Dr. Ari Meliyanti,M.Sc, Sp.A
Identitas Pasien Nama :An. MZ Jenis kelamin: Laki-laki Usia : 8 tahun Pekerjaan: Pelajar Pendidikan: SD Status: Belum Menikah Alamat: Magelang
Anamnesis Keluhan utama: Batuk 1 bulan Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang dengan keluhan batuk kira-kira 1 bulan SMRS. Batuk disertai demam sejak 7 hari SMRS. Batuk disertai dahak, tetapi tidak disertai darah. Pasien sudah pernah periksa ke dokter sebanyak 5x tapi belum membaik. Lalu 7 hari SMRS psien mengalami sesak nafas sehingga dibawa ke IGD RSUD Tidar. Keluhan disertai keringat dingin pada malam hari. Nafsu makan menurun. Tetapi pasien tidak mengalami penurunan berat badan. Mual (+) muntah (-). Pasien juga merasa nyeri pada dada sebelah kanan. BAB BAK dbn. Pasien tinggal dengan ibu dan neneknya, disekitar pasien tidak ada yang menderita keluhan serupa.
PENYAKITRPDRPK Keluhan serupa(-) Kejang(-) Asma(-) Opname(-) Meningitis(-) Riwayat Penyakit
Riwayat Kehamilan dan Persalinan 1. Antenatal Pasien lahir dari ibu G1P0A0 saat ibu berusia 24 tahun. Kehamilan merupakan kehamilan yang diharapkan. Ibu rutin memeriksakan kehamilan di bidan. Riwayat mual dan muntah hanya dirasakan saat awal kehamilan. Keluhan demam, pusing, ketuban rembes dan perdarahan selama kehamilan disangkal. 2. Natal Pasien lahir spontan di bidan, saat usia kehamilan 39 minggu. Berat badan lahir 2650 gram, panjang badan lahir 47 cm dan langsung menangis sesaat setelah dilahirkan. Riwayat infeksi, kuning dan trauma setelah dilahirkan disangkal. Kondisi ibu dan bayi sehat setelah proses kelahiran. 3. Post natal Bayi dalam keadaan sehat dan rutin dibawa ke posyandu setiap bulan.
Riwayat Makan Minum Pasien diberikan ASI penuh hingga 6 bulan. Pemberian susu formula (-) MPASI diberikan saat pasien berusia 6 bulan. Makan nasi tim sejak usia 9 bulan, 2-3 kali satu mangkuk kecil dalam sehari. Sekarang pasien makan nasi, lauk dan sayur sebanyak 2-3 kali sehari. Tiap makan 1 piring sedang.
Riwayat Tumbuh Kembang dan Imunisasi BBL pasien 2650 gram dengan panjang badan 47 cm. BBS 33 kg dengan TB 143 cm Pasien sudah mendapatkan imunisasi hepatitis B, BCG (scar (+), polio, DTP, dan campak. Imunisasi tambahan : (-) Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Pasien tinggal bersama ibu dan kakek neneknya. Ayah pasien bekerja di Jakarta, sedangkan ibu pasien adalah karyawan toko. Pasein tinggal dirumah dengan kamar mandi dan jamban yang ada didalam rumah. Keadaan rumah kurang bersih, dengan penerangan yang cukup dan ventilasi yang cukup.
Pemeriksaan Fisik Keadaan umum: Sedang Kesadaran: Compos mentis Vital sign: Nadi : 96x/menit Suhu : 39 o C Frekuensi pernapasan: 26x/menit Status gizi: BB: 33 kg TB: 143
Kepala Mata: conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Hidung: sekret (-), epistaksis (-) Mulut: bibir pucat (-), lidah kotor (-) Telinga: nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), hearing loss (-) Leher : JVP meningkat (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran limfonodi (-) disfagia (-) Thoraks : Ins : Simetris (+) Pal : Pengembangan paru & vocal fremitus dbn, NT (-), Per : Sonor Aus : Pulmo : SDV /+, Wh -/-, Rh +/+ Cor : S1 > S2 Reguler, bising jantung (-) Abdomen Ins: tidak ada sikatrik Aus: bising usus (+) menurun Per: pekak (-) undulasi (+) shifting dullness (+) Pal: supel (+), nyeri tekan epigastrik (+), hepar lien tidak teraba, ascites (+) Ekstremitas Akral hangat (+/+), nadi teraba kuat, perfusi <2detik, edema ekstremitas (-),
Ro THORAX KESAN : Efusi Pleura Dextra
USG Abdomen KESAN : Ascites dengan kecurigaan multiple nodul lien
Diagnosis: TB paru Efusi Pleura dextra
Penatalaksanaan: Inj. Ceftriaxone 3 x 1 gr Inj. Paracetamol 3 x 300 mg Inj. Ranitidin 2 x 30 mg Inj. Metilprednisolon 2 x 62,5 mg Nebu Ventolin/12 jam FDC 1 x 2 tab
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Tuberkulosis Paru adalah suatu infeksi pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menyebar melalui inhalasi droplet nuklei, kemudian masuk ke saluran napas dan bersarang di jaringan paru.
TRANSMISI TB > 90 % ditularkan melalui udara (airborne), melalui droplet nuclei 1-5 µm Lainnya : oral (susu segar, luka kulit, kongenital) 16
Pasien TB BTA (+) BTA (-) Kultur (+) BTA (-) Kultur (+) Kultur (-) Foto Toraks (+) Kultur (-) Foto Toraks (+) 65% 26% 17% Transmisi TB 17
Tahapan Tuberkulosis Pada Anak Tahapan Terpajan TBInfeksi TBSakit TB batuk/demam/BB Tidak ada Ada Pemeriksaan fisik Normal Biasanya tidak normal* Uji tuberkulin NegatifPositifPositif (90%) *Pada 50% anak dengan tuberkulosis paru didapatkan pemeriksaan fisik yang normal 18
Manifestasi Klinis Tergantung kuman TB, penjamu, serta interaksi keduanya. Faktor Kuman : Jumlah dan virulensi Faktor penjamu : usia, kompetensi imun, dan kerentanan penjamu pada awal infeksi Tergantung kuman TB, penjamu, serta interaksi keduanya. Faktor Kuman : Jumlah dan virulensi Faktor penjamu : usia, kompetensi imun, dan kerentanan penjamu pada awal infeksi Manifestasi Klinis Lokal Sistemik Manifestasi Klinis Lokal Sistemik 19
Manifestasi Klinis BB turun/sulit naik tanpa sebab yang jelas Nafsu makan kurang Demam kronik Batuk kronik Malaise, anak tidak seaktif biasanya Keringat malam? Pembesaran KGB superfisialis Konjungtivitis fliktenularis kaku kuduk skrofuloderma : servikal, inguinal gibbus, kifosis paraparesis, paraplegia pincang, nyeri pangkal paha / lutut PARU : umumnya dijumpai dlm batas normal Sistemik Lokal (Sesuai organ yang terkena) 20
Manifestasi Klinis
Diagnosis Gejala klinis Pemeriksaan penunjang uji tuberkulin radiologis histopatologik Diagnosis pasti : mikrobiologik 22
Sistem penilaian skoring TB Parameter0123Skor Kontak TBTidak jelas -Laporan keluarga, BTA(-)/ BTA tdk jelas/BTA tdk tahu BTA + Uji tuberkulin (mantoux) Negatif--Positif (≥10mm atau ≥5mm pada immunokompr omais BB/gizi-BB/TB<90% atau BB/U <80% Klinis gizi buruk atau BB/TB <70% atau BB/U<60% -
Sistem penilaian skoring TB Parameter0123Skor Demam yang tidak diketahui penyebabnya -≥2 minggu-- Batuk kronik-≥3 minggu-- Pembesaran kelenjar limfe kolli, aksila, inguinal -≥1 cm, >1 tidak nyeri -- Pembengkakan tulang/sendi panggul, lutut, falang -Ada pembengkakan -- Foto toraksNormalGambaran sugestif TB -- Skor total
Diagnosis dengan sistem skoring dilakukan oleh dokter Anak didiagnosis TB jika jumlah skor ≥ 6 ( skor maksimal 13 )
Skor ≥ 6 Beri OAT 2 bulan terapi Beri OAT 2 bulan terapi Respon (+) Respon (-) Rujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut Terapi TB diteruskan Alur diagnosis dan tatalaksana TB Anak 26
I. Kontak TB Bicara : partikel Batuk : partikel Bersin : 4500 – 1 juta partikel 27
I. Kontak TB Anamnesis kemungkinan sumber infeksi (Kontak TB) : Tidak jelas Skor 0 Laporan Keluarga, BTA(-)/BTA tidak jelas/BTA tidak tahu skor 2 BTA(+) skor 3 28
II. UJI TUBERKULIN infeksi TB alamiah BCG (infeksi TB buatan) infeksi M. atipik positif palsu tidak ada infeksi TB dalam masa inkubasi (2-12 minggu) anergi : infeksi virus : morbili, varisela gizi buruk (bukan gizi kurang) sakit TB berat : TB milier, meningitis TB infeksi bakteri berat : tifoid, pertusis, difteria malignansi imunokompromais : terapi steroid, sitostatik, HIV POSITIFNEGATIF 29
Pemeriksaan Fisik Inspeksi : conj. anemis, palor, BB menurun, retraksi otot dada. Perkusi : Suara redup pada apeks paru atau dapat juga menjadi hipersonor atau timpani. Palpasi : Teraba hangat dan nyeri tekan jika sudah menjadi pleuritis. Auskultasi : Suara napas bronkial, ronkhi basah kering, dan wheezing. Dapat juga vesikuler melemah.
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium darah rutin (LED normal/meningkat, limfositosis) Foto toraks PA dan lateral: TB Paru Aktif: bayangan berawan/nodular di segmen apikal & posterior lobus atas paru & segmen superior lobus bawah, cavitas t.u >1, dikelilingi bayangan opak berawan / nodular, bayangan bercak milier, efusi pleura unilateral/bilateral TB inaktif: fibrotik, kalsifikasi, schwarte / penebalan pleura Destroyed lung: atelektasis, bronkiektasis / multicaviti & fibrosis paru
Pemeriksaan Sputum BTA : BTA sputum positif minimal 2 dari 3 spesimen SPS (sewaktu-pagi-sewaktu) Tes Mantoux/Tuberkulin: Merupakan alergi tipe lambat. Untuk menyatakan apakah pasien sedang atau pernah mengalami infeksi M. Tb, M. bovis, vaksinasi BCG, dan Mycobakterium lain. Setelah 48–72 jam tuberkulin disuntikkan maka diukur diameter dari pembengkakan (indurasi) yang terjadi: 1. Pembengkakan (Indurasi) 0–5mm negatif 2. Pembengkakan (Indurasi) 6–9mm meragukan 3. Pembengkakan (Indurasi) 10-15mm positif 4. Pembengkakan (Indurasi) >15mm positif kuat
Pemeriksaan bakteriologi: pewarnaan Ziehl- Neelsen, biakan aspirasi pleura/biopsi, contoh urin pagi hari, usapan laring, aspirasi lambung, LCS, biopsy hepar atau aspirasisumsum tulang
Terimakasih