasi situasi pangan dan gizi Tersedianya rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi OUTPUT Meningkatnya kewaspadaan pangan dan gizi untuk mendukung ketahanan pangan OUTCOME Kemenkes, Kemendag, BNPB, Kemendagri, Bappenas, BPS, Perguruan Tinggi, WFP INSTANSI YANG TERLIBAT SKPG

ANALISIS SKPG  Merupakan hasil kesepakatan Tim/Pokja SKPG dengan memperhatikan pola konsumsi pangan masyarakat di wilayah setempat (berdasarkan data BPS), dan dilakukan secara konsisten untuk suatu periode tertentu.  Perubahan hanya dapat dilakukan jika terjadi perubahan pola produksi dan pola konsumsi pangan masyarakat di wilayah setempat. Hasil Kajian WFP, 2015 Wilayah NTT, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara Wilayah Papua Seluruh Kab/Kot kecuali wilayah yang dikecualikan Pemilihan Komoditi dalam Indikator SKPG

Jenis Data KelompokDataSumber DataKeterangan A. Ketersediaan Pangan a.Luas tanam b.Luas puso c.Luas panen d.Cadangan Pangan Dinas Pertanian BKP/BULOG SP Padi SP Palawija (jagung, ubi kayu, ubi jalar) Petugas Pengamat Hama dan Penyakit (PHP) B. Akses Terhadap Pangan Harga Komoditas Pangan (Beras, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Gula, minyak goreng, daging ayam, telur) Dinas Perindag/BKPSurvei Harga C. Pemanfaatan Pangan a.Angka Balita Ditimbang (D) b.Angka Balita Naik Berat Badan (N) c.Balita yang tidak naik berat badannya dalam 2 kali penimbangan berturut-turut (2T) d.Angka Balita dengan Berat Badan Dibawah Garis Merah (BGM) e.Kasus gizi buruk yang ditemukan Dinas Kesehatan Laporan Penimbangan dan KLB D. Spesifik Lokal Jumlah tindak kejahatan, jumlah KK dengan angota keluarga yang menjadi tenaga kerja ke luar daerah, penjualan aset, penjarahan hutan, perubahan pola konsumsi pangan, cuaca, dll Dinas Sosial, Kepolisian, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Kehutanan, Dinas Kesehatan, BMKG, dll Apabila Diperlukan E. Data Pendukung a. Luas tanam bulanan 5 tahun terakhir b. Luas puso bulanan 5 tahun terakhir Dinas Pertanian dan BPS Digunakan untuk analisis bulanan

No.Analisis Persentase (r) (%) Bobot 1 Persentase luas tanam bulan berjalan dibandingkan dengan rata-rata luas tanam bulan bersangkutan 5 tahun terakhir r ≥ 5 1 = Aman -5 ≤ r < 5 2 = Waspada r < -5 3 = Rentan 2 Persentase luas puso bulan berjalan dibandingkan dengan rata-rata luas puso bulan bersangkutan 5 tahun terakhir r < -5 1 = Aman 5 ≤ r < -5 2 = Waspada r > 5 3 = Rentan a)Indikator Ketersediaan Pangan INDIKATOR DAN ANALISIS SKPG

b) Indikator Akses Pangan METODOLOGI ANALISA SKPG NoAnalisisPersentase (r) (%) Bobot 1Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas beras dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir r < 51 = Aman 5 ≤ r ≤ 10 2 = Waspada r > 103 = Rentan 2Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas jagung dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir r < 51 = Aman 5 ≤ r ≤ 152 = Waspada > 153 = Rentan 3Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas ubi kayu dibandingkan dengan rata- rata harga 3 bulan terakhir r < 51 = Aman 5 ≤ r ≤ 152 = Waspada > 153 = Rentan 4Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas ubi jalar dibandingkan dengan rata- rata harga 3 bulan terakhir r < 51 = Aman 5 ≤ r ≤ 152 = Waspada > 153 = Rentan

c) Indikator Pemanfaatan Pangan METODOLOGI ANALISA SKPG No Analisis Persentase (r) (%) Bobot 1 Persentase Balita yg naik BB (N) dibandingkan Jumlah Balita Ditimbang terkoreksi (D’) r > 90 1 = Aman 80 ≤ r ≤ 90 2 = Waspada < 80 3 = Rentan 2 Persentase Balita yg BGM dibandingkan Jumlah Balita ditimbang terkoreksi (D’) r < 5 1 = Aman 5 ≤ r ≤ 10 2 = Waspada > 10 3 = Rentan 3 Persentase balita yang tidak naik berat badannya dalam 2 kali penimbangan berturut-turut (2T) dibandingkan Jumlah Balita ditimbang terkoreksi (D’) r < 10 1 = Aman 10 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada > 203 = Rentan

d) Analisis Komposit Bulanan Komposit Komposit 3Bobot Keterangan: Total bobot 3 – 4 = warna hijau (aman) Total bobot 5 – 6 dan tidak ada skor 3 = warna kuning (waspada) Total bobot 5– 9 dan ada skor 3 = warna merah (rawan)

PELAPORAN TINGKAT KOTA/KAB  POKJA DEWAN KETAHANAN PANGAN (DKP) MENGELOLA LAPORAN DARI KECAMATAN/INSTANSI TERKAIT DAN KEMUDIAN MENGANALISA DAN MEMBAHAS LAPORAN TERSEBUT SEHINGGA TERSUSUN INFORMASI TENTANG SITUASI PANGAN DAN GIZI WILAYAHNYA SETIAP BULAN SECARA BERKESINAMBUNGAN.  POKJA DKP MENYAMPAIKAN INFORMASI/LAPORAN TERSEBUT KEPADA WALIKOTA SETIAP BULAN/SEMESTER SECARA BERKESINAMBUNGAN.  BILAMANA TERJADI MASALAH, MAKA POKJA MENYUSUN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH SEBAGAI BAHAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH WALIKOTA  POKJA MENGKOMPILASI LAPORAN TINGKAT KECAMATAN/INSTANSI TERKAIT DAN MENYAMPAIKAN LAPORAN KE POKJA TINGKAT PROPINSI DENGAN TEMBUSAN KE BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTAN RI.  PEMBAHASAN SITUASI PANGAN DAN GIZI DILAKSANAKAN OLEH POKJA DEWAN KETAHANAN PANGAN YANG DIKOORDINASIKAN OLEH DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN SERTA DILAKUKAN SECARA RUTIN SETIAP BULAN/SEMESTER SECARA BERKALA.

IV. HASIL ANALISIS SKPG TRIWULAN I TAHUN 2019

Hasil Analisis Komposit Bulanan

PETA SKPG

IV. KESIMPULAN

Dari hasil analisa SKPG tersebut direkomendasikan untuk melaksanakan tindak lanjut sebagai berikut :

Hasil pelaksanaan kegiatan SKPG bulanan digunakan sebagai dasar pelaksanaan: investigasi untuk menentukan tingkat dan kedalaman kejadian kerawanan pangan dan gizi di lapangan; intervensi dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan masyarakat di Kota Probolinggo khususnya pada wilayah terindikasi. Hasil pelaksanaan kegiatan SKPG tahunan dilaksanakan sebagai bahan rekomendasi dalam perencanaan program. Selanjutnya guna mendapatkan informasi dan data yang lebih akurat dan berkesinambungan, maka diperlukan dukungan kerjasama yang baik antar lintas instansi khususnya dalam penyediaan data/informasi yang kontiyu.